Nabila Pratomo adalah seorang dokter bedah yang tergabung dengan doctors without Borders, membuatnya bisa bekerja di semua rumah sakit seluruh dunia. Tanpa ada yang mengetahui -- kecuali keluarganya -- dibalik sikap cuek, barbar dan masa bodoh, Nabila memiliki rahasia yang membuatnya skeptis dengan namanya pernikahan.
Semuanya berantakan ketika Nabila bekerja di RS Royal Infirmary Edinburgh Skotlandia. Disana dia bertemu dengan dokter bedah bernama Mike Cahill. Keduanya bagaikan Tom and Jerry.
Disaat Mike mulai membuka hati kepada Nabila, gadis itu pergi menuju negaranya untuk bekerja disana. Dan Mike tetap mempertahankan Nabila karena hanya dirinya yang menerimanya apa adanya.
Follow Ig ku @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bryan
Nabila langsung panik menggedor kamar Mike yang segera terbuka menampilkan tubuh Mike yang polos hanya mengenakan celana piyama. Awalnya Mike ingin menggoda tunangannya namun melihat wajah paniknya dia menjadi bingung.
"Nab, sayang. Ada apa?" tanya Mike seraya memegang bahu Nabila yang gemetar.
"Kita harus pulang! Kita harus ke Jakarta!" seru Nabila panik berulang-ulang.
Rita yang belum tidur ikut bingung melihat nonanya.
"Kenapa harus pulang? Ini sudah jam berapa Nab?" Mike melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam.
"Bryan, Mike! Bryan!"
"Ada apa dengan Bryan nona?" tanya Rita panik.
"Bryan ditabrak Bagas! Sekarang dia kritis!"
Mike dan Rita terkejut.
"Kita pulang sekarang!" putus Mike.
Tanpa suara mereka segera membereskan tas membawa yang penting-penting saja. Mike menelpon Dad Duncan yang memang belum kembali ke Inggris jadi pesawat pribadi nya masih berada di bandara. Sang pilot pun segera menyanggupi perintah boss besarnya. Papa Adrian yang mendengar pun ikut kembali ke Jakarta. Pukul 4 pagi, semua rombongan sampai di Jakarta dan langsung menuju rumah sakit.
Nabila sudah menghubungi Gala yang masih berada di rumah sakit menemani Bryan. Segera mereka menuju ruang rawat ICU tempat Bryan dirawat.
"Pagi Oom, pagi tuan McGregor" sapa Gala yang wajahnya kusut dan bajunya pun sudah lecek.
"Pagi Ga. Gimana kronologis kejadiannya?" tanya papa Adrian sedangkan Mike dan Nabila sedang berbicara dengan dokter yang merawat Bryan.
"Informasi yang saya dapatkan, Bryan sedang berada di sebuah kafe musik dan disana dia bertemu dengan Bagas. Menurut beberapa saksi mata, Bagas memang dalam keadaan sedikit mabuk memulai pembicaraan namun diacuhkan oleh Bryan. Bagas emosi dan nyaris terjadi perkelahian kalau saja pemilik kafe tidak turun tangan. Bagas pun diusir dari kafe itu. Sepuluh menit kemudian, Bryan bertemu dengan seseorang yang masih kami cari siapa. Mereka ngobrol disana hingga pukul sepuluh. Orang itu pergi dan tak lama Bryan pun meninggalkan kafe itu. Ketika hendak menuju mobilnya, Bryan ditabrak oleh Bagas hingga terpental. Disaat Bagas hendak menabrak lagi, orang-orang disana sudah menolong Bryan dan menahan mobil Bagas yang akhirnya dibawa ke kantor polisi." papar Gala.
"Bryan bertemu dengan Jack" ucap Duncan sambil mengeluarkan ponselnya. "Saya memang berencana hendak kemari hari ini tapi ternyata harus dipercepat." Duncan pun menelepon seseorang.
"Lalu bagaimana kau tahu itu Bryan?" tanya papa Adrian.
"Sebelum pingsan, Bryan sempat meminta hubungi saya dan polisi yang mendengar permintaan Bryan segera menghubungi saya Oom". Gala melirik ruang tempat Bryan dirawat. Semua alat medis tertempel di tubuh pria itu.
Di depan pintu kamar Bryan, Rita diam-diam menangis, bagaimana tidak, pria itu yang selalu bersamanya ketika menjaga nonanya, pria itu yang selalu membuatnya tertawa walaupun dengan gaya kakunya.
Cepat sembuh Bry, kau masih punya hutang memasukkan aku ke klan tuan McGregor.
***
Nabila dan Mike masih membaca hasil diagnosa dan operasi Bryan. Kaki kanan Bryan mengalami patah di dua tempat, panggul kiri mengalami retak, kepalanya mengalami gegar otak ringan, tangan kiri patah. Beruntung organ penting seperti jantung, paru-paru, hati, limpa semua baik-baik saja.
"Paling parah patah kaki kanannya dok. Tapi saya yakin dengan pengobatan dan fisioterapi rutin, akan bisa berjalan lagi. Meskipun tuan Bryan sempat terpental, dia jatuh di rimbunan semak-semak yang lebat dan itu yang menyelamatkan nyawanya".
