Baby... I Love You

Baby... I Love You

New Job

Sia pov~

Drrrttt... drrttt... drrtttt...

" Iya halo." Aku mengangkat telfon tanpa melihat nama kontak diponsel.

" Adek!!! kalo angkat telfon tuh Assalamu'alaikum dulu, kamu tuh yah kebiasaan langsung halo halo terus deh."

Aku lihat nama yang tertera di layar ponsel K**anjeng Mama.

" Assalamu'alaikum mah, maaf adek lupa. Tumben mama telfon malem-malem." Ujarku nyengir sambil menggaruk leher belakang.

" Kamu gimana kabarnya dek? Kemarin lancar kan interviewnya? gimana Mama pengen denger cerita kamu."

"Alhamdulillah adek sehat Ma, kemarin juga interviewnya lancar, minggu depan udah mulai kerja setelah nglengkapin berkas-berkas yang masih kurang. " Ujarku menjawab pertanyaan Mama.

" Adek kenapa sih cari kerja jauh begitu, mbok ya cari kerja disini aja kan juga banyak, Jakarta itu kota besar lho dek dan adek sendirian disana. Kemarin kuliah di Bandung sekarang kerja di Jakarta kamu kayak yang nggak betah banget gitu di Jogja." Mama mulai ngedumel lagi karena aku yang memilih untuk kerja di Jakarta.

" Adek kan juga pengen mandiri Ma, masa Mas Fardan aja dulu kuliah di Jakarta sekarang kerja di Bali Mama bolehin sedangkan adek nggak boleh, kan sama-sama sendiri juga." Jawabku pada Mama.

" Beda dong dek, Mas Fardan kan laki-laki wajar kalo dia hidup mandiri kan bisa jaga diri. Adek kan perempuan Mama nggak tega kalo kamu sendirian disana, kalo ada apa-apa misal kamu sakit gimana coba? " Kembali Mama melakukan aksi protesnya seperti dulu saat aku meminta ijin untuk kuliah di Bandung. Mama takut karena menurutnya aku tuh anak perempuan, jadi tidak boleh jauh-jauh dari orang tua. Takut terjadi sesuatu jika aku sendirian di Kota orang.

" Kan Ayah juga setuju kalo adek kerja di Jakarta, buat nambah pengalaman juga Ma." Aku sedikit membela diri dengan membawa nama Ayah dipercakapan aku dan Mama.

" Ayah kan cowok, jadinya kurang peka sama perasaan perempuan yang jauh dari anaknya." Mama masih tidak terima dengan pembelaan dariku.

" Ayah bukannya tidak peka Ma, Ayah juga khawatir kalo adek jauh dari kita. Tapi biarkan mereka mencari pengalaman hidup. Kan tidak selamanya kita sama mereka, tugas kita hanya perlu membimbing dan mendoakan agar selalu baik-baik saja." Terdengar suara Ayah yang berbicara disebelah Mama.

" Iya Mama sama Ayah doain adek supaya disini baik-baik aja, sehat selalu, lancar kerjaannya bisa membanggakan orang tua." Aku menimpali ucapan Ayah dengan halus agar Mama juga tidak lagi khawatir dengan keadaanku di Jakarta.

" Adek lulus cumlaude aja Mama udah bangga sekali dek. Ya udah sehat-sehat disana, kalo ada apa-apa kabarin Mama, Ayah, atau Mas Fardan. " Mama akhirnya mau mengerti dengan keputusanku yang memilih untuk kerja di Jakarta.

" Iya ma, adek janji akan selalu ngabarin Mama."

" Ya udah Mama tutup dulu ya telfonnya, udah malem kamu istirahat. Inget pesen Mama jangan lupa sholat sama jangan lupa makan. Assalamu'alaikum Dek."

" Iya Ma, Wa'alaikumsalam." Akhirnya Mama memutuskan sambungan telfon setelah beberapa kali membujuk aku untuk kerja di Jogja saja, dan tentu saja aku tolak dengan halus agar Mama bisa mengerti keinginanku.

.

.

