NovelToon NovelToon
Ikatan Takdir

Ikatan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Anak Haram Sang Istri
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Perjalanan hidup Kanaya dari bercerai dengan suaminya.
Lalu ia pergi karena sebuah ancaman, kemudian menikah dengan Rafa yang sudah dianggap adiknya sendiri.
Sosok Angela ternyata mempunyai misi untuk mengambil alih harta kekayaan dari orang tua angkat Kanaya.
Selain itu, ada harta tersembunyi yang diwariskan kepada Kanaya dan juga Nadira, saudara tirinya.
Namun apakah harta yang di maksud itu??
Lalu bagaimana Rafa mempertahankan hubungannya dengan Kanaya?
Dan...
Siapakah ayah dari Alya, putri dari Kanaya, karena Barata bukanlah ayah kandung Alya.

Apakah Kanaya bisa bertemu dengan ayah kandung Alya?

Lika-liku hidup Kanaya sedang diperjuangkan.
Apakah berakhir bahagia?
Ataukah luka?

Ikutilah Novel Ikatan Takdir karya si ciprut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keraguan Angela

Kebenaran itu menghantam Barata perlahan—tidak lewat satu bukti besar, melainkan dari kejanggalan-kejanggalan kecil yang akhirnya membentuk pola.

Cara Angela gelisah akhir-akhir ini.

Telepon yang selalu dijawab di luar rumah.

Tatapan dingin setiap kali nama Kanaya atau masa lalu disebut.

Barata bukan orang bodoh. Ia pernah berada di dunia yang sama gelapnya.

Dan kini ia tahu: Angela tidak bergerak sendiri.

Namun ia memilih jalan berbeda.

Bukan konfrontasi.

Bukan ancaman.

Melainkan rayuan.

Malam itu, Barata duduk berhadapan dengan Angela di ruang tamu. Lampu temaram. Suasana dibuat tenang—terlalu tenang untuk percakapan berbahaya.

“Kamu kelihatan capek,” kata Barata pelan. “Seolah menanggung sesuatu sendirian.”

Angela menatapnya, membaca wajahnya dengan hati-hati. “Kamu terlalu banyak berpikir.”

Barata tersenyum tipis. Ia mendekat sedikit, suaranya diturunkan.

“Aku tahu kamu ditekan. Aku tahu ada seseorang di belakangmu. Kalau kamu jujur… aku bisa lindungi kamu.”

Itu kalimat umpan.

Angela mengenalnya.

Ia tertawa kecil, dingin. “Melindungi? Kamu bahkan tak bisa melindungi Kanaya.”

Nama itu menusuk, tapi Barata menahan diri.

“Aku bisa buat ini berhenti,” lanjut Barata. “Katakan satu nama saja. Siapa yang menyuruhmu?”

Angela berdiri, merapikan jaketnya. Wajahnya datar, nyaris tanpa emosi.

“Kamu terlambat,” katanya singkat. “Dan kamu terlalu percaya bahwa semua orang masih punya pilihan.”

Barata ikut berdiri. “Aku tahu caramu. Kamu tidak setia. Kamu hanya bertahan hidup. Tapi orang di belakangmu—dia akan mengorbankanmu saat kamu tak berguna.”

Angela menatapnya lama. Untuk sepersekian detik, ada keretakan di matanya.

Namun detik itu berlalu.

“Kalau aku bicara,” ucap Angela pelan tapi tegas, “aku mati. Kalau aku diam… mungkin masih hidup.”

Ia melangkah menuju pintu, berhenti sejenak tanpa menoleh.

“Barata,” katanya dingin, “jangan berpikir kamu satu-satunya yang menyesal.”

Pintu tertutup.

Barata berdiri kaku, napasnya berat. Rayuannya gagal. Angela bungkam—bukan karena tidak tahu, tapi karena takut.

Namun kegagalan itu justru memberinya satu kepastian baru:

Orang yang memerintah Angela

jauh lebih berbahaya

daripada yang selama ini ia bayangkan.

Dan jika Angela memilih diam demi hidupnya,

maka Barata harus mencari kebenaran dengan cara yang lebih kejam—

cara yang tak lagi memberi ruang untuk pilihan.

