NovelToon NovelToon
Crazy Women Transmigration

Crazy Women Transmigration

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Time Travel / Romansa / Fantasi Wanita / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

"Aku ini gila, tentu saja seleraku harus orang gila."

Ketika wanita gila mengalami Transmigrasi jiwa, bukan mengejar pangeran dia justru mengejar sesama orang gila.

Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ikatan batin

Fang Rui menatap Xui dengan tatapan penuh selidik, mengamatinya setiap sudut dan intens. Xui merasa takut, dia merasa sedang di telanjangi oleh tatapan buas di depannya.

"Maaf mengganggumu, apa benar nama mu Fang Rui? pria yang menghamiliku 16 tahun yang lalu?." Ruby angkat bicara.

"Istri.... dimana... putra?... putraku ya.... ya .." Fang Rui bergumam dengan tatapan yang sulit dibaca, dia terus menatap Xui.

"Kita bertemu di tempat penampungan kumuh, saat itu kau seperti gelandangan. Apa kau ingat? saat aku pergi karena terguncang, kau juga pergi entah kemana. Akhirnya aku berhasil menemukanmu dengan susah payah." Ucap Ruby, berusaha membuat alasan.

Fang Rui menatap ke arah Ruby dengan terkejut, matanya melotot tajam dan terlihat mengingat-ingat sesuatu. Ruby merasa kasihan pada pria tampan yang sepertinya mentalnya terganggu.

Di culik saat usia 12 tahun lalu menjadi gelandangan yang sering kelaparan dan di pukuli orang, setelah kembali ke istana dia malah dikirim ke Medan perang dan merasakan banyak ancaman kematian. Setelah pulang dari Medan perang, dia mengingat sosok wanita yang berada di pikirannya dan akhirnya dia gila.

"Tidak apa-apa Rui, Putra kita lahir dengan sehat dan sempurna. Dia tumbuh mirip denganmu, dulu dia sangat kecil dan rapuh... tidak kah kau ingin memeluknya?." Ruby dengan berani menyentuh lengan kekar Fang Rui.

Fang Rui tetap terdiam, dia menatap dengan tatapan tajam. Dia berusaha mengingat atau mungkin ingatannya masih samar-samar. Xui menatap Fang Rui dengan perasaan campur aduk, dia senang tapi juga sedih melihat keadaan Ayah biologis nya seperti ini.

"Ayah." Panggil Xui lagi, menarik celana Hanfu Fang Rui.

"Ayah?." Fang Rui menatap dengan dalam.

"Iya, kau Ayahku. Tidakkah kau merindukanku?." Xui merasa kesedihan menggerogoti jiwanya.

"Anak.... aku punya anak?." Gumam Fang Rui seperti orang waras.

"Dia hanya depresi, dia masih bisa sembuh paling minusnya gilanya kadang kumat sepertiku." Batin Ruby.

"Iya, dan aku punya Ayah." Jawab Xui.

"anak... anak... anakku ya .. aku punya anak... kenapa.. dimana." Rui bergumam sambil meraba-raba wajah Xui.

Xui hanya diam mematung, merasakan telapak tangan besar dan kasar milik Ayahnya. Bukan hanya meraba wajah, tangan Rui bahkan membuka mulut, hidung, mata dan itu membuat Xui tidak nyaman.

"Lagi nyari apa sih dia? mau bersihin upil?." Batin Ruby heran.

Ruby melirik dengan ekor matanya menganalisis sekitar, semuanya terasa sederhana, indah namun sepi. Dia bisa membayangkan Rui hidup sendirian disini sambil terbengong, dia benar-benar malang.

"Lahir sebagai Pangeran pun belum tentu memiliki nasib baik. Padahal wajahnya tampan sekali, kenapa orang-orang itu membuatnya jadi gila." Batin Ruby menyayangkan.

"Hentikan Ayah, itu sakit." Xui nyaris di colok oleh Rui, entah apa yang di cari orang gila ini.

"Kau masih tidak percaya dia anakmu? coba peluk dia, jika kau merasa senang, tenang dan berdebar artinya dia benar-benar anakmu. Ikatan darah tidak akan berbohong, kami datang untuk menjemputmu." Ucap Ruby, berusaha menarik Rui dari lubang kegilaan.

Greb

Rui memeluk Xui dengan kasar dan kaku, pelukannya kencang bahkan bisa membuat Xui sesak nafas. Tapi beberapa detik kemudian pelukan itu mengendur, Rui merasa hatinya berdenyut sakit dan sedih merasakan pelukan tangan kurus Xui.

"anak... anakku." Rui terus bergumam.

Ruby menunggu adegan berpelukan itu selesai, tapi rupanya sudah satu jam pun masih belum selesai. Ruby merasa lelah berdiri dan ingin duduk, kenapa sih lama sekali berpelukannya.

"Apa sudah selesai? aku lapar dan lelah." Ucap Ruby, merasa di campakan.

Akhirnya pelukan itu pun terlepas, Xui sendiri sudah nyaris kehabisan oksigen dan merasa tertekan. Rui menarik Xui dan Ruby masuk ke dalam rumah, di dalam cukup rapih tapi tetap saja terasa sepi dan hampa.

