Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
KZ 3
Lesca sebenarnya tak mau mempekerjakan Zenvia menjadi pelayan di mansionnya karena di mansion itu sudah cukup banyak pelayan.
Tapi Lesca merasa kasihan pada Zenvia yang sebatang kara dan tak memiliki siapa pun lagi.
Zenvia bahkan sudah bercerita pada Lesca bahwa kecelakaan itu terjadi karena dirinya ingin bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke mobil yang melintas di jalan.
Mendengar hal itu tentu saja Lesca tak tinggal diam. Jiwa sosialnya yang tinggi tak bisa membiarkan Zenvia terlantar di jalanan meskipun Zenvia tergolong wanita dengan umur yang sudah dewasa.
Dua hari sudah Zenvia bekerja di mansion dan Zenvia memposisikan dirinya sebagai pelayan di rumah itu meskipun Lesca memperlakukannya dengan istimewa.
Zenvia bahkan pindah kamar karena tak ingin ada kesenjangan dengan pelayan yang lainnya. Dan Lesca hanya bisa menurutinya saja.
"Jadi dia pindah kamar?" tanya Thor pada Lesca -- sang istri.
"Hmm, dia tak ingin diperlakukan istimewa," jawab Lesca sambil membaca bukunya dengan bersandar di lengan Thor.
"Kau sudah menyelidiki keluarganya?" tanya Lesca.
"Dia tak berasal dari negara ini dan tak ada dokumen tentang dirinya," jawab Thor.
"Tapi dia wanita yang baik dan sopan. Aku hanya khawatir kerabatnya mencarinya," kata Lesca.
"Kurasa dia memang sebatang kara dan semua ceritanya cukup meyakinkan bahwa dia dirampok di jalan hingga semua barangnya hilang," jawab Thor.
"Ya, kau benar, Honey. Kita tak perlu mencari tahu lagi tentangnya," kata Lesca.
"Oh ya, penthouse Kal masih ditempati teman-temannya?" tanya Lesca.
"Ya, sepertinya begitu," jawab Thor.
"Ck, anak itu membuat penthouse nya seperti club saja. Kapan dia akan datang dari Rusia?" tanya Lesca.
"Aku belum tahu. Dia sedang sibuk-sibuknya bulan ini. Kau bisa menempatkan Zenvia di sana agar teman teman Kal tak bisa menempati penthouse lagi," kata Thor.
"Hei, kau benar. Itu akan menjadi alasan agar mereka tak ke sana lagi. Aku tak suka dengan pergaulan teman teman Kal," sahut Lesca.
"Tutup bukumu dan kita tidur sekarang," ucap Thor menutup buku Lesca lalu menaruhnya di meja nakas.
Lesca tersenyum dan mengecup bibir Thor.
"Tak ada yang menggodamu di perusahaan hari ini?" tanya Lesca melihat suami tampannya yang justru semakin hot di usianya yang sudah melewati setengah abad itu.
Thor tertawa kecil dan memeluk tubuhnya lalu mencium bibir wanita cantik itu.
"I love you," ucap Thor.
"I love you too," sahut Lesca.
*
*
"Jadi aku akan pindah ke penthouse?" tanya Zenvia.
"Ya, di sana kosong dan aku ingin kau membersihkan tempat itu karena sangat jarang ditempati. Kau mau, kan?" Ucap Lesca.
Zenvia tak kuasa menolaknya meskipun dirinya sebenarnya tak mau tinggal sendirian.
"Putraku sering ke luar negeri jadi penthouse itu sedikit tak terurus dan lagi beberapa teman putraku memakainya untuk berpesta selagi dia tak ada," lanjut Lesca.
"Aku ingin kau stand by di sana agar tak ada lagi keributan di penthouse," kata Lesca lagi.
"Baiklah, Aunty. Aku akan ke sana," jawab Zenvia.
"Terima kasih, Sayang," kata Lesca.
"Tidak tidak, justru aku lah yang harus berterima kasih pada aunty," jawab Zenvia.
"Ayo, bersiaplah. Kau akan ke sana sekarang juga. Tapi aku tak bisa mengantarmu karena ada urusan di rumah sakit. Kau akan bersama supir. Nanti aku akan mengirim nomer sandi penthhouse nya lewat ponselmu," kata Lesca.
Zenvia mengangguk.
Lesca memberikan semua kebutuhan Zenvia termasuk ponsel agar lebih mudah berkomunikasi dengannya.
