Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Es yang Mengasah, Persahabatan yang Menguat
Dua bulan tersisa sebelum turnamen. Waktu yang terasa seperti pasir yang jatuh dengan cepat dari genggaman. Di Paviliun Bunga Plum, ketegangan dan disiplin telah mencapai tingkat baru. Su Yue, Xuqin, dan Lanxi telah menjadwalkan hidup mereka dengan ketat seperti mekanisme jam.
Pagi dimulai pukul empat, dengan meditasi individu di bawah cahaya bintang terakhir. Su Yue memfokuskan diri pada pemadatan Qi-nya, mendorong batas Qi Refining Tahap Akhir. Prosesnya seperti memampatkan kabut menjadi es padat, perlahan, menyakitkan, tetapi membawa hasil yang nyata. Setiap siklus, dia merasakan kumpulan energi biru pucat di dantiannya menjadi lebih kecil namun lebih padat, berputar dengan kecepatan yang menakutkan. Dia belum mencapai puncak, tetapi dia bisa merasakan dinding itu, kokoh dan dingin, menunggu untuk ditembus.
Setelah matahari terbit, mereka beralih ke latihan fisik dan ketahanan. Mereka telah mendapat izin khusus untuk menggunakan 'Kolam Air Terjun Kecil' di area latihan sekte, sebuah replika mini dari Air Terjun Embun Beku dengan suhu yang bisa diatur. Su Yue bisa bertahan hampir satu jam penuh di bawah aliran air yang mendekati suhu beku, tubuhnya beradaptasi dan menyerap energi es secara pasif. Xuqin dan Lanxi, bagaimanapun, masih berjuang. Mereka mulai dari lima menit, lalu sepuluh, lalu lima belas. Setiap hari, mereka menambah beberapa detik, wajah mereka membiru, gigi mereka gemeretak, tetapi tekad di mata mereka tidak pernah padam.
"Lagi... lagi sepuluh detik!" geram Lanxi suatu pagi, tubuhnya menggigil tak terkendali saat Xuqin menariknya keluar dari kolam.
"Kita bisa, Lanxi. Napas. Fokus pada Qi-mu, jangan biarkan dingin masuk ke inti," bisik Xuqin, tangannya sendiri juga gemetar sambil menggosok punggung Lanxi.
Su Yue mengamati dari samping, rasa hormat tumbuh di hatinya. Mereka tidak memiliki afinitas es seperti dirinya, tapi mereka tidak menyerah. Mereka menemukan cara mereka sendiri: Xuqin menggunakan Qi kayunya untuk melindungi organ vitalnya seperti akar yang membungkus, sementara Lanxi menggunakan Qi tanahnya untuk mengisolasi dingin di lapisan terluar kulitnya. Metode mereka tidak elegan, tapi efektif.
Sore hari adalah untuk latihan tim dan jurus andalan. Di taman mereka yang kini dipagari dengan segel peringatan sederhana, mereka berlatih tanpa henti.
"Su Yue, kabut!" perintah Xuqin.
Su Yue mengangkat kedua tangannya, memancarkan aliran Qi es yang luas. Bukannya titik tajam, dia menciptakan kabut putih pekat yang memenuhi area latihan mereka sepuluh meter ke depan. Suhu turun drastis, dan visibilitas menjadi hampir nol bagi orang biasa. Bagi mereka, yang terbiasa, masih bisa melihat siluet.
"Lanxi, posisi! Xuqin, siapkan belitan!" komando Su Yue dari dalam kabut.
Lanxi, dengan indra tanahnya, bisa merasakan getaran di tanah bahkan melalui kabut. Dia melompat ke posisi yang telah ditentukan, mengepalkan tinjunya. Xuqin, dengan kepekaan terhadap kehidupan, bisa "merasakan" kehadiran mereka melalui sambungan samar Qi kayunya dengan tanaman di taman. Dia merentangkan tangannya, dan dari tanah di dalam kabut, sulur-sulur ilusi yang terbuat dari Qi kayu hijau muda menjalar, siap membelit.
