NovelToon NovelToon
Hangatnya Godaan Boss Duda

Hangatnya Godaan Boss Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan di Kantor / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Duda
Popularitas:49.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Kamu itu cuma anak haram, ayah kamu enggak tahu siapa dan ibu kamu sekarang di rumah sakit jiwa. Jangan mimpi untuk menikahi anakku, kamu sama sekali tidak pantas, Luna."

** **

"Menikah dengan saya, dan saya akan berikan apa yang tidak bisa dia berikan."

"Tapi, Pak ... saya ini cuma anak haram, saya miskin dan ...."

"Terima tawaran saya atau saya hancurkan bisnis Budhemu!"

"Ba-baik, Pak. Saya Mau."

Guy's, jangan lupa follow IG author @anita_hisyam FB : Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trik Bapak-Bapak

Arsen masih bisa merasakan getaran amarah di dadanya. Mendengar Zea, keponakannya sendiri, melontarkan kata-kata pedas yang merendahkan Luna, istrinya, bagaikan tamparan keras baginya.

Ia tak habis pikir, bagaimana bisa seorang gadis yang dibesarkan di rumahnya oleh keluarga baik-baik, berani bersikap kurang ajar seperti itu.

"Zea," panggil Arsen dengan nada dingin yang tak membentak. "Om beri kamu dua pilihan. Kamu minta maaf sekarang sama Luna, dan Om anggap masalah ini selesai. Atau, kamu keluar dari rumah ini sekarang juga. Pilih."

Zea, yang tadinya memasang wajah sinis, langsung terkesiap mendengar ancaman pamannya. Ia tahu betul, Arsen bukan tipe orang yang suka mengumbar ancaman kosong. Sekali ia berkata, maka itulah yang akan terjadi.

"Tapi, Om..." Zea mencoba membela diri, namun Arsen langsung memotongnya.

"Tidak ada tapi-tapian. Kamu mau keluar sendiri dari rumah ini, atau Om telepon Mama kamu sekarang juga?"

Mendengar ibunya disebut, Zea langsung ciut. Ia tahu, jika sampai ibunya tahu tentang kelakuannya ini, ia pasti akan mendapat hukuman yang lebih berat.

"Maafkan aku, Mbak."

Tanpa adu mulut lebih lanjut, Zea menunduk dan bergegas pergi dari hadapan Arsen, meninggalkan Luna yang masih terpaku di tempatnya.

"Ibu istirahat aja, Bu. Toh udah malem juga."

"Oke, tapi rawat menantu ibu dengan baik, Sen."

"Iya, Bu."

Arsen berbalik dan menghampiri Luna. Ia meraih tangan istrinya dengan lembut, lalu menuntunnya menuju kamar mereka. Sesampainya di kamar, Arsen mendudukkan Luna di atas ranjang besar milik mereka berdua.

"Tunggu sebentar. Aku ambilkan salep dingin," ucap Arsen, ia hendak beranjak menuju nakas.

Namun, Luna malah menahan pergelangan tangannya, membuat Arsen kembali duduk di tepian ranjang. Yang lebih aneh, Luna menggenggam jemari besar sang suami, lalu menatapnya dengan senyum tulus.

"Makasih, Mas," ucap Luna lembut dengan matanya berbinar.

"Terima kasih untuk apa?" Arsen mengerutkan kening, bingung.

"Makasih karena Mas Arsen sudah membelaku di depan Zea," jawab Luna. " maaf kalau sikap aku kurang baik sama dia."

Arsen menghela napas, lalu membelai rambut Luna dengan sayang. "Itu sudah menjadi kewajibanku, Dek. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu, apalagi merendahkanmu di depanku."

"Dan ini juga salah Zea," lanjut Arsen dengan nada yang lebih tegas. "Tidak seharusnya dia mengatakan hal yang kurang baik tentangmu. Tidak menghormatimu, sama saja artinya dengan tidak menghormatiku. Dan aku tidak suka orang yang tidak tahu sopan santun."

Keduanya sama-sama terdiam, efek untuk Arsen mungkin tidak seberapa. Namun bagi Luna ini adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa. Baru kali ini dia benar-benar merasa dibela, oleh orang yang Bahkan harusnya berada di tengah-tengah, antara dia dan keluarga terdekatnya.

Tiba-tiba saja Luna memeluk leher Arsen. Perempuan itu membenamkan wajahnya di curuk leher suaminya, membuat Arsen tertegun. Jantungnya berdebar kencang. Baru kali ini dia merasakan euforia ketika Luna memeluknya lebih dulu. Biasanya, dia yang harus mencari alasan atau cara agar bisa memeluk istrinya.