Ya Aku adalah Maureen Calysia Putri biasa dipanggil Sia anak kedua dari dua bersaudara. Aku lahir di Yogyakarta. Sebagai anak perempuan bungsu satu-satunya yang membuat orang tua dan kakakku, Mas Fardan sering kali memanjakanku secara berlebihan. Dari dulu aku sangat ingin hidup mandiri, maka dari itu pada saat ada kesempatan waktu pendaftaran perguruan tinggi aku memutuskan kuliah di Bandung jauh dari orang tua. Permasalahan ijin tentu saja sulit aku dapatkan, tapi dengan perjanjian bahwa aku akan selalu mengabari mereka setiap hari dan memperbolehkan Mas Fardan menjenguk setiap minggu pada akhirnya ijin bisa aku dapatkan.

Kakakku satu-satunya bernama Maudrik Fardan Syaputra kita beda usia 5 tahun. Sekarang dia seorang pengusaha kontraktor yang saat ini bertugas di Bali. Pada saat aku kuliah di Bandung Mas Fardan memutuskan untuk menunda pekerjaannya di Bali dan bekerja di Jakarta demi untuk menjagaku sampai aku lulus kuliah. Hingga saat aku lulus, aku membujuknya untuk mengambil pekerjaan yang di Bali. Dengan alasan bahwa aku sudah cukup dewasa untuk hidup mandiri akhirnya dia mau meninggalkan aku di Jakarta.

Ayahku Dodi Subroto adalah seorang dosen di Universitas di Jogja sebagai dosen jurusan peternakan. Ayah adalah orang yang cukup tegas didepan mahasiswanya. Berbeda saat Ayah bersama kita, dia akan menjadi orang yang sangat humoris.

Sedangkan Mama Farida Putri adalah seorang ibu rumah tangga, walaupun dia lulusan sarjana namun sejak menikah Mama memutuskan untuk total mengurus keluarga dan berhenti bekerja menjadi staf akutansi di sebuah Bank. Dia orang yang sangat lembut dalam keluarga ini. Sedikit keras kepala jika ini menyangkut anak-anaknya.

Sekiranya cukup itu perkenalan dariku. Jika ada yang ingin kalian tau cukup baca perjalanan kisahku sampai bab akhir ya😊.

.

.

Seminggu sejak Mama telfon sudah berlalu. Hari ini adalah hari pertama aku bekerja di PT Santoso Group sebagai staf akutansi. Dandananku cukup sederhana, hanya dengan Rambut kucir satu, kemeja putih dengan blazer berwarna abu-abu dan celana bahan hitam. Jangan lupakan juga make up minimalis dan sepatu hak 5cm agar terlihat santai namun tetap formal.

Hampir saja aku kesiangan karena tadi malam tidak bisa tidur memikirkan bagaimana nanti suasana di kantor karena ini merupakan pengalaman kerja aku pertama kalinya. Walaupun dulu saat kuliah aku mengikuti KKN di sebuah perusahaan juga, rasanya kali ini sangat berbeda. Membuat aku sedikit nervous.

Saat ini aku duduk di sofa lobi perusahaan menunggu staf HRD untuk mengambil kartu Identitas perusahaan dan juga kartu absensi.

Saat aku sedang membereskan berkas-berkas seseorang memanggilku.

" Mbak Maureen ya? " Tanya laki-laki yang berdiri didepanku. Terlihat dia masih cukup muda berusia sekitar 27 tahunan.

" Oo iya Pak, saya Maureen." Jawabku langsung bergegas untuk berdiri.

" Mari mbak ikut saya ke ruang HRD."

Aku mengikuti laki-laki bername tag Fariz Atta rizky keruang HRD.

" Silahkan duduk dulu mbak Maureen." Ujarnya lagi.

" Boleh saya lihat berkas-berkas kelengkapannya mbak? " Pak Fariz meminta berkas yang memang sudah aku siapkan dari kemarin.

" Oo iya silahkan." Aku memberikan berkas ini kepada Pak Fariz.

" Jadi kamu lulusan tahun ini." Ujarnya melihat berkas aku.

" Waowww.. lulus cumlaude dengan IPK 3,9 nyaris sempurna." Ujarnya memuji nilai ijazahku.

" Ini ID card kamu untuk akses masuk kantor, jangan lupa juga untuk absen setiap masuk dan pulang. Dan ini name tag kamu." Ujarnya memberikan ID card dan juga name tag.

" Terimakasih Pak." Aku menerima ID card dan name tag tersebut.

" Nanti kamu akan ditempatkan di staf akutansi kelompok 2 dilantai 5." Ujarnya menambahkan.

