NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

Zidan dan Fahira serta Viola kini sudah berada di ruang keluarga. Mbak Yem yang dipanggil oleh mereka pun datang, lalu duduk di sofa sesuai perintah majikannya.

"Bagaimana, Bu? Kenapa Ibu mau resign dari rumah ibu saya?" tanya Zidan pada Iyem, duduk di antara kedua istrinya.

"Saya setiap hari dimarahi, Tuan. Tadi saya hanya melakukan kesalahan kecil. Hanya salah membeli sayuran yang Ibu inginkan. Bahkan kepala saya sampai ditonyor oleh Ibu," jelasnya panjang lebar, membuat Zidan menarik napas dalam.

"Lalu, kau ingin bagaimana? Mau resign saja?" tanya Zidan lagi.

"Saya masih ingin kerja, Tuan. Anak saya satu-satunya masih sekolah, kelas 3 SMA. Dia ingin kuliah. Kalau saya tidak bekerja, kasihan anak saya nanti tidak bisa kuliah," sahutnya dengan wajah memelas.

Zidan berpikir sejenak. Ia menoleh ke arah Fahira, seolah meminta saran. Dari tatapan istrinya, seakan Fahira mengatakan agar membiarkan Iyem bekerja di rumah mereka. Zidan pun mengangguk pelan, lalu memanggil Bi Inah.

"Bi Inaahh---"

"Iya, Tuan!" sahutnya dari dapur, lalu berjalan cepat menuju ruang keluarga. "Ada apa, Tuan?" tanyanya begitu tiba di hadapan majikannya.

"Duduklah, saya ingin bicara."

Bi Inah pun duduk di dekat Iyem, menunduk sopan sambil menunggu pertanyaan berikutnya.

"Bi, apa Bibi membutuhkan pendamping untuk membersihkan rumah?" tanya Zidan dengan nada pelan.

"Iya, Tuan."

"Apa saja pekerjaan yang tidak bisa Bibi kerjakan selama ini, selain memasak?" tanya Zidan lagi.

"Bibi tidak bisa membersihkan taman di belakang, Tuan. Bibi juga hanya sempat menyapu, tidak sempat mengepel seluruh ruangan karena waktunya harus kembali memasak untuk makan siang," sahutnya panjang lebar dan jujur.

"Baiklah. Iyem, kau bisa bekerja di sini menjadi pendamping Bi Inah. Jika Bi Inah menyuruhmu, maka kau harus melakukannya. Mengerti kan maksudku?"

"Mengerti, Tuan."

"Ya sudah. Sekarang siapkan makan malam, ya Bi. Ingat, jangan pakai minyak wijen!"

"Baik, Tuan," sahut Bi Inah, lalu melangkah menuju dapur diikuti oleh Iyem.

Kini Zidan bisa bernapas lega. Masalahnya yang satu sudah selesai. Tinggal urusan dengan ibunya yang akan ia hadapi besok.

Zidan sudah sepakat, besok hari Sabtu ia akan mengajak kedua istrinya berkunjung ke rumah ibunya untuk menanyakan kabar. Ia tahu, ibunya kerap uring-uringan hanya karena rindu pada dirinya.

Satu bulan berlalu.

Malam itu, Zidan tidur bersama Viola karena permintaan Fahira. Terpaksa Zidan menuruti keinginan istrinya itu, sebab senjata andalan Fahira adalah mengancam akan pulang ke rumah orang tuanya jika tidak dituruti.

Keesokan paginya, matahari sudah terbit. Viola yang tidur di sebelah Zidan perlahan membuka matanya. Ia menatap ke arah jendela, karena posisinya sedang memunggungi suaminya.

Namun tiba-tiba, ia merasa tidak nyaman di perutnya, seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Benar saja, Viola bangkit dan segera berlari menuju kamar mandi, lalu memuntahkan semuanya di wastafel.

Zidan yang masih pulas langsung terbangun mendengar suara langkah Viola. Ia menyingkirkan selimut, turun dari ranjang, dan melangkah cepat menghampiri Viola.

Tok--- Tok--- Tok---

"Viola! Kau kenapa?" tanya Zidan panik dari balik pintu.

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Saat hendak menjawab, Viola kembali merasa mual dan memuntahkan isi perutnya. Namun kali ini tidak ada yang keluar, hanya cairan bening yang terasa pahit di lidahnya.

"Vio, kau tidak apa-apa?" tanya Zidan sambil mengusap punggung istrinya.