Mereka berlatih melawan boneka kayu yang dipinjam dari gudang, atau saling berhadapan dengan intensitas terkontrol. Koordinasi mereka meningkat pesat. Mereka mulai bisa berkomunikasi dengan sedikit kata, bahkan hanya dengan isyarat atau perubahan pola energi.
Dua kali seminggu, mereka bertemu dengan kelompok Mei Ling untuk latihan bersama. Pertemuan-pertemuan ini berlangsung di area latihan umum yang lebih luas, dan menarik banyak perhatian. Gao Feng dan kelompoknya sering mengamati dari kejauhan, wajah mereka masam.
Latihan dengan kelompok lain membuka wawasan baru. Tao, dengan elemen logamnya, memiliki serangan yang sangat tajam dan terfokus. Wei dengan tanahnya solid bagai batu karang. Mei Ling dengan angin dan airnya lincah dan mengganggu. Pertarungan tim tiga lawan tiga antara mereka adalah tarian energi yang kompleks dan berbahaya.
"Kalian telah berkembang pesat," puji Mei Ling suatu sore setelah sesi latihan yang intens, napasnya masih tersengal. "Koordinasi kalian alami. Seperti sudah bertahun-tahun bersama."
"Kami telah melalui banyak hal bersama," jawab Xuqin dengan senyuman lelah.
Tao, yang sedang membersihkan busurnya, menambahkan dengan nada datar. "Tapi jurus andalan kalian masih terlalu lambat. Di turnamen, lawan tidak akan memberi kalian waktu untuk menyiapkan 'Pukulan Gunung Runtuh' atau 'Kabut Beku' yang sempurna."
Kritik itu tajam tapi benar. Su Yue mengangguk. "Kami sedang berusaha mempercepatnya. Tapi konsumsi Qi-nya besar."
"Kalian butuh efisiensi," saran Wei, suaranya bergema rendah. "Alih-alih mengisi seluruh tinju dengan Qi, coba fokuskan hanya pada titik kontak. Untuk kabut, jangan ciptakan area besar sekaligus. Mulai dari titik, lalu bentangkan."
Nasihat dari perspektif berbeda itu berharga. Mereka mencobanya di latihan selanjutnya. Lanxi berusaha memusatkan energi tanahnya hanya pada buku-buku jarinya, bukan seluruh lengan. Hasilnya, pukulannya tetap berat, tetapi persiapannya lebih cepat. Su Yue mencoba menciptakan kabut dari beberapa titik kecil sekaligus yang kemudian bergabung, bukan dari satu sumber besar. Itu menghemat Qi dan lebih cepat terbentuk.
Di tengah kesibukan ini, kehidupan di sekte terus berjalan. Mereka masih perlu Api untuk membeli pil tambahan dan perlengkapan. Mereka mengambil misi tingkat rendah yang singkat: membantu memilah bahan alkimia, merawat hewan spiritual jinak, atau mengawal pengiriman internal di dalam wilayah sekte. Misinya membosankan, tapi memberikan Api yang stabil tanpa mengganggu jadwal latihan mereka.
Suatu hari, saat mereka kembali dari misi mengawal pengiriman jamu ke sebuah paviliun tetua, mereka bertemu dengan Senior Song di jalan.
"Kalian bertiga," panggilnya. "Ada sesuatu yang ingin kubicarakan."
Mereki mengikutinya ke sebuah paviliun teh yang sepi. Setelah memesan teh, Senior Song berbicara dengan suara rendah.
"Aku mendapat informasi. Beberapa kelompok, termasuk Gao Feng dan sekutunya, telah membentuk aliansi longgar. Target mereka adalah memastikan kalian bertiga tidak lolos dari tahap pertama, atau setidaknya melemahkan kalian sebelum pertarungan tim."
Ini bukan kejutan, tapi tetap saja membuat hati mereka tenggelam.
"Apa yang harus kami lakukan, Senior?" tanya Xuqin.
"Pertama, jangan panik," jawab Senior Song. "Kedua, persiapkan diri untuk kemungkinan disabotase selama Uji Ketahanan Lapis Es. Mereka mungkin tidak berani menyerang langsung di depan para tetua, tetapi mereka bisa menggunakan teknik untuk meningkatkan tekanan dingin di sekitar kalian, atau menciptakan gangguan konsentrasi."