"Mas Arsen," bisik Luna lirih, namun Arsen masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Hmm?" jawab Arsen.

"Aku sangat menghormatimu, Mas," ucap Luna, ia semakin mengeratkan pelukannya.

Tentu saja, Jantung Arsen semakin berpacu. Ia merasakan kehangatan menjalar ke seluruh tubuhnya. Meski ingin sekali menunjukkan betapa senangnya dia saat ini, Arsen tidak bisa. Bukan karena tidak mau, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menunjukkannya.

Pada akhirnya, Arsen hanya bisa membalas pelukan Luna dengan erat. Ia memejamkan mata, menikmati setiap detik kebersamaan ini.

Luna pun tersenyum dalam pelukan Arsen. Ia merasa sangat bahagia dan aman berada di dekat suaminya. Entah kenapa akhir-akhir ini bau Arsen seolah menjadi aromaterapi untuknya.

** **

Ketika malam semakin larut, Di dalam kamar, Luna berbaring kaku di atas ranjang. Jantungnya berdebar tak karuan, bukan karena apa, tapi dia terlalu gugup. Ini adalah malam pertama mereka tidur bersama dalam satu ranjang, setelah hari pernikahan. Meskipun ada jarak yang cukup jauh di antara mereka, Luna tetap merasa canggung.

"Mas udah tidur?" tanya Luna penasaran.

Arsen, yang sedari tadi berbaring membelakanginya, berbalik menghadap Luna. "Belum. Kenapa? Nggak bisa tidur?"

Kepala Luna menggeleng beberapa kali. "Bukan gitu. Cuma... aneh aja rasanya."

"Aneh?"

Capek memang kalau bicara tentang hal seperti ini dengan suaminya yang lemot. Luna terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. "Aku masih belum terbiasa kita tidur satu ranjang, Mas."

Arsen hanya menatapnya tanpa bisa mengatakan apa-apa. Bukan hanya Luna tapi dia juga agak gugup.

"Aku enggak mungkin pindah kan?"

"No, enggak. Enggak usah, aku bakal coba tidur kok." Luna tersenyum dan kembali bergeser ke ujung tempat tidur. Tangannya mencengkram selimut, seolah sedang mengatakan kalau dia sebetulnya takut diterkam. Oh tentu saja Arsen bisa mengerti.

Tak berselang lama, terdengar suara-suara aneh dari arah balkon kamar mereka. Seperti suara orang-orang yang mondar-mandir atau suara langkah yang agak mencurigakan. Luna yang sudah berusaha memejamkan mata kembali terjaga.

"Mas, itu suara apa?" tanyanya panik.

"Mungkin cuma kucing berantem, Dek."

"Oh iya?" Luna pun kembali memejamkan mata.

Namun, suara-suara itu semakin menjadi-jadi. Kali ini, terdengar suara seperti orang menangis tersedu-sedu.

"Maaaaas, aku takut. Itu suara apa? Apa ada hantu di sini?"

Melihat reaksi istrinya pria itu menyeringai dalam hati. Rencananya berjalan sesuai harapan.

"Hikssss, huhuhu.... Huuuuuuu. Hiiiii!"

"Mas nangisnya makin kenceng."

"Ya ampun , paling-paling cuma kunti nyasar, Dek," jawab Arsen dengan nada bercanda.

Mendengar jawaban Arsen, Luna langsung melompat dan memeluk suaminya erat. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang Arsen, berusaha mencari perlindungan di tempat yang paling nyaman.

"Aku nggak suka hantu, Mas. Aku takut banget," ucap Luna dengan suara bergetar.

Tentu saja Arsen tidak melepaskan kesempatan ini. Sambil menahan senyum, Arsen membalas pelukan Luna dengan erat.

"Tidurlah!"

"Mas enggak boleh ke mana-mana."

"Iya, Dek."

Malam itu, Luna tidur dalam dekapan Arsen.

Sementara itu, di balkon kamar, Satpam Jono dan Sopir Ujang tengah berjuang untuk bertahan hidup. Tali yang seharusnya menjadi alat bantu mereka untuk turun, tiba-tiba saja jatuh ke bawah.

"Aduh, Jang! Gimana ini? Kita kejebak di sini!" bisik Jono panik.

"Salah sendiri sih, Pak! Kenapa juga nurut sama Pak Arsen?" jawab Ujang kesal.

