NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 — Ketuk Pintu, Bukan Rahasia

Pagi manis Rakha dan Nadira berubah saat Rakha bersiap pergi ke kantor, dan mendapati Pak Mahendra sudah berada di depan apartemen Nadira.

“Papah? Sedang apa Papah di sini?” tanya Rakha spontan saat melihat ayahnya berdiri di sana. Ia terkejut, Nadira pun demikian—tapi Pak Mahendra justru lebih terkejut lagi.

“Kamu yang sedang apa pagi-pagi di sini?” balas Pak Mahendra, menatap Rakha dan Nadira bergantian.

Wajah Nadira langsung panik sejak melihat kehadiran Pak Mahendra. Ia takut pernikahan mereka terbongkar, dan yang lebih buruk, jika Pak Mahendra menolak hubungan mereka setelah tahu kebenarannya.

“Aku…” Rakha bingung harus menjawab apa. Ia melirik Nadira, berharap Nadira bisa membantunya.

Namun, suara Pak Mahendra lebih dulu terdengar, menghentikan kebingungan mereka. Debaran di dada Rakha dan Nadira yang sebelumnya muncul karena satu sama lain, kini berubah menjadi ketegangan akibat kehadiran orang lain—ayah Rakha.

“Kita bicara di dalam,” ucap Pak Mahendra. Nada suaranya terdengar biasa saja, tetapi bagi Rakha dan Nadira, itu terdengar seperti ketegasan.

Rakha menarik lembut tangan Nadira, menggenggamnya untuk menenangkan sang istri. Namun, gestur itu dilihat langsung oleh Pak Mahendra. Nadira buru-buru menarik tangannya, seolah tak ingin hubungan mereka terungkap.

Pak Mahendra akhirnya masuk lebih dulu, duduk di atas sofa ruang tamu apartemen Nadira. Sementara itu, Nadira tampak menjaga jarak dari Rakha. Ia bahkan memilih duduk di sofa lain ketika Rakha duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan ayahnya.

Rakha tidak marah. Ia memahami kepanikan dan ketakutan istrinya, dan membiarkan Nadira duduk di mana pun ia merasa nyaman. Meski begitu, Pak Mahendra tetap dapat melihat ada sesuatu yang janggal di antara mereka.

“Jadi, kenapa kamu ada di sini, Rakha?” tanya Pak Mahendra, memusatkan perhatian pada anaknya yang pagi-pagi bukan pergi ke kantor, melainkan mendatangi seorang perempuan di apartemennya.

“Aku menemui Nadira, apa lagi?” jawab Rakha berusaha tenang. Ayahnya sudah tahu perasaannya terhadap Nadira, jadi menurutnya wajar bila ia menemui Nadira.

“Oh... oke,” ucap Pak Mahendra seolah tak ingin memperpanjang pertanyaan itu. Ia lalu menatap Nadira untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Namun sebelum itu, ia ingin terlebih dahulu menanyakan keadaan Nadira setelah pernikahannya dengan Galendra batal.

“Nadira, bagaimana keadaanmu?” tanyanya dengan nada lebih tenang.

Rakha menghela napas lega. Tampaknya ayahnya tidak curiga. Meski begitu, ia tetap berharap ayahnya segera pergi dari sana.

“Saya baik-baik saja, Pak,” jawab Nadira sopan, dengan nada formal sebagai mantan karyawan yang berbicara kepada mantan atasannya.

Pak Mahendra mengangguk. Setelah tahu Nadira baik-baik saja, ia merasa waktunya tepat untuk menyampaikan tujuan kedatangannya.

“Saya ingin kamu kembali bekerja,” ucap Pak Mahendra. Bukan sebagai perintah, melainkan permintaan dari seorang atasan yang ingin karyawan kesayangannya kembali bergabung di perusahaan.

Ia memilih mengesampingkan hubungan antara Rakha dan Nadira yang tampak mencurigakan. Kedatangannya hari itu hanya untuk satu hal: mengambil kembali salah satu aset berharganya.

"Maaf, Pak. Tapi saya sudah tidak bisa bekerja," ucap Nadira, berusaha menolak dengan sopan.

Namun, Pak Mahendra bukanlah orang yang mudah menyerah—sifat yang juga diwarisi oleh Rakha, putranya. Jika ditolak sekali, ia bisa saja menawarkan berbagai hal menarik, asalkan Nadira mau kembali.

"Kenapa?" tanya Pak Mahendra. Sebelum membuat penawaran, tentu ia ingin tahu alasan di balik penolakan Nadira.

"Ada hal yang tidak bisa saya katakan," jawab Nadira tetap sopan.

