NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Berbagi Cinta: Kisah Pilu Istri Pertama

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:21.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nadziroh

JUARA 1 LOMBA BERBAGI CINTA


Sabrina Salsabila, gadis yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan itu harus menanggung beban lebih berat daripada kehilangan orang tuanya, di umur dua puluh tahun, musibah kembali menimpanya, ia kehilangan kehormatannya dan hamil di luar nikah.

Untuk menutupi aibnya, Ibu panti menjodohkannya dengan Mahesa Rahardjo, putra tunggal Yudi Rahardjo, itu adalah awal penderitaannya, di hari pernikahan Mahesa melampirkan surat penjanjian yang sangat menyakitkan. Demi putra yang di kandungnya, Sabrina rela menjalani pernikahan tanpa cinta dari suaminya.

Sampai pada suatu hari kenyataan pahit kembali menamparnya saat Mahesa memutuskan menikah lagi dengan pacar yang dicintainya. Lagi lagi ia harus mengalah daripada harus melahirkan bayinya tanpa seorang suami.

Merasa tak sanggup menyaksikan Mahesa yang selalu memamerkan kemesraannya dengan istri keduanya, Sabrina memilih pergi dari rumah, disaat itulah Mahesa merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan

Sayup sayup Sabrina mendengar ocehan Devan, wanita itu segera membuka mata dan menggeliat, betapa terkejutnya saat tangannya menyenggol sesuatu yang sangat keras,  perlahan Sabrina menoleh ke samping lalu tersenyum. Ternyata tangannya berada di kepala Mahesa.

Semoga ini adalah awal yang baik bagi kita. 

Sebuah kecupan mendarat di pipi Mahesa yang masih terlelap. 

Sabrina mengangkat tangan Mahesa yang bertumpu di perutnya lalu terbangun menatap box Devan yang masih tenang. 

Baru saja ingin beranjak, sebuah tangan dari belakang melingkar di perutnya kembali. Mahesa lah pelakunya. Pria itu menenggelamkan wajahnya di punggung Sabrina.

"Mau kemana?" tanya Mahesa dengan suara serak khas bangun tidur. 

"Ini sudah pagi, Mas. sudah waktunya subuh, lebih baik mas Sholat dulu." 

Mahesa kembali membaringkan tubuhnya membawa Sabrina ikut di sampingnya.

"Kita sholatnya berjamaah ya?"

Sabrina temutar bola matanya dan mencubit pipi suaminya. 

"Tidak bisa, aku masih libur. Kurang lebih dua minggu lagi baru aktif. 

"Aku lupa, setelah itu kamu siap kan menjadi istriku sepenuhnya?" ucap Mahesa memohon. 

"Iya," jawab Sabrina dengan nada datar. 

Setelah Mahesa ke kamar mandi, Sabrina menyiapkan perlengkapan sholat serta baju yang kemarin dibawa. Setelah itu beralih menghampiri Devan yang ternyata kembali terlelap setelah beberapa saat diabaikan. 

"Maafin bunda ya, Nak."

Sabrina merapikan ranjangnya seraya menunggu Mahesa keluar. Disaat Sabrina meraih jas kotor suaminya, tiba tiba saja ponsel Mahesa berdering.

Sabrina hanya menatap layar yang berkedip tanpa memegang, ternyata nama Camelia di sana, Sabrina mulai panik saat dering ponsel itu terus menggema, akhirnya dia membawa ponselnya menuju kamar mandi. 

"Mas, Camelia menelponmu," seru Sabrina sembari mengetuk pintu. 

Saking lamanya Sabrina menyandarkan punggungnya dengan ponsel di tangannya, dan tiba tiba saja pintu terbuka dari dalam hingga tubuh Sabrina terhuyung jatuh ke dalam pelukan suaminya. 

Tangan Mahesa menangkap tubuh Sabrina hingga kedua tangan mereka saling terpaut. 

"Batal kan, jadinya," ucap Mahesa tanpa ingin melepaskan jemarinya. 

Sabrina hanya tersenyum. "Camelia telepon." 

