Alda Vanya Atmajaya dengan senang hati menerima perjodohan dengan Araga Argantara, pria dingin yang telah membuatnya jatuh cinta. Araga juga merupakan cinta pertama Alda. Namun pernikahan yang Ia impikan akan membawa kebahagiaan justru membawa duka baginya.
Di malam pertama pernikahannya dengan Araga wanita itu justru harus menerima sebuah kenyataan yang menyakitkan. Ternyata Araga telah memiliki istri pertama yang dinikahi secara siri. Tak hanya sampai disitu saja, Araga juga menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan kontrak selama enam bulan.
Alda menyetujui kontrak pernikahan itu dengan sebuah persyaratan yang Ia yakini bisa menjerat Araga untuk tetap hidup dengannya.
Apakah Alda mampu membuat Araga terikat dengannya ? Atau Alda harus menerima kenyataan jika pria itu tidak akan pernah bisa menjadi miliknya ?
Yuk, ikuti cerita mereka dalam kisah " Istri Sah Rasa Istri Siri" !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sa Ekha IG: @sa.ekhaupri_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Maaf Adnan
Semuanya duduk dalam keadaan membisu menunggu penjelasan Adnan. Papa Atmajaya sengaja meminta semua tenang dan menahan emosi untuk mendengarkan penjelasan dari putra sulungnya itu.
Adnan menguatkan genggam tangannya dengan Febby lalu dengan lantang mengatakan, "Febby mengandung anak dari ku"
Tubuh Araga mendadak memegang saat mendengar kenyataan pahit itu. Dengan pikiran yang kacau Araga menghampiri Adnan dan menarik kera bajunya.
"Apa maksudmu bajingan ?" Teriak Araga tidak terima.
"Febby mengandung anakku dan kami akan menikah" balas Adnan yang tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Araga yang terlihat emosi.
"Bang*sat" ucap Araga yang kini menjatuhkan dua pukulan di wajah Adnan hingga akhirnya dipisahkan oleh Papi Argantara dan Papa Atmajaya.
Mami Evelin dan Mama Larissa hanya bisa berteriak histeris melihat Araga memukul wajah Adnan. Febby yang tadinya duduk sambil meremas tangannya kini berdiri menghampiri Adnan yang terluka akibat pukulan Araga.
"Kamu tidak apa-apa ?" Tanyanya kepada Adnan.
Adnan tersenyum lalu menggenggam tangan Febby, "aku tidak apa-apa, jangan khawatir" ucapnya dengan lembut.
Alda yang melihat interaksi antara Febby dan Adnan mulai mempertanyakan sejak kapan sang kakak bisa bersikap manis seperti itu kepada seorang wanita. Ia sangat tahu sikap kakaknya yang dingin meski dengan kekasihnya sekalipun.
Sama halnya dengan Alda, Araga juga tidak percaya melihat Febby yang tampak mengkhawatirkan keadaan Adnan.
"Adnan, apa maksudmu ingin menikahi wanita yang jelas-jelas pernah menjadi rival adikmu ?" Tanya Mama Larissa mulai menatap tajam putra sulungnya.
"Adnan tahu jika Febby pernah menjadi rival Alda, tapi sekarang Febby mengandung anakku, aku akan bertanggung jawab dan menikahinya. Aku tidak akan membiarkan anakku lahir tanpa seorang Ayah dan status yang jelas" jawab Adnan.
"Tapi Mama tidak akan setuju, wanita ini telah menjadi penghalang adikmu untuk menikah dengan Araga" tolak Mama Larissa terang-terangan.
"Setuju tidak setuju, Adnan akan tetap menikahinya, maaf jika keputusan Adnan kali ini membuat kalian kecewa" balas Adnan tetap pada pendiriannya.
Adnan tidak peduli dengan penolakan dari orang tuanya, Ia akan tetap menikahi Febby. Tinggal bersama selama tiga bulan membuat keduanya begitu dekat hingga bisa menumbuhkan sebuah perasaan nyaman satu sama lain. Walaupun saat awal-awal Adnan kesulitan untuk mendapatkan maaf dari Febby, tapi pada akhirnya pria itu berhasil dan mampu membuat hubungannya dengan Febby semakin dekat.
Mendengar hal itu tentu membuat Araga tidak bisa menerimanya. Febby tidak boleh menikah dengan Adnan karena status mereka masih suami istri walaupun hanya pernikahan siri.
"Kamu tidak boleh menikahinya !" Araga tentu menentang keinginan Adnan dan Febby untuk menikah.
"Apa hak mu melarang ku untuk menikah dengan Febby ?" Tanya Adnan tersenyum sinis.
Araga terdiam sejenak, Ia tidak mungkin mengatakan jika Febby adalah istri sirinya, yang ada masalah semakin rumit. Tapi Ia juga tidak ingin Adnan menikah dengan Febby.
"Kamu perlu tahu Araga jika Febby sudah tidak mempunyai perasaan denganmu ! Seharusnya kamu juga tahu diri karena kamu sudah menjadi suami dari adikku !" Lanjut Adnan mengingatkan Araga untuk sadar dengan statusnya.