" Baik Pak."

" Kamu santai saja kalo sama aku disini aku bukan atasan kamu, jangan panggil Pak, aku masih 28 tahun. Panggil saja Fariz seperti yang lain." Ujar Pak Fariz tersenyum.

" Eehh.. aku panggil Mas Fariz aja ya, kan Mas lebih tua dari aku. Kalo gitu Mas Fariz panggil aku Sia aja, kalo Maureen terlalu formal Mas." Aku juga ikut mengganti bahasa formal dengan bahasa yang lebih santai seperti Mas Fariz.

" Oke Sia, jadi semangat ya kerja disini semoga kamu betah. Silahkan kamu boleh ke kubik kerja kamu. Atau saya antar saja." Ujarnya seraya tersenyum.

Dilihat dari wajahnya Mas Fariz memang cukup manis, dengan tubuh tinggi sedikit kekar dan kulit kecoklatan, aku rasa disini banyak yang suka sama dia.

" Tidak usah Mas, lagian aku harus balik ke lobi lagi buat absen kan." Ujarku padanya.

" Baiklah kalo begitu. Kalo kamu ada kesulitan atau apapun itu kamu bisa beri tahu aku." Ujarnya lagi.

" Iya Mas, kalo gitu aku permisi dulu ya." Aku beranjak dari kursiku meninggalkan ruangan HRD.

.

.

" Sudah dapat ID cardnya mbak Maureen." Tanya Mba Prita begitu melihatku menuju mejanya.

" Iya mbak ini udah dapet. Oo Iya, Mbak panggil aku Sia aja biar lebih akrab." Ujarku memberikan ID card kepadanya seraya tersenyum.

" Oke Sia. Jadi sini aku tunjukin cara absennya." Mbak Prita mengajariku cara untuk absen karyawan.

" Jadi Mba Prita udah kerja disini berapa lama? " Tanyaku pada Mba Prita.

" Aku disini udah hampir 3 tahun, udah cukup lama si. Kamu sendiri lulus kuliah langsung daftar disini? " Tanya Mbak Prita kepadaku

" Iya Mba, kebetulan aku pertama daftar kerja disini dan Alhamdulillah langsung diterima. Mba sendiri pernah kerja dimana aja? " Tanyaku pada Mbak Prita.

" Aku juga lulus kuliah Alhamdulillah langsung kerja disini." Jawabnya.

" Berarti Mbak masih muda dong kalo baru tiga tahun disini." Ujarku menggodanya.

" Lah iyalah aku masih muda, walaupun masih mudaan kamu. Aku baru 26 tahun." Ujarnya tertawa.

" Kita cuma beda 3 tahun Mbak." Ujarku lagi.

" Ya udah ayo aku anter ke ruangan kamu." Ujarnya keluar dari meja kerjanya.

Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menarik celana yang aku pakai.

" Dunda.. Dunda.."

