Follow Instagram: maulyy_05
karena sering dapat peringkat satu di sekolah membuat Mesya Fiola Hervandez membenci Luziana Afriani. Sosok gadis berhijab dengan sifatnya periang.
Hingga suatu ketika Luziana di jodohkan dengan kakaknya Meysa Bernama Reynaldi dirgantara Hervandez, yang berkerja sebagai tentara Berpangkat jenderal.
Perjodohan Luziana dengan Reynaldy. Membuat Meysa tidak menyetujui kakak tercintanya harus menikah dengan musuhnya. Namun apa boleh buat, ia tidak bisa membatalkan perjodohan kakak nya. Karena orang tua Luziana dengan Meysa dulu teman akrab mereka ingin sekali anak mereka dijodohkan.
Di balik itu semua Renaldi Dirgantara Hervandez, harus pergi menjalankan misi. Ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah menyentuh istrinya Luziana Afriani. Karena ia tahu itu hanya akal-akalan orang tuanya agar dia tidak ikut pergi menjalankan misi sebagai tentara dan akan mungkin mengakhiri Status nya menjadi seorang tentara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertandingan basket
"Mata Lo katarak!." Karina kesal sama teman karibnya satu ini. Jelas-jelas cowok itu ganteng banget. Tapi tetap saja perempuan itu bilang gak ganteng. Dahlah seterah-seterah cewek itu ajalah.
Luziana menggaruk kepalanya yang berbalut jilbab kurung dengan bingung. Emang jelas kan cowok itu gak ganteng!. Kenapa temannya itu jadi marah.
"Seluruh murid kita akan melakukan pemanasan. Ikuti gerakan Bapak." Lamunan Luziana buyar mendengar instruksi Pak beni dan pandangannya pun fokus kearah guru olahraga tersebut.
Mereka pun melakukan pemanasan sampai setengah jam. "Udah pemanasan olahraganya sampai disini aja. Untuk anak perempuan bapak ingin bilang kalian boleh olahraga bebas atau mau istirahat dulu silahkan. Dan untuk Vian dan Langit dan anak basket ikut Bapak keruangan lapangan basket indoor. Kalian berdua akan bertanding basket" Instruksi dari pak Beni.
Membuat para anak lelaki menyahutnya siap. Kecuali Langit, dia hanya datar menatap guru olahraga. Langit merupakan cowok Bad boy MOS wanted di sekolah ini. Banyak cewek mendambakan cowok tampan satu itu. Selain sifatnya cool cowok itu paling susah di atur. Dan suka semena-mena pergi sekolah datang kapan saja. Mancam nenek moyangnya aja yang punya sekolah. Padahal yayasan sekolah elit SMA Harvard ini milik keluarga Hervandez. Tidak heran lagi dengan kekayaan keluarga Hervandez.
Walaupun cowok itu sering bolos sekolah. Ntah kenapa kalau soal nilai. Nilai cowok itu yang paling sempurna. Dan sikapnya pun padahal Bad boy tetapi banyak cewek yang suka dengan langit. Bahkan kebanyakan cewek itu lebih suka Langit dari pada Vian.
"Pak kami ikut nonton pertandingan basketnya boleh" Pinta salah satu cewek dengan memelas. Satu cewek yang minta semua cewek ikut turut meminta diizinkan untuk nonton bertanding basket.
Membuat pak Beni menjadi kewalahan dengan pemintaan para siswinya, yang ikut turut boleh nonton pertandingan basket.
"Boleh ya pak!. Kami gak bakal ganggu kok. Cuman nonton aja" Pinta salah siswi dengan tatapan penuh permohonan. Sampai Anita dan Lisa ikut turut bermohon kepada Pak Beni untuk diizinkan nonton basket.
Pak Beni bukan, enggak mengizinkan para siswinya nonton berlatih bertanding basket, orang ini bukan. Takutnya para siswi ini menganggu ke fokusan. Para cowok berlatih bertanding basket. Soalnya mereka akan ikut pertandingan basket antar sekolah. Dan pastinya lawannya sangat sulit. Makanya mereka ini di latih dulu sebelum bertanding.
