Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal perasaan marah
Nathalia mengamati cowo itu. Wajahnya tenang dengan kacamata yang berlensa bulat nampak ngga pernah marah saat beberapa teman teman laki lakinya dari kelas sebelah meminta pulpen atau penghapusnya.
Bahkan Nathalia pernah melihatnya membayarkan makanan kakak kelas mereka di kantin.
Memang dengan selalu memberikan upeti seperti itu Naresh yang merupakan teman sekelasnya tidak dibully.
Tapi yang membuat Nathalia kesal, cowo itu rela rela saja selalu dimanfaatin oleh mereka-selama mereka masih ada di sekolah ini.
Hingga pada suatu hari dia kehilangan dompet yang berisi alat alat tulisnya.
Dia kemudian sibuk membongkar semua isi tasnya ke atas meja sampai Adelia terheran heran.
"Kamu nyari apa?"
"Dompet pulpenku, kok, ngga ada , ya?" Nathalia mulai panik, karena dia menyimpan tiket konser boyband korea yang akan manggung di Singapura di dompet itu.
"Udah, pake aku punya aja, ngga usah sanpai panik gitu," ujar Adelia sambil memberikan pulpennya.
"Kalo hanya pulpen aku ngga akan sepanik ini, Del. Masalahnya tiket konser aku simpan di sini juga," ujar Nathalia panik
"Tiket konser di Singapura? Kenapa kamu simpan di dompet pulpen, Nathaaal.....?" Adelia jadi panik. Dia ikut mencari tiket konser yang sangat penting itu di barang barang Nathalia yang sudah dia tumpahkan di atas meja.
Mereka mendapatkan tiket itu lewat jalur khusus. Tiketnya sudah sold out sekarang. Dua hari lagi boyband korea itu akan manggung.
"Kalian kenapa?" tanya Nevia yang mendekat bersama Karla. Keduanya menatap heran.
"Ada barang yang hilang?" Karla jiga ikut bertanya.
"Tiket konser ke Singapura," ucap Adelia dengan nada panik dan kalut. Bisa gagal dia melihat boyband tampan itu.Tepatnya mereka semua.
Keduanya tertegun sesaat karena shock.
"Kok, bisa?" seru Nevia sambil ikut mencari dibalik lembaran buku Nathalia yang ada di atas meja. Karla juga ikut membantu. Tangannya bahkan sampai gemetar.
"Kamu bawa ke sekolah?" Suara Karla sampai bergetar, sama seperti tangannya. Nonton konser adalah rencana weekend mereka. Semua sudah diatur. Tiket pesawat, hotel dan koper koper mereka juga sudah disiapkan.
Ngga mungkin, kan, mereka batal pergi?
"Maaf, aku menyimpannya di dompet pulpen. Tadi pagi masih ada, tapi sekarang hilang," ucap Nathalia penuh rasa bersalah. Dia menggusar rambut panjangnya yang dia geraikan dengan frustasi.
"Nathal! Kenapa kamu bisa ceroboh?" kesal Nevia memarahi sepupunya. Sudah berkali kali dia memeriksa tumpukan barang Nathalia. Tidak ada dompet yang dimaksud sepupunya itu.
"Padahal aku sudah menyiapkan semuanya untuk pergi," keluh Karla.
"Aku juga," sahut Adelia. Sekarang dia memijat keningnya.
Terdengar helaan nafas panjang keempat gadis cantik itu.
"Nathal, apa kamu membuka tasmu sebelum tiba di kelas?" tanya Karla yang merasa yakin kalo sepupunya tidak membawa dompet pulpen yang sedang mereka cari.
"Mungkin kamu menjatuhkannya di satu tempat?" tanya Adelia
"Bisa, saja, kan, begitu?" tukas Nevia.
Nathalia terdiam. Kata kata ketiga sepupunya benar juga. Tapi dimana dia menjatuhkannya? Nathalia memaksa otaknya berpikir keras
"Kenapa meja kalian berantakan?" Abiyan muncul bersama Milan
"Apa yang kalian cari?" tanya Milan. Di belakangnya ada si kembar Fadel dan Fathir.
"Nathal menghilangkan tiket konser." Nevia yang menyahut.
Keempat laki laki itu saling pandang, kemudian terbit senyum di bibir ketiganya. Kecuali Abiyan. Dia tertawa cukup keras.
"Syukurlah. Jadi acaranya bisa batal, kan," ujarnya sangat senang. Dia bete banget diminta orang tuanya menemani para sepupu perempuannya nonton konser begitu.
Nathalia dan Adelia menatap sengit pada Abiyan dan ketiga laki laki itu bergantian.
Walaupun ngga mengeluarkan kata kata yang menyakitkan, tapi ekspresi wajah mereka satu aliran dengan Abiyan.
"Enak aja. Tetap jadi, dong," sengit Nevia.
Abiyan tambah mengeraskan tawanya.
"Tiketnya, kan, hilang," ejek Abiyan.
"Lagi dicari, kok. Makanya bantuin, dong," rengek Karla.
"Ayo, Nathal, diingat. Dimana kamu terakhir membuka tas," desak Adelia.
Selagi Nathalia berpikir, Naresh datang dan meletakkan dompet pulpen berwarna pink muda di atas meja.