Terpopuler

Comments

Ariyani Ariyani

Ariyani Ariyani

hadir

2022-07-16

0

Anonymous

Anonymous

penasaran cerita bunda sya..dari kendra langsung baca ke sini😁😁

2022-07-07

1

retno wulandari

retno wulandari

ya mirip2 lah sama si bocah Emvrat... 😅

2022-06-22

2

lihat semua
Episodes
1 New Job
2 Dunda...
3 Dunda Cantik
4 Bertemu Pak Direktur
5 Jadi Dia?
6 Intimidasi
7 Mulai Penasaran
8 Tertarik dan Menanyakanmu
9 Mama tau
10 Terkejut
11 Penguntit
12 Hujan Pagi
13 Saya Masih Kaya
14 Ruangan Direktur
15 Bundanya Kendra
16 Sia, mau kan kamu....
17 Culik Anak
18 Interogasi
19 Jadi bagaimana?
20 Romantis?
21 Tidak Peka
22 Pesan Masuk
23 Rahasia
24 Turun!
25 Ayam Goreng Kakek
26 Cemburu?
27 Bubur Ayam
28 Malam Kenangan
29 Saya juga mau
30 Duda
31 Kamu Pelakor?
32 Flashback
33 Menolak
34 Jodoh untuk Sya
35 Hati yang terusik
36 Pesan tengah malam
37 Dimana?
38 Arisan
39 Jero
40 Berandal
41 Hilang Kabar
42 Lagi-lagi Bubur Ayam
43 Ibu pengganti
44 Alasan
45 Cinta Palsu
46 Utang yang 200ribu
47 Kita Berteman
48 Cara Yang Benar
49 Terpantau
50 Kode
51 Perintah terselubung
52 Khawatir
53 Emosi terpendam
54 Membludak
55 Kebenaran
56 Pria Patah Hati
57 Kebenaran
58 Membujuk Kendra
59 Panggil Mas
60 Om dan Ponakan
61 Menantu Sesungguhnya
62 Mama Farida
63 Menyatakan perasaan
64 Direktur Galak & Bunda Maureen
65 Bucin
66 Pacaran?
67 Pizza
68 Pembagian pizza
69 Aku atau kamu
70 Gimana kalo...?
71 Mood Datang Bulan
72 Cemburu lagi?
73 Ganti Nomor
74 Alibi Sya
75 Ternyata Andre...
76 Sayang kamu
77 Ada Apa?
78 Romantisme Bianglala
79 Pipi Merah
80 Meminta izin
81 Ice cream jumbo
82 Love You
83 Hhmm
84 Ketahuan
85 Jujur
86 Calon Fardan
87 Cha cha
88 Cerita Radit
89 Ragu
90 Jogja
91 Bertanya pada hati
92 Gombalan
93 93
94 Wajah Merah Radit
95 Meminta kesempatan
96 Ngedate ber 3
97 Otw halal?
98 Pulang ke Jakarta
99 Calon Kakak Ipar
100 Drama malam hari
101 Perkara Mantan
102 Baby Gemoy
103 Masa Lalu
104 Sya tau...
105 Menceritakan Masa Lalu
106 Martabak
107 Bongkar oleh-oleh
108 Fardan dan Asti Sah
109 Go public?
110 Ya sayang...
111 Weekend
112 Ada apa?
113 Mas Radit...
114 Aku mau Mas...
115 Dibalik layar
116 Menjelang hari-H
117 SAH!
118 Drama Radit dan Kendra
119 Resepsi
120 Malam Pertama Sah
121 Dedek Bayi
122 Masih dedek bayi
123 Yeyy.. Lepas Segel!!!
124 Girls Boy
125 Wejangan
126 Radit tengil
127 Kemana?
128 Harus sabar
129 Ayolah...
130 Hak
131 Pasang Dasi
132 Go Public Yang Sebenarnya
