SIMPANAN HANYALAH STATUS UNTUK MEMBUKA TOPENG ORANG LAIN!
Troy tidak dapat lagi menahan pesona dan godaan dari Anak Kostnya, lagipula siapa juga pria yang bisa menolak gadis se-menggairahkan Gralind. Namun, disaat Troy terjebak, dia menyadari satu hal, bahwa Gralind tidak datang untuk bermain-main.
-
Diantara Gralind, menyamarkan identitasnya untuk membalaskan dendam kepada Ayah kandung dan selingkuhan Ayahnya atas kematian ibunya, tapi disaat dia menjalankan misinya, ia malah terjebak perjanjian 'Partner With Benefit' bersama Bule Tampan bernama Ardanta McTroy yang merupakan suami kedua dari objek balas dendamnya.
"Tell me what you want, baby?"
"Jadilah milikku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 32 | After
Cuma mau bilang.
Jangan lupa like Ea!
...----------------...
Sudah jam dua siang, kelas terakhir sudah berakhir, kejadian di pagi hari membuat Gralind harus Extra sabar menghadapi hari yang berat, dia kini duduk di halte bus menatap ke arah jalanan, menunggu Vinoy datang.
Gralind kini tengah duduk sembari memegang es krim ditangannya sebelum sosok pria yang menjadi alasannya tidak betah.
"Kamu sebenarnya Dosen atau Mahasiswa sih, kok aku perhatikan kamu gak pernah ikut kegiatan Mahasiswa pada umumnya," Gralind mengangkat kepala saat ia mendengar ucapan itu.
"Albar?" Gralind berucap pelan dan menghela napas panjang dan Albar duduk di sampingnya. "Bukan urusan kamu, kamu ngapain disini?"
"Aku? Aku lagi nungguin calon istriku lah," bisik Albar membuat Gralind merasa muak, ada agenda apa Albar disini, dia ingin menuding Albar sedang dirinya masih memiliki rahasia. "Seberapa besarpun kamu dan Bang Troy menyembunyikan hubungan kalian pasti akan terbongkar, ini akan menjadi bom waktu Gralind, kenapa tidak pilih aku saja?"
Gralind menghela napas, tangan Albar merangkul tubuh Gralind yang membuat Gralind melepasnya.
"Apa-apaan sih, kamu Albar! Yang sopan dong sama perempuan," protes Gralind berdiri yang membuat es krimnya jatuh. "Kamu sadar gak sih kalau aku tuh risih."
"Haha! Gak semua orang punya selera bagus yah, selera kamu itu Bapak-bapak, najis banget Gralind," Albar ikut berdiri, tubuh Albar yang lebih tinggi memaksa Gralind mendongak untuk melihat wajah Albar. "Aku tuh terbuka, free, kenapa kamu milih suami orang."
"Udah berapa kali sih aku bilang Bar, aku tuh gak ada hubungan apa-apa sama Bapak Troy! Kamu ngerti gak sih!"
Albar tertawa pelan.
"Bullshit!" katanya. "Gak semua orang bisa kamu bohongi!"
Gralind mendorong tubuh Albar menjauh, dia merasa sangat risih, benar-benar risih dan sudah tidak bisa lagi ditoleransi.
"Sebenarnya target kamu ini siapa sih? Tadi pagi kamu maksa-maksa supaya aku di usir sekarang kamu seolah-olah gak ngelakuin kesalahan apapun!"
Albar diam sejenak. Namun, tiba-tiba tangannya langsung menarik Gralind dan memojokkan Gralind ke tiang halte.
"Albar! Lepasin!"
Albar hendak mencium Gralind, lebih tepatnya ingin merusak Gralind secara paksa sekarang.
"Albar! Lepas!" Gralind memberontak melepaskan diri tapi Albar tidak peduli dengannya, dia tetap mendekatkan wajahnya.
Tipe lelaki dewasa seperti Albar hanya akan merusak mental Gralind, Gralind yang trauma dengan adegan intim tanpa sadar menangis.
Dan~
BUGH!
Tubuh Albar terjatuh di lantai halte sembari memegangi pipinya, Gralind langsung menjauh dari Albar sembari memeluk badannya sendiri.
"Kamu keterlaluan!" Troy menatap Albar tajam. "Ini adalah peringatan untuk kamu, Abang gak main kasar jika kamu tidak nekat! Kamu sopan, Abang akan segan."
"B-Bapak Troy?" Gralind menatap Troy dengan wajah sedih seolah merasakan trauma mendalam.
Troy paham apa yang terjadi, dia mengajak Gralind masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di jalan, setelah masuk ke dalam mobil, Gralind segera menenangkan dirinya.
"Its Oke, ini cuma Albar dia bukan Pria Dewasa seperti Ayah kamu yang hanya bisa menyakiti kamu," jelas Troy sembari mengelus puncak kepala Gralind.
Gralind menggeleng, dia memeluk Troy dan menangis di pelukan Troy, Troy menggenggam erat tangan Gralind. "Bukan karena itu, Bapak, aku gak nyangka kalau Albar bakal senekat itu, dia ingetin aku sama masa lalu aku yang lain."
"Maksud kamu?"
Gralind terdiam, bayangan flashback mengalir deras di dalam kepalanya sekarang.
- Flashback On
"Pergi dari rumah ini! Kamu gak bakal diterima disini, kamu itu bukan bagian keluarga saya!" Tania melemparkan tubuh Gralind yang saat itu masih berusia belia dan dekil ke jalanan tanpa sepengetahuan Abraham.
Setelah pemakaman Mamanya, Gralind memilih kembali ke rumah Ayahnya, tapi bukannya Abraham yang dia temui, malah Tania yang memperlakukan dirinya kejam, semenjak saat itu Gralind tidak bisa lagi menginjakkan kaki di rumah itu.
Dia yang baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, itu, kehilangan arah, tubuhnya yang lemah berjalan tak tentu arah, sampai dia di hadapkan dengan gerombolan pria nakal yang hendak menodainya.
Tubuh Gralind dijamah, disentuh tanpa belas kasian, di ciptakan noda merah tak terelakkan, sampai dia akan kehilangan kehormatannya, dia di tolong oleh pemilik panti asuhan tempat yang kemudian membesarkan Gralind.
Semenjak itu, tidak hanya pada pria dewasa, dia trauma pada sentuhan intim yang membuat dirinya Dejavu.
- Flashback Off
Mata Gralind terbuka, potongan cerita singkat itu berhenti di kepalanya, dia melepaskan pelukannya pada Troy.
"Kita harus balaskan dendam kepada Bu Tania! Dan kalau Ayah Abraham masih hidup kita harus balas dia juga, karena dialah aku jadi begini," bisik Gralind di telinga Troy.
"Tapi Gralind-"
"Kenapa, Pak."
"Saya hanya bingung, jika kamu Trauma terhadap pria dewasa dan sentuhan intim, tapi kenapa dengan saya kamu melakukannya tanpa trauma, seolah-olah kamu tulus melakukannya?"
Gralind diam, dia baru menyadarinya, kenapa Troy berbeda.
...----------------...
Btw kalian gak merasa aneh sama interaksi Aksa dan Gralind, seolah-olah hmm
btw kenapa Tania ga tahu kalau Gralind anak Abraham karena waktu itu Gralind masih kecil dan dia tahunya nama asli Gralind itu Alin bukan Gralind, begitu~