Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 19
"Ada apa ini? Kenapa bahas soal janda?" tanya Pak Yoto yang baru datang untuk makan siang.
"Ini Pak, anak mu, dia bercerai dengan Nak Rio." jawab Bu Ambar.
"Loh kenapa? Bukannya pernikahan kalian baik-baik saja? Kenapa bercerai Yun?" tanya Pak Yoto.
Yunda tak sanggup menjelaskan dan akhirnya Harum yang membantu Yunda menjelaskan duduk perkaranya.
"Astaga Yun, kamu kok mikir pendek sih Yun. Sekarang kamu hubungi Nak Rio dan minta maaf sama dia, bilang sama Nak Rio kamu tidak ingin bercerai. Inget anak mu Yun." ucap Pak Yoto.
Ternyata Bu Ambar sama saja dengan Pak Yoto sama-sama tidak mendukung Yunda bercerai dengan Rio.
"Yunda gak mau! Justru karena Yunda mikirin anak Yunda makanya Yunda mantap bercerai dengan Mas Rio. Walaupun Yunda gak tau bagaimana kehidupan Yunda kedepannya, tapi Yunda akan bekerja keras untuk menghidupi anak Yunda dan untuk menghidupi Ibu dan Bapak." tolak Yunda.
"Kamu yang memilih Nak Rio dulu, jadi apapun permasalah rumah tangga mu, bagaimana sikap suami mu, yah harusnya kamu bisa bertahan karena Nak Rio itu pilihan kamu sendiri bukan pilihan Bapak dan Ibu." balas Pak Yoto.
"Tapi Yunda udah gak bisa Pak. Bapak tenang aja, Yunda dan anak Yunda gak akan nyusahin Bapak dan Ibu. Yunda akan cari kerja, Yunda akan buktikan ke Mas Rio kalau Yunda bisa menghidupi anak Yunda tanpa sepeserpun uang dari Mas Rio." balas Yunda.
"Jadi kamu tetap gak mau minta maaf sama suami kamu?" tanya Bu Ambar dengan tatapan menyalang.
"Iya Bu, Yunda mantap mau pisah dengan Mas Rio." jawab Yunda mantap.
"Oke kalau begitu. Sekarang kamu bawa anak kamu, bawa barang-barang kamu! Ibu gak mau kamu tinggal disini, Ibu gak mau keluarga kita jadi bahan omongan tetangga kalau mereka tau kamu janda! Cepet keluar dari sini." usir Bu Ambar.
Pak Yoto diam saja melihat istrinya mengusir anaknya.
"Bu... Kok Ibu jadi buang Yunda sih? Yunda ini anak Ibu loh." kaget Yunda.
Bukan hanya Yunda yang kaget, Harum juga sama kagetnya dengan Yunda. Bisa-bisanya ada orangtua yang malah membuang anaknya sendiri hanya karena takut menjadi bahan omongan tetangga karena status anaknya yang janda.
"Ibu gak mau kamu dianggap aib di kampung ini. Kalau kamu gak disini, gak akan ada yang tau kalau kamu sudah bercerai dari Nak Rio." jawab Bu Ambar.
"Cepet kamu pergi dari rumah ini!" teriak Bu Ambar.
Yunda mengeraskan rahangnya, lalu berdiri dari duduknya.
"Baik Yunda pergi dari rumah ini." jawab Yunda lalu masuk ke dalam kamar untuk mengambil bayinya.
"Ayo Rum, kita pergi dari sini." ucap Yunda.
Tanpa berpamitan pada Ibu dan Bapaknya, Yunda langsung keluar dari rumah dan disusul Harum dari belakang sambil membawa barang Yunda.
Karena tau Yunda tidak punya tujuan, akhirnya Harum membawa Yunda ke rumahnya.
💋💋💋
Rumah Orangtua Harum.
Yunda sudah menceritakan pada orangtua Harum masalah Yunda dengan orangtuanya.
Orangtua Harum sangat menyesalkan sikap orangtua Yunda yang seolah-olah tidak mau pasang badan untuk anaknya jika para tetangga mencibir Yunda. Bukankah seharusnya orangtua menjadi garda terdepan untuk anaknya jika anaknya mendapatkan masalah? Tapi kenapa sikap orangtua Yunda malah seperti orangtua yang pengecut. Untungnya orangtua Harum mendukung keputusan yang Yunda ambil, tapi orangtua Harum juga mengingatkan Yunda untuk tidak membenci orangtuanya karena mungkin saja orangtua Yunda melakukan itu juga karena terpaksa.
Pukul 21.00
Setelah mengobrol dengan orangtua Harum, Yunda dan Harum masuk kedalam kamar Harum.
"Maaf yah Rum, udah ngerepotin kamu dan keluarga kamu." ucap Yunda.
"Ngomong apa sih kamu Yun! Aku gak merasa di repot kan apa-apa kok." balas Harum.
"Jadi apa rencana kamu sekarang?" tanya Harum.
"Yang pasti mau cari kerja Rum." jawab Yunda.
"Dengan keadaan kamu yang seperti ini? Jahitan kamu belum kering betul loh Yun, jangan sampe infeksi lagi kayak kemaren." balas Harum.
"Yah mau gimana lagi, anak aku butuh beli susu dan gak mungkin kan aku tinggal lama disini." balas Yunda.
"Terus anak kamu gimana?" tanya Harum.
Yunda terdiam. Itu lagi yang harus jadi pikiran. Mau di bawa ke kota, tapi siapa nanti yang akan mengurus, tidak mungkin Yunda mencari kerja sambil bawa anak.
Kalau langsung dapat pekerjaan, bisa saja Yunda menitipkan bayinya di tempat penitipan anak dan gajian baru nanti dibayar uang penitipannya.
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...