NovelToon NovelToon
Bukan Istri Idaman

Bukan Istri Idaman

Status: tamat
Genre:Perjodohan / Pernikahan Kilat
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Jelita Maheswari, gadis yang kecantikannya selalu tertutupi dengan penampilannya yang sangat sederhana, bahkan terkesan kolot. Dia menerima pinangan dari seorang wanita setengah baya, yang menginginkannya untuk menikah dengan putranya, karena merasa tidak enak untuk menolak permintaan wanita itu. Pernikahan yang semula dianggap akan memberikan kebahagiaan buatnya, benar-benar jauh dari harapan. Gavin Melviano, pria yang dijodohkan dengan Jelita, terlihat sangat tidak menyukainya, karena penampilan Jelita yang benar-benar tidak fashionable. Namun, pria itu terpaksa menerima Jelita sebagai istri, demi supaya harta kekayaan orang tuanya tidak jatuh ke tangan Jelita. Gavin bahkan menuduh Jelita, mau menerima lamaran mamanya, hanya demi harta.

Akankah Jelita bisa bertahan dengan sikap Gavin yang selalu menghinanya? dan apakah Gavin selamanya akan menatap hina Jelita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Terima kasih ya, Mas kamu sudah membelaku di depan Maya," ucap Jelita dengan gugup, setelah tubuh Maya benar-benar menghilang dari pandangan mereka.

"Itu sudah kewajibanku," sahut Gavin, lugas tanpa ekspresi apapun.

Jelita menghela napasnya dengan cukup berat, karena sampai sekarang wanita benar-benar masih belum mengerti, dan belum bisa membaca pikiran Gavin yang sebenarnya. Apa pria itu melakukan semua hal baik padanya, karena sudah mencintanya atau hanya karena sebatas rasa tanggung jawab saja sebagai seorang suami.

"Emm, Mas Gavin dan kak Rey, datang ke sini mau ngapain?" Jelita mengalihkan pembicaraan.

"Kami ke sini mau mengajak kamu makan siang di kafe sahabat kami,. Kamu belum makan siang kan?"

"Emm, tadi sih sudah, Mas. Karena aku ada pesanan buat sebuah acara, makanya aku makan siang lebih cepat tadi, maaf ya!" jawab Jelita dengan perasaan tidak enak.

Gavin menghela napas kecewa. Namun dia tidak bisa marah karena ini bukan kesalahan Jelita. Karena pada awalnya, dia juga tidak ada rencana sebelumnya untuk mengajak wanita itu makan siang.

"Ya udah, kalau begitu kami pergi dulu. Kamu selesaikan pesanan itu, nanti pulangnya aku jemput," pungkas Gavin akhirnya.

Kemudian pria itu, menoleh ke arah Mia dan yang 3 lainnya,

"Siapapun di antara kalian, jangan biarkan ibu kerja sendirian. Jangan mau kalau dia bilang mau melakukan sendiri saja!" titahnya, dengan tatapan penuh intimidasi.

"Baik, Tuan!" jawab empat orang itu hampir serempak.

"Kami pergi dulu ya!" Gavin dan Reynaldi melangkah pergi setelah Jelita menganggukkan kepala, mengiyakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gavin dan Reynaldi, melangkah masuk ke dalam Cafe Denis dan seperti biasa akan selalu menarik perhatian pengunjung.

"Sob, ini ada undangan reuni angkatan SMA kita, Hari Sabtu ini," Denis mendaratkan tubuhnya duduk sembari meletakkan dua undangan di depan Gavin dan Reynaldi.

"Dimana?" tanya Reynaldi sembari meraih undangan itu.

Denis pun menyebutkan nama salah satu hotel mewah yang ada di Jakarta.

"Sekarang aku bingung mau bawa pasangan siapa ke sana," Denis menghela napas berat sembari menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi

"Lah, apa diwajibkan bawa pasangan?" alis Reynaldi bertaut tajam.