Di tempat lain, Angela bersandar di balik pintu, matanya terpejam rapat. Tangannya gemetar—bukan karena Barata, tapi karena satu nama yang tak pernah berani ia ucapkan.

Nama yang, jika keluar dari mulutnya,

akan mengakhiri segalanya.

*

Kebenaran itu datang pada Barata dengan cara yang paling sunyi—

lewat sebuah nama lama yang ia temukan di arsip usang, nama yang seharusnya sudah terkubur bersama masa lalu.

Nama keluarganya.

Barata menatap layar ponsel James dengan napas tertahan. Silsilah itu terurai pelan, menyambung titik-titik yang selama ini terasa tak masuk akal.

Ia bukan sekadar orang luar dalam permainan ini.

Barata adalah salah satu keturunan dari orang-orang yang sejak lama diburu oleh penyuruh Angela—garis darah yang dianggap berbahaya karena pernah mengetahui, menyimpan, atau hampir membongkar jaringan lama mereka.

“Jadi… aku target sejak awal,” gumam Barata pahit.

James mengangguk. “Tanpa kamu sadari. Mereka memburu keturunan, bukan pelaku langsung. Yang mereka takutkan bukan balas dendam—tapi ingatan yang bisa diwariskan.”

Barata tertawa lirih. Kini semuanya masuk akal.

Mengapa Angela mendekatinya dengan begitu mudah.

Mengapa ia selalu diarahkan menjauh dari Kanaya.

Mengapa rumah itu digeledah tanpa rasa takut.

Angela tahu. Atau setidaknya, mencurigai.

Di saat yang sama, Angela duduk sendirian di mobilnya, wajahnya pucat. Sebuah pesan singkat dari penyuruhnya baru saja masuk:

“Kita pastikan garis keturunan itu tidak berkembang.”

Angela mengepalkan tangan.

Nama Barata terlintas jelas di benaknya.

Selama ini ia mengira Barata hanyalah pion—lelaki rapuh yang mudah dimanfaatkan, mudah dikendalikan.

Ternyata Barata adalah ancaman hidup yang tak pernah ia sadari sepenuhnya.

Dan yang paling mengerikan:

Barata kini tahu siapa dirinya.

Ia tahu mengapa Kanaya berbahaya.

Ia tahu mengapa Rafa terlalu bersih.

Ia tahu mengapa Angela tak berani bicara.

Barata menatap pantulan dirinya di kaca jendela. Untuk pertama kalinya, rasa bersalahnya pada Kanaya berubah bentuk—menjadi sesuatu yang lebih dingin dan lebih tajam.

“Kalau mereka memburu darah,” bisiknya,

“maka aku berhenti bersembunyi.”

Di sisi lain kota, Rafa menerima laporan dari Ardi. Nama keluarga Barata muncul di dokumen yang sama dengan jaringan lama yang selama ini mereka potong.

Rafa menutup map perlahan.

“Sekarang kita tahu,” katanya tenang tapi berbahaya,

“kenapa Angela tak bisa melepaskannya.”

Permainan berubah lagi.

Bukan lagi soal uang.

Bukan lagi soal bisnis.

Tapi soal siapa yang berhak hidup membawa masa lalu—

dan siapa yang harus dilenyapkan agar kebenaran tetap terkubur.

***

Perintah itu datang tanpa basa-basi.

Satu pesan terenkripsi.

Satu kalimat pendek.

Tanpa tanda tangan.

“Habisi Barata. Sekarang.”

Angela menatap layar ponselnya lama sekali. Tangannya kaku. Dadanya terasa sesak—bukan karena takut, tapi karena ragu. Keraguan yang tak pernah ia izinkan tumbuh sebelumnya.

Ia sudah melakukan banyak hal gelap.

Menghancurkan hidup orang lain bukan hal baru.

Namun Barata berbeda.

Ia bukan target anonim.

Ia bukan sekadar keturunan berbahaya.

Ia adalah seseorang yang pernah ia tiduri, ia yakini bisa ia kendalikan, dan—tanpa ia sadari—ia kenal lebih dekat daripada siapa pun.

Angela memejamkan mata.

Jika ia menolak, ia tahu risikonya.

Ia akan menjadi target berikutnya.

Tak ada jalan keluar yang bersih.

Jika ia patuh, Barata mati…

dan sisa kemanusiaannya ikut mati bersamanya.

