Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 : kuliah
Setelah membuat minum dan membawa cemilan untuk teman ngobrol, akhirnya Ayuna dan Narendra bergabung dengan para orangtua mereka.
" Jujur saja saya sangat terkejut waktu dengar kalau Naren anak saya akan di nikahkan dengan anak bapak karna ketahuan mesum di sawah, bunda nya sampai nangis hampir pingsan waktu terima telpon !" ujar ayah Bagas membuat pak Ahmad memasang senyum sungkan pada besan nya itu.
" Saya juga kaget banget pak, baru pulang dari kebun eh warga udah pada Dateng ramai-ramai ke rumah, di tambah istri saya udah nangis kejer karna denger anak nya melakukan tindakan tidak senonoh, walau saya percaya kalau anak saya tidak mungkin melakukan itu !" Sahut pak Ahmad membuat mereka terkekeh kecil.
" Saya minta maaf karna ulah anak saya anak bapak jadi kena imbas nya, tapi walau bagaimana pun caranya mereka sudah sah menjadi suami istri !" Ujar bunda Farah yang memang sudah mendengar cerita lengkap nya semalam.
" Wong saya yang Deket aja ga tau kalo yang kena grebek ternyata cucu saya, orang udah lama sekali ga ke sini karna sekolah di luar negri, pas tau jantung saya hampir lompat, karna ga ada yang ngabarin juga kalau anak nakal itu mau ke sini, tapi saya bersyukur karna neng Ayuna yang jadi istri cucu saya !" Ujar Oma Ratih ikut menimpali.
Mereka pun melanjutkan obrolan hingga pukul sebelas siang, ayah Bagas dan bunda Farah juga berkata akan segera mengurus berkas pernikahan mereka agar tercatatan secara negara, bunda Farah juga berkata ingin mengadakan resepsi nanti jika surat-surqt sudah selesai, bunda Farah juga sudah menyuruh Naren untuk memesan kan makan siang buat mereka semua karna sebentar lagi jam makan siang akan tiba.
Tadinya ibu indah dan pak Ahmad sempat menolak sebab tidak enak kalau harus mereka yang membelikan makanan, namun apa boleh buat karna mereka memaksa dan keadaan ekonomi dirinya pun sedang tidak baik-baik saja, jadi mau tidak mau akhirnya mereka pun pasrah begitu Naren mengutak-atik handphone nya untuk memesan makanan.
" ayah mau kamu tinggal dulu di sini sampai beberapa bulan ke depan bang, biar makin Deket juga sama istri kamu, kasian dia kalau harus langsung di ajak ke jakarta, untuk urusan yang lain biar nanti ayah dan bunda yang urus !" Ujar ayah Bagas pada Narendra begitu mereka ingin pamit pulang setelah makan siang dan lanjut mengobrol, ayah Bagas meminta Naren untuk mengobrol berdua saja sebentar.
Tadi ayah Bagas juga sudah berkata pada kedua orangtua Ayuna jika nanti mereka akan mengajak Ayuna untuk tinggal di jakarta bersama mereka, tidak sekarang tapi nanti sebab ayah Bagas dan bunda Farah mengerti pasti tidak mudah untuk Ayuna langsung ikut ke jakarta, karna selama ini Ayuna tidak pernah bepergian terlalu jauh tanpa kedua orangtua nya, lagipula kedua anak itu masih berstatus menikah sirih dan belum mempunyai buku nikah, bunda Farah tidak ingin mereka mendapat omongan tidak enak di sana nanti, berbeda dengan di sini yang memang semua warga sudah mengetahui status mereka.
" Kenapa harus tinggal di sini dulu sih yah, kenapa ga langsung pulang ke jakarta aja, bengkel Naren di sana gimana ?" Tolak Naren secara tidak langsung, sebab rencana nya dia hanya ingin berada di sana satu Minggu saja sebagai bentuk protes nya pada ayah Bagas.
" Urusan bengkel bisa kamu serahin dulu sama Virza, bukan nya selama ini juga dia yang handle !" Ujar ayah Bagas membuat Naren mendesah kasar sebab tidak terima dengan keputusan sang ayah.
" Kenapa sih ayah selalu buat keputusan seenak nya tanpa tanya Naren dulu mau gimana !" Gerutu Narendra membuat ayah Bagas menghela nafas nya.
