Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Dokter Wira dan Hukuman Untuk Ibu Wulan
"Ayah, ketika Aku menikah dengan suamiku. Sekujur tubuh suamiku mengalami luka parah dan nyaris kehilangan nyawanya. Tapi dokter yang di tunjuk sama Ibu Wulan mendiagnosis kalau suamiku terkena racun berbahaya." Ucap Santika yang tahu kalau dokter Wira tersebut berbohong.
"Untuk lebih memastikan siapa yang salah mendiagnosis Aku atau dokter, maka cukup cari dokter kepercayaan Ayah yang bisa di percaya untuk memeriksanya." Sambung Santika.
Wajah dokter Wira tersebut langsung pucat pasi membuat dirinya menatap ke arah Ibu Wulan untuk meminta pertolongan. Namun Ibu Wulan pura-pura tidak melihatnya dan hal itu membuat dokter Wira langsung berlutut dengan tubuh gemetar.
"Tuan Besar, maafkan Saya. Karena sudah menyebabkan Tuan Muda Diego lukanya semakin bertambah parah. Tapi Saya mohon agar Tuan Besar mempertimbangkan pengabdian Saya selama bertahun-tahun. Saya mohon agar Tuan Besar mengampuni nyawa Saya." Mohon dokter Wira tersebut panjang lebar sambil masih berlutut dan memberikan hormat.
"Kenapa kamu mencelakai suamiku dan mengapa kamu membohongi Ayah mertuaku? Siapa orang yang menyuruhmu melakukan hal ini?" Tanya Santika beruntun sambil menatap dokter tersebut dan Ibu Wulan secara bergantian dengan tatapan menyelidik.
"Tidak ada orang yang menyuruhku." Jawab dokter Wira tersebut berbohong sambil menundukkan kepalanya dengan tubuh masih gemetar dan keringat membasahi keningnya.
"Suamiku tidak mempunyai dendam terhadapmu tapi kenapa kamu ingin mencelakainya?" Tanya Santika dengan tatapan tajam.
Ayah Roberto, Diego dan Ibu Wulan hanya diam dan mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan Santika dan di jawab oleh dokter Wira yang masih berlutut di depan mereka.
"Tiga tahun yang lalu putraku bekerja di Perusahaan Costa Group di bawah kepemimpinan Tuan Muda Diego. Tuan Muda Diego sering memarahi putraku dan bukan itu saja gaji selama tiga bulan tidak dibayarkan. Ketika putraku protes, Tuan Muda Diego malah memecatnya tanpa pesangon. Padahal saat itu kami sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan istriku yang terluka parah" Ucap dokter Wira panjang lebar.
"Hal itulah Saya menyimpan dendam terhadap Tuan Muda Diego dan melakukan kesalahan sesaat." Sambung dokter Wira.
("Sepertinya dokter Wira itu bekerja sama dengan Ibu Wulan karena dokter Wira beberapa kali melirik ke arah Ibu Wulan seakan meminta bantuan namun Ibu Wulan tidak mau membantunya agar tidak mendapatkan hukuman." Ucap Santika).
"Awalnya Aku mendapatkan laporan kalau semua gaji putramu digunakan untuk game online dan judi. Karena kamu sudah menjadi orang kepercayaan Ibu Wulan maka Aku menegornya." Ucap Diego menjelaskan.
"Tapi putramu sama sekali tidak mendengarkan nasehatku sampai-sampai istrinya mengadu ke asistenku kalau sudah dua bulan suaminya masih tidak memberikan gaji. Karena itulah Aku sering memarahinya namun sifatnya tidak berubah dan akhirnya Aku memecatnya." Sambung Diego.
"Itu ... Itu .... Itu tidak mungkin." Ucap dokter Wira yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan Diego.
"Kalau tidak percaya tanyakan saja sama putramu atau ke menantumu atau juga tanya ke semua pegawai kantor." Ucap Diego.
"Lalu bagaimana dengan pesangonnya?" Tanya dokter Wira.
"Mengenai uang pesangon, Aku berikan semuanya ke istrinya. Karena saat itu anak mereka sakit parah namun Anda sebagai kakeknya sama sekali tidak mau menyembuhkannya. Alasannya hanya karena anak dan menantunya tidak ada uang untuk biaya pengobatan." Jawab Diego.
"Seandainya saja Aku tidak menyuruh asistenku untuk membiayai pengobatan cucu dokter Wira maka kemungkinan besar akan kehilangan nyawanya." Sambung Diego sambil menatap nyalang ke arah dokter Wira.
"Ayah, orang seperti Dia tidak pantas bergelar sebagai dokter. Hanya karena mementingkan uang yang sangat besar maka tidak bersedia menyembuhkan pasien, jika pasien tidak bisa membayar biaya pengobatan tanpa mempedulikan pasien itu keluarganya sendiri." Ucap Diego sambil menatap ke arah Ayah Roberto.
"Pengawal!" Teriak Ayah Roberto.
"Ya, Tuan." Jawab pengawal setianya sambil berjalan dengan langkah cepat memasuki ruangan tersebut.
