Sebelum baca sebaiknya baca novel aku yang berjudul, Love You Kak Kenan. soalnya cerita ini ada kaitannya dengan cerita tersebut.
🕊️🕊️🕊️
Kevano Aiden Alaska, adalah seorang pemuda yang kejam dan apa yang ia inginkan harus di turuti. Ia mencintai seorang gadis yang bernama Vania Keyla Clarissta.
Vania adalah seorang gadis yang sangat baik, akibat kebaikannya orang di sekitanya memanfaatkannya dan selalu menjadi bahan bullying di sekolahnya. Ia sangat takut kepada Aiden dan membenci sosok Aiden.
Raiden Azra Alaska, Raiden merupakan adik dari Aiden dan sifatnya berbanding terbalik dengan Aiden, Raiden sangat ceria dan ramah, ia juga mencintai Vania tetapi dalam diam dan tidak berani mengungkapkan perasaannya.
kalau kalian suka, baca langsung ajalah.
ig: fj_kk17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Bertemu Ayah...
HAPPY HAPPY AJAAA ~~
Setelah pulang dari taman Aiden segera pulang kerumahnya, sedangkan Raiden dia masih berada di luar entah dimana.
Saat Aiden melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut, saat melewati ruang keluarga. Kenan memanggilnya.
"Aiden!"
Aiden sontak berhenti dan menoleh menatap Kenan. "Ada apa yah?" Tanya binggung.
"Kemarilah!" Ujar Kenan dengan formal membuat jantung Aiden berdebar cemas, entah kenapa.
Aiden berjalan dan duduk di sofa tepat di sebelah Caca. "Di mana adik kamu?" Tanya Kenan.
"Masih di luar, kata dia masih punya urusan."
Caca memicingkan matanya menatap curiga kenapa Aiden, "kamu gak bunuh adik kamu kan?"
Kenan dan Aiden serentak terkejut mendengar perkataan Caca, "gak mungkin dong bundaaa..." Seru Aiden.
"Ya ampun bundaaa filter dulu mulutnya." Sahut Kenan.
"Yakan siapa tau yah, Aiden habis berantem sama Raiden dan mereka sama-sama pergi tadi, tapi pas pulangnya Aiden sendiri kan wajar kalau bunda curiga!"
"Bundaaa, Aiden itu baikk cuman kadang jahat aja! Ini anak kamu, harus percaya sama dia." Jelas Kenan.
"Yaudah deh kalau bunda gak percaya kita telepon Raiden aja." Seru Aiden mengeluarkan ponselnya dan segera menelfon Raiden.
Beberapa detik kemudian Raiden menerima panggilan tersebut.
"Halo?" Tanyanya dari sebrang sana.
"Nah bunda udah percaya belum?" Tanya Aiden.
"Iya iya." Ujar Caca pada akhirnya.
"Ini ada apa sih?" Tanya Raiden yang di cuekin.
"Pulang sekarang Rai! Ada yang harus ayah bicarakan kepada kalian berdua!" Seru Kenan dengan suara beratnya.
"Perasaan tadi suasananya santai, tapi kok sekarang malah seperti ingin di bantai ya?" Batin Aiden ngeri mendengarkan suara ayahnya.
Tak butuh waktu yang lama Raiden sudah duduk di sebelah Aiden, suasana di ruang itu seketika menjadi canggung akibat tatapan Kenan yang sangat menusuk dan tajam.
"Kena masalah lagi? Kok kek gak biasa ya?" Batin Raiden binggung.
"Kok seram? Ini ayah lagi kerasukan jin apa?" Batin Caca menatap takut
Terdengar suara helaan nafas panjang dari Kenan, ketiganya serentak menatap Kenan berharap tidak marah.
"Ayah udah dengar dari bunda, bahwa kalian akan di pindahkan ke luar negeri dan ayah juga sama kecewa akan kelakuan kalian yang mempertaruhkan nyawa demi seseorang."
"Ayah mau bertanya sama kalian berdua apa kalian siap untuk pindah ke Belanda? Dan menyelesaikan studi disana?"
"Belum yah!" Ucap keduanya dengan lantang.
"Oke! Apa alasannya? Apa karena Vania?"
Keduanya terdiam, rasanya itu pertanyaan yang sulit untuk mereka jawab.
"Jawab dengan jujur dan ayah tidak akan marah! Justru jika kalian berbohong itu jauh lebih sakit di bandingkan dengan perbuatan kalian ini." Jelas Kenan membuat suasana semakin mencekam.
"Rai memang belum siap untuk pergi dan salah satu alasannya karena Vania tapi bukan semuanya tentang Vania, Rai juga takut kalau suatu ketika nilai Rai anjlok dan itu penghambat bagi Rai masuk kuliah." Seru Raiden memberi penjelasan dan alasannya.
Kenan menatap kearah Aiden yang santai, "jujur semuanya karena Vania, Ai cinta sama Vania dan rasanya kalau jauh dari dia seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidup Aiden."
Kenan bingung dan pusing mendengar alasan kedua putranya, awalnya dia tidak setuju dengan keputusan Caca cuman mendengar alasan tersebut membuatnya harus berfikir dua kali.
"Ayah tidak setuju dengan pendapat bunda, kalau kalian harus pergi, hanya saja mendengar alasan kalian ayah jadi bingung."
"Kan aku udah bilang kalau memang ini keputusan yang paling baik buat mereka, mereka ini masih labil dan ada sifat ke kanak-kanakannya." Ucap Caca.
"Tapi ada rasa takut dalam diri aku bunda, kita harus mengingat kejadian yang lampau! Aku takut suatu ketika ada masalah besar dan hal tersebut terjadi untuk kedua kalinya, dan kamu mengatakan bahwa mereka masih labil! Hal itu yang membuat aku semakin cemas membiarkan meraka jauh dari kita."
Caca terdiam mendengar ucapan Kenan, sekarang dia baru menyadarinya, "lalu gimana?" Tanya Caca pada akhirnya.
"Kita beri mereka kesempatan dalam waktu satu bulan! jika tidak ada perubahan selama satu bulan ini maka mereka terpaksa harus pindah ke Belanda." Putus Kenan pada akhirnya.
"Kalian setuju?" Tanya Caca kepada Aiden dan Raiden.
Keduanya sontak bersorak kegirangan, "setuju kami janji akan berusaha melupakan Vania dalam waktu satu bulan ini, dan kami janji tidak akan berkelahi ini yang pertama dan terakhir kalinya." Ujar Raiden dengan begitu yakin dan percaya diri.
"Lo aja deh, gue gak bisa tapi gue coba." Batin Aiden selalu bertolak belakang dengan pendapat Raiden.
🕊️🕊️🕊️
Setalah pertemuan mereka dengan Aiden dan Raiden, Vania dan Diva memutuskan untuk pulang.
Tak memakan waktu yang lama kini Vania dan Diva sudah sampai di rumah Vania, "aku langsung pulang ya Vani mau istirahat dulu." Seru Diva dianggukki oleh Vania.
Selekas kepergian Diva, Vania melihat sebuah mobil dan motor terparkir di depan rumah Vania. Vania bergegas masuk ke rumahnya saat mendengar suara bentakan yang sangat keras.
Sejenak ia berdiri di depan pintu, Vania melihat sosok yang ia rindukan selama ini, sosok yang meninggalkan luka di dalam hatinya.
"Keyla juga anak saya! Dan saya berhak untuk mengambil dia!" Bentak pria yang berstatus sebagai ayah kandung Vania, ya Jacksen.
"Punya hak?! Anda tidak punya hak sedikitpun atas Keyla, kita sudah cerai dan hak asuh Keyla sudah resmi di tangan aku!"
"Tentu saya punya hak! Dia darah daging saya! Dan saya ingin menjaganya, bahkan dia rela mencari saya karena anda tidak memberikan dia kasih sayang!"
PLAK...
Emma menatap emosi Jacksen, "pintu rumah saya terbuka lebar untuk kalian bertiga keluar dari rumah saya! Jangan berharap saya akan memberikan Keyla pada anda!"
"A-ayah..." Lirik Vania menatap pria itu dengan rasa sesak di dalam dadanya.
Semuanya menoleh menatap Vania yang sudah menangis, Vania berjalan memasuki rumahnya dan berjalan mendekati mereka.
"Vania i-ni ayah sayang..." Lirik Jacksen dengan senyum manisnya tak lupa ia merentangkan tangannya untuk memeluk Vania.
Ingin rasanya Vania memeluk dan menangis di pelukan ayahnya, pelukan yang selama ini ingin ia rasakan, tetapi sekilas Vania teringat akan perbuatan ayahnya yang membuat dadanya semakin sesak.
"Kalian siapa?" Pertanyaan konyol itu mampu keluar dari dalam mulut Vania.
"Ini ayah sayang... Kamu gak ingat sama ayah hm?" Tanya Jacksen menatap dalam Vania.
Vania tersenyum kecut, "aku gak punya ayah! Ayah aku udah meninggal!" Ucap Vania berpura-pura santai.
"Siapa yang mengatakan itu pada kamu nak? Ini ayah! Dan ayah merindukan kamu."
"Ayah...? Sudah saya katakan, saya tidak punya ayah! Dan seperti yang di katakan oleh ibu saya, pintu rumah ini terbuka lebar untuk kalian pergi dari sini!" Ujar Vania dengan lantang, dia sudah muak dengan kehidupan yang hanya menurut dengan mudah kepada semua orang.
"K-enapa kamu husir ayah?"
"Bukankah anda dulu mengusir kami dengan kasar? Ibu saya masih berbaik hati untuk tidak memanggil warga hanya untuk mengusir pria bajingan seperti anda! Jadi sebelum hal itu terjadi silahkan pergi dari rumah ini." Ucap Vania sudah meneteskan air matanya.
"T-a--"
"SAYA BILANG PERGI!!" Teriak Vania emosi.
Sontak Jacksen berdiri dari duduknya, begitupun dengan istri dan anaknya.
"Ayah sayang Keyla." Ucap Jacksen sebelum pergi.
"Saya tidak butuh kasih sayang itu!' lirik Vania menatap ayahnya dengan kebencian yang membara.
🕊️🕊️🕊️
Aduhhh kasihan banget sih panii... Peluk beda dimensi paniaaa.
,, aku tunggu lanjutannya...
,, btw itu kevin kenapa? suka ya...
,, Aiden pingin aku lempar ke genteng nih, hih