"Anak cewek gausah, ikut nonton pertandingan basket. Lebih baik kalian main Barbie sana." Celetuk Nico. Ucapan Nico seperti itu mengundang kemarahan para ciwi-ciwi.
"Maksud Lo apaan ngomong gitu. Apa Lo mau gue potong alat kelamin Lo. Biar gak ada masa depan lagi" Kata Riri dengan tatapan sinis. Jangan heran dengan kawan Meysa yang mulutnya sekali ngomong pedas minta ampun. Emang seperti itu sifatnya. Gak suka menye-menye.
Mendengar perkataan Riri membuat Nico jadi kicep pada Riri yang omongannya gak pernah main.
"Udah-udah kalian kok malah jadi berantem. Yaudah untuk para siswi boleh nonton para siswa berlatih bertanding basket" Ucap Pak beni memperbolehkan. Para anak cewek itu pun bersorak kesenangan. Apalagi pertandingan basket nya lawan Anak cowok MIPA 11 Vian sebagai kapten basket, lawan MIPA 12 kapten basketnya adalah Langit.
Mereka pun semua melenggang pergi menuju lapangan basket indoor SMA Harvard. Luziana yang hanya diam dan juga tidak tertarik menonton pertandingan basket. Ia ingin berlenggang pergi menuju ke kedai. Sebelum melangkah pergi. Perempuan itu sudah di tahan oleh Anita dan Lisa.
"Mau kemana Lo." Tanyak mereka berdua dengan tatapan mengintimidasi. Membuat Karina yang melihatnya memutar bola matanya malas.
"Mau ke kedai lah, istirahat. Emang kenapa?" Tanyak balik Luziana dengan menaikkan alisnya.
"Gak ada-ada Lo ikut kami nonton pertandingan basket" Titah Lisa dan Anita tanpa ingin gugat. Membuat Luziana menjadi kesal.
"Kalian aja yang nonton aku gak mau. Eh eh.." Luziana langsung di tarik oleh dua temannya menuju ke lapangan basket. Tanpa menunggu persetujuan cewek itu. Luziana hanya diam pasrah di bawa oleh dua temannya yang tidak berprikemanusiaan.
Karina ikut pun menyusul, berjalan di belakang mereka. Mereka pun sampai di Lapangan basket indoor SMA Harvard.
Para anak cowok yang ikut turut berlatih bertanding basket. Sudah mengenakan baju basket di tubuh mereka. Mereka kini sekarang sudah berada di lapangan basket.
Luziana, Karina, Anita, dan Lisa duduk di atas Tribune. Mereka sudah sangat ingin menyaksikan pertandingan basket tersebut. Adek kelas lawan kakak kelas!. Siapakah yang menang dia antara mereka berdua.
Luziana mengerucut bibirnya kesal. Dia sungguh malas menonton pertandingan basket. Perempuan itu ingin istirahat di kedai, beli jajanan, beli minuman. Tapi dia di bawa paksa oleh dua temannya yang laknat itu. Yaudah lah cukup banyak bersabar saja. Semoga pertandingan basket cepat-cepat berakhir. Soalnya dia ingin cepat istirahat. Apalagi Luziana sakit kupingnya mendengar.
"Uwoooo... Ayo semangat kak langit, kak langit"
"Semangat.... buat Vian. Dan jangan lupa menangkan pertandingan basketnya"
"Argh gak bisa mereka terlalu ganteng. Aku gak tau harus pilih regu siapa. Kak langit apa Vian ya..."
"Kak langit i love you" Ucap Anita dan Lisa dengan antusias. Luziana yang mendengarnya menjadi bergedik ngeri.
"Alay kalian berdua" Celetuk Luziana.
"Biarin.. kami ini lagi semangati ayang kedua kami tau" Balas Lisa dan Anita dengan ketus. Luziana yang mendengarnya mengeryitkan dahinya heran.
"Ayang kedua?. Ayang pertama siapa" Tanyak Luziana penasaran. Lisa dan Anita saling pandang Dan.
"Yahh kak Renaldy dong... Ayang pertama kami ya enggak!. Iya tohh, iya lahh" Sahut mereka dengan antusias. Luziana menatap temannya bergidik ngeri yang terlalu alay.
