NovelToon NovelToon
My Husband, I Love You

My Husband, I Love You

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahkontrak / Balas Dendam / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:804.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Afifatun Nasobah

Kalila Wulandari, seorang Office Girl disebuah perusahaan ternama.

Suatu hari presdir dikantornya digantikan oleh penerus berikutnya. Seketika Kalila langsung terkagum oleh ketampanan presdir baru itu, rasa kagumnya berubah menjadi cinta.

Hingga suatu hari, Kalila melupakan satu angka yang berakibat membuatnya menikah sang presdir.

Bagaimana satu angka mengubah hidup Kalila?

Kesalahpahaman terjadi karena siasat yang meleset dari orang ketiga.

Siapakah orang ketiga itu?

Yuk simak kisah Kalila Wulandari dan Keenan Alvaro Pradipta, Presdir baru yang membuat Kalila jatuh hati dalam sekali pandangan.

Penuh teka-teki karena balas dendam orang dimasa lalu...


NB : Kalau tidak halangan, akan UP tiap jam 12.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifatun Nasobah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Untuk Selamanya

" Operasinya berjalan dengan lancar, pasien sudah dipindahkan diruang rawat. Saat ini nona Kalila tengah menemaninya." Ujar dokter Dito lewat sambungan telepon.

" Bagus, terus berikan perawatan yang terbaik pada ibunya. Dan jangan lupa, berikan pelayan juga pada si ceroboh layaknya hotel!."

" Si ceroboh?."

" Ya maksudnya gadis itu.. siapa namanya?."

" Kalila?."

" Ya...ya...itu tidak penting bagiku, intinya selalu berikan yang terbaik."

" Tentu tuan, kami akan laksanakan apa yang tuan perintahkan."

" Bagus." Ucap Keenan langsung memutus telepon sepihak.

' Namanya tidak penting, tapi orangnya penting.' Batin dokter Dito menggelengkan kepala tak habis pikir dengan tingkah tuan Keenan.

Sedangkan diapartemennya, Keenan tengah tersenyum. Senyum bahagia karena telah menolong si ceroboh...Kalila...atau siapapun namanya. Entahlah, namanya bahkan tak ia ingat dengan baik, tapi rasa ingin memperhatikan gadis itu terus mengisi hati dan pikirannya.

Bahkan ia meminta dokter Dito melaporkan segala perkembangan pengobatan ibu Kalila. Memastikan pertolongannya berjalan dengan lancar.

Saat tengah asik melamun, Keenan dikejutkan dengan suara dering ponselnya. Karena memang masih digenggeman, dengan cepat Keenam mengangkatnya tanpa melihat siapa penelponnya.

" Halo Keenan sayang." Ternyata Alin sang kekasih yang menelpon.

" Halo."

" Aku ingin malam ini kita makan malam bareng." Rengekan manja terdengar.

" Baiklah, kirimkan alamat restoran yang kau inginkan."

" Kau memang yang terbaik sayang." Alin mengakhiri telepon.

Keenan tak menolak ajakan Alin, baginya hitung hitung perayaan atas kebahagiannya saat ini.

....

Kalila terbangun saat merasa tangan ibunya bergerak, dengan bahagia ia menoleh pada sang ibu. Bukannya senang, Kalila justru terkejut, ibunya bukan sadar, melainkan tengah kejang-kejang. Rasa panik menyerang seketika. Ia teringat akan tombol yang ditunjukkan suster dan segera menekannya.

Tak lama kemudian, dokter beserta dua perawat datang. Kalila menjauh, memberikan ruang untuk mereka menangani ibunya.

Namun karena dokter membutuhkan konsentrasi, akhinya meminta Kalila untuk keluar lebih dulu. Meski sempat menolak, akhirnya Kalila menurut, dari pada ibunya semakin lama ditangani.

Rasa cemas melandanya, ada yang terjadi dengan ibunya, mengapa ibu mengalami kejang-kejang seperti itu. Padahal dokter tak pernah mengatakan akan terjadi hal seperti ini. Air matanya menetes, tak kuasa menahan perasaan yang kalut, takut terjadi sesuatu dengan ibunya.

Tak berapa lama dokter keluar, Kalila kangsung menodongnya dengan pertanyaan.

" Bagaimana dok? Ada apa dengan ibu saya? Apa dia baik baik saja? Mengapa ibu saya kejang seperti itu?"

Dokter Dito menghela napas.

" Maafkan kami, kami sudah berusaha, tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain." Ucapnya lirih namun berhasil membuat Kalila membulatkan matanya. Shok, itulah yang Kalila rasakan sekarang.

" Apa maksud anda dok?." Tanyanya dengan suara bergetar menahan tangis. Ia mengerti apa maksud dokter itu, tapi ia berharap salah dengar atau dokter mungkin belum selesai menjelaskan.

" Tolong jelaskan dengan baik dok, saya benar-benar tidak mengerti." Ucapnya dengan nada pasrah.

" Nyawa ibu anda tidak dapat tertolong, awalnya semuanya berjalan baik. Namun tiba tiba tubuh pasien menolak ginjal baru ditubuhnya. Sehingga tubuhnya mengalami kejang-kejang dan..."

Kalila mengangkat tangannya, tak ingin mendengar kata selanjutnya. Dengan perasaan sedih dan kacau yang tiada terkira, Kalila masuk keruangan ibunya.

Disana, diranjang itu ibunya berbaring. Tubuh yang sudah tak bernyawa itu terbujur kaku disana. Kalila menatap dengan pandangan kosong. Baru beberapa jam yang lalu ia mengoceh panjang lebar padanya, meski tak menjawab, Kalila yakin jika ibunya mendengarkan.

