Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Adam tantrum
"Kenapa kok semua orang pergi dari rumah ini?" Adam bertanya pada Sagara.
"Apa telingamu juga tuli sehingga tidak bisa mendengar bahwa ada yang meninggal!" Sagara menatap Adam yang seperti orang bodoh.
"Memang nya kenapa kalau ada orang meninggal?" Adam bertanya tanpa dosa.
"Ini setan kok bodoh nya kelewatan sih, masa iya dia juga tidak tahu kalau ada orang meninggal harus melayat." Sagara membatin heran.
Adam memang sama sekali tidak tahu apapun tentang dunia manusia karena dia tidak ingat, padahal dulu dia juga manusia dan menjalani aktivitas sebagaimana layak nya manusia, tapi itu menurut perkiraan Sagara saja karena tidak mungkin lah manusia tidak tahu cara melayat ketika ada tetangga yang meninggal.
Atau mungkin saja karena sikap jahat dia sehingga Adam tidak pernah melayat ketika ada tetangga yang meninggal dunia, itu masuk akal juga karena dilihat dari sekarang Adam begitu tersiksa setelah dibunuh oleh seseorang dan menjadi arwah yang sangat jahat namun tidak memiliki ingatan sedikit pun.
Jangan kan ingatan tentang kisah nya, tata cara hidup menjadi manusia saja dia sama sekali tidak tahu sehingga jelas seluruh ingatan walau itu sekecil apa pun hilang dan terhapuskan dari memori otak nya Adam. entah kejahatan apa yang telah dilakukan Adam, sehingga dia mendapat hukuman sampai separah ini.
Yasmin dulu tidak ingat apa-apa karena memang oleh Radja otaknya diambil dan dipisahkan dari dalam kepala sehingga dia tidak ingat siapa yang telah membunuh dan bagaimana cara mati nya, beda dengan Adam yang tidak mengalami nasib seperti itu karena otak dia tetap ada di dalam kepala saat ini.
Yang Adam merasakan itu ialah murni dari hukuman akibat dia yang memiliki sifat jahat luar biasa ketika masih hidup, sekarang tugas Sagara adalah mencari tahu bagaimana kisah hidup Adam dan siapa yang telah membunuh pria ini. yang pasti orang tersebut juga bukan orang biasa sehingga dia bisa membuat Adam lupa dan mendapat hukuman yang sangat berat, kalau hanya orang biasa jelas tidak akan mampu untuk melakukan hal tersebut.
Adam masih beruntung karena yang mengurus dia adalah Sagara, kalau sampai member lain yang mengurusnya maka entah bagaimana nasib iblis satu ini karena mereka tidak punya kesabaran yang setebal Sagara. dari semua member yang ada di agensi ini hanya Sagara yang sangat sabar, yang lain sama sekali tidak punya.
Apa lagi siluman ular ungu yang level sabar nya sama dengan Purnama, benar apa yang Arya katakan bahwa purnama dan siluman ular ungu itu tidak mendapat bagian sabar ketika sedang pembagian jatah sabar saat mereka akan di lahirkan dahulu.
"Bagai mana bila ternyata memang kau yang sudah membunuh banyak manusia di rawa belakang itu?" Sagara bertanya pada Adam.
"Ah tidak mungkin lah, yang mati di rawa itu sangat banyak." Adam tidak mau kena tuduh.
"Adam, dengarkan perkataan ku. kondisi mu saja sekarang sudah seperti ini, ini kondisi yang sangat parah!" Sagara berucap pelan namun penuh penekanan.
"Ta..tapi tidak mungkin aku yang melakukan itu semua." Adam masih terus mengelak.
"Kau harus bersiap untuk segala kemungkinan terburuk, siapkan mental mu untuk menerima bahwa itu memang perbuatan mu." Sagara dengan sabar memberikan nasihat.
"Bagai mana kalau ternyata aku sudah bersiap menerima kenyataan bahwa itu memang ulah ku, tapi ternyata bukan aku yang melakukan nya?" Adam memang tidak ingin menerima kenyataan bila itu memang perbuatan dia.
