Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Arya
"Cari bu Rahayu, ya, Mas?" tanya seorang perempuan yang mungkin seusia bu Rahayu.
"Iya. Kira-kira Rahayu sama Kayya pindah kemana, ya?"
"Wah, kalau itu saya kurang tahu, tapi terakhir saya lihat bu Rahayu dijemput pakai mobil mewah. Kalau Kayya ... sejak kebakaran waktu itu saya belum pernah bertemu dengan dia lagi.
Setelah mengatakan semua tentang bu Rahayu dan Kayya, wanita itu pun pamit. Arya mengucapkan terima kasih dan lalu pergi dari perkampungan itu.
Masuk ke dalam mobil, Arya tidak langsung menyalakan mobilnya. Dia justru mengeluarkan sebungkus rokok dan menurunkan kaca jendelanya setengah. Arya menyalakan rokoknya dan tatapan matanya tampak menerawang.
Dulu, sebelum Bagus, ayah Kayya bertemu dengan Rahayu, Arya lebih dulu mengenalnya. Waktu itu Rahayu terlihat polos dan berkulit bersih. Ia menjadi seorang tukang masak di kantin kampus. Meski usia Rahayu masih muda saat itu, tetapi keahlian memasaknya tidak jauh berbeda dari mereka yang sudah senior. Arya mengenal Rahayu karena sering makan di sana. Sesekali saat Rahayu bertugas jaga di depan, Arya selalu menyempatkan diri berbincang dengannya.
Arya berteman dengan Bagus. Saat itu Bagus memang sedang mengambil kuliah S2 dan ia sebenarnya sudah menikah dengan Belinda dan sudah memiliki satu orang anak yakni Erlangga. Saat itu usia Erlangga sekitar enam tahun.
Hari itu, Arya pergi ke kantin, di waktu yang bersamaan, Rahayu sedang bersiap untuk pulang. Bagus tiba-tiba menyusulnya. Saat Rahayu sedang berbincang dengan Arya, Bagus mendekati mereka. Melihat Rahayu yang cantik dan putih, mata Bagus langsung berbinar, sayangnya Arya tidak sempat menyadari itu semua.
Arya baru tahu Bagus menjalin hubungan dengan Rahayu setelah Rahayu ketahuan hamil. Entah mantra apa yang dipakai pria itu, yang jelas bermula dari sanalah masalah itu datang.
Bagus memang menikahi Rahayu, tetapi tanpa sepengetahuan Belinda. Saat Bu Rosita mengetahuinya, Dia langsung mendatangi Rahayu dan melabraknya.
Rahayu akhirnya berhenti bekerja karena diteror oleh Bu Rosita. Arya sempat membantu Rahayu, tapi kemudian dia malah dipukuli oleh Bagus.
Saat itu demi menjauhkan Bagus dari Rahayu, Bu Rosita selalu memakai segala cara kotor. Beruntung Arya selalu berhasil menggagalkan semuanya. Demi melindungi Rahayu, Arya rela masuk ke kediaman bu Rosita dan menjadi kaki tangannya.
Arya merasa begitu miris dengan nasib Rahayu. Bahkan sebagai istri kedua dari salah satu keluarga kaya raya, dia justru hidup di dekat bantaran sungai dengan rumah yang begitu kumuh dan harus selalu bersembunyi dari bu Rosita.
Setelah Rahayu melahirkan Kayya, Bagus menghilang. Dia mengalami kecelakaan dan menyebabkan amnesia.
Alhasil selama ini ia lah yang menyamar menjadi Bagus dan menggantikan peran ayah untuk Kayya, meski keberadaannya tak pernah lama. Karena khawatir Rahayu akan menyadari jika dirinya bukan Bagus, tetapi semua yang dilakukannya begitu tulus. Dia benar-benar mencintai Rahayu. Bahkan sampai sekarang dia tidak pernah ingin menikah.
Baginya Kayya sudah seperti putri kandungnya. Dia sendiri yang mengajari Kayya berjalan, dia juga yang mengajari Kayya bela diri.
Arya mematikan puntung rokoknya dan melajukan mobilnya. Meninggalkan tempat yang penuh dengan kenangan itu. Dalam hati dia berharap masih bisa bertemu dengan Rahayu dan Kayya tanpa harus memakai topeng wajah Bagus.
***
Tring!!
Pesan masuk ke ponsel Kayya. Saat itu sebuah notifikasi dari m-banking masuk. Sebuah nominal besar tertera di sana. Dia sangat terkejut dan bahkan tangannya bergetar.
Tak lama bunyi notifikasi kembali berbunyi, kali ini pesan dari Nicky.
Itu gaji kamu selama satu bulan ini. Selamat kamu sudah melewati masa training dengan baik. Saya harap kedepan kamu bisa bekerja lebih baik lagi dan tetap semangat.
Kayya begitu senang sehingga dia berlari mencari ibunya. Bu Rahayu dan mbak Sita sedang ada di dapur membuat rendang. Rencananya hari ini ia akan membawa rendang untuk mama Irene. Untuk yang pertama kalinya bu Rahayu akan berkunjung ke kediaman keluarga Lesmana.
"Bu! Ibu!"
Bu Rahayu yang mendengar teriakan Kayya segera meletakkan sendok sayurnya. Saat Kayya sampai di dapur, dia langsung memeluk ibunya.
"Kayya ada apa?" tanya Bu Rahayu cemas.