133 Perang mata
134 Sambil menyelam minum air
135 Sama-sama posesif
136 Jangan Makan Bunda
137 Radit cemburu
138 Sya Diam
139 Duda kaya
140 Pahlawan Kendra
141 Brownies dan rencana
142 Karma dari Papa Riyan
143 Pagi yang cerah
144 Ingin Es krim
145 Lembur
146 Sya sakit?
147 Positif
148 Posesif dan Protektif
149 Menyampaikan Berita
150 Resign
151 Demi kebaikan bersama
152 Ngidam
153 Menyulut Api
154 Marah Cemburu
155 Hari Kendra
156 Ngupati
157 Gedoran pintu
158 Serabi
159 Bucket Bunga
160 Janda terpesona duda
161 Butuh Es Krim
162 Sya cemburu
163 Gara-gara Mimpi Buruk
164 Mimpi itu
165 Mengatasinya
166 Beli 5 geratis 1
167 Prediksi Kendra
168 Kelahiran ponakan
169 Radit kenapa?
170 Kronologi
171 Tangis Sya
172 Radit Manja
173 Kemarahan Oma
174 Kedatangan Dani
175 Hadiah dari Uncle Dani
176 Kalap belanja
177 Perkara uang 16 juta
178 Kumpul keluarga
179 Sampai Jogja
180 Kendra Marah
181 Lelah
182 Pembicaraan
183 Mimpi di dalam mimpi
184 Sudah lebih baik
185 Sya negatif thinking
186 Tidak sampai 100 juta
187 Ngidam lagi dan lagi
188 Berubah haluan
189 Kata Dita sok miskin
190 Jemput Kendra
191 Hukuman menanti
192 Alasan tidak melihat harga
193 Terpeleset
194 Tidak ingin melihatnya
195 Kecemasan
196 Sya sadar
197 Menolak Berbicara
198 Welcome to the world Rendra
199 Welcome Home
200 3 bayi
201 Deep talk
202 Kambing
203 Sayang kamu
204 Keinginan berhijab?
205 Hadiah lomba
206 Kembali Bekerja
207 Lembur
208 Berbuka
209 Happy Birthday Abang
210 Kendra hilang
211 Cemburu lagi
212 Di siang hari
213 Hadiah
214 Bahagia bersama
215 Terlalu sibuk
216 Kesedihan
217 Ikuti rencana Mama Riana
218 Pergi
219 Benar-benar pergi?
220 Mencari
221 Galau
222 Frustasi
223 Pasrah
224 Lega sekaligus menyesal
225 Kejutan
226 Kembali bersama
227 Takut kehilangan
228 Berbagi ranjang
229 Uang Ayah sudah banyak
230 Ketakutan
231 Tagihan "itu"
232 Ketempat Kakak
233 Pembahasan umur
234 Pulang ke Rumah
235 Penawaran
236 Karena Tio
237 Bertambah Posesif
238 Misi membujuk Istri
239 Penjelasan
240 Ayah dan Anak
241 Camping
242 Gagal
243 Calon anggota baru
244 Detik-detik
245 Welcome Princess
246 Welcome Baby Sandra (END)
247 Extra Part 1
248 Extra Part 2
249 Extra Part 3
250 Extra Part 4
251 Extra Part 5 (FINAL)
252 Pregnant Kendra's Baby & Laras For Dani
253 Mengejar Cinta Duda Baru & UNWANTED WEDDING (Perjodohan dengan Nadya)
254 Karya baru...
255 (TAMBAHAN PART) Bersyukur memiliki mu
Episodes