"Kamu mengarang ? Mana mungkin Febby mencintai pria seperti kamu ? Kamu pasti telah memaksanya untuk menikah dan mengandung benih mu ?" Balas Araga mengejek.
"Tanyakan saja dengannya jika tidak percaya !"
Araga menatap Febby yang terus menggenggam tangan Adnan, "Apa benar begitu ?"
Febby tampak terdiam sejenak dan mengusap perutnya dengan lembut, setelah itu Ia menatap Araga, "Iya, aku mencintainya" jawabnya dengan mantap.
Deg... Bagaikan tertimpa batu besar, Araga merasa sakit di dadanya. Ia menatap mata Febby mencari kebenaran, tak ada kebohongan yang di dapati Araga, ia dapat melihat keseriusan wanita itu.
Lalu jika Febby sudah bisa berpindah hati darinya dengan waktu yang cepat terus bagiamana dengannya ?
Araga mengacak rambutnya dengan frustasi, Ia berada dalam kebimbangan, Ia ingin mengatakan jika Febby masih berstatus istrinya tapi tidak mungkin juga Ia mengatakan semuanya secara terang-terangan di depan kedua orang tuanya dan kedua mertuanya.
Adnan melepas genggamannya dan berjalan mendekati adiknya dalam keadaan diam seperti patung.
"Maaf" ucapnya dengan tulus, ini adalah pertama kalinya Adnan membuat Alda kecewa, Ia tahu jika sang adik pasti merasa terkhianati olehnya. Tapi Ia tidak mempunyai pilihan lagi, Ia harus bertanggung jawab pada Febby dan calon anak mereka.
"Kenapa kakak melakukan itu ?" Tanya Alda dengan tatapan penuh kekecewaan, "Kenapa harus wanita itu ? Kakak tahu bagaimana aku membencinya kan ?" lanjutnya kini mulai meninggikan suaranya.
"Maaf, semua di luar kendali kakak. Aku tahu kamu kecewa dengan kakak, tapi kakak mohon jangan pernah membenci kakak. Kakak sangat menyayangi kamu Alda" balas Adnan mencoba memeluk tubuh adiknya namun dengan sigap Alda mendorong tubuh Adnan.
"Jika kakak menyayangi Alda tidak mungkin kakak membuat Alda kecewa. Bahkan karena kakak terlalu sibuk bersamanya hingga melupakan keberadaan Alda, kakak tidak pernah menemui Alda dan kakak tidak pernah mencoba bertanya tentang Alda, semua karena wanita itu" teriak Alda.
Alda mencoba berdiri walau dengan kaki yang terasa lemas, Ia berjalan menghampiri Febby dengan tatapan penuh kebencian.
"Setelah berhasil membuat mas Araga cinta mati denganmu kamu kini dengan teganya merebut kakakku" ucapnya mulai terisak.
Mendengar hal itu membuat mata Febby ikut memanas, Ia merasa bersalah telah membuat Alda terluka untuk yang kedua kalinya.
Adnan mencoba mendekati Febby dan memeluk wanita itu, Ia tidak ingin Alda menyakiti wanita yang tengah mengandung anaknya.
"Alda, sebaiknya kamu bicara dengan kakak saja ! Ini bukan salahnya, disini kakak yang bersalah" ucap Adnan memohon.
"Kakak melindunginya ?"
"Tentu aku melindunginya, dia sedang mengandung anakku Alda" balas Adnan.
"Berarti kakak sudah tidak sayang padaku ?" tanyanya dengan tatapan penuh luka.
"Bukan seperti itu Alda, kamu tetap kesayangan kakak, selamanya akan seperti itu"
"Tapi wanita murahan ini sudah berhasil membuat kakak berubah" teriak Alda hendak menjambak rambut Febby namun dengan cepat Araga menarik lengannya.
"Jangan menyakitinya !" Ucap Araga dengan tegas.
"Araga kenapa kamu membelanya, biarkan Alda memberinya pelajaran ! Wanita murahan sepertinya memang pantas untuk disakiti" celetuk Mami Evelin.
"Mi, Febby bukan wanita murahan, Adnan yang murahan karena dengan tega menidurinya" balas Araga yang tidak terima Febby dihina sebagai wanita murahan.
"Jelas kamu membelanya karena dia istri tercintamu" ucap Alda yang dengan sadar mengungkap jika Febby adalah istri Araga.
Mendengar ucapan Alda membuat semua terdiam. Mereka mencoba mencerna ucapan Alda tak terkecuali Adnan.
"Apa maksudmu ?" Tanya Adnan penasaran.
Alda tersenyum sinis, "jadi ****** ini belum mengatakan kebenarannya ? Wah hebat sekali, demi mendapatkan pertanggungjawaban dari kakak, Ia menutupi statusnya yang sebenarnya"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari ini Up satu bab aja ya😁 soalnya lagi meler🤧
dirimu pelakor wanita lsknat.