Power Of Woman

Dua hari telah berlalu sejak kejadian itu, Reyna terpaksa ijin tidak masuk kantor karena luka sayat oleh pecahan kacanya lumayan parah, mendapat 4 jahitan di dalam balutan perbannya

"Assalamualaikum...hai intan.." sapa Reyna

"Waalaikumsalam... Alhamdulillah... akhirnya kamu datang juga Rey, sudah 2 hari aku menggantikan kamu, heh...lega rasanya kamu dah masuk" kata Intan

"Maaf ya in...kamu jadi repot ni, ya udah kamu bisa kembali ke tempatmu dan aku kerjakan tugasku ok?" Kata Reyna sambil mengedipkan matanya

"Siap cantik, eh.. tunggu-tunggu..itu tangan kananmu kenapa di perban gitu,coba lihat" kata Intan cemas dan meraih tangan kanan Reyna

"Gak apa-apa In..cuma kecelakaan dikit,gak sengaja kena pecahan kaca dirumah" jawab Reyna

"Aduh, kok bisa sih Rey, jadi ngeri aku lihatnya, ya udah Rey..aku pergi dulu ya, hati-hati ma tanganmu" kata Intan dan beranjak pergi

Sepuluh menit kemudian datanglah sang bos, Alex Berjalan santai menuju ruangannya, dilihatnya Reyna sudah menunduk akan memberi hormat

"Assalamualaikum.." salam Alex saat bertatap mata dengan Reyna

"Waalaikumsalam.." jawab Reyna menunduk

"Masuk ke ruangan saya.." kata Alex sambil melanjutkan langkahnya masuk ke ruang kerja diikuti oleh Reyna dibelakangnya

"Iya pak..saya akan membacakan jadwal bapak hari ini" kata Reyna

"Gak perlu..duduklah, ada yang Ingin aku tanyakan" kata Alex yang sudah duduk duluan di sofa,diikuti dengan reyna yang duduk agak jauh di sebelah Alex

"Itu tanganmu kenapa, apa hal ini yang membuat kamu absen selama dua hari?" Tanya Alex

"Iya pak, tapi ini sudah sembuh kok, saya sudah bisa kerja dengan baik" jawab Reyna sambil nyengir

"Hemm, benarkah..sini biar aku lihat" Alex langsung bergeser pindah di dekat Reyna

"Eh, maaf pak..gak perlu dilihat, beneran sudah enakan kok" kata Reyna gugup melihat Alex sangat dekat dengannya

Tanpa perduli apa yang dikatakan Reyna, tangan Alex langsung meraih tangan kanan Reyna yang dibalut perban, dibukanya pelan dan terlihatlah ada lima luka jahitan yang cukup dalam

"Ini yang kamu bilang baik..ceritakan apa yang terjadi..?" Kata Alex

"Saya hanya tidak sengaja terkena pecahan kaca di kamar saya pak" kata Reyna

"Kenapa sampai ada pecahan kaca di kamar kamu?" tanya Alex

"Eh..itu..anu..oh ya, gak sengaja kaca rias saya terjatuh, jadi pecah,saya terluka waktu membereskan pecahan kacanya pak" jawab Reyna gugup karena berbohong

"Kamu itu gak pandai berbohong, jangan dipaksakan untuk mengarang cerita, memangnya membersihkan serpihan kacanya kamu genggam erat gitu, sampai luka sedalam gini?" Kata Alex sambil membenahi balutan tangan Reyna

Reyna hanya diam membisu dan menunduk, entah mengapa Reyna merasakan sakit di hatinya makin terasa, dan tanpa di sadari Reyna meneteskan air mata, teringat bagaimana perlakuan suaminya yang mengakibatkan luka di tangannya

"Maaf pak...hik..hik..saya ijin ke luar dulu" kata Reyna sambil menahan tangisnya

"Menangislah di sini saja, tidak baik kalau diluar, akan dilihat banyak karyawan yang lain" kata Alex

Seketika itu juga Reyna menangis sejadi-jadinya, rasanya sudah tidak kuat menanggung beban hidupnya, kedua telapak tangan Reyna menutupi mukanya, badan Reyna semakin berguncang menahan tangisnya

Alex yang awalnya hanya diam saja, tidak tega melihat keadaan Reyna dan merengkuh Reyna dalam pelukannya

"Menangislah kalau itu membuatmu lebih baik, ingat kamu adalah wanita hebat dan kuat, jangan biarkan masalah dunia akan merusak ikhtiar mu menjalani kehidupan di jalan Alloh" kata Alex pelan

Jleb..