Ruby dan Xui duduk di atas dipan, Rui memberikan daging bakar tanpa bumbu padanya. Ruby merasa kasihan, ternyata selama ini Rui makan dengan cara primitif seperti ini.

"Boleh aku memasak disini?." Tanya Ruby.

Rui menatap penuh pengamatan, lalu menatap daging di tangannya. Sesaat kemudian dia hendak membuang daging itu, Ruby dengan cepat menangkapnya.

"Astaga, bukannya daging ini tidak enak. Hanya saja aku ingin memasak ulang agar jauh lebih enak, apa boleh?." Ujar Ruby.

Rui hanya diam, matanya melirik kesana kemari seakan sedang mencerna ucapan Ruby. Setelah itu dia menunjukkan ke arah tungku, Ruby pun berdiri dan mulai memasak di sana.

"Ini gimana cara ngidupin apinya? kok ngga ada alatnya sih? padahal di paviliun ada loh." Batin Ruby.

"Bantu aku menyalakan api hehehe." Cengir Ruby.

Rui datang menyalahkan api di tungku dengan cekatan, Ruby merasa berdebar karena visual Rui sangatlah menggoda imannya. Gila, tampan, penurut, dan aneh benar-benar tipe Ruby sekali.

Ruby bisa melihat ada banyak bumbu dapur yang tidak pernah di pakai oleh Rui, bahkan sudah ada yang bertunas. Ruby menumbuk kunyit, garam, bawang putih, dan lada. Entah rasanya seperti apa, yang penting dia harus matang dan ada rasa gurih rempahnya.

Ruby mengobrak Abrik karung yang sudah lapuk sekali, mencari apakah masih ada bahan makanan yang terbuang sia-sia atau tidak. Melihat ada beras, Ruby pun bergegas mencuci dan akan menanaknya agar menjadi nasi.

Ruby memasak daging ungkep ala kadarnya, aroma wangi memenuhi rumah sederhana itu. Rui duduk mengamati, matanya tidak terlepas dari wajan sepertinya dia sangat lapar.

"Sebentar lagi matang, kita makan bersama-sama." Ruby tersenyum.

"Xui, bantu Ibu menjaga apinya." Panggil Ruby.

Xui datang dan menunggu api tungku, dia berdiri berjejer dengan Rui. Mereka dengan patuh mengamati masakan Ruby, sedangkan Ruby sendiri duduk dengan santuy karena merasa lelah.

"Lucu banget canggung gitu, Xui jadi keliatan kecil di samping Rui. Ya lagian dia tinggi banget sih, tapi my type." Batin Ruby tersenyum.

Setelah beberapa saat, Ruby kembali datang dan meniriskan masakannya. Dia juga mengambilkan nasi untuk Rui dan Xui, setelah itu mereka makan bersama di lantai tanah yang lusuh.

"Wahh, lezat sekali Ibu." Xui berbinar dan makan dengan lahap, tidak ada sumpit jadi mereka makan menggunakan tangan.

Rui juga makan lahap tanpa banyak bicara, cepat sekali dia menghabiskan isi mangkuk nya. Ruby menambahkan lagi, karena tau Rui kelaparan atau mungkin pertama kali makan makanan yang layak.

Setelah makan mereka duduk dengan senyap, lauk masih ada di wajan bisa untuk makan malam nantinya. Xui yang meras lelah dan bosan mulai mengantuk, dia tertidur diatas dipan karena merasa aman.

Ruby mengelus rambut Xui, lalu menyelimutinya. Rui terus mengamati Ruby, matanya terus mengikuti kemanapun arah Ruby bergerak. Itu membuat Ruby risih dan sedikit takut.

"Kenapa? ingin bicara denganku?." Tanya Ruby.

Rui tidak menjawab, dia justru beranjak dan mulai menyalakan lentera dan aromaterapi yang berfungsi sebagai obat nyamuk. Ruby hanya mengamati dengan bingung, Rui menatap Ruby lalu keluar dari rumah.

"Apa sih? dia minta aku ngikutin dia apa gimana? nggabisa ngomong pake bahasa manusia kah? takut banget pas gue keluar nanti di bunbun." Batin Ruby takut, tapi dia tetap keluar.

Ruby melihat Rui duduk di kursi kayu dibawah pohon besar di sisi tebing curam. Tatapan mata itu kosong menatap langit malam yang gelap, seringai nakal muncul di wajah Ruby.

"Mumpung Xui udah tidur, saatnya aku menggatal dan menggodanya." Batin Ruby.

Ruby berjalan dengan anggun, sampai di depan Rui dia duduk di pangkuannya tanpa merasa malu. Rui terkejut bahkan sampai melotot kaget, tapi dia tidak mendorong Ruby menjauh.

"Rui... apa kau tau namaku?." Tanya Ruby.

Rui hanya terdiam, berpikir lalu menggeleng. Terlihat kasihan sekali, sepertinya dia sudah lama tidak berinteraksi dengan manusia.

"Namaku Ruby, nama Putra kita Xui. Maaf karena aku tidak punya marga dan tidak tau marga mu apa jadi putra kita tidak memiliki marga." Ucap Ruby, dia menatap Rui dengan tatapan lapar.

