Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Grey menyebalkan
"Grace gimana makanannya enak? " tanya seorang pemuda bersurai abu-abu.
"Enak," ujar gadis itu tersenyum merasa senang. Grace masih tidak percaya pemuda yang bringas ini bisa bersikap lembut kepadanya.
"Makan yang banyak," Grey mengusap rambut Grace lembut meski wajahnya datar, Grace tahu pemuda ini sangat peduli kepadanya.
"Singkirkan tangan kotor lo," pemuda bersurai pirang itu tidak suka melihat Grey yang mencuri-curi kesempatan mendekati Grace.
"Chill bro," seringai muncul di wajah tampannya. Ethan mendengus kesal melihat wajah menyebalkan pemuda urakan ini.
"Ethan duduk aja disini," ujar Thalia lemah lembut dengan menatap Ethan malu-malu.
Harapan Thalia tidak berhasil untuk bisa duduk berdekatan dengan crush nya, karena Ethan menarik kursi yang berada di hadapan Grace lebih tepatnya kursi yang ada disamping Thalia, lalu memindahkannya berada tepat disebelah Grace. Kini Grace berada diantara Grey dan Ethan, mereka saling menatap tajam.
Fokus mereka buyar ketika mendengar bisikan-bisikan orang disekitarnya. Pandangan mereka tertuju kepada dua cowok cupu yang berjalan mendekati meja Aleesha.
Mereka masih tidak terbiasa dengan Aleesha yang tidak memakai make up yang terlihat semakin cantik dan imut, namun rasa tidak suka mereka mengalahkan rasa kagum itu.
Meski begitu Grey tidak bisa menyangkal bahwa di dalam lubuk hatinya masih ada sedikit ruang tentang gadis itu. Gadis yang pernah menjadi kekasihnya.
Kali ini apa yang akan lo lakuin
Grey menopang dagunya dengan tangan, ia memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Aleesha. Begitupun dengan Ethan, Grace, juga Thalia yang memperhatikan Aleesha.
Mereka mengira Aleesha akan membully dua cowok cupu itu, tapi ternyata pemikiran mereka semua salah. Yang mereka lihat adalah Aleesha yang menyuruh dua cowok cupu itu makan dan sesekali Aleesha terlihat mengajak mereka mengobrol.
Ini bukan lo yang biasanya
Tatapan semua ni orang rupanya membuat Aleesha tidak nyaman.
"Lo semua gak ada kerjaan kah? Ngapain liatin gue dan teman-teman gue segitunya. Jangan kepo urusan orang lain."
Bersikap seperti pahlawan kesiangan? Menarik
"Mereka ngeliat lo karena punya mata," nada yang menyebalkan itu keluar dari pemuda bersurai abu-abu.
Ia berjalan mendekati Aleesha yang masih berdiri dengan seringai menghiasi wajahnya.
"Lagian lo gak berhak nyuruh mereka semua gak ngeliatin lo, ralat mereka bukan liatin lo. Tapi dua cowok cupu yang duduk bareng lo."
Aleesha menatap tajam pemuda menyebalkan ini."Mereka gak nyaman dengan tatapan semua orang."
"Kenapa lo peduli tentang hal itu? "
"Jelas gue peduli mereka teman gue."
"Sejak kapan mereka berdua jadi teman lo? "
"Mulai hari ini, jadi jangan ada yang berani ngebully mereka, kalau ada yang ngelakuin itu siap-siap aja berhadapan sama gue," Aleesha mengedarkan pandangan menatap semua orang yang menatapnya.
"Pasti maksud lo, lo yang akan bully mereka kan dan gak ngizinin orang lain ngebully mereka."
"Lo budeg ya? Jelas-jelas gue bilang mereka teman gue," Aleesha mulai tersulut emosi.
"Lo jadiin mereka teman buat dibully kan? "
Aleesha menatap tajam Grey."Lo dengar gak sih ucapan gue! "
"Dengar, terus apa alasan Lo jadiin mereka teman? Bukan karena alasan klasik kayak lo berubah jadi orang baik kan? " Aleesha terkejut namun segera menormalkan kembali ekspresi wajahnya.
Kok dia bisa tahu?
Melihat raut terkejut Aleesha membuat Grey tertawa. Tawa yang siapa saja yang mendengarnya pasti merinding.