Apakah ini arti dari perasaannya, firasat yang ia rasakan. Ia merasa ingin bercerita dan bercerita, padahal ia tak pernah berbicara panjang lebar seperti itu sebelumnya.

Ternyata....itu adalah ocehan seorang putri pada ibunya untuk terakhir kalinya. Saat ini, kalaupun ibunya mendengarnya, maka pasti berada dialam yang berbeda.

Kalila tak mampu berkata apa-apa, dia memeluk tubuh sang ibu dengan erat, ia menangis sejadi-jadinya. Meluapkan segala emosi yang bertumpuk dihatinya.

Sang ibu telah tiada, satu-satunya keluarga yang ia punya telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Kini ia benar-benar sendiri, ia tak punya siapa-siapa lagi. Tujuannya bekerja juga tiada, lalu untuk apa dia tetap hidup. Rasanya dia ingin pergi menyusul ibunya, tapi ia masih sadar, itu tidak benar.

Bayangan kenangan-kenangan bersama sang ibu melintas di otaknya. Bagaimana kebahagiannya bersama kedua orang tuanya. Bagaimana ibunya selalu menangisi kepergian ayahnya. Orang yang secara tak langsung menjadi penyebab ibunya mengalami sakit ginjal hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Ia juga teringat bagaimana ia berjualan kue basah saat sekolah, meski begitu ia tetap bahagia melihat senyuman sang ibu. Senyum dan doa yang selalu ia dapat sebelum berangkat sekolah. Bahkan sebelum dibawa kerumah sakit, ibunya tak lupa memberikan itu.

Meski masih ingin terus memeluk jenazah sang ibu, Kalila membiarkan para perawat mengurus ibunya yang akan dipulangkan.

....

" Sekarang ibu sudah tak merasakan sakit lagi. Aku berdoa, semoga ibu bahagia dan diberikan tempat terbaik disisi-Nya." Gumam Kalila menyentuh nisan sang ibu. Kini disinilah ia berada, ditempat peristirahatan terakhir manusia, termasuk ibunya.

Bagaimanapun juga ia harus mengikhlaskan ibunya, agar tak memberatkan beliau diakhirat.

Setelah hampir setengah hari berada disana, Kalila memutuskan untuk pulang. Ia dilanda kekosongan, ia sudah tak punya tujuan hidup. Dulu, ia bekerja dan bekerja demi sang ibu. Namun kini, tujuan hidupnya itu telah tiada. Ia merasa tak perlu bekerja.

Ya, hari ini Kalila tak masuk kerja tanpa izin, toh kalau ia dipecat juga tak masalah, pikirnya.

Kalila merebahkan dirinya diatas kasur lusuh, kasur yang biasanya selalu ditempati ibunya. Bau tubuh ibunya pun masih sangat terasa.

Tatapannya kosong, semua yang terjadi bagai mimpi baginya. Tak menyangka kepergian ibunya akan secepat ini. Manusia memang tak bisa berencana. Dokter mengatakan operasinya berjalan lancar, tapi ibunya tetap tak terselamatkan. Dan itulah hidup, tak bisa ditebak.

Rasanya ia ingin bangun, bangun dari tidurnya agar semua mimpi buruk ini berakhir. Namun akal sehat selalu memaksanya mengingat jika semua yang terjadi adalah nyata.

Dalam kesedihan yang masih terus berlanjut, Kalila memejamkan matanya, rasa lelah terus menangis memaksanya kealam mimpi. Mungkin disana ia akan bertemu dengan ibunya yang sudah sehat tanpa merasakan sakit.

....

" Apa hari ini dia masuk? Atau mungkin dia cuti untuk menemani ibunya? Ya, mungkin saja begitu. Walau ia ceroboh tak mungkin kan dia meninggalkan ibunya yang baru saja operasi. Pasti begitu." Gumam Keenan dalam ruang kerjanya. Sedari tadi fikirannya tidak fokus, wajah Kalila selalu saja berada diotaknya.

Tok tok tok...

" Masuk!."

" Saya kemari membawa berkas yang harus anda tanda tangani tuan." Ucap sekretaris Jordi.

" Hmm, baiklah." Masih dengan fikiran yang tak fokus, Keenan menandatangani semua berkas tanpa membacanya lebih dulu.

" Anda tidak membacanya lebih dulu tuan?."

" Aku percaya padamu." Ucapnya diangguki oleh sekretaris Jordi.

Selesai memberikan tanda tangannya, Keenan memberikan berkas itu kembali.

Jordi yang melihat gelagat tak biasa dari bosnya itu langsung bertanya.

" Tuan?."

" Apa ada lagi?."

" Tidak tuan, hanya saja anda tidak terlihat fokus. Apa ada sesuatu yang anda pikirkan?."

***

1
Cinta Aini
cembura ya mas kenan
Helena Martini
cerita nya bagus banget
Dhea Rosady
buat kalila ,knapa masih brtahan ,udh tinggalin aj tuan muda nya ,dri pda trus mnderita ,😅
Tatik R
❤❤❤❤
Sumarni Al Fa
👍👍
ousky
lanjutkan thor seri
ousky
next
ousky
seru lanjutkan thor
ousky
akui alin klai itu anak devan
ousky
kalila buka lembaran baru
ousky
apa maksd kenan
ousky
kalila sabar y
ousky
jahat keenan
ousky
ceruita yg bagus
ousky
kenan bukalah mata hati mu
ousky
Kalila ini babak baru dlm hidup mu
ousky
kasihan lila
ousky
lanjutkan thor
ousky
bagus cerita nya thor
Selin Tari
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!