NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: pinkberryss

Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.

Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?

Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada apa dengan ustad Zaidan

Raya tidak bisa kemana-mana karena masih terasa nyeri pada bagian bawahnya. Dia hanya duduk bersantai di ruang tamu sambil memainkan handphonenya. Suasana rumah sepi karena pak Umar beserta istrinya ada undangan keluar untuk mengisi kajian dua kali, pagi dan siang. sedangkan Arsyad ada jam mengajar walau hanya satu jam.

Tak lama muncullah Arsyad dengan menenteng sebuah kresek yang berisi. Dia menurunkannya pada atas meja, Raya melirik sebentar lalu mematikan handphone yang ada di genggamannya. Lantas ia membuka isinya adalah martabak manis.

"Ih martabak tau aja lagi pengen yang manis-manis, makasih ya!" ucapnya pada Arsyad yang duduk disampingnya dan mengelus rambut indah Raya.

"Dimakan yang banyak, tadi hanya sarapan sedikit." Raya hanya mengangguk, namun detik berikutnya dia meminta disuapi.

"Suapi, aku mau main game dulu." pintanya menyodorkan martabak kepada suaminya.

Arsyad dengan telaten menyuapi perlahan martabak ke Raya yang sedang fokus memainkan game yang berjalan pada handphonenya. Dia tak henti-hentinya mengulum senyum pada istri kecilnya itu, teringat semalam kegiatan panas yang dilalui mereka, meski Raya sedikit berontak karena rasanya sangat malu, apalagi saat Raya mencakar punggung Arsyad sampai terasa perih. Namun itu semua Arsyad maklumi, dia sangat bersyukur karena memiliki seorang Raya dalam hidupnya meski terkadang bikin pusing karena tingkahnya.

"Udah Gus,"

"Gus?" Raya melihat Arsyad dengan ekspresi yang tidak tertebak.

"Kenapa panggil sebutan itu lagi?" kesalnya pada Raya yang malah terkikik menahan tawa.

"Ya... Lupa," Arsyad melengos mendengarnya.

"Udah ah gitu aja dipermasalahkan, nanti sore ajak jalan-jalan lagi ya?" ajaknya dengan wajah polos mata bulatnya mampu membius Arsyad sampai dia tak berkedip.

"Iiih malah melamun!"

"Eh, iya apa tadi?" Raya memukul pelan dada Arsyad.

"Jalan-jalan sore, keliling-keliling aja pake motor kayak dulu itu. Sama pengen jajan dipinggir jalan!" ucapnya telak tak mau diganggu gugat, apalagi ekspresi Raya yang terlihat kesal tapi Dimata Arsyad sangat menggemaskan.

"Iya nanti kita jalan-jalan, jangan ngambek begitu kan tadi mas melamun karena terpesona dengan mata indah kamu," pandai sekali Arsyad membuat pipi Raya menjadi tomat, merona.

"Iya!" dia lalu beranjak namun karena ketidakhati-hatian Raya merasa sakit pada area bawahnya.

"Hati-hati pasti masih terasa nyeri biar mas gendong saja, mau ke kamar kan?" Raya mengangguk tak kuasa bersuara.

Arsyad meletakkan tubuh Raya diatas ranjang dengan hati-hati. Dia mengambil sebuah minyak khusus untuk memijat. Dia duduk samping kaki Raya berada. Raya memperhatikan apa yang dilakukan oleh suaminya itu membuatnya menyingkirkan kedua kakinya menyamping.

"Mau ngapain?"

"Mau memijat kaki kamu supaya rileks, sini kakinya," dengan perlahan Arsyad mulai memijat kaki Raya dengan gerakan lembut. Raya merasakan geli saat Arsyad memijat telapak kakinya.

"Duh gausah disitu dong mas geli tau, telapak kakinya, yang lain Napa sih, lagian kalau orang pijit tuh rasanya agak keras jadi sakit, kalau ini mah urut namanya!"

"Loh bukannya sama saja?" Raya menepuk jidatnya sendiri melihat kepolosan Arsyad.

"Selama ini masa nggak tau sih? Yang benar aja. Pijit yang bener dong!"

"Iya-iya ini juga usaha, kamu jangan marah-marah begitu biar nggak cepat tua," saat mengucapkan kata-kata tadi membuat Arsyad tersadar ada yang salah dia menatap Raya yang sedang menatap horror dia.

"Siapa yang paling muda?" tanya Raya dengan nada sewot.

"Kamu,"

"Skincare yang paling banyak punya siapa?"

"Kamu,"

"Rajin perawatan sebulan sekali juga siapa?"

"Kamu,"

"Itu tau, yaudah yang cepet tua ya pasti kamu lah! Ingat umur dong pak." ucapnya lagi dengan bibirnya mengerucut, bersedekap dada. Arsyad menelan ludahnya dengan kasar, dia teringat umurnya yang sudah seperti bapak-bapak pada umumnya yang punya anak.

