Pesona Si Gadis Culun

Pesona Si Gadis Culun

Manusia Alien

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Kanaya Cempaka seorang gadis yang banyak sekali kekurangan. Wajahnya yang dipenuhi dengan jerawat, berminyak, dan hitam membuat semua orang memanggilnya dengan sebutan manusia Alien.

Rambut lepek dan kacamata tebal yang dipakainya menambah kejelekannya semakin sempurna.

Jonathan Dharsono seorang pria sempurna idaman para gadis. Jonathan sangat membenci Kanaya sehingga Jonathan selalu memperlakukan Kanaya dengan sangat kejam dan tidak berprikemanusiaan.

*

*

*

Pagi ini seperti biasa, Kanaya baru saja sampai di sekolah. Penampilan Kanaya selalu menjadi bahan candaan anak-anak yang lainnya.

Brugh....

Disaat Kanaya sedang berjalan, sebuah kaki sengaja direntangkan sehingga Kanaya tetsungkur ke lantai dan itu membuat semua anak-anak tertawa.

"Sepertinya kacamatanya kurang tebal, coba sini aku lihat," seru Jonathan dengan mengambil paksa kacamata Kanaya.

"Kak Jo, tolong kembalikan kacamataku," rengek Kanaya.

Kanaya pun kemudian berdiri dan mencoba meraba-raba ke sembarang arah. Kanaya memang kurang jelas melihat kalau tidak memakai kacamata.

Kanaya terus saja mencari keberadaan Jo, dalam penglihatannya yang tampak remang-remang Kanaya bisa melihat semua orang menertawakannya, begitu pun dengan Jonathan yang terlihat sangat puas sudah membuat Kanaya kesusahan.

"Ayo ambil, ini kacamatamu," ledek Jonathan.

"Kak Jo, aku mohon kembalikan kacamataku," lagi-lagi Kanaya merengek.

"Ya ampun, ada ya gadis yang wajahnya mirip Alien seperti kamu. Mana berminyak dan penuh dengan jerawat, sungguh sangat menjijikan," hina Jonathan.

"Mana ada laki-laki yang mau sama si buruk rupa ini, palingan dia bakalan menjadi perawan tua," sambung salah satu teman Jonathan.

Lagi-lagi semua anak-anak menertawakan Kanaya, Kanaya hanya bisa menundukkan kepalanya dengan deraian airmata.

Jonathan menghampiri Kanaya kemudian menarik rambut Kanaya yang dikepang dua itu.

"Rambutmu lepek sekali, apa kamu tidak mampu membeli sampo? astaga, sungguh aku jijik dekat-dekat denganmu mana bau lagi," seru Jonathan dengan menutup hidungnya.

Kanaya hanya bisa terdiam mendapatkan penghinaan yang menyakitkan itu dengan deraian airmata, hingga tiba-tiba seseorang mengambil kacamata Kanaya dari tangan Jonathan.

"Kenapa sih Kak Jo suka sekali menghina Kanaya? memangnya salah Kanaya apa sama Kak Jo?" bentak Gina.

Gina merupakan satu-satunya anak yang mau berteman dengan Kanaya.

"Kamu ingin tahu salah dia apa? salah dia cuma satu, dia selalu membuat mataku sakit saat melihat wajah dan penampilannya," sahut Jonathan.

Gina memberikan kacamatanya kepada Kanaya. "Yuk, Kanaya kita masuk kelas."

Jonathan hanya bisa tersenyum puas melihat Kanaya menangis seperti itu, Jo merasa sangat puas kalau dia sudah menghina Kanaya.

Setelah mengikuti pelajaran, akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

"Kanaya, kita ke kantin yuk!" ajak Gina.

"Hmm...tidak ah, kamu saja biar aku menunggu disini saja," sahut Kanaya.

"Ayo kita makan, aku akan teraktir kamu."

Gina menarik tangan Kanaya sehingga mau tidak mau Kanaya harus mengikuti Gina ke kantin.

Sesampainya di kantin, semua mata anak-anak terlihat memandang tidak suka kepada Kanaya.

"Gin, aku kembali ke kelas saja ya. Aku ga enak, sepertinya teman-teman merasa terganggu dengan kedatanganku," seru Kanaya.

"Apaan sih, sudah kamu jangan lihatin mereka sekarang kamu duduk dulu disini, aku mau pesan makanannya dulu," seru Gina.

Gina pun melangkahkan kakinya meninggalkan Kanaya untuk memesan makanan, sedangkan Kanaya terlihat tidak enak hati karena semua teman-temannya menatapnya dengan tatapan jijik. Bahkan, teman-temannya yang awalnya duduk didekat meja Kanaya, perlahan satu persatu pindah dengan menutup hidung mereka.

Byuuurrrr....

Tiba-tiba kepala Kanaya diguyur oleh air membuat Kanaya terkejut.

