Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan tak terduga
Seminggu setelah kejadian itu, aku dan bi sumi lebih selektif memilih customer ku
"Nyonya... apa tidak sebaiknya kita kerjasama dengan aplikasi online untuk Delivery...? " tanya bi sumi saat kami sedang mengemas pesanan cupcake
"Iya bi.. bibi urus aja semua nya.. tapi untuk orderan yang lumayan banyak tetap saja kita yang harus turun tangan..."
"Gimana kalau kita tambah lagi satu pegawai nyonya,.. supaya tidak terlalu capek ... jadi nyonya hanya bagian pengolahan bahan dan resep nya saja.. biar hal lain nya kami yang urus... " jelas bi sumi. aku mengangguk setuju
"Saya minta tolong sama bi sumi ya.. untuk mengurus semua nya..bibi benar,akhir-akhir ini saya merasa capek.. " ujarku lesu.
Entah kenapa akhir-akhir ini tubuhku serasa lesu.. mungkin di tengah orderan yang bertambah.. tanpa di sadari jam tidur ku berantakan begitu pun pola makan ku yang tidak teratur..
"Mungkin aku terlalu semangat.. sampai lupa mengurus diri ku sendiri bi.. " ujarku pelan di balas senyuman bi sumi
"Nyonya.. maaf.. meskipun nyonya sekarang sibuk, nyonya jangan lupa menyayangi diri nyonya sendiri... nyonya ini seorang perempuan hebat, nyonya anak seorang tentara yang kuat.. sejak kecil nyonya di didik mandiri... tapi nyonya tidak pernah kekurangan kasih sayang..."
Aku tersenyum mendengar penuturan bi sumi..
"Tapi itu dulu bi,.. kata Adrian dulu saya seorang bintang,.. cantik, pintar banyak di sukai orang.. tapi akhirnya sejak ibu sakit-sakitan , dan ayah pensiun... saya berjuang sendiri untuk hidup karena tidak ingin menjadi beban... "jelasku pelan
"Tidak ada orang tua yang menganggap putri nya itu sebagai beban.. "ucap bi sumi
"Tapi, aku sendiri yang memutuskan jalan hidupku bi... "
"Tapi akhirnya... nyonya tetap menjadi anak yang berbakti karena menyetujui keputusan ibu nyonya untuk menikah dengan pak Bagas kan..?" lanjut bi sumi mengingatkan ku pada masa lalu
"Sudah lah bi, .. saya tidak pernah menyesali apa yang sudah terjadi.. apa lagi kalau saya menyesali pernikahan saya ,berarti saya juga menyesali kehadiran maria... " senyumku pelan
"Sedangkan maria adalah anugerah terindah,.. dia sumber kehidupan saya bi.. " lanjut ku melow
Bi sumi mengangguk pelan, mengerti betul apa yang aku ucapkan
"Mamaaaaa... " peluk maria tiba-tiba di belakang ku
"Hai... sayang.. udah bangun..? "
"Sudah mah... mah, aya bantuin ya.. ? "
"Boleh.. , di sana sayang bantu bungkus nya aja ya... "tunjuk ku mengarahkan maria yang segera di bantu bi sumi untuk mengemas cupcake
"Wangi betul non aya, sudah mandi ya... " ujar bi sumi
"Iya dong.. mama aku boleh makan ini..? " tanya nya sambil mengambil cupcake ukuran kecil
"Boleh.., makan saja sayang.. "
Tiba-tiba handphoneku berbunyi
"Tolong angkat sayang.. " pintaku pada maria karena tangan ku penuh dengan adonan kue.
"Ayah... mah.. " ujar maria setelah tau siapa yang menelepon
"Ya sudah, .. biar mama yang angkat.. "aku bergegas mencuci tanganku dan meraih handphone dari maria
"Halo... kiran.. keluar sebentar aku ingin bicara.. "
"Iya sebentar.. " jawabku sambil bergegas keluar.
Tampak Bagas sudah duduk di kursi teras dengan wajah masam
"Ada apa mas..? " aku langsung duduk di kursi sebelah nya
"Kiran.. kita tuh sudah bercerai,.. tapi kenapa kamu selalu cari masalah sama keluarga ku.. "
Aku terkejut tidak mengerti
"Maksud kamu apa mas..? "
"kemarin aku baru pulang dari luar kota.. aku baru tau kalau minggu kemarin kamu datang ke acara istri ku dan membuat keributan di sana.. "
Aku tersenyum smirk
"Aku.. yang membuat keributan..? kamu nggak salah mas..? "
"Apapun itu.. aku mau bilang kiran.. jangan lagi ganggu keluargaku.. atau kamu akan menyesal.. "
ucapnya reflek membuatku langsung berdiri
"Cepat keluar dari sini mas. .. aku nggak sudi kamu datang ke rumah ini lagi, hanya untuk bicarakan omong kosong.. " teriakku tertahan..
"Tentu saja aku akan pergi.. aku hanya ingin memperingatkan kamu..!! " baru saja beberapa langkah Bagas hendak pergi. tiba-tiba langkah nya terhenti melihat sosok Adrian yang sudah berdiri di hadapan nya.
Aku segera menghampiri Adrian, takut sesuatu akan terjadi..