"Sumpah kalian berdua bukan teman aku".
...***...
Nico kasih Kiss Bey buat para cewek di atas Tribune. Sontak membuat para anak cewek menjadi dongkol melihat Nico yang berdiri di lapangan basket indoor sambil Kiss Bey kearah mereka.
"Aduuh anak monyet kok bisa kesasar ke sini ya."
"Tu anak dari kolong jembatan ngapain bisa kesini coba."
"Woyy setan awas Lo bikin rusak pemandangan aja. Balik Lo ke neraka jahanam sana. Ganggu aja"
Nico regu dari tim Vian. Menjadi ngenes mendengar perkataan yang di lontarkan para cewek yang di atas Tribune.
"Udah Nico gausah sok ke gantengan Lo. Mending Lo kesini, siap-siap atur strategi sama kita" Ucap Mervin dongkol pada teman sekelasnya itu. Dengan raut wajah sedih Nico mendekati tim temannya.
"Gausah kek gitu muka Lo. Mirip monyet tau" Dengan gerakan cepat cowok itu meninju lengan temannya. Membuat sang empunya meringis kesakitan. Sialan.
Vian hanya menghela nafas panjang melihat teman sekelasnya sekaligus tim basket. Sementara Regu langit menatap lawannya dengan tatapan sengit.
"Gimana sih Langit. Kayaknya lawan kita. Ck' lemah". Tim Vian mendengarnya menjadi emosi.
"Maksud Lo Apaan?" Ucap Mervin mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
Arlan yang bilang seperti itu tampak terlihat santai yang telah mengundang emosi tim Vian. Mereka pun menghentikan pertikaian mereka berdua.
"Udah Arlan. Lebih baik kau diam aja jangan sok jagoan Lo disini. Kalau Lo gak terima. Lebih baik kau gausah ikut main" Tegas Langit. Arlan yang mendengar perkataan tegas dari kaptennya. Menjadi diam dan hanya menurut. Daripada dirinya di keluarkan.
Tanda pertandingan basket pun mau dimulai. Pak Beni sebagai wasit memengang bola basket. Para cewek bukannya diam malah makin teriak heboh.
Jump ball pun di lakukan. Bahwa pertandingan basket sudah di mulai. Suara peluit yang memekakkan telinga terdengar di satu lapangan.
Dengan gerakan cepat Vian berhasil mengambil bola basket yang di lambung ke atas. Para tim Vian, menjadi senang melihat kaptennya berhasil mengambil bola basket.
Regu Langit pun berusaha merebut bola itu dari Vian. Hingga permainan pun berangsur sepuluh menit. Dan Tim Vian mencetak poin 25. Sementara tim Langit 15 poin. Sungguh perbandingan poin yang lumayan jauh.
Dengan nafas tersengal-sengal sekaligus bulir keringat keluar dari pelipisnya. Langit menatap Tribune terlihat Meysa yang nampak mendukung Vian. Cewek yang cool itu ternyata lebih mendukung Vian dari pada Langit yang MOS wanted.
Luziana yang tadi tidak suka dengan pertandingan basket. Kini menatap pertandingan basket tersebut. Dengan tatapan serius. Perempuan itu tidak mendukung belah pihak manapun. Ia hanya diam menonton saja.
Tatapan mata Meysa dan langit bertemu. Meysa membalas tatapan langit dengan tatapan remeh. Membuat Cowok itu tersenyum miring.
"Liat aja cowok Lo yang. Lo banggakan, bakal gue bikin kalah sama gue!"
...----------------...
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA
LIKE
VOTE
KOMENTAR
JANGAN LUPA GIFT HADIAHNYA 🤗
ini si ray lg...coba buka hati mu sedikit utk istri mu...sibuk nak mikir tugas dn hamidun aja...😡
suami nya juga..gk bs tegas..dgn akhlak minus adek nya...terlalu d manja siih...😡
cb kau selidiki gmn adek mu d sekolah ..jgn terlalu percaya omongan busuk adek mu itu...😏😏😏
lebih baik luziyana kepas dr suaminya dr pada hidup menderita