Nabila meneteskan air matanya membaca semua hasil pemeriksaan Bryan. Disaat dia berada jauh dari pengawalnya itu, malah pengawalnya yang celaka. Bagaimana pun, Bryan yang selama ini menjaganya bersama dengan Rita, Bryan yang seperti adik sendiri.
"Nanti aku bawa Bryan pulang ke Skotlandia, biar dia dirawat disana. Ada aku dan Sean, jadi kamu tidak usah khawatir" ucap Mike sambil memeluk Nabila yang menangis.
"Kenapa...kenapa Bryan belum...sadar juga" Isak Nabila.
"Tuan Bryan masih dalam pengaruh obat bius, dok Nabila." Nabila meringis kikuk. Akibat panik melihat Bryan, otaknya menjadi Lola.
"Son!" panggil Duncan yang memberi kode agar Mike mendekat kepadanya.
Mike melepaskan pelukannya di tubuh Nabila.
"Sebentar, sayang. Dad memanggilku." Nabila mengangguk dan pria itu kemudian menghampiri ayahnya lalu keduanya pergi bersama Gala.
"Dokter Nabila, saya tinggal dulu" ucap dokter yang merawat Bryan.
"Terimakasih dok". Nabila pun melangkah menuju ayahnya yang sekarang duduk di kursi tunggu rumah sakit. Gadis itu lalu duduk di sebelah ayahnya dan menaruh kepalanya di bahu pria paruh baya itu yang kemudian mengelus kepala putrinya.
"Yang sabar Nab. Bryan kuat! Dia pria yang tidak gampang menyerah." hibur papa Adrian.
Nabila mengangguk sambil melihat Rita yang masih setia melihat Bryan dari balik kaca ruang ICU.
"Mike pergi sama Duncan dan Gala?" tanya papa Adrian.
"Iya pa, tadi wajah Dad Duncan seperti hendak bunuh orang".
"Siapa yang nggak pengen bunuh orang, Bil. Calon mertua mu itu tetap seorang mafia walaupun sudah memutuskan pensiun. Apalagi yang diserang adalah salah satu anak buahnya. Papa ga heran kalau Bagas tinggal nama nanti" ucap papa Adrian.
"Aku bersyukur tidak ada organ tubuh Bryan yang terluka, hanya saja kaki kanannya patah di dua tempat. Dokter Irwan yang merawat tadi bilang, Bryan butuh waktu lama untuk berjalan lagi."
Papa Adrian menatap putri cantiknya.
"Apa yang Mike dan kamu lakukan?"
"Mike tadi bilang akan membawa Bryan pulang ke Skotlandia jika kondisinya sudah bisa dibawa perjalanan jauh. Disana ada Sean juga jadi aku pun agak tenang Bryan dibawah penanganan yang tepat."
"Kenapa Bryan tidak kau rawat disini saja Bil?"
"Keluarga besar Bryan adalah klan McGregor dan jika disana, dia akan lebih merasa nyaman bersama keluarganya. Apalagi dia tangan kanan Edward, pasti Edward akan lebih menjaganya".
Ponsel Nabila tiba-tiba berbunyi dan tampak nama Edward Blair di layar.
"Panjang umur" cetus Nabila. "Halo Edward."
"Nona Nabila, bagaimana keadaan Bryan?" tanya Edward dengan nada biasa namun Nabila bisa merasakan kecemasan di dalamnya.
Nabila pun menjelaskan pada Edward kondisi Bryan.
"Fu***!!! Shiiiittt!!! Brengsek tuh orang!!!" Edward mengumpat segala macam bahasa kasar yang diketahuinya.
"Calm down, Ed. Setidaknya organ tubuh penting Bryan selamat"
"Tetap saja anak itu celaka!"
"Mike akan membawa Bryan kembali ke Skotlandia untuk dirawat disana."
"Baik nona. Oh, boss besar kemana nona? Saya tidak dapat menghubungi beliau".
"Dad bersama Mike dan Gala, polisi sahabatku, pergi tadi Ed. Mungkin ke kantor polisi tempat bajingan itu ditahan." Nabila menoleh ketika sebuah bayangan menutupi dirinya. "Jack?"
"Apakah Jack disitu nona?" tanya Edward.
"Iya Ed, Jack disini."
"Bagus. Sementara biar Jack disana bersama nona dan tuan Pratomo. Saya mengurusnya dari sini." Edward menutup panggilannya.
"Nona..." suara Jack melemah. "Maafkan saya tidak bisa melindungi Bryan". Pria berbadan besar bagaikan pegulat WWE dan berwajah seram itu tiba-tiba menangis.
"Jack..." Nabila memeluk bodyguard Duncan.
"Saya melihatnya terpental, nona" ucap Jack disela-sela tangisnya.
"Bryan kuat Jack. Dia menderita patah tulang tapi semua organnya selamat".
"Darah yang keluar dari kaki Bryan banyak sekali, hingga tadi harus diberi transfusi". Jack masih menangis.
Papa Adrian terperangah melihat bodyguard besannya yang hatinya malah seperti hello Kitty.
Nabila kemudian melepaskan pelukannya, lalu menepuk-nepuk bahu Jack.
"Jack, jangan menangis! Tidak cocok dengan perawakanmu!" kekeh Nabila.
***
mlah baca kisah Abi dan Dara Giandra🤣🤣🤣🤣
loncat²...bayikk putuskan membaca berurutan hihihi😍😍😍
Ugh mike sweet banget kamu muach muach
aku juga baru baca nih