Kata-kata Alex langsung membuat Reyna terdiam dan beristighfar,seolah tersadar betapa dia sangat terseret arus dunia, dan hampir tidak mengingat Alloh di atas segalanya

Segera Reyna membenahi posisi duduknya dan melepaskan diri dari pelukan Alex,dia seka air matanya dan tersenyum kembali

"Maaf... terimakasih pak..saya akan kembali bekerja"

"Hemm..bagus, semangat lah Rey, kamu wanita yang kuat" kata Alex tersenyum ke arah Reyna

Reyna langsung membalas senyumannya dan keluar dari ruangan Alex

"Aduh...ini dadaku berdetak kenceng banget ya lihat senyuman pak Alex" batin Reyna sambil memegangi dadanya

***

Sudah 3 Minggu berlalu,luka ditangan Reyna pun sudah sembuh dan hampir tidak kelihatan bekasnya, tapi jangan ditanya luka di hati Reyna yang semakin menganga

***

"Rey...kamu di dalam?" Tanya Dinda

"Iya Bun,masuk aja gak dikunci" jawab Reyna

Dinda masuk dan duduk disamping Reyna yang sedang asik dengan laptopnya

"Udah yuk, jangan kerja Mulu..kita nonton bareng ,tu sudah ditunggu.. semua dah pada ngumpul, lagian besok kan hari libur Rey.." kata Dinda

"Iya Bun... ayo.." kata Reyna beranjak keluar kamar menuju ke ruang tengah bersama dengan Dinda

"Eh..sini kak, bagus ni filmnya, masih baru main kok" kata Azeta menyapa

"Oh ya..seru kayaknya.." jawab Reyna

"Yang...ada undangan pesta hari jadi perusahaan Bimantara, tadi kebetulan aku yang terima undangannya" kata Zeta ke Rehan

"Oh iya..makasih sayang" jawab Rehan

"Aku ikut ya yang...soalnya kan pemilik perusahaan itu dulu kenal sama keluargaku, biar tau kalau kamu suamiku" ucap Azeta tanpa sungkan

"Benarkah..itu bagus,karena perusahaan ku berencana kerjasama dengan Bimantara company" kata Rehan

"Gimana denganmu Rey...harusnya kamu juga mendampingi suamimu" kata Agam

"Oh.. Rey terserah mas Rehan saja" jawab Reyna

"Tapi yah.. dengan menunjukkan bahwa mas Rehan punya 2 istri, takutnya membawa dampak negatif buat perusahaan yang akan kerjasama nantinya" sahut Azeta

"Kalau begitu kamu berangkat sendiri saja Han, Begitu lebih adil.." kata Agam

"Yah..Zeta ikut bukan hanya sebagai istri mas Rehan saja, tapi kami saling mengenal, itu menguntungkan bagi kerjasama perusahaan kita nanti" jawab Azeta

"Sudah-sudah, biar Azeta saja yang ikut yah..lagian Reyna juga tidak mengenal sama sekali" ucap Reyna berusaha tidak memperpanjang perdebatan Agam dan Azeta

"Tapi Rey..." Kata Dinda sambil menatap tajam ke arah Rehan yang hanya diam tidak bergeming

"Sudahlah Bun...Reyna tidak apa-apa, walau sebenarnya kerjasama perusahaan itu bukan dilihat dari kedekatan keluarga, tapi kualitas perusahaan itu sendiri" kata Reyna menyindir Rehan

***

Hari dimana malam nanti pesta hari jadi perusahaan besar Bimantara Company akhirnya tiba

"Rey...nanti malam kamu hadir di acara Bimantara Company?" Tanya Alex

"Kebetulan tidak pak.."jawab Reyna

"Memangnya suamimu tidak mendapatkan undangan..? Tanya Alex heran

"Dapat pak..cuma saya tidak ikut" kata Reyna sedikit gugup

"Oh...dia lebih memilih istri mudanya?" Kata Alex

"Kebetulan Azeta kenal dengan keluarga pemilik Bimantara Company, jadi lebih baik dia yang mendampingi suami" kata Reyna

"Benarkah..kebetulan sekali, kalau begitu kamu nanti malam mendampingiku sebagai sekretaris di acara Bimantara Company..!" Perintah Alex

"Tapi pak...saya.." Reyna bingung harus berbuat apa, karena dia tau Alex tidak suka Penolakan

"Kenapa..apa kamu lebih memilih datang sebagai kekasihku..?" tanya Alex

"Hah...maksut bapak..?" Kata Reyna bingung

Alex mendekati dan menatap lekat wajah Reyna yang hanya berjarak beberapa senti saja, Reyna kaget terdiam membeku

Alex meraih dan membelai lembut wajah Reyna, mulai dari mata, hidung dan berhenti di bibir Reyna, mengusap bibir ranum itu dengan lembut

Reyna memejamkan mata, takut khilaf kalau menatap Alex

"Cantik...sangat cantik, aku tunggu hatimu untukku Reyna" bisikan lembut dari bibir Alex di telinga Reyna

Sesaat kemudian Reyna tidak mendengar apapun lagi, dan tidak tau apa yang terjadi, dibukanya pelan mata Reyna..ternyata Rehan sudah duduk di kursi kerjanya

