My Possessive Love

My Possessive Love

Terkena marah

Seorang gadis melajukan motor sport merahnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibu kota yang sedang macet saat ini. Tak peduli dengan keadaan sekitar, yang dirinya pikirkan hanya bagaimana caranya ia sampai di gedung pernikahan abangnya tepat waktu.

"Habis sudah, Mami akan memarahiku habis-habisan setelah ini." Gumamnya.

Matanya menangkap lampu kuning jalan, pertanda sebentar lagi akan masuk lampu merah. Gadis itu menambah kecepatan motornya, dan lolos dari antrian lampu merah. Tapi tak sengaja, motornya hampir menyerempet mobil dari arah berlawanan dengan lampu jalan yang sudah berubah hijau.

Hal yang gadis itu lakukan membuat supir mobil itu marah.

"APA TIDAK BISA MENYETIR DENGAN BAIK HAH?!"

Sayangnya gadis itu tetap melajukan motornya dan tak memperdulikan apa yang terjadi tadi.

"Maaf yah Tuan, warga disini emang suka ngasal kalau naik motor. Hampir aja kita celaka dia buat." Ucap sang supir pada majikannya yang duduk santai di belakang.

"Tak apa, aku tahu siapa dia. Sepertinya ... dia semakin nakal." Gumam pria itu dengan seringai di bibirnya.

.

.

.

Terlihat sebuah gedung tengah ramai para tamu yang sedang menikmati jamuan acara. Pernikahan mewah tengah di selenggarakan di gedung itu, menampilkan banyak hiasan bunga yang memanjakan mata. Pintu utama gedung terbuka, sepasang pengantin yang baru saja mengikrarkan janji suci berjalan beriringan dengan bergandengan tangan.

Fotografer yang bertugas mengabadikan momen langsung bersiap mengambil gambar. Penabur bunga bergerak cepat menaburkan mawar di jalan yang akan di lalui sepasang pengantin. Keluarga Arkatama dan keluarga Williams saling berbahagia dengan pernikahan putra putri mereka, Chio Arkatama dan Varsha Williams.

Chio, anak yang dulunya menggemaskan bertepatan hari ini sudah menjadi kepala keluarga. Serra terharu melihat putranya menikah dan memilih pendamping, ia berjalan menghampiri putranya dan mengelus wajahnya.

"Selamat sayang atas status barumu, jaga istrimu dengan baik. Jangan sakiti dia, sayangi dia dan cintai dia sepenuh hati. Belajarlah dari Papi mu bagaimana meratukan seorang wanita, hm?"

Chio meraih tangan Serra yang masih berada di pipinya dan mengenggamnya dengan lembut. Wanita berusia hampir setengah abad itu tetap cantik walaupun kulitnya sudah tak sekencang dulu. Serra merawatnya dengan baik, walaupun dirinya bukanlah anak kandung wanita itu tapi kasih sayang yang di berikan sangatlah banyak untuknya yang hanya seorang anak angkat.

"Terima kasih Mami, aku akan mengingat semua nasehat Mami." Ucap Chio dengan mata berkaca-kaca.

Tatapan Serra beralih menatap gadis yang sudah menjadi menantunya, ia kemudian beralih mengelus wajah gadis itu dengan lembut, "Terima kasih sudah menerima anak Mami, sayang. Kalau dia macam-macam, bilang pada Mami hm? Mendiang bundamu sudah menitipkanmu pada keluarga Arkatama, yang berarti kamu adalah putri keluarga ini. Jika Chio macam-macam, Mami tak segan memberinya pelayaran."

Varsha tersenyum, gadis pemilik hidung mancung dan mata yang cantik itu membalas perkataan Serra. "Mami tenang saja, dia tak akan berani berbuat macam-macam padaku. Apa Mami lupa? Aku kan guru karate, dia pasti habis duluan di tanganku." Serra tertawa mendengarnya, berbeda dengan Chio yang meliriknya tak terima.

"Hei ... nanti malam kamu tak bisa berbuat apa-apa, lihat saja!" Seru Chio merajuk.

