Nasib Si Kayya Yang Miskin

Nasib Si Kayya Yang Miskin

Bab 1. Tolong

Di suatu sore yang masih menyisakan terik matahari, Kayya berdiri di depan gang rumahnya sambil menghela napas.

Ia merasa suntuk dan enggan untuk pulang. Sudah berhari hari dia berusaha mencari kerja, tetapi sulitnya luar biasa. Harapannya yang dulu setinggi angkasa kini tampaknya hanya bisa dia gantungkan saja pada nasib. Kayya merasa kali ini akan mengecewakan ibunya lagi.

Gang tempat tinggal Kayya merupakan gang kumuh. Rumah Kayya berada di ujung paling belakang dekat dengan bantaran sungai.

Kayya berjalan dengan lunglai. Seluruh tenaganya terkuras habis, berkeliling mencari pekerjaan, apalagi tadi pagi dia hanya sarapan ubi rebus saja.

Begitu tiba di rumah, Kayya mendorong pintu kayu yang lapuk dimakan rengat. Gadis itu langsung disambut senyuman hangat ibunya.

"Kamu sudah pulang, Nak. Gimana dapat kerjanya?"

Kayya duduk di kursi usang dan lantas meletakkan tasnya di meja plastik. "Belum dapet, Bu. Semua sekarang syaratnya paling ga minimal lulusan D3. Aku juga udah tanya tanya ke beberapa restoran deket deket sini, tapi kebanyakan untuk sekarang ga butuh tenaga kerja tambahan, Bu."

Bu Rahayu mengambil gelas dan mengisi air putih dari ceret. Dia meletakkan gelas itu di depan putrinya.

"Ya sudah, kamu minum dulu, Nak. Ga apa apa, mungkin belum rejekinya kamu." Bu Rahayu mengusap bahu Kayya sambil tersenyum. Namun, di matanya tersimpan kesedihan.

Kayya mengangguk, mengambil gelas yang disodorkan ibunya tadi dan langsung meneguk isinya hingga tandas. Dia tidak memperhatikan ekspresi ibunya yang sempat berubah.

Bu Rahayu masuk ke dapur dan menyalakan kompor. Dia tahu putrinya pasti sangat lapar sekarang. Sambil menyeka sudut matanya yang basah, Bu Rahayu mengocok telur. Hanya ada satu telur yang tersisa.

"Bu, aku mau mandi dulu, ya."

Kayya masuk ke dalam kamar tanpa pintu, Dia meletakkan tasnya dan mengambil pakaian dari lemari plastik, lalu bergegas ke kamar mandi.

Meski hidup dalam kemiskinan, rumah Kayya tetap memiliki kamar mandi di dalam rumah. Yah, meski untuk mendapatkan seember air dia harus memompa dulu, tapi setidaknya dia tidak harus mengantri di kamar mandi umum.

Selesai mandi, Kayya melihat sepiring nasi dan telur sudah bertengger di meja. Kayya mend*sah berat.

"Bu, ayo kita makan," panggil Kayya. Setiap waktu makan ibunya pasti akan masuk ke dalam kamar.

"Ibu sudah makan tadi. Kamu makan saja sendiri, Nak. Lagipula tadi pagi kamu hanya makan ubi, kan?"

Kayya berjalan masuk ke kamar ibunya. Dia melihat ibunya duduk sambil melipat baju.

"Bu, aku ga mungkin habiskan semua makanannya, atau begini saja, Aku bagi dua sama ibu, ya."

"Ibu beneran sudah kenyang, Nak. Kamu makan saja sendiri."

Kayya tiba-tiba keluar dan membawa piringnya masuk ke dalam kamar ibunya.

"Kalau begitu kita makan berdua, biar aku yang suapi ibu."

Kayya duduk di samping ibunya. Dia dengan cekatan mulai mengambil sedikit nasi, memotong telur dengan sendok dan menyodorkannya ke depan mulut Bu Rahayu.

"Kamu dulu saja," kata Bu Rahayu sambil menarik mundur kepalanya. Akan tetapi, tangan Kayya tetap lurus tidak goyang.

"Ibu dulu, baru aku."

Bu Rahayu membuka mulutnya dengan mata berair. "Maafin ibu, ya, Nak."

Kayya meletakkan piringnya di samping, ia lantas memeluk ibunya dengan lembut.