"Berarti aku mirip bapak-bapak ya?" tanyanya pelan.

"Bukan mirip lagi emang sudah waktunya menjadi bapak!" Arsyad men jeda sejenak gerakan tangannya. Dia menatap kepada Raya dengan ekspresi sulit ditebak.

"Kata kamu barusan emang waktunya menjadi bapak, berarti kita harus berusaha keras supaya mas jadi bapak beneran,"

"Maksudnya?" Arsyad dengan gerakan cepat menindih Raya dengan tangan yang menopang tubuhnya agar tidak menghimpit tubuh Raya dibawahnya.

"Masak nggak ngerti sih, kan katamu mas sudah waktunya jadi bapak-bapak berarti harus sudah punya anak dong? Yasudah kita usaha lagi setiap hari."

Otak Raya langsung bekerja dan mengerti apa yang dimaksud Arsyad, dia memukul keras lengan Arsyad dan memberontak karena tubuhnya masih sakit semua seperti terbelah menjadi dua. Apalagi mengingat semalam membuatnya malu setengah mati. Arsyad terkekeh saat melihat ekspresi Raya, padahal dia hanya becanda namun candaan itu membuat Raya marah tapi tetap tersenyum.

Sorenya Farah sedang berjalan keluar untuk membeli sesuatu setelah dari rumah kakaknya Fira. Namun di tengah perjalanan seseorang memanggilnya.

"Ning Farah," Farah menoleh kebelakang terlihat ustad Zaidan. Lantas ia bertanya balik.

"Iya ada apa ustad?"

"Em... Mau kemana?" tanyanya basa-basi.

"Oh saya mau pergi keluar, beli sesuatu,"

"Ada yang perlu dibicarakan?" tanya Farah kembali.

"Eng-enggak ya sudah silakan," ucapnya sedikit terbata dan menggigit lidahnya karena merasa malu sekali.

"Saya kira ada hal penting, saya keluar dulu." ucapnya lalu Zaidan mengangguk melihat langkah Farah yang semakin menjauh.

'Apa-apaan sih Zaidan! Sadar ente jangan gegabah.'

"Eh ada ustad ganteng," sapa salah satu santriwati yang lewat. Zaidan tersenyum tipis.

"Ustad Zaidan kok sendirian saja, mau saya temenin?" ucap salah satu dari mereka bertiga.

Zaidan menggeleng, "Nggak, nggak papa kok saya permisi dulu." dia melenggang pergi meninggalkan ketiga santriwati itu.

"Aneh banget sih dari gelagatnya, kayak habis salah tingkah malu-malu kucing begitu,"

"Ish lo ada-ada aja deh, ayo cabut."

Sebenarnya tadi...

"Umi," panggil Malik kepada Inayah.

"Iya?" Malik mendekat dan duduk disamping istrinya.

"Tadi ada telepon dari pak Husen katanya mau deketin anaknya yang bungsu, siapa ya namanya?" Malik berpikir sebentar.

"Oh iya Abi ingat, namanya Ikram. Kata beliau kalau mau Farah kita deketin gitu lah istilahnya,"

"Yang anaknya penghafal Al-Quran itu bi?" sahut Inayah antusias. Malik mengangguk mengiyakan.

"Bener, gimana umi soalnya kalau setuju nanti kapan-kapan mau berkunjung kesini dan—"

"Iya bi umi mau, kapan lagi punya mantu seperti Ikram kan? Umi tau betul orangnya seperti apa,"

"Belum juga selesai bicara udah disahuti," Inayah meringis.

"Iya maaf, atur saja bi waktunya bukannya Farah juga dulu pernah ngomong suka ya sama anaknya pak Husen?"

"Emang iya?" Malik bertanya dijawab anggukan oleh istrinya.

"Dulu banget waktu Farah masih kelas enam, pas ada acara di pondok sini, sampai rumah Farah cerita banyak tentang ikram itu,"

"Ya sudah deh nanti Abi pikirkan lagi buat hubungi pak Husen."

Sedari tadi Zaidan menguping pembicaraan tanpa sengaja, niatnya mau menyerahkan kitab kepada Malik malah menjadi pendengar dari omongan mereka. Ekspresinya langsung berubah, ada apa dengan Zaidan? Apa dia menyimpan sesuatu sehingga banyak yang penasaran.

Dia menunduk dengan wajah sendu, lantas memberanikan diri untuk masuk menyerahkan kitab dan lembaran kertas ke dalam rumah Malik.

Hayoooo ada apa ini? Kalian tahu nggak?

Tinggalkan komen guys, like dan follow author!

Thank U

Maaf ya lama nggak update:(

1
Sena Kobayakawa
Gemesin banget! 😍
_senpai_kim
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!