*
*
Setibanya di penthouse, Zenvia langsung masuk dan dia begitu kaget dengan kekacauan yang ada di dalam penthouse mewah itu.
Zenvia mengelilingi penthouse dan dia tahu bahwa bekas minuman dan makanan itu masih baru.
"Ya Tuhan, aku tak menyangka akan sehancur ini keadaannya," gumam Zenvia pelan.
"Baiklah!!! Kau pasti bisa, Zi!!" Ujar Zenvia menyemangati dirinya sendiri.
Zenvia menaruh kopernya di kamar dan menganti bajunya dengan baju kaos dan celana pendek.
Rambutnya yang panjang digulung ke atas agar tak mengganggu aktivitasnya nanti.
*
*
Malam menjelang dan Zenvia pun baru selesai menyelesaikan pekerjaannya
"HUUFFTTT ... " Zenvia menghembuskan nafasnya dengan lega karena penthouse sudah terlihat sangat bersih.
"Akhirnya ..." ujarnya sambil tersenyum.
Meskipun capek tapi Zenvia sangat senang melakukan pekerjaan ini. Dia merasa diberikan kesempatan sekali lagi untuk bisa hidup lebih baik meskipun hanya menjadi seorang asisten rumah tangga.
Setelah makan malam dan mandi, Zenvia langsung menuju kamarnya. Dia langsung tidur dengan nyenyak malam itu.
Zenvia tertidur dengan senyum di wajahnya. Hidupnya kini bahagia dan dia bersyukur hari ini masih bisa diberikan kesempatan untuk tidur di kasur yang empuk dan juga makan makanan lezat.
"Thank God," bisiknya dengan mata terpejam.
*
Pagi menjelang dan Zenvia bangun pagi meskipun dia tak ada pekerjaan yang dikerjakannya pagi ini karena penthouse sudah dibersihkan semalam.
Zenvia membuka pintu kamarnya dan menuju dapur untuk membuat makan pagi.
"K-kau???" Ucap Zenvia kaget melihat seorang pria dengan wajah dan perawakan yang sama persis dengan Dokter Clark yang dikenalnya.
"Kau siapa? Mengapa ada di sini?" tanya Kal mengerutkan keningnya sambil menghisap rokoknya.
"A-aku pelayan di sini, Tuan," jawab Zenvia menunduk karena Kal tak memakai bajunya dan hanya memakai celana boxer saja.
"Ah begitu ya. Pantas saja penthouse ku sangat bersih. Thank you. Aku Kal. Kau?" tanya Kal dengan santai.
"A-aku Zenvia," jawab Zenvia.
"Tak usah canggung padaku. Santai saja," jawab Kal menuju dapur untuk membuat kopi.
"Anda ingin membuat kopi? Biar aku saja," kata Zenvia yang langsung mengambil alih tugas Kal.
"Oke," sahut Kal dan pria itu duduk di meja bar yang pas berada di depannya.
"Sudah kubilang tak usah canggung padaku," kata Kal.
Zenvia mengangguk dan masih tak melihat ke arah Kal. Setelah selesai membuat kopi di mesin coffee maker, Zenvia pun menaruh kopi panas itu di atas meja.
"Duduklah," ucap Kal.
"A-aku akan beres beres," kata Zenvia.
"Penthouse ini sudah bersih. Duduklah, ini perintah," kata Kal mematikan rokoknya.
Lalu Zenvia pun duduk di depan Kal.
"Lihat aku. Sejak tadi kau selalu menunduk," ucap Kal.
Zenvia mendongak pelan dan akhirnya melihat ke arah pria tampan itu.
Wajah Kal sangat mirip dengan Clark, hanya saja Clark terkesan lembut dan baik sedangkan Kal kebalikannya. Terkesan nakal dan badboy. Kal bahkan memakai anting di telinganya.
"Aku tak percaya mommy mengirimkan seorang pelayan cantik untukku. Mommy sangat mengerti seleraku," ucap Kal dengan pinggir bibirnya yang terangkat sedikit.
"A-aku di sini untuk bekerja bukan untuk yang lainnya," jawab Zenvia kembali menunduk.
Kal tertawa mendengar hal itu.
"Aku tak akan melecehkanmu jika itu yang kau takutkan. Kecuali kau yang memintanya," sahut Kal.
(visualnya Kal sama dengan Thor ya.. Kan bapak anak jadi kudu sama..wkwkwk)