"Ibu minta maaf buat apa?"

"Maaf karena sampai sekarang ibu belum bisa membahagiakan kamu."

"Bu, ibu sekarang masih ada di dekatku aja udah menjadi hal yang membahagiakan buat aku. Kebahagiaanku jangan diukur dengan materi, Bu. Asal ibu selalu ada buat aku, aku bahagia. Kalau ada yang harus minta maaf, itu harusnya aku. Aku sampai sekarang belum bisa membuat ibu bangga."

Bu Rahayu menatap Kayya cukup lama, sebenarnya ada hal yang ingin dia katakan pada Kayya, hanya saja dia ragu.

Bu Rahayu menghapus air mata di wajah Kayya. Dia berdiri dan lalu mencari sesuatu di bawah kolong lemarinya. Setelah menemukan apa yang dia cari, Bu Rahayu duduk lagi di dekat putrinya.

Bu Rahayu menggenggam sapu tangan berwarna biru tua. Kayya memperhatikan apa yang hendak ditunjukkan oleh ibunya. Saat sapu tangan yang ditali simpul itu terbuka, mata Kayya seketika memantulkan sinar.

"I_ini emas siapa, Bu?" tanya Kayya tergagap. Seumur umur dia baru melihat emas begitu banyak di keluarganya. Karena sejak kecil dia tidak pernah melihat ibunya memakai emas emas tersebut.

"Ini dulunya mahar bapakmu. Dulu sekali sempat ibu mau jual, tetapi dilarang bapak kamu. Sekarang karena bapak kamu sudah ga ada, gimana kalau kita jual saja emasnya. Ini bisa jadi modal hidup kita kedepannya. Selagi kamu masih cari kerja."

Bu Rahayu menyodorkan sapu tangannya pada Kayya. "Bu, tapi ...."

"Ibu ga apa-apa, Nak."

Kayya menunduk, menatap sapu tangan di tangannya. Saat sapu tangan itu terbuka, ada sebuah kalung, dua gelang dan sebuah cincin. Semuanya terlihat berkilauan meski sudah lebih 20 tahun disimpan.

"Surat suratnya ada. Kamu bisa jual emas itu tanpa perlu khawatir apapun."

Rasa lapar Kayya seketika menguap. Pikirannya terus berkecamuk, tetapi dia tidak ingin menyia nyiakan makanan, jadi dia tetap menghabiskan makannya dan sesekali menyuapi ibunya.

"Bu, sebaiknya ibu simpan emas ini dulu saja, aku mau keluar sebentar, Bu. Ga aman kalau aku bawa emas ini kemana-mana."

Setelah mendapat ijin dari ibunya, Kayya keluar dengan tas selempang di pinggangnya. Dia dalam tas itu ada beberapa karung yang terlipat rapi. Biasanya kalau menjelang malam, Kayya akan keluar untuk mulung. Karena belum dapat kerja, hanya ini satu satunya hal yang bisa dia usahakan.

Keluar dari gang rumahnya, Kayya berjalan sambil sesekali melihat ke tong sampah. mengambil botol plastik dan memasukkannya di dalam karung. Kayya berjalan menuju taman. Biasanya di sana ada banyak sekali botol plastik.

Mungkin karena cuacanya agak mendung, jadi area taman tidak terlalu ramai bahkan cenderung sepi, tetapi hal itu tidak menyurutkan niat Kayya untuk mencari rongsokan.

Tak butuh waktu lama, dua karung terkumpul dan setumpuk kardus bekas juga sudah dilipat rapi oleh Kayya. Pengepul menimbang hasil pulungan Kayya.

"Nih, duitnya 22.000, ya. Kardusnya lumayan."

"Makasih, Bang Mamad," ucap Kayya tulus. Meski tidak seberapa, tetapi ini rejeki yang dia cari sendiri.

Kayya melipat uangnya dan memasukkannya ke dalam kantong. Dia kembali melewati taman yang sepi itu. Langit yang gelap semakin bergemuruh. Sepertinya malam ini hujan akan turun dengan deras.

"To_long."

Kayya menghentikan langkahnya. Alisnya berkerut dalam. Dia tidak takut pada hantu, tetapi suara tadi, dia tidak bisa mengabaikannya. Kayya terdiam, dia sekali lagi mendengar suara minta tolong. Kayya melihat ke samping, di mana ada sederet toilet di sana.