"Bagaimana kami menghadapinya?" tanya Su Yue, matanya menyipit.
"Kalian harus mengandalkan kekuatan individu dan ketenangan batin," nasihat Senior Song. "Su Yue, elemen esmu akan membantumu, tapi jangan terlalu menonjol atau mereka akan fokus padamu. Xuqin, Lanxi, kalian harus membangun pertahanan mental yang kuat. Ingatkan diri kalian sendiri mengapa kalian berada di sana. Pegang erat tekad kalian."
Dia berhenti, meneguk tehnya. "Dan untuk pertarungan tim... jika kalian bisa lolos tahap pertama, mereka akan mencoba memisahkan kalian di Arena Hutan Bambu Berduri. Kalian harus punya sinyal darurat, cara untuk menemukan satu sama lain dengan cepat jika terpisah. Dan siapkan rencana cadangan jika salah satu dari kalian tidak bisa bertarung."
Peringatan itu membuat suasana menjadi suram. Persaingan tidak hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang intrik dan taktik kotor.
Malam itu, di Paviliun Bunga Plum, mereka membahasnya dengan serius.
"Kita butuh sinyal," usul Lanxi. "Sesuatu yang hanya kita yang tahu."
"Bagaimana dengan pola Qi?"saran Xuqin. "Kita masing-masing bisa melepaskan semburan Qi dengan pola tertentu, dua pendek, satu panjang, atau sebaliknya, yang bisa kita rasakan meski terhalang."
"Bisa,"setuju Su Yue. "Dan kita juga harus punya titik kumpul. Jika terpisah, kita langsung menuju titik tertinggi di arena, atau sumber air terdekat."
Mereka juga memutuskan untuk menyembunyikan beberapa kartu. Su Yue akan berusaha menyembunyikan tingkat sebenarnya dari kemajuan kultivasinya. Dia akan tetap menunjukkan kekuatan Qi Refining Akhir, tetapi tidak menunjukkan betapa padat dan terkendali Qi-nya. Xuqin akan menyembunyikan kemampuannya yang baru dikembangkan: dia bisa, dengan usaha besar, membuat tanaman kecil tumbuh dengan cepat untuk menjerat, bukan hanya akar ilusi. Lanxi menyimpan satu teknik rahasia dari "Seni Bumi yang Kokoh": dia bisa membuat tanah meledak dari bawah, bukan dengan kekuatan besar, tetapi untuk menciptakan kebingungan.
Persiapan mereka menjadi lebih dalam, lebih strategis. Setiap latihan tidak hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang tipu daya, adaptasi, dan ketahanan mental.
Hingga suatu malam, saat Su Yue sedang bermeditasi sendirian di taman di bawah bulan sabit, dia merasakan sesuatu yang aneh dari Batu Hati Es Qingyun. Batu itu berdenyut dengan ritme yang tidak biasa, hangat sekali, dan seolah menarik perhatiannya ke arah utara, ke arah pegunungan di mana Gua Embun Beku berada. Di dalam denyutnya, ada sesuatu... sebuah ingatan tersegel? Atau sebuah panggilan?
Dia tidak bisa memahaminya. Tapi firasatnya mengatakan bahwa turnamen ini hanyalah pendahuluan. Ada sesuatu yang lebih besar menunggu di baliknya, sesuatu yang terhubung dengan warisan ibunya, dengan aliran Es Musim Dingin Abadi, dan dengan takdirnya sendiri.
Dia menatap bulan, lalu memandangi paviliun tempat Xuqin dan Lanxi tidur. Dia telah menemukan lebih dari sekadar teman di sini; dia telah menemukan keluarga baru. Dan dia akan melakukan apa pun untuk melindungi mereka, dan untuk melangkah lebih jauh di jalan ini, sehingga suatu hari nanti, dia bisa mengungkap semua misteri dan meletakkan rasa sakitnya untuk beristirahat. Untuk saat ini, fokusnya tetap pada turnamen, pada langkah berikutnya di tangga yang curam menuju kekuatan dan jawaban.