Mahesa meraih benda pipihnya dari tangan Sabrina dan mengangkatnya,  keduanya masih berpelukan. 

"Iya ada apa?" tanya Mahesa, satu tangannya memegang ponselnya, dan yang lainnya membungkam mulut Sabrina untuk tidak bicara.

"Kamu lupa hari ini jadwal aku periksa, kamu harus pulang!" ucap Camelia dengan nada ketus. 

"Iya, aku pulang,"

Mahesa memutuskan sambungannya.

"Kenapa nggak jujur?" tanya Sabrina. 

"Camelia bukan kamu, aku nggak mau dia melakukan sesuatu jika tahu aku disini."

Mahesa teringat dengan ucapan Camelia yang tak mau berbagi cinta pada wanita lain, dan faktanya Mahesa mulai menjatuhkan hati untuk Sabrina, pasti wanita itu tak akan mau menerimanya begitu saja, Dan Mahesa mulai merencanakan sesuatu untuk menjelaskan pada Camelia. 

Mahesa mengangkat tubuh Sabrina membawanya ke atas ranjang, niat untuk subuh dibatalkan dan beralih menggoda wanita solehah yang kini ada di dekatnya.

Seketika Mahesa mengungkung tubuh Sabrina di bawahnya, mengunci kedua tangannya hingga wanita itu tak bisa berkutik. 

"Mas, kamu mau apa?" Sabrina merasa takut saat Mahesa mendekatkan wajahnya. Tenaganya yang kecil tak mampu melawan tenaga Mahesa yang begitu kuat. 

"Aku hanya mau cium kamu,  memangnya nggak boleh," Tanpa minta izin Mahesa mencium kedua pipi Sabrina bergantian. 

"Curang," keluh Sabrina memalingkan wajahnya ke arah lain. 

"Satu sama," jawab Mahesa. 

Sabrina  membelalakkan matanya dan menatap manik mata suaminya. 

"Tadi kamu juga cium aku, jadi sekarang kita sama."

Wajah Sabrina merah padam karena malu. Tak menyangka kalau Mahesa menyadari kelakuannya. 

"Mas, sebentar lagi waktu Shubuh habis, cepetan!" Sabrina mengalihkan pembicaraan. 

Mahesa membantu Sabrina untuk bangun lalu ke kamar mandi.  Sedangkan wanita itu meraih hijabnya lalu keluar, tak mau terjebak dengan suasana yang membuat jantungnya terus berdegup kencang. 

Setibanya di meja makan, Sabrina hanya bisa tersenyum renyah saat melihat makanan yang sudah siap.

"Siapa yang masak, Bi?"

Arum dan Sesil yang ada di dapur mengangkat tangan masing-masing.

"Takutnya kamu dan Mas Mahesa lapar," Sesil Membawa segelas susu untuk Sabrina.

"Kenapa semalam nggak makan?" timpal Arum.

Sesil dan Arum bagaikan polisi yang sedang mengintimidasi tersangka. 

"Mas Mahesa memang nggak mau makan," cicit Sabrina. 

"Kenapa?" tanya Arum menyelidik. 

"Katanya," Sabrina menjeda ucapannya, lidahnya sedikit ragu untuk melanjutkannya, matanya terus menatap Arum dan Sesil bergantian.

"Apa?"

"Katanya wajahku sudah membuatnya kenyang," Akhirnya lolos sudah apa yang dikatakan Mahesa semalam. 

Arum dan Sesil tertawa lalu memeluk Sabrina dengan erat. 

"Itu artinya Mas Mahesa sudah mulai mencintai kamu, lupakan masa lalu dan mulailah hidup yang baru."

Lega, itulah yang dirasakan Sabrina,  akhirnya perjuangannya membuahkan hasil dan bisa melunakkan hati suaminya disaat dirinya hampir menyerah. 

Tak hanya semalam tidur bersama, sarapan pun bersama dan hanya berdua, Arum dan Sesil memilih untuk berangkat kerja lebih awal, memberi ruang Sabrina dan Mahesa untuk bisa lebih dekat lagi. Dan akhirnya keduanya pun dipisahkan oleh waktu. 

