Kanaya Cempaka, seorang gadis yang sering menjadi target buli dan selalu dihina parasnya yang tidak cantik, culun, hitam, penuh jerawat dan jangan lupa kacamata tebal yang dipakainya menambah kesan kejelekan Kanaya yang hakiki.
Jonathan Dharsono, pria tampan yang sangat membenci Kanaya. Hampir setiap hari Jonathan menghina dan membuli Kanaya dengan kejamnya.
Akibat hinaan dan bullyan yang diterima Kanaya, membuat Kanaya bertekad untuk merubah takdirnya dengan cara merubah penampilannya.
Bagaimanakah reaksi Jonathan saat bertemu kembali dengan Kanaya yang sudah berubah menjadi sangat cantik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Kanaya, Sakit Untuk Jonathan
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Malam ini adalah malam terindah untuk Kanaya karena selama ini Kanaya tidak pernah memimpikan dia akan bertunangan dengan pria tampan nan kaya.
Jangankan menginginkan calon suami yang sempurna seperti Raka, memimpikannya saja suatu hal yang mustahil bagi Kanaya. Sungguh nasibnya sangat beruntung bagaikan cerita di novel-novel yang pernah dia baca.
Saat ini semua tamu undangan terlihat sangat kagum kepada pasangan yang sedang berdansa itu, sungguh pasangan yang sangat serasi cantik dan tampan.
"A, aku malu tahu dilihatin semua orang," bisuk Kanaya.
"Kenapa mesti malu? tinggal selangkah lagi dan kamu akan menjadi milikku untuk selamanya."
"Terima kasih A karena Aa sudah memilih aku untuk menjadi pendamping Aa, sungguh aku tidak punya pemikiran akan menikah dengan Aa."
"Itu artinya kita berjodoh Nay, jodoh itu tidak akan salah. Sekuat apa pun kita mempertahankan suatu hubungan kalau pada dasarnya kita tidak berjodoh, orang itu akan pergi tapi sebaliknya sekuat apa pun kita menjauhi seseorang kalau orang itu sudah ditakdirkan menjadi jodoh kita, orang itu akan terus mendekat."
Kanaya benar-benar sangat bahagia dan sekarang dia yakin kalau Rama adalah jodohnya. Orang yang dikirim oleh Allah untuk menjaga dan melindunginya sampai akhir hayat nanti.
Waktu pun sudah menunjukan tengah malam, dan acara pertunangan Kanaya dan Rama pun berakhir semuanya pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, Kanaya langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan tidak membutuhkan waktu lama, Kanaya pun terlelap menuju alam mimpinya yang sangat indah.
Berbeda dengan Kanaya dan Rama yang saat ini sedang bahagia, Jonathan saat ini sedang duduk di balkon apartemennya dengan ditemani minuman kaleng.
Tatapannya menerawang jauh, entah apa yang saat ini Jonathan rasakan yang jelas dia pun tidak tahu. Ada perasaan marah, benci, sakit, semuanya dia rasakan.
"Kenapa nasibku begitu menyedihkan, selama ini aku tidak pernah mencintai seorang wanita tapi disaat aku mulai mencintai seorang wanita malah langsung patah hati," gumamnya.
Jonathan kembali meneguk minuman dingin itu, walaupun sekarang sudah lewat tengah malam tapi entah kenapa dia tidak merasakan ngantuk sama sekali.
"Kanaya...."
Jonathan kembali menggumamkan nama Kanaya, wanita cantik itu sungguh sudah memporak-porandakan hati seorang Jonathan.
***
Keesokan harinya...
"Mang, Bi, hari ini Gina mau pamit ngontrak terima kasih atas kebaikan kalian yang sudah menampung Gina di rumah ini," seru Gina.
"Loh, kok kamu ngontrak Gina? sudah kamu tinggal saja disini, lagipula rumah ini juga lumayan besar kok untuk menampung beberapa orang," sahut Wati.
"Tidak Bi, Gina merasa tidak enak kalau terus-terusan numpang di rumah Mamang dan Bibi apalagi sebentar lagi Aya juga akan pergi dari sini jadi Gina ga bakalan ada teman lagi."
"Memangnya kamu sudah mendapatkan kontrakan?" tanya Sopandi.
"Sudah Mang, dan Alhamdulillah kontrakannya pun dekat dengan pabrik malahan Gina bisa jalan kaki menuju pabrik," sahut Gina.
"Kamu yakin Gin, mau ngontrak?" tanya Kanaya.
"Iya Ay, aku sudah yakin."
"Ya sudah kalau memang kamu maunya seperti itu, tapi ingat kalau kamu butuh sesuatu kamu jangan sungkan-sungkan ngomong sama kami," seru Sopandi.
"Iya Mang."
Di hari minggu ini, Kanaya memutuskan untuk membantu Gina pindahan ke kontrakan. Waktu sudah menunjukan pukul 11.00 siang, Kanaya dan Gina baru selesai berea-beres.