"Dompetku," seru Nathala sambil meraihnya. Dia pun reflek membuka risleting dompetnya untuk memeriksa tiket konsernya. Dia lega karena masih ada.
Dia menunjukkan tiket tiket itu membuat Abian mencebikkan bibirnya. Padahal tadi dia sudah senang karena tiket itu hilang.
"Tiketnya ada!" seru Nathalia dengan wajah senang.
"Syukurlah," seru Adelia, Karla dan Nevia berbarengan, dengan yang wajah sama bahagianya.
"Syukurlah, Nath," tukas Adelia, kemudian berpaling pada Naresh yang sudah melangkah pergi.
"Makasih, Naresh," seru Adelia membuat Naresh menoleh.
"Iya, Naresh. Makasih, ya," seru Karla dan Nevia bersamaan.
Naresh hanya mengangguk.
"Naresh ngga seru," umpat Abiyan kesal.
Kenapa ngga dibuang aja dompet jelek begitu, batinnya mengomel.
"Untung ada Naresh," cuit Nevia penuh makna. Dia yang sering memergoki Naresh memperhatikan sepupunya yqng agak galak diam diam.
Nathalia tersenyum tipis, mengabaikan kicauan Abiyan.
"Sudahlah, Biyan. Kita ke kantin aja," ajak Milan.
"Walaupun tiketnya hilang, kita tetap menemani mereka ketemu idol Korea mereka," bisik Fadel sambil menarik lengan sepupunya-Abiyan pergi.
Lagian ini bukan kelasnya. Mereka melewatinya dan mampir karena melihat kepanikan empat sepupu perempuan mereka tadi.
Nevia melirik Fadel sebal.
"Dia ngga serius," ucap Milan pelan saat melewati Nevia yang memasang wajah masamnya.
"Hemm....," dengus Nevia sebal membuat Milan nyengir.
*
*
*
Saat pulang sekolah, Nathalia dan sepupunya biasanya jalan bareng menuju mobil jemputannya. Tapi mendadak Nathalia menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" tanya Adelia.
"Ada apalagi, Nathal?" cuit Abian masih sebal.
"Ada yang ketinggalan," sahut Nathalia cepat.
"Tiket konsernya aman, kan?" tanya Nevia gemas.
"Aman." Nathalia tersenyum.
"Syukurlah," ucap Karla yang masih belum bisa menghilangkan perasaan paniknya tadi.
"Kalian duluan aja," tukasnya sambil berbalik ke arah kelas dengan setengah berlari.
Adelia cs menatapnya bentar. Kemudian berjalan lebih pelan seolah menunggu Nathalia menyusul.
Nathalia mempercepat langkahnya.
Semoga dia belum pulang, batinnya. Tadi Nathalia melihat Naresh sedang diajak ngobrol guru mereka, Bu Lilis.
Benar saja, di lorong yang mulai sepi, Nathalia melihat cowo berkaca mata lensa bulat itu sedang berjalan pulang. Tubuh kurus jangkungnya tetap tegap walaupun ada tas punggung super besar dan pastinya berat yang dibawanya setiap hari.
"Naresh," panggilnya ketika mereka hanya berjarak beberapa langkah saja.
Mereka sama sama menghentikan langkah.
Wajah Naresh yang tadi menunduk kini terdongak menatap Nathalia. Terlihat riak keterkejutan, ngga nyangka Nathalia yang barusan menyapanya dan sekarang berdiri di depannya.
Sejenak mereka terdiam dan saling tatap.
Nathaliq membuka tasnya dan mengambil satu tiket konser boyband dari dalam tasnya. Dia sudah menghitungnya tadi. Tiketnya tersisa satu. Nathalia akan memberikannya untuk Naresh.
"Untuk kamu. Nanti berangkatnya kita jemput." Nathalia mengulurkannya.
Naresh hanya menatapnya lekat. Kemudian menggeleng .
"Aku ngga suka nonton konser. Makasih."
JLEB banget kata kata Naresh menusuk hati Nathalia. Padahal dia sudah berbaik hati memberikan tiket istimewa itu untuknya.
Sesaat Nathalia masih terpaku dengan tiket yang ditolak itu. Nathalia seolah butuh waktu untuk disadarkan.
Hingga Naresh melangkah melewatinya, Nathalia masih menggenggam erat tiket konser itu.
membohongi perasaan masing-masing,
nyesek tau pas Naresh bilang Nathal bukan prioritas nya lagi,
Duh Naresh Naresh...ga takut apa doa emak" online, di doain bucin akut sama Nathalia baru rasa.
Kak Rahma, bikin Naresh menemukan buku Diary nya Nathal, 8 th yg lalu, biar setidaknya Naresh sedikit mengerem ucapannya yg bisa menyakiti Nathal
𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙠𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙡𝙖𝙝 𝙣𝙜𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙯𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙣𝙞𝙨 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙠, 𝙖𝙥𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙣𝙣𝙩𝙞 𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪...
𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙟𝙣𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙙𝙚𝙘𝙝 𝙏𝙝𝙤𝙧 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙖𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙨𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙚𝙛𝙛𝙤𝙧𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙢𝙚𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙧𝙚𝙠𝙖
Om Ocong Ngasih iklan
semangat ya nathali 😍😍😍