"Sudah-sudah, kalian samperin Ayah kalian yah, Mami harus mencari adik perempuan kalian. Sejak tadi dia belum datang, padahal abangnya yang menikah. Oh astaga, punya anak perempuan satu kelakuannya melebihi anak laki-laki!" Serra berbalik, ia mencoba menghubungi anak gadisnya yang sejak tadi belum menampakkan batang hidungnya.

"Coba kamu telepon Chia, dia kemana?" Bisik Varsha pada suaminya.

"Hais, anak itu lebih mengutamakan balap motornya. Lihat saja, sebentar lagi dia akan muncul dengan suara cemprengnya." Balas Chio.

"ABANGKU TERSAYAANG, ADIKMU INI SUDAH DATAAAANG!"

Pandangan semua orang beralih menatap seorang gadis yang memakai pakaian serba hitam tanpa gaun seperti yang lainnya. Hanya celana panjang dan juga jaket hitam yang biasa pemotor kenakan. Rambut panjangnya ia biarkan terurai, permen lolipop masih stay di dalam mulutnya.

Dean yang sedang mengobrol bersama pria lain terkejut melihat gadis kecilnya datang ke acara pesta spesial putranya dengan berpakaian ala kadarnya. Ia langsung berlari menghampirinya, begitu pun dengan Serra yang langsung mel0t0tinya.

"Apa-apaan ini chiaaa! Ini pesta abangmu, sudah datang telat malah pakaianmu ... kenapa celana robek ini kamu pakaaaai!" Kepala Serra rasanya ingin pecah melihat penampilan putrinya yang sudah seperti preman pasar.

"Astaga Mi, aku mana sempat berganti pakaian. Mami harus lihat aku bawa apa. Taraaa! Seratus juta, aku memenangkan nya pagi ini!" Chiara menunjukkan cek senilai seratus juta. Hal itu tak membuat Serra bahagia, ia langsung menarik tangan putrinya pergi karena keduanya jadi tontonan para tamu.

"Aduh apaan sih Mii, aku belum ucapin selamat ke abang." Chiara akan beranjak pergi, tapi Serra menahan lengannya dan menatapnya dengan tajam.

"Kapan kamu gak maluin Mami Chiara? Kapan kamu nurut sama Mami?! Mami gak suka kamu balapan, Mami gak suka Chiaa! Kamu itu anak perempuan, kenapa kelakuan kamu kayak anak laki-laki sih?!" Omel Serra, ia sungguh kesal dengan kelakuan putrinya.

"Mi, ini hobiku. Apa salahnya sih?"

"Mami tahu ini hobi kamu tapi setidaknya kamu tahu waktu! Ini pesta pernikahan abang kamu, acara sakral saja kamu tidak hadir! Grandpa sama Grandma pasti sangat kecewa kalau lihat kelakuan cucu perempuan satu-satunya ini! Mami kecewa sama kamu Chia! Kenapa sih kamu gak bisa buat Mami tenang sehariiii aja!"

"Sayang sudah, Chia kan baru pulang. Kasihan dia lelah, minta dia ganti pakaian dulu." Dean menghalangi istrinya yang akan kembali memarahi putri mereka yang sudah terlihat sedih. Namun, hal itu justru menambah kekesalan Serra.

"Kamu lihat! Kamu selalu manjain dia! Sehingga dia gak tahu waktu, gak tahu tempat dan gak pernah perduli akan apa yang keluarga kita dapatkan! Aku mendidik dia agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Tapi kamu malah memanjakan dan ini lah hasilnya!"

"Iya tapi ...,"

"Mami, Chia minta maaf belum bisa jadi anak yang baik buat Mami. Tapi, uang hasil balapan ini mau Chiara gunain buat hadiah pernikahan abang. Maaf, Chia janji gak akan balapan lagi setelah ini." Dia tak mau kedua orang tuanya berdebat karenanya.

Serra dan Dean menatap wajah penyesalan Chiara, lalu tatapan keduanya beralih pada cek yang masih Chiara pegang. Perasaan Serra melunak, ia mencoba mengatur emosinya.