Randu yang sudah tiba hanya bisa menilik jam yang melingkar di tangannya, menunggu Mahesa yang belum juga keluar. Pria itu tampak jenuh, apalagi cuaca makin panas sepanas hatinya yang belum juga mendapat pasangan. 

"Nanti malam aku tidur di rumah, kamu jaga diri baik-baik!" 

Sabrina menganggukkan kepalanya dan tersenyum. 

"Mas hati hati dijalan! Semoga bayi Camelia sehat." 

Mahesa mengecup kening Sabrina mengucapkan salam lalu menghampiri mobil miliknya. 

Setelah mobil yang ditumpangi Mahesa menghilang, Sabrina masuk dan mengunci pintu seperti yang diinginkan  Mahesa.

Hampir setengah perjalanan, Mahesa teringat gelang yang kemarin dititipkan pada Randu. 

"Randu…" 

"Iya, mas,"  jawab Randu seraya menatap wajah Mahesa dari kaca spion. 

"Bagaimana dengan gelang kemarin?"

"Yang kemarin sudah dicuci dan aku simpan, permintaan mas Mahesa juga sudah mulai dikerjakan hari ini,  tapi kata Rio, lebih cantik jika pakai Rhodium, desainnya lebih elegan dan terkesan anggun jika dipakai."

Mahesa manggut-manggut mengerti. 

Sabrina sangat menyukai gelang, dan aku lihat dia nggak peduli dari apa gelang itu dibuat, jika pakai Rhodium lebih cantik, kenapa tidak. 

"Bilang ke Rio,  pakai Rhodium saja dan aku mau secepatnya!" tegas Mahesa. 

Gelang gelang gelang, kira kira itu gelang siapa sih, sampai mas Mahesa mau mengeluarkan banyak uang untuk membuatnya kembali.

Seperti Mahesa, Randu pun bertanya tanya tentang gelang yang masih misterius yang sebentar lagi akan menjadi milik Sabrina. 

Mahesa menyandarkan kepalanya di jok dan memejamkan matanya. 

Selama ini aku tidak pernah memperdulikan kamu, bahkan aku sangat membencimu, semenjak kita menikah, aku hanya memberikan luka, aku hanya memberimu air mata, aku yang membuat perjanjian itu, dan aku sendiri yang sudah melanggarnya, karena saat ini aku tidak bisa lepas dari kamu, Sabrina Salsabila, maafkan aku," lirih hati Mahesa dengan penuh penyesalan. 

1
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Gung Ayu
ga sopan bgt.. bukannya terimakasih ke mertuanya yg udh baik... karakternya ga jls/Facepalm//Facepalm/
Gung Ayu
??? /Speechless//Speechless//Speechless/
Ara Dhani
randu jahil banget😂😂
Balqis Callista
mungkin kah ayah biologis yg dkndung ank mahesa? yg memperkosa mahesa tp yg mengaku merenggut kesucian nya si ulet bulu?
Jamaliah
so sweet banget 😂😂😂😂😂👍👍👍👍👍👍👍
Jamaliah
sabar Mahesa semua butuh proses
Enung Nurlaela Noenkandenk
Luar biasa
Jamaliah
😭😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
Camelia egois banget
Jamaliah
tes DNA anaknya Camelia dan anaknya Sabrina supaya lebih jelas yg mana anaknya mahesa
Jamaliah
berarti anak Camelia anaknya andre
Jamaliah
pergi yang jauh Sabrina biar Mahesa tau rasa😭😭😭😭😭😭
Jamaliah
kasihan Sabrina 😭😭😭😭😭😭
Ayanih
Luar biasa
Nethy Sunny
semoga yg d kandung camelia anak andre
Nethy Sunny
berani beraniny arum bangunin macan yg lg tidur 😆
Nethy Sunny
udahlah sabrina kamu g ada kewajiban berbakti sama suami kaya gitu minim akhlak 😤
Nethy Sunny
c arum sampe ngibrit gitu galak2 gitu juga ganteng 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!