Kayya berjalan perlahan. Meski penasaran, tetapi dia tetap harus waspada. Dia takut ini hanya trik dari sindikat penculikan.

"Tolong." Suara itu semakin terdengar jelas meski lemah. Kayya bergegas mendekati salah satu bilik yang tertutup.

"Halo, ada orang di dalam?" Kayya mengetuk pintu dengan hati-hati.

Orang yang ada di dalam toilet merasa bersemangat.

"Mbak, tolong. Tolong saya, saya terkunci di sini."

"Ok, saya akan menolong. Tetapi kamu tolong jaga jarak dari pintu."

Kayya menendang pintu beberapa kali sampai akhirnya pintu terbuka.

"Ahh, syukurlah." Perempuan di dalam toilet itu langsung berseru senang. Dia sudah lemas di sana terkunci hampir tiga jam.

"Kamu adalah penyelamatku." Gadis itu memeluk Kayya dan bicara dengan nada lembut.

Kayya agak merasa risih, dia tidak pernah berdekatan intim dengan orang lain selain ibunya. Kayya pun akhirnya berkata, "Aku harus segera pulang. Sebentar lagi mungkin akan turun hujan. Kamu sebaiknya pulang."

Saat Kayya hendak pergi, gadis itu tiba-tiba menarik lengan Kayya. "Bo_boleh aku ikut denganmu? Aku takut di sini sendiri, rumahku jauh dari sini. Aku janji, aku ga akan nyusahin kamu."

Dengan segala perhitungan, Kayya akhirnya mengangguk. Dia tidak mungkin tega meninggalkan gadis ini di sini sendirian. Lalu Kayya dan perempuan tadi akhirnya berjalan bersama. Dalam perjalanannya, Kayya membelanjakan uang yang didapatnya dengan membeli dua mie instan dan setengah liter beras.

Melihat Kayya membeli sedikit beras, alis gadis yang sejak tadi mengikuti Kayya berkerut.

"Itu untuk makan ayam?" tanya gadis itu penasaran.

Kayya menatap kresek di tangannya dan tersenyum, "Bukan, ini untuk makan aku dan ibu."

Gadis itu langsung terdiam, ia tahu sudah sangat lancang sekali pada penolongnya. Kayya tidak mempermasalahkan pertanyaannya Dia melanjutkan berjalan menuju rumahnya. Di saat bersamaan hujan tiba-tiba turun. Kayya menarik gadis tadi untuk berlari.

Saat tiba di depan rumahnya, Kayya buru-buru mengetuk pintu. Bu Rahayu yang memang sengaja menunggu Kayya, langsung membuka pintu.

Gadis yang tadi ditolong Kayya tertegun melihat rumahnya.

"Ayo masuk."