"Bjirrr ganteng banget gila, ini juga kok dadanya keras dan menggoda begini. Kok bisa mulus begitu ya wajahnya, rahasia skincare nya apa qhaqha?." Batin Ruby.

"Fang." Ujar Rui.

"Ya?." Bingung Ruby.

"Marga ku Fang." Ucap Rui.

Deg.

"K-kok tiba-tiba keliatan waras? apa dia tadi pura-pura gila? apa emang dia ngga gila cuma susah komunikasi aja?." Batin Ruby tertegun.

"Iya, aku sudah mengetahui nya beberapa waktu lalu. Aku harus mengumpulkan uang dan informasi tentangmu, hingga aku menemukanmu disini." Ucap Ruby.

"Umur." Ucap Rui tiba-tiba.

"Maksudmu?." Bingung Ruby.

"Anak... umur." Ucap Rui.

"Ah umur Xui? dia sebentar lagi akan ulang tahun ke 16." Jawab Ruby.

"Aduuhh Ganteng-ganteng gabisa ngomong, kasian banget hidupnya. Udah berapa tahun dia ngga ngomong sama manusia?." Batin Ruby.

"Senang." Ucap Rui.

"Senang? apa kau senang karena bertemu dengan kami?." Ruby berusaha menebak, dan Rui mengangguk.

"Diantara kami, Xui lah yang paling ingin bertemu denganmu. Dia sangat penasaran siapa Ayahnya, aku tidak tau siapa namamu saat itu.... terkadang aku merasa sedih dan bersalah pada Xui karena dia harus hidup menderita bersamaku." Ruby berbohong, padahal dia yang sangat ingin bertemu.

"Kenapa?." Rui Bertanya.

"Kenapa menderita? karena aku seorang wanita dan hidup kami cukup miskin dan kesulitan. Hidup tanpa suami tapi memiliki anak itu berat, tidak jarang aku melampiaskan amarahku pada Xui karena stres. Aku akhirnya sadar dan berhenti terpuruk, aku mencoba berjuang dan akhirnya bisa membeli rumah layak huni." Ruby pandai mengarang cerita.

"Disini." Ujar Rui.

"Apanya?." Ruby tidak mengerti.

"Tinggal... disini.. bersama." Rui terlihat mengingat kosa kata dengan susah payah.

"Kau ingin aku dan Xui tinggal disini?." Ruby tersenyum dengan hangat.

Rui mengangguk dengan polos, entahlah di mata Ruby dia terlihat menggemaskan. Meskipun cara bicaranya aneh dan sulit di mengerti, Ruby senang bicara dengan Rui karena dia memang gila dan tidak waras.

1
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
Mellisa Gottardo: /Cry//Cry/
total 1 replies
Babyme
Yey!! akhirnya doble up😍
Mellisa Gottardo: /Drool//Determined//Determined/
total 1 replies
Babyme
ikut deg-deg an😭
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Alyriz
Next kk yg semangat yee klau bisa up dua chapter sperti sblum" ini kk 🤗
Mellisa Gottardo: mulai besok Doble up kak🥰
total 1 replies
Mama Lemon
Kerenn dahh Semangat thor🔥🔥
Babyme
Bergaya banget, ketemu Rui langsung kicep itu si Yunjing
Mellisa Gottardo: hahah jangan di ULTI dulu dong 🤭
total 1 replies
Pecinta Novel
Mukanya Fang Yun ngeselin baget sumpah😭
Mellisa Gottardo: awokawok
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: siaap
total 1 replies
Etty Rohaeti
Ruby belum hamil juga Thor?
Mama Lemon: Mukanya ngeselin bangett
total 2 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: /Applaud//Applaud/
total 1 replies
Pecinta Novel
ANJAY VISUALNYA BISA NGESELIN GITU😭
Mellisa Gottardo: hahaha🤣
total 1 replies
Babyme
Semangattt thor!!
Mellisa Gottardo: Siap🥰
total 1 replies
Lina Hibanika
aq yg bacanya aja senyum2 sendiri palagi Ruby 🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
makanan yg belum ada, enak dan murah memang akan jadi banyak peminatnya
Lina Hibanika: zaman now mah dah segala ada 😏
total 2 replies
Lina Hibanika
beuh Ruby 😏 jd gila aja bangga kmu mah 😅🤣
Lina Hibanika: tapi bener banget sih thor 😅
total 2 replies
Lina Hibanika
omaygot 😱 klo modelan gini mah aq jg mau lah biar dikata gila juga thor 😅
Mellisa Gottardo: hahahaa🤣
total 1 replies
Lina Hibanika
punya duit mah segala urusan bisa diatasi 😌
Mellisa Gottardo: betuull🥹
total 1 replies
Lina Hibanika
kayaknya ga niat tuh Ruby 😅
Mellisa Gottardo: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Lina Hibanika
dasar Ruby 🤣🤣🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
melimpir dimari lah,, liat liat ada yg baru,, kali aja seru seperti biasanya 😅
Mellisa Gottardo: haloo 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!