"Nggak sih! tapi kan nanti teman-teman kita akan banyak yang akan bawa pasangan masing-masing, masa kita nggak."

"Kenapa kamu mesti bingung? coba aja kamu ajak wanita yang kamu ceritakan itu," Gavin mengajukan sarannya.

Denis kembali menghela napasnya dengan berat sama seperti sebelumnya.

"Kayanya sulit, Sob. Asal kalian tau, wanita itu sangat sulit didekati. Aku selalu berusaha untuk mengajaknya makan siang bersama, dia selalu menolak. Bahkan kalau aku mengajaknya untuk mengobrol lebih lama, dia selalu mengajak Bella untuk ikut mengobrol bersama kami." jelas Denis yang membuat Gavin dan Reynaldi terkekeh..

"Aku jadi penasaran, wanita seperti apa yang bisa menolak, pria tampan dan mapan seperti kamu," celetuk Reynaldi di sela-sela tawanya.

"Sudahlah, kalau kamu memang ingin harus tetap membawa pasangan, Bella kan ada. Menurut aku dia cantik dan anggun, Sob." saran Reynaldi.

"Sialan kamu!" umpat Denis, "aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya. Kalau aku suka, pastinya dari dulu aku sudah mendekatinya," sambungnya kembali.

"Aku dengar-dengar kamu kan pernah dijodohkan dengan putri teman papamu, bagaimana kalau kamu mengajak dia saja," Gavin buka suara memberikan saran.

"Ogah! Bella aja yang jelas-jelas nyata aku kenal, aku gak mau, apalagi dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal." ucap Denis yang tidak menyadari kalau apa yang terucap dari bibirnya didengar oleh Bella, hingga membuat wanita itu balik badan dan menjauh.

"Lagian nanti kalau tiba-tiba aku mengatakan sama papa mau mengajak putri temannya itu, wanita itu bakal mengira kalau aku mau menerima dijodohin dengan dia." sambung Denis kembali dengan sudut bibir yang sedikit naik ke atas, tersenyum smirk.

"Sudah ah, kalau malu tidak punya pasangan, kamu nggak usah datang. Aku aja yang belum punya pasangan, tidak pusing memikirkan hal itu," cetus Reynaldi.

"Aku tetap berharap bisa membawa pasangan ke acara Reuni, dan kalian pasti tahu siapa yang aku mau. Aku harus memikirkan cara, supaya dia mau," Denis tersenyum misterius.

"Mudah-mudahan kamu berhasil!" Gavin buka suara kembali setelah dia menghabiskan makanan di piringnya.

"Emang kamu punya cara apa?" tanya Reynaldi, penasaran.

"Ada aja! kalian berdua tidak perlu tahu." jawab Denis yang membuat Reynaldi mendengus, kesal.

"Aku pergi dulu ya! ada yang harus aku kerjakan. Kalau kalian masih mau lanjut makan yang lain, pesan aja lagi," ucap Denis kembali, seraya beranjak pergi masuk ke dalam ruangan pribadinya.

"Vin, kamu bagaimana? apa kamu akan mengajak Jelita?" tanya Reynaldi sembari menyeruput kopinya.

"Kalau dia mau, kenapa tidak?" sahut Gavin santai dan lugas.

"Sepertinya kamu sudah jatuh cinta padanya, apa dugaanku benar?" Kening Reynaldi naik ke atas, menyelidik.

Gavin tidak menjawab sama sekali. Pria itu lebih memilih untuk diam, karena dirinya sendiri juga masih merasa ambigu dengan perasaannya. Satu yang pasti, kalau dia tidak suka melihat Jelita dekat dengan pria lain, dan merasa marah jika ada yang menjelekkan isterinya itu.

"Kalau kamu diam, berarti dugaanku benar." ucap Reynaldi. "Kalau iya sebaiknya kamu ucapkan, jangan dipendam, karena wanita itu butuh kepastian. sambung Reynaldi kembali.