Serra selalu mendidik putrinya menjadi anak perempuan yang mandiri dan punya rasa tanggung jawab. Berbeda dengan Dean yang justru sangat memanjakan putri mereka karena dia lah anak perempuan satu-satunya.

"Kamu janji gak akan balapan lagi? Mami gak mau kecewa lagi Chiara, kamu anak perempuan dan berlaku lah seperti anak perempuan pada umumnya." Serra meraih kedua tangan Chiara dan menggenggamnya dengan lembut. Ia menatap lekat kedua mata putrinya yang menyorot penuh penyesalan.

"Janji Mami,"

Serra menarik putrinya dalam pelukannya, ia mengelus lembut punggungnya. Dean yang melihat itu tersenyum. Istrinya memang mendidik anak mereka dengan tegas, tapi wanita itu juga punya sisi kelembutan.

"Yasudah, ayo ikut Mami. Kita ganti bajumu dengan gaun yang Mami bawa. Anak perempuan kok pakai celana robek begitu, sudah ayo." Serra membawa Chiara pergi berganti pakaian, meninggalkan Dean yang tersenyum menatap kepergian keduanya.

"Pi!"

Dean tersentak kaget, ia berbalik menatap anak berusia sepuluh tahun yang sedang meminum susu kotaknya. "Daffin, mana Bang Kaisar?"

"Tuh, lagi tebar pesona." Unjuk Daffin pada seorang pemuda yang tengah menyapa para gadis cantik yang hadir. Dean menggelengkan kepalanya, ia merangkul anak bungsunya untuk pergi dari sana.

"Dean?!"

Dean berbalik, menatap pria berkaca mata yang sudah lama tak pernah dirinya lihat. Senyuman Dean mengembang, begitu juga dengan pria itu. Keduanya pun saling berpelukan ala pria dan menepuk bahu mereka.

"Astaga, sudah lama kita tidak bertemu, berapa tahun yah?"

"Sangat lama sekali, aku sampai lupa! Astaga Eric, kamu masih terlihat jeleek saja."

"Aah, kau ini!" Adik kakak itu saling merangkul, sudah lama Dean juga tak pernah bertemu dengan adik tirinya itu.

"Oh ya, mana Rajendra?" Tanya Dean saat tak menemukan keberadaan keponakannya.

"Ada, bentar lagi datang. Dia datang bersama calon menantuku,"

"Oh ya?! Calon?!" Kaget Dean.

"Iya, nah itu mereka!"

______

Hai Hai Haaaai dari tadi pagi udah pada nagih yah😆

Disini gak ada bocil, kalau mau bocil ke sini aja okeee

Terpopuler

Comments

7umiatun

7umiatun

alhmdllh udah up seadion 2 cerita anak" setelah dewasa biasanya kalau udah END ga ada lanjutannya coba semua cerita yg sudah END dibikin cerita anak"nya setelah dewasa pasti seru karna semua novel kak author bagus semua

2025-04-05

16

Nurlaela

Nurlaela

kaisar itu ketularan zepan heeee🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤦makanya tebar pesonaaaaaa....tak apa ngank ada bocil tapi disini mereka sudah besar, ya bocilnya di novel satu lagi thorrr terimakasih penasaran nih kenapa Rajendra sama Chiara putus terus tentang masalalu Rajendra,,,itu chio nikah sama anak siapa kok bundanya sudah ngank ada jangan bilang anak om ubur ubur ya.....

2025-04-05

14

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

Kaisar sdh bs tebar pesona ikutan Zevan apa ikutan Pak Nicholas Grandpa nya 🤣🤣🤣🤣wah jd Eric berpisah dg Dean sdh lama g bertemu datang dg Rajendra dan calon istri Rajendra 😭😭😭😭 km dateng dg tunangan dan gmn Chiara yg dl dekat terus terpisah krn Rajendra sdh ada tunangan 😭😭😭disini Rajendra yg berkhianat ya.

2025-04-05

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!