NovelToon NovelToon
Tersandera

Tersandera

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Balas Dendam / CEO / Pembantu / Chicklit
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.

Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.

Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.

Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Di Culik (18+)

(18+ Adegan Kekerasan!)

...****************...

Anna terbangun dengan kepala yang terasa berat. Kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya terbuka perlahan, menampilkan pemandangan yang membuatnya merinding. Ruangan gelap. Hanya ada lampu gantung berkedip lemah di langit-langit. Bau lembab menusuk hidungnya dan ua bisa merasakan dinginnya lantai beton di bawah tubuhnya.

Seluruh tubuhnya sakit. Kedua tangannya terasa kebas, terikat erat di belakang kursi kayu yang dingin.

Anna menelan ludah mencoba mengingat apa yang terjadi. Ia ingat berada di mall, berbelanja, lalu... Seseorang menariknya.

'Sial! Aku diculik!' batinnya.

Anna tersentak saat melihat sebuah kamera bediri di belakangnya.

Tak.. Tak.. Tak..

Tubuh Anna menegang ketika suara langkah sepatu bergema di ruangan gelap itu. Jantungnya berdebar keras.

Kriieet...

Pintu terbuka dengan sedikit kasar dan memperlihatkan dua sosok dari balik pintu yang telah usang.

Seorang pria dan wanita. Anna terkejut dan sedikit melotot. Ia mengenali pria itu.

Christ! Pacar pria Damian.

Dan seorang wanita yang tak di kenalnya.

"Akhirnya kau sadar." Ucap Christ terdengar sinis. Sementara ia berjalan mendekat dengan tangannya bersedekah. Tatapannya dingin seperti sedang menatap benda yang menjijikkan. Dengan satu tarikan kuat, Christ memutar kursi Anna agar menghadap kamera.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya dengan suara serak.

Wanita di samping Christ mendengus geli. "Oh lihat ini, gadis kecil berani bicara." katanya lalu berjalan mendekat dan—

PLAK!

Menampar pipi Anna dengan keras.

Anna merintih pelan, kepalanya terpelanting ke samping rasa panas menjalar di pipinya. Tapi ia menggigit bibirnya menahan diri untuk tidak menangis.

Christ berjongkok di depannya menatap wajah Anna yang kini sedikit memerah.

"Kau tahu, Anna," katanya pelan, "Aiu benar-benar ingin tahu... Kenapa Damian begitu tertarik padamu?"

Anna diam. Ia tahu ini bukan sekadar penculikan biasa. Ini adalah dendam.

Christ tertawa kevil lalu berdiri menata kamera yang mengarah pada Anna.

"Kami hanya ingin bermain sedikit," katanya santai. "Dan ku pikir, kamu akan senang melihat ini."

Anna terbelalak.

"Kau gila. Lepaskan aku!" teriak Anna.

Christ tersenyum lebar.

BUK!

Anna tersentak. Rasa perih menjalar dari bibirnya yang kini robek dan mengeluarkan darah.

"Damian takkan diam saja setelah ini," bisiknya dengan sisa keberanian yang ia punya.

Christ terkekeh sambil menarik rambut Anna dengan kuat.

"Itu yang ku harapkan."

Anna kembali merasakan kegelapan akan menyelimutinya lagi. Namun, ia kembali sadar saat Christ melepaskan ikatan ditubuhnya. Christ menarik lengannya dengan kasar dan membantingnya ke tempat tidur yang sudah lusuh dan kembali mengikat tubuhnya.

"Pegangkan kameranya." ujar Christ pada wanita yang bersamanya.

Dengan sisa tenaga yang Anna punya, ia mencoba untuk bangkit dan melawan. Tapi ia sudah tidak bisa lagi merasakan tangannya. Tali yang mengikatnya terlalu erat meninggalkan luka merah di pergelangan tangannya. Dadanya naik turun, napasnya berat. Sementara rasa sakit masih menusuk di sudut bibirnya yang koyak.

Di depannya, Christ tersenyum dingin.

"Apa rasanya, hm? Menjadi mainan yang tak berdaya?" suaranya terdengar meremehkan dan penuh kebencian.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Anna dengan sorot mata yang sayu.

Christ tertawa kecil lalu tanpa peringatan, ia kembali meraih rambut Anna dan menariknya ke atas dengan kasar. Anna menahan erangan dengan rahangnya sedikit mengeras.

"Kau adalah alat," bisik Christ di telinga Anna. "Alat untuk membuat Damian bertekuk lutut."

Dengan satu gerakan, ia mendorong tubuh Anna menghantam tempat tidur kembali. Punggungnya menghantam kasur dengan keras, tubuhnya nyaris terlonjak. Sebelum sempat bergerak—

CTASS!!

Sabuk kulit itu melayang di udara mencambuk tubuhnya.

" Agh—" Anna mengatup bibirnya menahan rasa perih yang menjalar di kulitnya.

Christ mengayunkan sabuk itu lagi, meninggalkan jejak merah di lengannya yang sudah berdarah. Di samping ranjang, wanita yang bersama Christ tertawa puas sambil merekam kejadian itu dengan kamera.

"Lihat dia, sungguh menyedihkan."

Christ tersenyum miring menikmati pemandangan Anna yang menggeliat kesakitan di atas tempat tidur.

"Damian pasti terguncang melihat ini."

.

.

.

Next👉🏻

(Komen lah ah!)

1
insos
bagus ceritanya 🙏🙏
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa💕
total 1 replies
insos
ia lah di tampar mana ada orang senang di cium orang asing egee 🤦🏽‍♀️
insos
waowwww
Semangat
deg degan bacanya thor😭
Semangat
kok susu sih thorr,😭
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Alen's Vy: Terima Kasih.. ☺️otw singgah jugaa🤩
total 1 replies
Semangat
ini typo thorr
Alen's Vy: Iyaaa😭👍🏻
total 1 replies
Semangat
lanjut thorr
Semangat
Bagus banget, feel nya juga nyampe ke pembaca!
Alen's Vy: Makasih😍 Like dan komen ya, kritik saran juga boleh🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!