Viola membersihkan bibirnya dan membasuh wajahnya agar terasa lebih segar. Ia berdiri dan berbalik menatap Zidan dengan mata merah, menahan sakit di perutnya.

"Kau kenapa?" tanya Zidan lagi.

"Entahlah--- perutku mual sekali. Kepalaku juga pusing," jawabnya lemah.

"Ya sudah, ayo istirahat. Aku panggilkan Fahira dulu. Kau tunggu di sini, ya?" ujar Zidan, dan Viola hanya mengangguk pelan.

Zidan membantu Viola berbaring dan menyelimutinya. Setelah itu, ia melangkah ke kamar Fahira untuk memberi tahu bahwa madu-nya itu tengah sakit.

Sesampainya di kamar Fahira, ia tidak melihat istrinya di sana. Ia melangkah ke kamar mandi, dan ternyata terdengar suara gemericik air dari dalam. Zidan akhirnya memutuskan menunggu di sofa.

Tak lama, Fahira keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat Zidan duduk di sofa dengan wajah cemas.

"Ada apa, Bang?" tanya Fahira mendekati suaminya.

"Viola sakit. Entah kenapa, tapi saat bangun tidur dia mual dan muntah-muntah. Bahkan tidak keluar apa pun dari mulutnya," sahut Zidan dengan wajah khawatir. "Apa Viola keracunan?" sambungnya panik.

"Beneran, Bang?"

"Iya, beneran," jawab Zidan lirih.

"Alhamdulillah---" ucap Fahira pelan sambil mengusap dadanya, membuat Zidan mengerutkan kening.

"Kok Alhamdulillah?"

"Sepertinya Viola hamil, Bang."

Mendengar kata-kata itu, Zidan langsung membulatkan matanya. Ia tampak terkejut sekaligus tak percaya.

"Apa kau yakin?" tanya Zidan antusias.

"Semoga ini benar berita baik. Sekarang Viola ada di mana?" tanya Fahira balik.

"Dia masih istirahat di kamar."

"Baiklah, ayo kita ke kamarnya. Aira masih punya alat tespek, kita suruh dia periksa dulu."

Fahira segera mengambil alat tespek dari kotak obat, lalu berjalan bersama Zidan menuju kamar Viola yang terletak di sebelah kamarnya.

"Vio, apa kau tidur?" panggil Fahira lembut sambil mengusap bahu Viola.

Viola membuka matanya perlahan, menatap Fahira lalu menoleh ke arah Zidan yang berdiri di dekatnya. Fahira tersenyum hangat dan membantu madu-nya itu duduk bersandar.

"Ada apa, Mbak?" tanya Viola lemah.

"Kau periksa dulu, ya. Buang air kecil, lalu celupkan alat ini ke dalam airnya. Tunggu sekitar sepuluh menit. Hasilnya nanti tunjukkan padaku," ujar Fahira lembut.

Viola mengangguk, mengambil alat tespek itu, lalu masuk ke kamar mandi didampingi Fahira. Sementara itu, Zidan dan istrinya menunggu di luar dengan perasaan campur aduk.

Dua puluh menit berlalu. Zidan dan Fahira yang menunggu dengan gelisah akhirnya merasa lega ketika Viola membuka pintu kamar mandi. Ia menyerahkan tespek itu pada Fahira.

Dengan tangan gemetar, Fahira menerima alat itu dan menatap hasilnya. Seketika air matanya menetes. Ia menoleh ke arah Zidan dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa, sayang?" tanya Zidan panik.

Fahira langsung memeluk suaminya erat-erat, lalu melepaskannya dan menunjukkan alat tespek itu padanya.

"Viola positif hamil, Bang," ucapnya lirih sambil terisak.

Zidan tertegun, lalu menatap Viola. Seketika ia berhambur memeluk wanita itu dan menghujani wajahnya dengan ciuman penuh kebahagiaan.

"Alhamdulillah--- akhirnya kau hamil," ucapnya bahagia sambil memeluk Viola dengan erat.

Viola yang masih lemas hanya bisa tersenyum kecil. Sementara itu, Fahira berhenti menangis. Namun di balik senyum tipisnya, ada sedikit rasa cemburu yang ia sembunyikan saat melihat suaminya begitu antusias memeluk dan menciumi madu-nya dengan penuh kasih.

...----------------...

**Bersambung**....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dita️💋🅃🅁🄸🄿🄻🄴'🅁👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!