"Jadi.. ini laki-laki yang dekat sama kamu sekarang? " tanya Bagas sinis
Adrian menatap Bagas dengan tajam
"Jadi ini mantan kamu yang bikin kamu menderita selama sepuluh tahun..? " ungkap Adrian tak kalah sinis
"Tutup mulut kamu.. saya pikir kamu lebih tau etika karena kamu seorang dokter.. tapi nyatanya kamu hanya laki-laki yang tidak tau malu.. yang kerjaan nya hanya tertarik sama janda kaya! 'teriak Bagas membuat Adrian melayang kan tinjunya
Aku berusaha menahan Adrian yang langsung menghampiri Bagas yang tersungkur di hadapan nya..
"Adrian cukup.. Adrian.. " sela ku di antara kepanikan
"Mulut kamu terlalu kotor untuk bicara tentang etika... kamu hanya seorang laki-laki rendah yang tidak tau cara nya jadi seorang suami..!! " teriak Adrian dengan mata memerah
"Ayo.. sini, bangun.. lawan aku.. jangan bisa nya menindas perempuan!!
dengan tertatih Bagas berusaha bangkit..
"Dengar Bagas, . kamu hanya anak mama yang di paksa menikah.. kamu nggak sadar sekarang kamu hanya alat untuk mewujudkan keinginan siska untuk obsesi nya mengalahkan kiran... dasar laki-laki bego!! " maki Adrian
"Tutup mulut kamu...kamu nggak berhak menghina istriku..! '"
"Tanpa di hina pun istri kamu sudah hina..! perempuan mana yang tega mengambil suami dari sahabat nya dengan cara kotor..?! "
"Itu karena Siska nggak tau aku suami kiran.. asal kamu tau.. aku dan Siska sudah kenal sejak lama.. dan itu nggak ada hubungan nya dengan kiran!! "
Ujar Bagas membela Siska
Aku tersentak, meskipun aku sudah tau dari Siska mereka sudah selingkuh sejak lama. tapi tetap saja mendengar itu langsung dari mulut Bagas membuat hatiku terbakar kembali.
Adrian bergerak cepat dan melayang kan kembali pukulannya
"Dasar laki-laki nggak tau di untung.. "
"Adrian cukup, Adrian di dalam ada maria.. " pintaku menahan tangis.
Adrian menghentikan tangannya dan menatap nanar ke arahku
"Dasar dokter gi**..lihat saja nanti kau pun akan menyesal telah membela perempuan keras kepala ini...!! " teriak Bagas sambil tertatih meninggalkan rumah ku..
Adrian menatapku
"Maaf kiran.. " ujar nya melemah..
Aku memeluknya erat
"Nggak dri.. maafkan aku karena melibatkan mu dalam masalah ku.. "
Ada rasa bersalah dalam hatiku karena harus melibatkan Adrian Dalam masalah rumah tangga ku
Adrian melepaskan pelukan ku pelan
"Aku akan selalu menjaga kamu dan maria kiran.. jangan anggap aku orang asing lagi..." pintanya sambil mengusap air mataku
"maria dimana..? " tanya nya ketika dia mulai merasa tenang.
"dia di dapur sama bi sumi,.. aku harap dia tidak mendengar apa-apa.. "
Adrian mengangguk dan menuntun tangan ku masuk ke dalam
"Maria mana bi..? " tanya ku pada bi sumi yang sedang menuruni anak tangga
"Non aya di kamar nya nyonya... tadi pas saya lihat nyonya keluar menemui pak Bagas, saya langsung mengajak non aya ke atas.. masuk kamar nya.. takut ada apa-apa.. " jelas bi sumi membuatku lega
"Terima kasih bi.. " ucapku tulus
"Iya nyonya.. "
"Pak dokter, biar saya ambilkan minum.. "
"Tidak usah bi,.. saya ingin bertemu maria.. " Adrian menatap ku dalam
Aku mengangguk dan mengikuti langkah Adrian ke kamar maria
"Assalamu'alaikum... halo cantik apa kabar..? " sapa Adrian setelah masuk ke kamar maria.. yang langsung di sambut dengan pelukan hangat maria
"Walaikumsalam om dokter... "
"Aya nggak kemana-mana,.. sekarang kan hari libur..? "
"Nggak om,.. mama nya lagi sibuk.. aya nya juga mau di rumah aja.. santai-santai.. " celoteh maria membuatku dan Adrian tersenyum
"Aya mau nggak liburan sama om lagi... " ajak Adrian
Maria melirik ke arahku..
"Tapi, pesanan cake lagi banyak dri.. " elakku
"Kan ada bi sumi.. dan nanti biar aku suruh orang juga untuk bantu-bantu di sini... "
"Tapi dri... "
"Kamu perlu istirahat kiran... aya juga perlu berlibur,.. masa libur sekolah nggak ke mana-mana... " jelas Adrian.
Maria tersenyum
"Boleh ma... ayo kita liburan.. "
Aku hanya bisa menarik napas panjang..
"Ya sudah.. besok lusa kita liburan.. aku menyelesaikan dulu pesanan ku biar lusa semua juga libur,.. " ujar ku pasrah
Adrian dan maria tersenyum..
"memang kita mau kemana..? "
Adrian menghampiriku
"Kita ke Bandung.. sekalian aku lamar kamu... " jawab nya lirih seraya melewati ku dengan senyum..