Ia mengirim satu pesan singkat sebagai penundaan:

“Butuh waktu. Dia diawasi ketat.”

Balasan datang nyaris seketika.

“Waktu adalah kemewahan yang tidak kamu miliki.”

Angela menghela napas gemetar. Untuk pertama kalinya, ia merasa terperangkap oleh perannya sendiri. Ia bukan pengendali. Ia hanya alat—alat yang kini mulai retak.

Di sisi lain kota, Barata berdiri di balkon apartemennya, memandang gelap. Ia merasakan sesuatu yang tak kasatmata—insting lama yang berteriak bahaya.

Ia tahu perintah itu sudah keluar.

Ia tahu Angela akan jadi eksekutornya.

Namun ia juga tahu satu hal lain:

Angela belum bergerak.

Dan jeda itu…

adalah celah.

Angela akhirnya menemui Barata malam itu, wajahnya dingin seperti biasa. Tapi Barata, yang kini membaca bahasa tubuh lebih tajam dari sebelumnya, menangkap keganjilan kecil—cara napas Angela tertahan, cara matanya menghindar sepersekian detik.

“Kamu datang untuk apa?” tanya Barata tenang.

Angela menatapnya. Lama. Terlalu lama untuk seseorang yang hendak membunuh.

“Aku di sini,” katanya akhirnya, “untuk memastikan sesuatu.”

“Apa?” Barata melangkah mendekat, tanpa takut.

“Apakah kamu benar-benar tahu apa arti darah yang kamu bawa,” ucap Angela lirih.

Barata tersenyum tipis. “Aku baru belajar. Tapi aku tahu satu hal—orang yang menyuruhmu lebih takut padaku daripada kamu sendiri.”

Kata-kata itu mengenai sasaran.

Angela mengepalkan tangan. Ia tahu itu benar.

Jika ia menarik pelatuk malam ini, ia selamat sementara.

Jika ia tidak, ia mati lebih cepat.

Namun di antara dua pilihan itu, ada satu yang tak pernah ia pertimbangkan sebelumnya:

berkhianat.

Dan pikiran itulah yang membuat Angela ragu…

bukan pada perintah,

melainkan pada siapa sebenarnya musuhnya.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
cwrdik juga ya lawanya
kira2 gmn akhir dari kisah ini
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ya ya ya selalu seoerti itu di gantung tanpa harapan 🙈🙈
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hisss mumet aq
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
apa sih sebenarnya ini aq kok makin piyeee gono
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd angela akan mati kah
hahh jd anak itu anak siapa alya kok bisa kanya sma barata dan kok bisa alya hamil hadeh kepingan puzel yg bener2 rumit tingkat dewa 🤣🤣🤣🤣
Perushaa
makin buat aku bertanya, arahnya kemana
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
lha jd ada flash back nya g kk thor
jawaban dr alya anak dia bukan kira2 kasih flash back nya kapan 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh ttp ada ya
total 2 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd barata malah berkorban gtu ka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: bisa jadi
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadeh mumet bacanya apa sih sebenernya yg bikin rumit 🤣🤣🤣
Perushaa
Cerita ini itu rekomend, bangettttt! Penuh misteri, teka-teki, menengangkan. Serasa kita di ajak untuk bermain menjadi detektif.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: terimakasih mbak Bening
total 1 replies
Perushaa
makin horor dan penuh tanda tanya
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadehhh ini makin lama makin menyinpan misteri aja 🤭
Perushaa
makin horor, makin misteri
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
rumit sekalin
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hahh ini kek baca kasus lama tp kasus apa ya apakah ininkaitan dengan mafia atau gmn sih
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
angela maju kena mundur kena jadi apa sebenarnya ini kenapa kek blm terurau apa yg di buru nya ish pusing deh 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh gono yo
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
mumet thor
jane apa.sih iki 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : mumet apa yg di buru sebenarnya sih
total 2 replies
Perushaa
makin rumit, makin misteri
ini cerita gak tembus retensi, keterlaluan si LUN itu gak bantu promosiin 😤😤😤
Perushaa: emang minta di santet dukun jombang si lun
total 3 replies
Perushaa
aduh makin banyak teka-teki. bikin penasarannnn

ini bukan genre konflik etika, tetapi horor/ misteri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!