"Ya kan saya nggak enak nolak perintahnya Pak Arsen. Lagian, siapa yang nyangka bakal kayak gini jadinya," balas Jono membela diri.

"Sekarang gimana dong? Masa kita harus nginep di sini?" tanya Ujang, menatap Jono dengan wajah memelas.

"Ya mau gimana lagi? Kita tunggu aja sampai pagi. Siapa tahu ada keajaiban," jawab Jono pasrah.

Di dalam kamar Arsen malah sedang tersenyum senyum sendiri. Tak sia-sia Dia meminta bantuan kepada staf yang ada di rumah. Dia sudah menduga kalau istrinya akan sangat canggung dan sungkan kepadanya, jadi tadi dia meminta kedua orang itu untuk membantunya menakut-nakuti istrinya.

Hasilnya memang terbukti, kan? Benar kata Danar, dia memang harus melakukan trik-trik seperti ini untuk membuat Luna lebih dekat padanya.

Akan tetapi, Arsen tidak tahu bahwa perempuan yang memeluknya juga menahan senyum. Bukan dia tidak tahu kalau orang-orang yang di luar itu memang bukan hantu, hanya saja kalau dia terlalu serius dia takut mengecewakan suaminya. Jadi dia mengikuti alur permainan suaminya saja.

Arsen ini memang agak bodoh dalam urusan percintaan, ya contohnya saja seperti ini, padahal Apa susahnya kalau dia bicara sendiri, mau dipeluk misalnya. Ini malah menggunakan trik bapak-bapak jadul.

Namun, Luna juga bahagia, dia bisa memeluk Arsen tanpa merasa malu atau canggung. Hanya perlu sedikit berakting.

** **

Ketika malam semakin larut, Luna sudah tidur dengan nyenyak. Namun Arsen sama sekali tidak bisa tidur. Dan ujung-ujungnya dia malah mendengar suara notifikasi dari ponsel istrinya.

Entah kenapa dia penasaran, lagi pula Siapa yang mengirimkan pesan malam-malam seperti ini. Ralat, tengah malam.

Dan saat mengangkat ponsel istrinya, Arsen melihat nama Mas Aditya di sana. Harus memang Mas Aditya sekali? Kenapa Luna masih belum mengganti namanya ... Atau sekalian saja blokir nomornya.

"Dek, kamu apa kabar? Kamu baik-baik aja kan?"

Tangan kanan Arsen mencengkram ponsel istrinya sangat kuat, sedangkan lengan sebelah kiri masih memeluk istrinya yang meringkuk.

"Kurang ajar kamu, Aditya. Kamu mau main-main sama saya?!"

1
Saadah Rangkuti
menarik...
Janatul Ma'wah
lanjut
Nurlaila Elahsb
kok belum up kak
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
s Luna mah ga peka ya s Arsen tuh ga suka kau ketemu adit
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
iya kan bener pasti kek gini
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
Luna pasti trauma juga sih pikiran nya pasti negatif terus karna pernah di khianati
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
itu tanda nya cinta apaan psikiater
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
ini orang ahli surga udah punya istri masih chat wanita lain 🙄🙄
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
etdah kirain beneran takut🤣
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
astaghfirullah jadi ini akal²an s Arsen 🤣🤣
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
duh aink pengen maki² ini s Zea... jambak bisa ga sih🤣
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
dasar gila emang
༄⃞⃟⚡🤫🍀⃟🐍
Ku do'akan kau kena karma nya Zea dasar munafik berteman sama yang so alim tapi hati nya busuk
Susi Akbarini
seruuuu..

lanjuttyy..

❤❤❤😍😙😙
Ulufi Dewi
ayo bozz Sean bikin Adit cemburu panas mendidih dan luna terpesona akan romantis yang dilakukan bozz dan adit menyesal sampai longsor seperti proyek yang dia lakukan
Ulufi Dewi
mungkinkah Adit dan kontraktor sertai yang lain pada korupsi,? mereka mikir ya gak bakalan ketawan x
Eka ELissa
ko kmu GK tau Arsen mrh knpaa....kmu GK BCA wa Aditya lun... atau udh di hapus ma Arsen yooo.. entahlah hy emak yg tau...
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Eka ELissa
knpa pngen ikut bukan krna GK pngen jauh dri Arsen wah tega kmu lunn... udh di bikin nyaman kooo msih galon.. pngen nya cih kmu mng bner GK bisa jauh karna udah terbiasa ma Arsen......
Soraya
mampir thor
Eka ELissa
Luna berumur berlari....🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!