"Ngapain kamu kesini? kamu tidak lihat semua orang terganggu dengan kehadiranmu, selera makan kami jadi hilang dengan melihat wajah kamu yang menjijikan itu!" bentak Jonathan.

Kanya menangis dan langsung berlari meninggalkan kantin. Sementara itu, Gina yang baru saja sampai dengan membawa dua mangkok bakso merasa heran karena Kanaya sudah tidak ada bahkan sekarang mejanya sudah ditempati oleh Jonathan dan teman-temannya.

"Loh, Kanaya kemana?" tanya Gina.

Jonathan dengan santainya hanya mengangkat bahunya sembari tersenyum, Gina menyimpan mangkok bakso itu dan langsung pergi mencari keberadaan Kanaya.

Sementara itu Kanaya mengunci dirinya didalam toilet, kemudian Kanaya melihat pantulan wajahnya di cermin yang tertempel didinding toilet.

"Wajahku memang jelek, terus memangnya kenapa? apa aku merugikan mereka? apa wajah aku membuat mereka mendapatkan masalah? kenapa mereka selalu menghina dan merendahkanku?" gumam Kanaya dengan deraian airmatanya.

Setelah puas menumpahkan kesedihannya, Kanaya pun mencuci wajahnya dan keluar sari toilet. Kanaya melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Ya ampun Kanaya, kamu darimana saja? aku dari tadi mencari-cari kamu," seru Gina.

"Aku dari toilet, Gin."

"Kamu habis nangis ya?" tanya Gina.

"Ah...tidak kok, aku tadi cuma kelilipan ada binatang kecil yang masuk ke dalam mataku," dusta Kanaya.

Kanaya dan Gina pun akhirnya mengikuti pelajaran, hingga akhirnya waktu pulang pun tiba. Kanaya terlihat berjalan sendirian karena Gina harus pulang duluan.

Tiba-tiba Jonathan dan teman-temannya mengambil paksa tas yang menempel dibahu Kanaya dan membawanya lari ke taman sekolah.

"Kak Jo, kembalikan tas aku!" teriak Kanaya.

Tas Kanaya dilempar kesana kemari membuat Kanaya kesulitan mengambil tasnya.

"Ayo ambil kalau bisa," seru Jonathan dengan wajah tengilnya.

Kanaya sudah menyerah, nafasnya pun sudah ngos-ngosan.

"Kak Jo, aku mohon kembalikan tas aku," rengek Kanaya.

Jonathan tersenyum menyeringai, Jonathan pun dengan teganya langsung melempar tas Kanaya ke dalam danau buatan yang ada di taman sekolah.

Kanaya membelalakkan matanya, sedangkan Jonathan dan teman-temannya tertawa dengan penuh kemenangan.

Kanaya menatap tajam ke arah Jonathan dan dengan cepat menceburkan diri ke dalam danau buatan itu untuk mengambil tasnya. Jonathan dan teman-temannya tampak terkejut, mereka tidak menyangka kalau Kanaya akan mengambil tasnya dengan menceburkan dirinya ke danau.

Cukup lama Kanaya berusaha mengambil tasnya karena Jonathan melemparnya sampai ke tengah danau.

Setelah berhasil menjangkau tasnya, Kanaya langsung naik dan menghampiri Jonathan. Kanaya menatap tajam ke arah Jonathan, tatapan yang penuh dengan kebencian.

"Sampai mati pun aku akan mengingat apa yang sudah kalian lakukan kepadaku, dan aku berdo'a semoga kalian semua mendapatkan karma atas semua yang telah kamu dan teman-teman kamu lakukan," seru Kanaya.

Setelah mengucapkan itu, Kanaya segera berlari meninggalkan Jonathan dan teman-temannya. Sedangkan Jonathan tampak mengepalkan kedua tangannya.

"Awas kamu Kanaya, berani sekali kamu mendo'akan aku supaya mendapatkan karma. Lihat saja aku akan melakukan hal yang lebih menyakitkan daripada ini," gumam Jonathan dengan mengeraskan rahangnya.

Jonathan menatap kepergian Kanaya dengan penuh kebencian, entah apa yang ada di otak Jonathan. Kanaya tidak pernah melakukan kesalahan kepada Jonathan tapi Jonathan begitu sangat membenci Kanaya.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

Hallo semuanya ketemu lagi dengan Author receh, mohon dukungannya ya karena novel ini ikutan lomba. Buat yang tidak suka dengan karyaku skip saja ya jangan dibaca dan jangan meninggalkan komentar yang macam-macam🙏🙏

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

lily

lily

terlalu ngebully nya ,, haish aku mana bisa digituin 😫

2024-03-03

1

Patrick Khan

Patrick Khan

mampir kak

2023-12-30

1

jhon teyeng

jhon teyeng

aku akan like semoga tdk spt karya nv lainnya yg hilang tanpa ada kelanjutannya

2023-05-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!