"Kau harus belajar." Sagara meletakkan kitab.
Adam sudah ketakutan sendiri membayangkan bahwa dialah yang telah membunuh banyak manusia di rawa belakang rumah Andre, yang jelas ketika kejadian itu terjadi bukan Andre yang menghuni rumah tersebut. kejadian itu sekitar sudah puluhan tahun yang lalu, itu menurut tebakan dari Sagara.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Adam bertanya tidak sabar.
"Apa lagi? kau harus belajar menerima fakta bahwa itu memang perbuatan mu." Sagara menjawab sembari berdiri.
"Ah, astaga!" Adam mengusap wajah nya yang penuh luka.
Jelas dia sendiri tidak sanggup membayangkan bagaimana jahatnya ketika masih menjadi manusia sehingga sampai tega membunuh orang sebanyak itu di rawa belakang rumah, entah apa motifnya sehingga dia membantai para manusia tersebut dan membuang seluruh tubuh di dalam rawa itu.
Pantas saja Maharani mendapatkan tengkorak kepala dan juga tulang belulang, ditambah itu semua bukan hanya untuk satu tubuh karena sudah disusun tapi ternyata tidak cocok, delapan jenis tulang yang di bawa dan itu berasal dari delapan tubuh manusia yang berbeda, itu masih yang di bawa saja bagaimana dengan yang belum di temukan.
"Apa aku memang sejahat itu?" Adam mulai termakan omongan Sagara.
"Ya mana aku tahu, di lihat dari hukumanmu memang sepertinya kau sangat jahat ketika masih hidup dahulu." jawab Sagara enteng saja.
"Tapi kan nama ku Adam, pasti dulu orang tuaku ketika memberi nama itu berharap kelakuanku akan baik seperti nabi." Adam malah membahas nama.
"Apa urusan nya pula dengan nama itu?" Sagara hampir tertawa di buatnya.
"Otomatis kelakuan ku juga baik lah seperti nabi, masa aku membunuh banyak orang sedangkan nama ku saja Adam." Adam masih larut soal nama.
Ini kalau saja bukan Sagara yang diajak bicara maka sudah pasti di tampar mulut dia, dibajak bicara serius malah sibuk membahas nama pemberian dari orang tua seolah nama itu menjamin kelakuan nya saja. padahal nama belum tentu akan membawa pengaruh untuk kelakuan, sehingga tidak perlu di bahas.
"Yang perlu kau lakukan sekarang hanya menyiapkan mental mu saja, tidak usah kau sibuk membahas nama atau urusan yang lain." Sagara kembali membuka kitab bayangan.
"Ah aku tidak percaya kalau ini semua adalah kelakuan buruk ku." Adam malah rebahan di lantai.
Dengan kelakuan yang seperti ini memang cocok dia mendapatkan teman Sagara saja, kalau dengan yang lain jelas tidak akan sanggup mereka untuk bersabar seperti Sagara. yang ada sejak tadi Adam sudah habis di tendang atau pun di tampar, untung lah bukan Maharani yang mengurus iblis satu ini.
"Aaahhh aku tidak percaya dengan ini semua!" Adam menjambak rambut yang di ada di kepala nya sambil berguling-guling.
"Kenapa dia ini?" Arjuna datang menghampiri Sagara.
"Tidak usah kau urus dia itu, biarkan saja dia mau apa!" Sagara tidak mengurusnya.
Adam pusing sendiri memikirkan kejahatan yang sudah dia buat apa bila memang itu adalah perbuatan diri nya, sebab selama ini pun dia juga lama tinggal di rumah itu dan tahu bagaimana soal setan yang ada di belakang rumah.
Selamat sore besty.
atau berhubungan dengan mafia
terkbul Sudh ke ingin pak min gentayangan dan menuntut balas pak min dirasuki oleh asu baung kah?
Masih hidup pak Min tiada kata insyaf dan berserah diri pd Gusti Allah.Eh sudah mokat malah gabung kolab dengan iblis lagi.
ksih lh mkan kinan😄😄 kan pak min belum makan