" Usia kamu udah mau 25 tahun Naren, tapi sikap kamu ga pernah dewasa sedikit pun, kamu cuma selalu memikirkan diri kamu sendiri, ayah buat keputusan itu juga ada alasan nya, dan semua ini ga akan terjadi kalau kamu ga bikin ulah, coba mulai sekarang di rubah sikap kamu, sekarang kamu sudah punya tanggung jawab yaitu seorang istri yang harus kamu didik dan kamu jaga, ayah ga mau anak ayah menjadi pengecut yang tidak bertanggung jawab !" Ucap ayah Bagas membuat Narendra terdiam.
" Sebagai seorang ayah yang memiliki anak perempuan, ayah sangat tau bagaimana perasaan kedua orangtua Ayuna saat ini, anak perempuan mereka di tuduh melakukan hal yang tidak benar dan di paksa harus menikah dengan laki-laki yang tidak mereka kenal, kalau kita membawa Ayuna sekarang juga ke jakarta bagaimana perasaan kedua orangtua nya nanti, tolong kamu pikirkan juga perasaan orang lain jangan hanya mementingkan diri kamu sendiri, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu perbuat Narendra !" Sambung ayah Bagas dan langsung meninggalkan Naren yang terdiam mendengar ucapan sang ayah.
Setelah itu kedua orangtua Naren dan juga Oma Ratih pun pamit pulang, sebab nanti jam 3 sore mereka sudah harus kembali lagi ke jakarta dan oma Ratih pun akan turut serta sebab mempunyai kepentingan di sana.
setelah kedua mertua nya dan Oma Ratih pulang Ayuna pun masuk ke dalam kamar begitu selesai membereskan ruang tamu, begitu masuk ke dalam kamar ia melihat Naren yang sedang berbaring tengkurap, entah tidur atau tidak sebab Naren membelakangi pintu.
" Akang tidur ?" Tanya Ayuna dengan nada pelan sambil menepuk lengan Naren yang juga pelan namun langsung membuat Naren terbangun.
" Ngagetin aja sih lu !" Sungut Naren membuat Ayuna mengernyit heran.
" Tadi emang akang ga denger suara pintu pas Una masuk ?" tanya Ayuna tidak terima di salahkan.
Naren hanya diam saja enggan menimpali ucapan Ayuna, Naren beralih menjadi duduk di atas kasur tanpa dipan itu sambil menatap langit-langit kamar Ayuna.
" Lu gapapa ikut gua ke jakarta nanti, orangtua lu gimana ?" Tanya Naren tiba-tiba membuat Ayuna menghentikan pergerakan tangan nya yang sedang merapihkan selimut.
" Mau gimana lagi, akang udah jadi suami Una, jadi Una harus ikut kemana pun akang pergi, ibu sama bapak ada Alif dan Aliyah !" Ujar Ayuna dengan santai namun Naren paham jika sebenar nya Ayuna merasa begitu sedih.
" Ayah nyuruh gua buat stay beberapa bulan di sini, nanti kalo urusan surat-surat udah beres baru kita ke Jakarta karna gua juga ga bisa terlalu lama di sini, gua punya usaha yang harus gua urus !" Sahut Narendra dan ayuna hanya menganggukan kepala nya saja sebagai jawaban.
" Lu ga ada niat buat kuliah ?" Tanya Naren membuat Ayuna langsung menatap ke arah sang suami.
" Kenapa emang, akang mau bayarin ?" Tanya Ayuna yang sebenar nya bermaksud bercanda, karna Ayuna selalu merasa sedih karna tidak bisa melanjutkan pendidikan nya sebab keadaan yang tidak memungkin kan.
" why not, nanti kalo kita ke jakarta gua bakal bilang ke ayah sama bunda buat daftarin lu kuliah !" Sahut Naren langsung membuat Ayuna terkejut tidak menyangka.
" Serius ?" Tanya Ayuna dan di balas anggukan kepala oleh Naren.
***
Jangan lupa like, komen and vote ❤️❤️❤️❤️❤️
Thank you 😘😘😘😘😘😘
pasti Naren jg banyak masa lalunya ihhh ga cocok merek