Nih psikopat ngapain ketawa sih, bikin merinding aja
"Jadi benar lo mau berubah jadi orang baik? "
"Bukan urusan lo, lagian kenapa lo ikut campur," sinis Aleesha menatap tidak suka psikopat ini.
"Kenapa ya? " Grey pura-pura berfikir.
Kemudian ia menundukkan kepalanya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Aleesha. Jarak mereka sangat dekat, lalu ia membisikkan sesuatu."karena ini menarik."
Aleesha langsung saja mendorong tubuh Grey agar menjauh darinya. Grey sama sekali tidak terdorong, namun wajahnya menjauh dan mereka tidak sedekat tadi. Aleesha bisa melihat pemuda itu menyeringai.
Dasar psikopat gila!!
"Sana pergi lo," usir Aleesha. Semua orang masih memperhatikan mereka.
"Tenang aja gue akan pergi," Grey berjalan pergi untuk kembali ke meja yang terdapat Grace.
Tapi sebelum itu, ia menoleh kearah Aleesha dengan tersenyum sampai kedua matanya menyipit terlihat seperti bulan sabit."Ngeliat lo yang jagain mereka segitunya, gue jadi pengen bully mereka."
"Nyebelin banget tuh bocah psikopat," umpat Aleesha. Ternyata umpatannya terdengar oleh teman-temannya.
"Aleesha mulut lo, kalau nanti Grey dengar gimana? " meski Sheryn terlihat marah tapi Aleesha tahu bahwa sahabatnya itu pasti khawatir takut ia akan dilukai oleh Grey.
"Tenang aja Sher, gue gak takut lagi sama dia."
"Yang benar? "
"Sedikit takut sih," Sheryn memutar bola matanya malas.
"Tapi tenang aja kalau dia berani macam-macam sama kita, mau gak mau gue harus ancam dia menggunakan itu."
"Menggunakan apa? " tanya Sheryn was-was.
"Ada deh, Aidan, Theo. Kalau Grey ngebully kalian bilang sama gue ya, jangan takut sama ancaman Grey," ucapnya menatap Aidan dan Theo bergantian.
"Iya," jawab Aidan. Theo hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu kalian habiskan makanannya," ucap Aleesha senang menatap Aidan dan Theo yang kembali makan.
Di sisi lain setelah mengatakan itu Grey kembali menormalkan wajahnya menjadi datar, lalu kembali duduk di samping Grace. Seolah-olah yang barusan ia katakan bukan apa-apa.
"Udah selesai makannya? gue antar lo ke dorm."
"Iya," ucap Grace. Grace sempat terkejut melihat Grey mendekati Aleesha. Ia kira Grey tertarik kepada Aleesha. Namun dugaannya salah karena Grey kembali berada disampingnya. Hatinya merasa tenang karena Grey sepertinya tidak ada niatan mendekati Aleesha, Grey pasti hanya mengganggu Aleesha untuk balas dendam karena telah melukainya. Grace yakin pasti itu yang dirasakan Grey.
"Gue gak akan biarin kalian berduaan," Ethan menatap tajam Grey.
"Siapa yang berduaan orang bertiga sam dia," ujar Grey sambil menatap Thalia.
"Kalau Ethan mau ngantar juga gakpapa kok," ujar Grace untuk menghentikan pertengkaran mereka.
Gue senang banget dianterin sama mas crush
Mereka pun keluar dari kantin, awalnya Thalia senang karena Ethan mengantarnya pulang. Ia pikir dengan begini, ia bisa lebih dekat lagi dengan Ethan. Namun nyatanya kenyataan tidak seperti yang dibayangkan oleh Thalia.
Meski sekarang Thalia berada disamping Ethan, tapi fokus pemuda itu hanya kepada Grace. Seolah-olah keberadaannya sama sekali tidak ada. Mereka asik berbicara bertiga tanpa menghiraukannya. Thalia menatap Grace yang terlihat senang. Ia mengepalkan tangannya menahan luapan amarahnya agar tidak meledak.
Grace lo sengaja kan ngelakuin ini ke gue? Lo senang kan di rebutin dua cowok? Tapi itu hanya sementara, liat aja gue akan buat lo menderita