Barang-barang Gina memang tidak banyak jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk membereskannya.
Tok..tok..tok..
"Biar aku saja yang buka," seru Gina.
Gina pun segera beranjak dan membukakan pintu, ternyata itu adalah Rama dengan membawa dua kantong kresek makanan.
"Pak Rama."
"Hallo, aku bawakan makanan untuk orang yang pindah-pindah," seru Rama dengan mengangkat kedua tangannya.
"Ya ampun jadi merepotkan, mari silakan masuk Pak."
"Siapa Gin?" teriak Kanaya dari dalam kamar.
"Calon suamimu."
Kanaya langsung terbangun dan menghampiri Gina dan Rama.
"Aa, kok sudah disini? bukannya barusan Aa bilang lagi di rumah ya?" seru Kanaya.
"Iya di rumah, maksudnya di rumah makan," sahut Rama dengan cengirannya.
"Ih dasar."
Gina segera membawakan peralatan makan dan mereka pun akhirnya makan dengan lahapnya. Rama dan Kanaya begitu sangat sweet saling suap satu sama lain membuat Gina menjadi iri.
"Kalian mah suka gitu deh, mesra-mesraan dihadapan aku sehingga membuat jiwa jombloku meronta-ronta," kesal Gina.
"Mangkanya cari pacar, jangan jomblo terus," ledek Kanaya.
"Siapa juga yang mau sama wanita miskin kaya aku Ay, Ya Allah semoga ada pria seperti Pak Rama yang tiba-tiba melamar aku, amin," seru Gina.
Kanaya dan Rama tertawa mendengar keluhan Gina, Gina adalah wanita sederhana tapi Gina mempunyai paras yang cantik natural.
"Aku do'akan semoga kamu segera menyusul kami," seru Kanaya.
"Amin."
Akhirnya ketiganya berbincang-bincang dan saling bercanda satu sama lain, karena waktu sudah sore, Kanaya dan Rama pun pamit pulang.
Sementara itu, saat ini Jonathan baru saja sampai di rumah Paman Sholeh. Sekilas Jonathan melihat rumah yang di sebrang tapi terlihat sangat sepi padahal dia berharap, bisa melihat wajah Kanaya walaupun dari jauh.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Jo."
"Apakabar Paman!"
"Alhamdulillah sehat, semenjak kamu memimpin perusahaan kamu sudah jarang datang kesini."
"Maaf Paman soalnya Jo sibuk banget."
"Mari sini duduk, ada apa kelihatannya kamu sedang ada masalah?" tanya Paman Sholeh.
"Sebenarnya Jo mau minta tolong kepada Paman."
"Kamu mau minta tolong apa? katakan jangan sungkan-sungkan."
Jonathan terlihat terdiam sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu, hingga beberapa saat kemudian Jonathan pun mengungkapkan apa yang dia inginkan. Awalnya Paman Sholeh terkejut dengan ungkapan Jonathan tapi setelah mendengarkan alasannya, Paman Sholeh mengerti dan menyetujui permintaan Jonathan.
"Kamu yakin, Jo?" tanya Paman Sholeh memastikan.
"Sangat yakin Paman."
"Baiklah, Paman akan membantu kamu."
"Terima kasih Paman."
"Iya sama-sama, nanti Paman kabari lagi sama kamu."
"Siap Paman, kalau begitu Jo pamit pulang."
"Loh kok pulang? nginap saja disini."
"Aduh maaf Paman, Jo lagi banyak kerjaan jadi ga bisa menginap disini."
"Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan."
"Oke Paman."
Jonathan pun keluar dari rumah Pamannya, baru saja Jonathan akan masuk ke dalam mobilnya, sebuah mobil yang Jonathan kenal berhenti di depan rumah Mamang Sopandi.
Kanaya keluar dari dalam mobil Rama begitu pun Rama yang ikut keluar juga.
"Masuk dulu yuk, A!"
"Mau sih, tapi apalah daya aku harus segera pulang soalnya Papa ingin membicarakan sesuatu katanya."
"Oh ya sudah kalau begitu, Aa hati-hati ya."
"Iya sayang."
Rama pun mencium kening Kanaya membuat Jonathan memalingkan wajahnya. Kanaya dan Rama tidak tahu kalau Jonathan sedang memperhatikan mereka.
Rama pun kembali masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan rumah Sopandi, begitu pun Kanaya yang langsung masuk ke dalam rumah.
"Kenapa rasanya sakit sekali ya?" batin Jonathan.
Jonathan pun segera masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancapkan gasnya meninggalkan komplek perumahaan itu.
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
andaikan ibunya Kanaya tau ramuan herbal misal daun beluntas untuk ngilangin bau bdan setidaknya gak parah - parah amat , biasanya di desa ada tanaman itu