"Kamu bisa diam tidak? bicara aja dari tadi," cetus Gavin, memasang wajah garang.

"Aku kan hanya ... Iya, iya aku gak akan ngomongin itu lagi," pungkas Reynaldi, tidak jadi melakukan pembelaan diri lagi, karena Gavin menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam.

"Sob, apa nanti kamu akan hadir di acara Reuni itu?" Reynaldi kembali buka suara Setelah keheningan terjeda untuk sepersekian detik.

"Sebenarnya aku sangat malas untuk pergi, tapi kalau tidak ada halangan, kenapa tidak? kalau kamu bagaimana?" tanya Gavin balik.

"Aku sebenarnya ingin datang, tapi kalau nanti Denis berhasil mengajak wanita itu, kamu dengan Jelita, lalu aku dengan siapa? atau bagaimana kalau kamu nggak perlu mengajak Jelita, biar aku ada temannya, yang tidak punya pasangan."

"Emm, begini saja, aku akan mencoba ajak Jelita. Kalau dia mau, berarti kami pergi bersama. Tapi kalau dia tidak mau, kita ke sana bersama," pungkas Gavin, memutuskan.

" Ya udah kalau memang begitu. Aku berdoa semoga Jelita tidak mau, ikut. " ucap Reynaldi yang tentu saja mendapat umpatan dari Gavin.

Drtt drttt

Handphone Reynaldi tiba-tiba bergetar, Ketika pria itu melihat sipemanggil, dia mengrenyitkan keningnya, karena nomor yang sedang memangil, tidak tertera di handphonenya.

"Hallo," sapa Reynaldi.

"...."

"Iya, saya sendiri, ada apa ya, Mbak?"

"...."

"Apa? iya-iya aku ke sana sekarang!" Reynaldi tiba-tiba berdiri dengan raut wajah panik, hingga membuat Gavin mengrenyitkan keningnya, bingung.

"Ada apa Rey?" tanya Gavin yang bisa merasakan kalau sahabatnya itu mendapat kabar yang tidak menyenangkan.

"Mamaku tadi katanya diserempet motor.. Sekarang mama di bawa ke rumah sakit,.aku pergi dulu ya Vin. Reynaldi berlari meninggalkan Gavin , tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu.

"Rey, aku ikut!" Gavin juga berdiri dari duduknya, dan langsung menyusul Reynaldi.

Tbc

1
슈가
Luar biasa
🌹bunda 2A & 2S🌹
lah aneh sih meta dah punya calon suami kok masih blom move on..
🌹bunda 2A & 2S🌹
lucu liat tingkah si gavin.... 😁😁😁
juwita
mampir
Mama Pesek
Luar biasa
lizulfa anjani
yang bab ini kaya pernah baca di cerita apa yh
Ari_nurin
hahaha niatnya memfitnah justru jd bumerang buat diri kamu sendiri Sari.. syukurin malah jd dipecat kamu. ga tau diri bgt ini orang 🤨😁
Sari Ramly
🤭😅
Sari Ramly
Koq bisa secepat itu terbang ke kanada…kan harus urus visa dulu 🤨
Nuraini Nuraini
Luar biasa
phoebe
klo udah bucin bawaannya bahagia teruuuss
phoebe
kok aku yg deg degan
phoebe
sudah ku duga
phoebe
🤭🤭🤭 kok aku yg senyum2 sendiri melihat sikap Gavin 😂🤣
phoebe
ternyata gampang menaklukkan hati mas Gavin... hanya dgn muffin 🧁
phoebe
please jgn pernah cemburu Vin... 😂🤣😂🤣😂🤣😂 Krn itu artinya kamu Udeh sukak
phoebe
jangan terlalu khawatir Vin... nanti lama2 demen... 🤭😂
phoebe
ntar jg bucin
Datu Zahra
udah cinta, udah ditidurin, mau ditanggung jawab gengsi, ujung²y nangis mulu. hamil kan
Datu Zahra
gak sopan mukul kepala suami
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!