Terpopuler

Comments

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

Assalamu'alaikum kak🤗

2025-10-12

1

yomamar89

yomamar89

hadir ka, semangat 💪👍

2025-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tolong
2 Bab 2. Vira
3 Bab 3. Jual Emas
4 Bab 4. Bertemu Keluarga Vira
5 Bab 5. Kebakaran
6 Bab 6. Mencari Bu Rahayu
7 Bab 7. Nicky Yang Mengejutkan
8 Bab 8. Tempat Tinggal Baru
9 Bab 9. Mulai Bekerja
10 Bab 10. Grup WA Perusahaan
11 Bab 11. Tukar Makanan
12 Bab 12. Bertemu Pak Lesmana
13 Bab 13. Sikap Aneh Varo
14 Bab 14
15 Bab 15. Sore Yang Menyenangkan
16 Bab 16. Kalung Mutiara
17 Bab 17. Terkunci
18 Bab 18. Bertemu Reivan
19 Bab 19. Hanya Bercanda
20 Bab 20. Merubah Penampilan
21 Bab 21. Makan Malam Di Rumah Vira
22 Bab 22. Permintaan Maaf
23 Bab 23. Bu Amanda
24 Bab 24. Terjebak Dilift
25 Bab 25. Yang Sebenarnya
26 Bab 26. Cantik
27 Bab 27. Bertemu Teman Nicky
28 Bab 28. Erlangga
29 Bab 29. Arya
30 Bab 30. Jangan Takut! Ada Saya
31 Bab 31. Erlangga Penasaran
32 Bab 32. Bu Rahayu dan Erlangga
33 Bab 33. Jalan-jalan
34 Bab 34. Dimana Dia?
35 Bab 35. Tak Sadarkan Diri
36 Bab 36. Bersaudara
37 Bab 37. Embun dan Nenek Rosita
38 Bab 38. Cocok
39 Bab 39. Dia Kekasihku
40 Bab 40. Bicara Dari Hati
41 Bab 41. Tidak Tahu Malu
42 Bab 42. Bicara Dengan Pak Lesmana
43 Bab 43. Mengunjungi Lokasi
44 Bab 44. Masam
45 Bab 45.Kedatangan Jovan
46 Bab 46. Varo dan Nicky
47 Bab 47. Arya Mendatangi Bu Rahayu
48 Bab 48. Pak Atmajaya Rahadi
49 Bab 49. Bertemu Kayya
50 Bab 50. Rumor
51 Bab 51. Hadiah Mewah
52 Bab 52. Traktiran Nicky
53 Bab 53. Di Salon
54 Bab 54. Dia?
55 Bab 55. Serasi
56 Bab 56. Bicara Dengan Karyawan
57 Bab 57. Embun Mengadu
58 Bab 58. Stop, Mah!
59 Bab 59. Cemas
60 Bab 60. Mau?
61 Bab 61. Aku Malu
62 Bab 62. Foto Masa Lalu
63 Bab 63. Kita Bercerai Saja
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Tolong
2
Bab 2. Vira
3
Bab 3. Jual Emas
4
Bab 4. Bertemu Keluarga Vira
5
Bab 5. Kebakaran
6
Bab 6. Mencari Bu Rahayu
7
Bab 7. Nicky Yang Mengejutkan
8
Bab 8. Tempat Tinggal Baru
9
Bab 9. Mulai Bekerja
10
Bab 10. Grup WA Perusahaan
11
Bab 11. Tukar Makanan
12
Bab 12. Bertemu Pak Lesmana
13
Bab 13. Sikap Aneh Varo
14
Bab 14
15
Bab 15. Sore Yang Menyenangkan
16
Bab 16. Kalung Mutiara
17
Bab 17. Terkunci
18
Bab 18. Bertemu Reivan
19
Bab 19. Hanya Bercanda
20
Bab 20. Merubah Penampilan
21
Bab 21. Makan Malam Di Rumah Vira
22
Bab 22. Permintaan Maaf
23
Bab 23. Bu Amanda
24
Bab 24. Terjebak Dilift
25
Bab 25. Yang Sebenarnya
26
Bab 26. Cantik
27
Bab 27. Bertemu Teman Nicky
28
Bab 28. Erlangga
29
Bab 29. Arya
30
Bab 30. Jangan Takut! Ada Saya
31
Bab 31. Erlangga Penasaran
32
Bab 32. Bu Rahayu dan Erlangga
33
Bab 33. Jalan-jalan
34
Bab 34. Dimana Dia?
35
Bab 35. Tak Sadarkan Diri
36
Bab 36. Bersaudara
37
Bab 37. Embun dan Nenek Rosita
38
Bab 38. Cocok
39
Bab 39. Dia Kekasihku
40
Bab 40. Bicara Dari Hati
41
Bab 41. Tidak Tahu Malu
42
Bab 42. Bicara Dengan Pak Lesmana
43
Bab 43. Mengunjungi Lokasi
44
Bab 44. Masam
45
Bab 45.Kedatangan Jovan
46
Bab 46. Varo dan Nicky
47
Bab 47. Arya Mendatangi Bu Rahayu
48
Bab 48. Pak Atmajaya Rahadi
49
Bab 49. Bertemu Kayya
50
Bab 50. Rumor
51
Bab 51. Hadiah Mewah
52
Bab 52. Traktiran Nicky
53
Bab 53. Di Salon
54
Bab 54. Dia?
55
Bab 55. Serasi
56
Bab 56. Bicara Dengan Karyawan
57
Bab 57. Embun Mengadu
58
Bab 58. Stop, Mah!
59
Bab 59. Cemas
60
Bab 60. Mau?
61
Bab 61. Aku Malu
62
Bab 62. Foto Masa Lalu
63
Bab 63. Kita Bercerai Saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!