Updated 255 Episodes

1
New Job
2
Dunda...
3
Dunda Cantik
4
Bertemu Pak Direktur
5
Jadi Dia?
6
Intimidasi
7
Mulai Penasaran
8
Tertarik dan Menanyakanmu
9
Mama tau
10
Terkejut
11
Penguntit
12
Hujan Pagi
13
Saya Masih Kaya
14
Ruangan Direktur
15
Bundanya Kendra
16
Sia, mau kan kamu....
17
Culik Anak
18
Interogasi
19
Jadi bagaimana?
20
Romantis?
21
Tidak Peka
22
Pesan Masuk
23
Rahasia
24
Turun!
25
Ayam Goreng Kakek
26
Cemburu?
27
Bubur Ayam
28
Malam Kenangan
29
Saya juga mau
30
Duda
31
Kamu Pelakor?
32
Flashback
33
Menolak
34
Jodoh untuk Sya
35
Hati yang terusik
36
Pesan tengah malam
37
Dimana?
38
Arisan
39
Jero
40
Berandal
41
Hilang Kabar
42
Lagi-lagi Bubur Ayam
43
Ibu pengganti
44
Alasan
45
Cinta Palsu
46
Utang yang 200ribu
47
Kita Berteman
48
Cara Yang Benar
49
Terpantau
50
Kode
51
Perintah terselubung
52
Khawatir
53
Emosi terpendam
54
Membludak
55
Kebenaran
56
Pria Patah Hati
57
Kebenaran
58
Membujuk Kendra
59
Panggil Mas
60
Om dan Ponakan
61
Menantu Sesungguhnya
62
Mama Farida
63
Menyatakan perasaan
64
Direktur Galak & Bunda Maureen
65
Bucin
66
Pacaran?
67
Pizza
68
Pembagian pizza
69
Aku atau kamu
70
Gimana kalo...?
71
Mood Datang Bulan
72
Cemburu lagi?
73
Ganti Nomor
74
Alibi Sya
75
Ternyata Andre...
76
Sayang kamu
77
Ada Apa?
78
Romantisme Bianglala
79
Pipi Merah
80
Meminta izin
81
Ice cream jumbo
82
Love You
83
Hhmm
84
Ketahuan
85
Jujur
86
Calon Fardan
87
Cha cha
88
Cerita Radit
89
Ragu
90
Jogja
91
Bertanya pada hati
92
Gombalan
93
93
94
Wajah Merah Radit
95
Meminta kesempatan
96
Ngedate ber 3
97
Otw halal?
98
Pulang ke Jakarta
99
Calon Kakak Ipar
100
Drama malam hari
101
Perkara Mantan
102
Baby Gemoy
103
Masa Lalu
104
Sya tau...
105
Menceritakan Masa Lalu
106
Martabak
107
Bongkar oleh-oleh
108
Fardan dan Asti Sah
109
Go public?
110
Ya sayang...
111
Weekend
112
Ada apa?
113
Mas Radit...
114
Aku mau Mas...
115
Dibalik layar
116
Menjelang hari-H
117
SAH!
118
Drama Radit dan Kendra
119
Resepsi
120
Malam Pertama Sah
121
Dedek Bayi
122
Masih dedek bayi
123
Yeyy.. Lepas Segel!!!
124
Girls Boy
125
Wejangan
126
Radit tengil
127
Kemana?
128
Harus sabar
129
Ayolah...
130
Hak
131
Pasang Dasi
132
Go Public Yang Sebenarnya
133
Perang mata
134
Sambil menyelam minum air
135
Sama-sama posesif
136
Jangan Makan Bunda
137
Radit cemburu
138
Sya Diam
139
Duda kaya
140
Pahlawan Kendra
141
Brownies dan rencana
142
Karma dari Papa Riyan
143
Pagi yang cerah
144
Ingin Es krim
145
Lembur
146
Sya sakit?
147
Positif
148
Posesif dan Protektif
149
Menyampaikan Berita
150
Resign
151
Demi kebaikan bersama
152
Ngidam
153
Menyulut Api
154
Marah Cemburu
155
Hari Kendra
156
Ngupati
157
Gedoran pintu
158
Serabi
159
Bucket Bunga
160
Janda terpesona duda
161
Butuh Es Krim
162
Sya cemburu
163
Gara-gara Mimpi Buruk
164
Mimpi itu
165
Mengatasinya
166
Beli 5 geratis 1
167
Prediksi Kendra
168
Kelahiran ponakan
169
Radit kenapa?
170
Kronologi
171
Tangis Sya
172
Radit Manja
173
Kemarahan Oma
174
Kedatangan Dani
175
Hadiah dari Uncle Dani
176
Kalap belanja
177
Perkara uang 16 juta
178
Kumpul keluarga
179
Sampai Jogja
180
Kendra Marah
181
Lelah
182
Pembicaraan
183
Mimpi di dalam mimpi
184
Sudah lebih baik
185
Sya negatif thinking
186
Tidak sampai 100 juta
187
Ngidam lagi dan lagi
188
Berubah haluan
189
Kata Dita sok miskin
190
Jemput Kendra
191
Hukuman menanti
192
Alasan tidak melihat harga
193
Terpeleset
194
Tidak ingin melihatnya
195
Kecemasan
196
Sya sadar
197
Menolak Berbicara
198
Welcome to the world Rendra
199
Welcome Home
200
3 bayi
201
Deep talk
202
Kambing
203
Sayang kamu
204
Keinginan berhijab?
205
Hadiah lomba
206
Kembali Bekerja
207
Lembur
208
Berbuka
209
Happy Birthday Abang
210
Kendra hilang
211
Cemburu lagi
212
Di siang hari
213
Hadiah
214
Bahagia bersama
215
Terlalu sibuk
216
Kesedihan
217
Ikuti rencana Mama Riana
218
Pergi
219
Benar-benar pergi?
220
Mencari
221
Galau
222
Frustasi
223
Pasrah
224
Lega sekaligus menyesal
225
Kejutan
226
Kembali bersama
227
Takut kehilangan
228
Berbagi ranjang
229
Uang Ayah sudah banyak
230
Ketakutan
231
Tagihan "itu"
232
Ketempat Kakak
233
Pembahasan umur
234
Pulang ke Rumah
235
Penawaran
236
Karena Tio
237
Bertambah Posesif
238
Misi membujuk Istri
239
Penjelasan
240
Ayah dan Anak
241
Camping
242
Gagal
243
Calon anggota baru
244
Detik-detik
245
Welcome Princess
246
Welcome Baby Sandra (END)
247
Extra Part 1
248
Extra Part 2
249
Extra Part 3
250
Extra Part 4
251
Extra Part 5 (FINAL)
252
Pregnant Kendra's Baby & Laras For Dani
253
Mengejar Cinta Duda Baru & UNWANTED WEDDING (Perjodohan dengan Nadya)
254
Karya baru...
255
(TAMBAHAN PART) Bersyukur memiliki mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!