"Seret Dia keluar dan berikan ke kandang singa!" Perintah Ayah Roberto.
Ayah Roberto dan Diego diberikan wewenang oleh Presiden Sion untuk menghukum orang, baik hukuman ringan hingga hukuman berat yaitu diberikan ke kandang singa.
Presiden Sion adalah Kakak kandung dari Ayah Roberto karena itulah Presiden Sion memberikan kuasa ke adiknya untuk menghukum orang-orang berdasarkan tingkat kesalahannya,
Hal itulah yang membuat Ibu Wulan dan Rahwana ingin membunuh Diego agar tidak menyakiti kedua putranya yang bernama Dian dan Deon.
"Baik, Tuan Besar." Jawab orang kepercayaannya sambil menarik paksa dokter Wira.
"Tuan Besar, mohon ampuni Saya!" Teriak dokter Wira sambil berusaha memberontak.
Namun Ayah Roberto sama sekali tidak peduli dengan teriakan dokter Wira hingga suara teriakan dokter Wira tidak terdengar lagi.
"Aku sudah mempercayakan kamu untuk merawat putraku tapi kamu sama sekali tidak bisa merawatnya dengan baik. Jadi mulai hari ini kamu pergi ke aula leluhur untuk berlutut selama satu bulan dan tidak boleh keluar!" Bentak Ayah Roberto sambil menatap tajam ke arah istri keduanya.
"Baik, Aku menerima perintah suamiku." Jawab Ibu Wulan sambil menahan amarahnya.
"Selain itu setengah kekayaanmu akan Aku berikan ke menantuku karena menantuku sudah berhasil menyembuhkan putraku." Ucap Ayah Roberto dengan nada tegas.
Ibu Wulan hanya terdiam sambil menatap kesal ke arah suaminya kemudian menatap ke arah Santika dengan tatapan tajam seakan ingin membunuh Santika. Namun Santika tanpa ada rasa takut sedikitpun ikut menatap tajam Ibu mertuanya.
Hal itu membuat Ibu Wulan sangat dendam terhadap Santika. Ibu Wulan kemudian pergi sambil menahan amarah terhadap suaminya dan juga terhadap Santika.
"Diego dan Santika, kalian kembalilah dan jaga kesehatan kalian. Mengenai hal lainnya, kalian berdua jangan terlalu memikirkannya." Ucap Ayah Roberto dengan nada lembut.
"Baik, kami serahkan semua keputusannya sama Ayah." Jawab Diego dan Santika dengan serempak sambil memberikan hormat.
Kemudian Diego dan Santika pamit meninggalkan Ayah Roberto sendirian. Sedangkan Ayah Roberto menatap kepergian Santika yang sedang mendorong kursi roda di mana Diego sedang duduk di kursi roda.
("Diego, Ayah sudah memberikan hukuman ke Ibu Tirimu dan juga dokter Wira. Ayah harap kamu mempercayai Ayah kalau Ayah tidak akan membeda-bedakan anak. Terlebih Ayah sangat menyayangimu dan juga adikmu Albert dari pada Dian dan Deon." Ucap Ayah Roberto).
Sedangkan di tempat yang berbeda, lebih tepatnya di tempat kediaman Dian. Di mana Dian sedang berdiri sambil menunggu orang kepercayaannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ayah tiba-tiba memanggil Ibuku dan juga dokter Wira yang merawat Kak Diego?" Tanya Dian yang melihat orang kepercayaan datang menemui dirinya.
"Dokter Wira yang merawat Tuan Muda Diego melakukan diagnosa palsu karena itu mendapatkan hukuman mati dengan cara diberikan ke kandang singa. Untuk Nyonya Besar, Nyonya Besar mendapatkan hukuman berlutut selama satu bulan di aula leluhur dan setengah kekayaannya diberikan ke Nyonya Muda Diego." Jawab pengawal setianya.
"Apa?" Tanya Dian dengan wajah sangat terkejut karena rencana jahat Ibunya yang sudah bertahun-tahun ditutupi akhirnya ketahuan juga.
"Bukan itu saja kabarnya Tuan Muda Diego di serang namun tiba-tiba Tuan Muda Diego bisa berdiri dan mengalahkan pasukan pembunuh. Sepertinya Tuan Muda Diego akan segera pulih dan kembali bekerja di perusahaan." Ucap pengawal setianya.
"Kenapa bisa begini?" Tanya Dian dengan wajah super-super terkejut.
"Bukankah dokter Wira sudah mendiagnosis kalau Kak Diego sebentar lagi akan mati?" Tanya Dian sambil menahan amarahnya.
"Sepertinya ada orang yang sengaja menutupi denyut nadinya untuk mendapatkan bukti. Lalu melaporkan buktinya ke Tuan Besar karena itulah dokter Wira mendapatkan hukuman mati." Jawab orang kepercayaannya.
("Apakah mungkin Kak Santika yang melakukannya?" Tanya Dian sambil berpikir).
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya