SILAHKAN MAMPIR BAGI YG SUDAH CUKUP UMUR, BOCIL HARAP MELIPIR!!!!!
Tidak sengaja menabrak seorang Dosen tampan bernama Alexander membuatnya harus dihukum menjadi seorang asisten pribadi selama satu bulan!
Dia dituntut bisa memenuhi semua kebutuhan Alex dan harus tunggal serumah dengan nya.
Namun rupanya, Jenni yang terlalu bodoh tak mengetahui maksud dari kalimat "memenuhi semua kebutuhan" pria itu. Dimana dirinya juga harus memenuhi kebutuhan ranjang sang Dosen casanova.
Bagaimanakah jadinya bila Jennifer benar-benar mengikuti kemauan Alexander?
Simak terus kelanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Menjelang malam, Alex dan Jennifer segera bersiap untuk menghadiri makan malam ke rumah ayah nya.
Entah mengapa perasaan Jenni tiba tiba mendadak tidak enak, dia merasa hatinya gelisah. Seperti mendapatkan firasat akan terjadi sesuatu, tapi entahlah! diapun tidak tahu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 malam. Jenni sudah memakai gaun selutut berwarna silver dengan rambut ia biarkan tergerai. Wajahnya hanya di poles make up tipis, membuatnya terlihat natural tapi sangat cantik dan begitu menawan.
Saat keluar kamar, ia melihat Alex yang menunggunya duduk di sofa depan tv sambil memainkan ponselnya. Alex masih saja fokus dengan ponselnya, sehingga tidak menyadari Jenni sudah didepannya.
"ehemm" Jennifer sengaja berdehem supaya Alex menyadari keberadaannya.
Benar saja! Alex langsung mendongak menatap Jenni yang sudah berada didepannya. Sesaat, ia terpana saat melihat kecantikan Jenni yang terlihat begitu anggun.
Jika biasanya ia melihat Jenni yang selalu terlihat seksi, tapi sekarang ia dapat melihat Jenni yang begitu anggun sangat enak dipandang. Ia begitu tampil mempesona dengan pakaian feminim dan riasan natural nya.
"Ka..kamu sudah siap?" Tanya Alex sambil menormalkan jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak lebih cepat dari biasanya.
Ia menjadi gugup tidak karuan, dan itu sangat terlihat oleh Jenni bahwa Alex sedang salah tingkah, entah mengapa ia begitu terpesona setelah melihat penampilan Jenni dari atas sampai bawah yang terlihat begitu sempurna.
"Sudah.." Jenni mengangguk sambil mengembangkan senyum. Jenni pun memperhatikan penampilan Alex saat ini memakai pakaian santainya. Ia menggunakan jeans panjang dengan atasan kemeja kotak merah hitam dibiarkan tidak dikancing sehingga menampilkan tubuh sispeknya yang masih dilapisi kaus warna hitam, sehingga terlihat begitu tampan.
Keduanya keluar dari apartemen sambil bergandengan tangan dengan mesra.
Mereka terlihat seperti sepasang remaja yang sedang kasmaran, walaupun kenyataannya Jenni memang masih berusia remaja, tapi tidak untuk Alex. Dia berada di usia matang dan seharusnya sudah memiliki pendamping hidup.
Mereka sudah berada didalam mobil. Alex mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Jenni yang berada di samping Alex terus memandangi ke arah luar dengan senyuman. Sesekali ia juga melirik Alex yang masih fokus menyetir.
Tidak ada yang memulai pembicaraan, keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
Jenni yang memang sedari tadi merasakan hatinya gelisah seperti mendapat firasat akan terjadi sesuatu dengan dirinya ataupun Alex, tapi langsung ia tepis.
Ia berusaha mengalihkan hatinya yang gelisah dengan memandangi Alex sambil tersenyum, menurutnya Alex begitu menawan saat sedang serius menyetir.
Sesekali Alex juga tersenyum melihat kearah Jenni sambil menggenggam tangan Jenni dengan satu tangan nya saat Jenni memandangnya.
"Kenapa hm..?" tanya Alex sambil tersenyum saat Jenni terus menatapnya tanpa berkedip.
Jenni hanya menggelengkan kepalanya sambil terus memandangi wajah Alex dari samping.
"Tampan.." satu kata lolos dari mulut Jenni tanpa sadar ketika ia terus menatap Alex.
Namun sesaat kemudian ia tersadar dengan perkataannya. Matanya melotot, wajahnya langsung memerah dan langsung menutup mulutnya sambil melihat kearah lain.
Tapi Alex sudah terlanjur mendengarnya.
"Aku memang tampan sayang..makanya sejak tadi kau begitu terpesona padaku. Sampai tidak berkedip saat melihat wajah tampan ku ini. Ah ya..aku akui memang aku sangat tampan dan hebat bisa menjadi seorang CEO di usiaku yang masih muda sekaligus menjadi Dosen idaman para mahasiswa, jadi seharusnya kau bersyukur memiliki kekasih paket komplit sepertiku. " Ucapnya bangga dan penuh percaya diri sambil.
Sebenarnya sudah sejak tadi Alex ingin menggodanya, saat jennifer terus memandangi nya tapi ia urungkan ketika Jenni menatap kearah lain dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ya ya ya..kau memang paket komplit!" Jenni tersenyum mengejek menatap Alex.
"Yah benar sekali! kau tampan dan sangat pintar! dengan ketampanan dan kepintaran mu itu semua wanita yang baru kau temui saja bisa kau bawa ke atas ranjang mu untuk menemanimu bergulat! wah wah wah kau memang sangat hebat Alex!" Jenni bertepuk tangan seraya terus tersenyum sinis menatap wajah Alex yang saat ini sudah kelabakan dilanda kepanikan.
Alex mengutuk dirinya sendiri karena sudah salah bicara. Niatnya ia menyombongkan diri hanya untuk menggoda Jenni malah sebaliknya, Ia berada dalam kondisi buruk karena sudah berani membangunkan singa tidur.
"Kau itu sangat hebat mengelabui mangsa Alex! Kau terlihat ramah dan sopan didepan banyak orang. Tidak ada yang tahu kalau kau seorang penjahat kelamin! kau seorang penjelajah lubang sempit yang tidak pernah puas hanya dengan satu lubang.!" Sarkas Jennifer.
Alex hanya diam tidak mengatakan sepatah kata pun, Ia tak bisa mengelak karena yang dibicarakan Jenni memanglah benar.
Jenni sebenarnya hanya ingin menegur Alex, tapi ia sudah terlanjur kesal mendengar kesombongannya sehingga ia berbicara dengan kata-kata kasar.
Jenni hanya ingin supaya Alex mengerti, tidak baik menyombongkan diri karena sebaik apapun manusia pasti tetap memiliki keburukan. Sebaliknya pula, seburuk apapun manusia pasti ada secercah kebaikan yang pernah ia torehkan.
Demikianlah, semua manusia hanya bisa introspeksi diri untuk memperbaiki diri masing-masing.
.
.
Sesaat kemudian mobil Alex sudah terparkir di halaman depan rumah yang terlihat besar tetapi tidak terlalu mewah.
Jenni yang masih kesal pada Alex, hanya diam dengan ekspresi datar. Alex hanya menghela nafas kemudian membuka sabuk pengaman Jenni dan bangkit keluar mobil dan membukakan pintu untuk Jenni.
Keduanya berjalan beriringan, Alex menggenggam tangan Jenni sambil menatap nya.
"Sayang..sudah jangan marah lagi, aku minta maaf. Nggak lagi-lagi deh ngomong kaya tadi" Alex menunjukkan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf v sambil menyengir kuda.
Jenni hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Alex sambil meneruskan jalannya.
"Sayang.. senyum dong..kan mau ketemu camer" Alex tersenyum lebar saat melihat Jenni juga tersenyum mendengar Alex menyebut ayahnya camer alias calon mertua pada Jenni.
...❤️❤️❤️...
...TBC...
Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya 😘
Terimakasih..
kalo sampe bella tinggal bareng kalian
siapa suruh dari awal ga jujur
saya jadi ikutan sakit ati