"Bu, hari ini aku gajian. Ibu lihat ini!" Kayya menyodorkan ponsel nya pada bu Rahayu. Mata bu Rahayu melebar melihat sederet angka nol yang begitu banyak.
"Ka_kayya, ini ga salah gaji kamu segini? Jangan jangan pak Nicky salah mengetik angkanya?"
"Ga, Bu. Sejak awal pak Nicky sudah menyebutkan gajinya sama aku. Pak Jovan juga membenarkan gajinya memang segini."
"Tapi ini banyak sekali, Nak."
Bu Rahayu menoleh ke mbak Sita. "Mbak Sita, memang gaji asisten itu banyak?"
"Jelas banyak, Bu. Gaji pembantu seperti saya saja sudah empat juta setengah, Bu. Masa mbak Kayya yang selalu ikut Tuan Nicky gajinya kecil."
Bu Rahayu tidak tahu harus berkata apa. Dia masih terkejut melihat angka dua digit di ponsel Kayya.
"Gajinya banyak sekali, kamu sudah bilang terima kasih belum ke pak Nicky?" tanya Bu Rahayu.
"Oh, aku lupa."
Kayya segera mengetik ucapan terima kasih pada Nicky. Setelah itu dia memandang mbak Sita. "Berarti gaji mbak Sita aku tranfer sekarang aja, ya? Aku minta nomor rekeningnya, Mbak."
"Duh, mbak Kayya, saya sudah digaji sama Tuan Nicky."
"Loh, tapi kan mbak Sita kerjanya di sini. Masa pak Nicky yang bayarin gaji mbak."
"Kalau soal itu mbak Kayya tanya sendiri sama Tuan Nicky. Yang jelas mbak udah gajian juga pagi tadi."
Kayya tertegun untuk sesaat. Baginya ini masih seperti mimpi.
Sore harinya Kayya dan Bu Rahayu juga mbak Sita berangkat ke kediaman keluarga Lesmana. Kayya memesan aplikasi ojek online.
Bu Rahayu sedikit gugup. Sudah lama dia tidak keluar dari lingkungannya dulu, karena takut bertemu dengan ibu dari suaminya.
"Bu, kenapa?" tanya Kayya. Dia sejak tadi memperhatikan kegelisahan ibunya.
"Ga apa-apa. Ibu cuma sudah lama ga keluar rumah. Jadi agak gugup."
"Mulai sekarang ibu bebas mau pergi kemana saja. Yang terpenting sama mbak Sita. Kalau ga aku bakalan khawatir. Besok kalau aku libur, kita beli HP ya, Bu. Ibu juga harus belajar pakai HP."
Bu Rahayu hanya mengangguk sambil tersenyum. Setibanya di kediaman Lesmana, Bu Rahayu, Kayya dan mbak Sita di sambut oleh seluruh keluarga besar.
Hari ini mereka semua berkumpul karena kakek Vira dari pihak ayahnya berulang tahun. Bu Rahayu menyerahkan rendang buatannya pada mama Irene. Mama Irene menerimanya dengan antusias.
"Mari, mari saya perkenalkan kalian semua sama adik dan adik ipar saya. Serta papa mertua saya," kata mama Irene sambil menggandeng lengan bu Rahayu. Mbak Sita segera pergi ke belakang. Dia ingin menemui teman-temannya.
"Pah, ini Kayya dan ibunya sudah sampai."
Pria paruh baya yang sedang duduk di sofa langsung mengangkat kepalanya. "Wah, ajak ke sini, biar saya lihat."
Mama Irene segera mendorong Kayya ke depan. Vira yang baru turun dari lantai atas segera menghampiri Kayya.
"Kayya aku kangen."
"Dasar bocah, kakek kamu baru mau kenalan sama Kayya," mama Irene memarahi Vira. Semuanya tertawa melihatnya. Kayya duduk di dekat kakek Pramudya.
"Terima kasih sudah menolong cucu saya."
"Kakek tidak usah berterima kasih sama saya, karena saya juga sudah menerima balasan kebaikan dari keluarga kalian. Saya justru yang harusnya berterima kasih."
"Kamu baik sekali, Kayya. Saya yakin kamu anak yang diberkati. Semoga ke depannya kehidupan kamu akan jauh lebih baik."
"Terima kasih doanya, Kek. Saya berharap kakek juga akan selalu diberi kesehatan dan panjang umur."
Kakek Pramudya tersenyum dan mengangguk puas. Gadis ini benar-benar anak yang baik. Mama Irene mengajak bu Rahayu bertemu dengan semua kerabat keluarga Lesmana. Tante Kinan adik dari mama Irene juga kebetulan ada di sana. Mereka berbincang bincang dan lalu lanjut untuk makan malam.
Saat mereka sedang menuju ruang makan, Tangan Kayya tiba-tiba ditahan oleh Varo. Kayya berbalik dan menatap Varo dengan heran. "Kenapa, Kak."
"Bisa kita bicara?"
Kayya melirik ke ruang makan sejenak, kemudian mengangguk ragu. "Bisa, Kak."
"Kayya, Varo, mama nunggu kalian." Nicky tiba-tiba keluar dari ruang makan dan memanggil mereka berdua. Varo menunduk dan menghela napas. Dia bergegas masuk ke ruang makan. Sedangkan Kayya malah terlihat sungkan.
"Ayo. Semua orang sudah lapar. Kalau nanti ada yang mau dibicarakan, kita bicara setelah makan."
Varo, kamu sama aku aja deh. ikhlas aku/Joyful/
klo kay dek mu