Rakha mengangguk pelan dari tempat duduknya, seolah menyetujui ucapan istrinya. Memang ada hal yang tidak bisa diucapkan, dan menurutnya, seharusnya ayahnya tidak bertanya lebih jauh—apalagi memaksa Nadira kembali ke perusahaan.

“Saya bisa menaikkan gaji kamu. Kamu bisa bekerja secara fleksibel, tidak perlu sering datang ke kantor. Cukup hadir saat diperlukan, dan selebihnya kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dari rumah,” ucap Pak Mahendra. Perkataannya terdengar seperti serangan mendadak bagi Rakha.

Ia tidak menyangka ayahnya akan sejauh itu hanya demi membuat Nadira kembali bekerja. Rakha ingin membantah, tetapi khawatir sikapnya malah membuat ayahnya curiga. Ia hanya bisa diam, memandangi Nadira dan menunggu jawaban istrinya.

“Rakha juga pasti senang kalau kamu kembali ke perusahaan,” ujar Pak Mahendra.

Kalimat itu sukses membuat Rakha melotot. Jika ayahnya terus membawa-bawa namanya seperti ini, Nadira bisa saja luluh dan menerima tawaran itu.

“Aku tidak seperti itu,” ucap Rakha cepat, membantah sebelum Nadira benar-benar menjawab.

“Kamu tidak suka Nadira kembali ke kantor?” tanya Pak Mahendra, kini justru membuat Rakha semakin panik.

Rakha khawatir Nadira salah paham dengan kata ‘tidak suka’ yang digunakan ayahnya. Sementara itu, Nadira masih terdiam. Tidak satu pun jawaban keluar dari bibirnya.

“Siapa bilang aku tidak suka? Aku suka. Tapi, Papah juga tidak bisa memaksa Nadira kalau dia sendiri tidak mau,” ucap Rakha akhirnya.

Ia melirik Nadira, khawatir istrinya salah paham. Ia tidak ingin Nadira berpikir bahwa dirinya tidak menyukai kehadirannya di perusahaan.

“Nadira belum bilang tidak mau,” sahut Pak Mahendra, enggan mengalah.

Nadira menghela napas pelan. Berhadapan dengan Pak Mahendra dan Rakha secara bersamaan membuatnya bingung menentukan keputusan.

“Saya akan pikirkan dulu, Pak,” ucap Nadira akhirnya. Daripada ayah dan anak itu terus berdebat di hadapannya, lebih baik ia menunda jawabannya.

“Baiklah, kalau begitu saya tunggu kabar baik dari kamu,” ucap Pak Mahendra tanpa mempermasalahkan keputusan Nadira.

“Tidak perlu buru-buru. Saya akan menunggu sampai kamu benar-benar siap untuk kembali bekerja,” tambahnya tenang.

Rakha menatap ayahnya dengan kesal. Ia tidak menyangka ayahnya akan berkata seperti itu—seolah Nadira pasti akan menerima tawaran itu, seolah Nadira memang seharusnya menerimanya.

“Baik, Pak. Nanti akan saya kabari,” jawab Nadira sopan. Meski ia sendiri sebenarnya tak terlalu mempertimbangkannya. Apalagi pernyataan Pak Mahendra sebelumnya, tentang Rakha yang tidak suka jika dirinya kembali bekerja, menjadi alasan terkuat baginya untuk menolak tawaran itu.

Ia tidak salah memahami maksud dari kalimat Pak Mahendra. Yang ia tahu, suaminya bukan tidak suka ia kembali bekerja karena tidak ingin bertemu di kantor, melainkan karena sekarang mereka sudah menikah.

Pak Mahendra mengangguk, lalu menatap Rakha dengan pandangan berbeda.

“Dan untuk kamu…” ucapnya, memberi jeda sebelum melanjutkan dengan nada serius, “jangan biasakan datang ke tempat perempuan pagi-pagi. Orang bisa saja mengira kamu menginap di sini.”

“Iya memang, aku menginap di sini, Pah,”—ingin rasanya Rakha mengatakan itu di depan ayahnya. Namun, yang keluar dari mulutnya hanya, “Iya, Pah.”

Pak Mahendra kembali mengalihkan pandangannya ke Nadira setelah mendapat jawaban itu.

“Saya harus pergi sekarang,” ucapnya sambil bangkit dari sofa, membuat Nadira dan Rakha ikut berdiri.

“Kamu juga jangan sembarangan buka pintu kalau dia datang,” lanjutnya sambil melirik ke arah Rakha.

Nadira hanya tersenyum kecil, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tapi senyum itu cukup membuat Rakha merasa seolah istrinya benar-benar tidak akan menerimanya pulang lagi.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!