"Sudah kau buka matamu Rey...aku kira kamu tertidur sambil berdiri.." kata Alex santai

"Dasar gila..apa yang sudah dilakukannya tadi...jantungku rasanya mau meledak" batin Reyna yang berusaha mengembalikan kesadarannya

"Baik pak...saya akan mendampingi bapak nanti" kata Reyna

"Jam 7 malam aku jemput ,jangan lupa minta ijin ke suamimu, dan pakailah ini.." kata Alex sambil memberikan paper bag ke Reyna

"Iya pak.. terimakasih,saya permisi melanjutkan pekerjaan saya dulu" Reyna pamit keluar ruangan dan segera menuju ke tempat duduknya, masih sambil mengelus dadanya agar detak jantungnya normal kembali

***

Saat Reyna mau pamit dengan Rehan, ternyata Rehan sudah berangkat sebelum magrib karena mampir ke butik dan salon dulu untuk merias Azeta, Reyna terpaksa mengirim pesan lewat hpnya, setelah itu pamit ke Agam dan Dinda

Alex tiba di kediaman Reyna bersama Leo dan intan, saat Reyna keluar ketiga orang itu menatap tak percaya melihat Reyna yang begitu cantik dan anggun memakai baju yang di belikan Alex.

"Oh my god...is this really you dear?" Kata Leo melongo

"Reyna...benarkah kau Reyna ku...?" Kata Intan

"Ma -maaf pak.. saya berdandan sendiri ala kadarnya, gimana..gak apa-apa kan pak, sama penampilan saya?" tanya Reyna

"Amazing.." ucap Alex lirih

"Ayo kita berangkat.." perintah Alex

Semuanya menuju mobil Leo satu mobil dengan Intan, sedangkan Alex dengan Reyna

Tiba di tempat acara yang sangat megah di sebuah hotel berbintang, Alex berjalan didampingi Reyna ,di belakang ada Leo bersama Intan

Semua mata memandang takjub ke arah Alex dan Reyna, seakan mereka berdua adalah tokoh utama di pesta itu

"Lihat sayang... kita kedatangan tamu kehormatan" kata Vita istri dari pemilik Bimantara Company

"Wow...siapa wanita berhijab yang ada di sampingnya sayang, wanita yang luar biasa, auranya bahkan dahsyat..? Kata Adrian suami Vita

"Sayang...aku cemburu ni..?" Kata Vita manja

"Hahaha...aku tidak akan berani menggoda wanita lain sayang, karena sudah ada dirimu, apalagi wanita milik tuan Alex, Ayo kita sambut mereka" kata Adrian

Terjadilah perbincangan hangat antara pemilik Bimantara Company dan Alex, tentu saja dengan pendamping setianya Reyna ,Leo dan Intan

"Jadi siapa nona Reyna ini tuan Alex?" Tanya Adrian menggoda

Alex tersenyum dan melihat ke arah Reyna

"Menurut tuan Adrian...?" Tanya Alex balik

"Kalian sangat serasi...luar biasa.." kata Adrian

Reyna yang tidak ingin terjadi kesalahpahaman langsung menyahut

"Saya sekretaris pak Alex..tuan Adrian" kata Reyna

"Oh ya...benarkah, hanya sebatas itu hubungan kalian?" Kata Adrian

"Tentu saja lebih dari itu.." kata Alex dengan senyuman dan tatapan ke arah Reyna

"Tapi pak_" kata Reyna tertahan

"Apa aku perlu mencu**umu disini baru kau akan diam..?" Kata Alex, seketika Reyna langsung terdiam membisu

Sementara di tempat lain, ada sorot mata yang menatap Reyna menahan marah, tentu saja itu adalah Rehan suami Reyna, Azeta juga kaget tidak percaya bagaimana Reyna menjadi pusat perhatian para tamu undangan dan bahkan sang tuan rumah

Acara demi acara terlewati,dan akhirnya semua tamu undangan meninggalkan tempat

Reyna berjalan keluar ruangan terlebih dahulu menunggu Alex di depan hotel

Dengan gerakan tangan yang cepat Rehan menyeret tangan Reyna dan membawa ke tempat sepi di taman samping hotel

"Ikut pulang denganku..apa yang kau lakukan dengan bos mu itu hah..!" Kata Rehan emosi

"Aku disini dengan pak Alex sebagai sekertaris nya, tidak ada hubungan apapun..!" Reyna menegaskan

"Oh ya..dengan berangkat sembunyi-sembunyi dibelakang ku..?" Kata Rehan

"Aku sudah berpamitan dengan mengirim pesan di HP mu yang tidak pernah kau balas, ayah dan bunda juga sudah tau" kata Reyna

"Aku tidak mau tau...pulang bersamaku, sekarang..!" Kata Rehan