NovelToon NovelToon
ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Persahabatan / Fantasi Wanita / Transmigrasi Copyman
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Kisah Odelia sang putri duyung terpaksa memindahkan jiwanya pada tubuh seorang wanita terdampar di tepi pantai, kerena situasi berbahaya sebab ia di buru oleh tunangan serta pasukan duyung atas kejahatan yang ia tidak lakukan.

Di sisi lain wanita terdampar dan hampir mati mengalami hal yang pilu di sebabkan oleh tunangannya.

Akankah Odelia mendapatkan kembali tubuh duyungnya untuk membalaskan dendamnya serta orang yang telah merebut kebahagian tubuh yang ia ditempati atau Odelia memilih menjalani hidup bersama orang yang mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Cahaya lilin pada kaca menerangi balkon di rumah Catherine, Odelia serta Penelope tengah memotong dan membuang bagian pada bunga yang tidak di gunakan.

“Pen!” terdengar dengar panggilan Davian, Penelope segera melihat ke sisi jalan melalui pagar balkon terlihat Davian, Adrian serta Ael bersamanya.

“Tunggu!” Penelope segera pergi untuk membukakan pintu rumah, sedangkan Odelia telah memulai membuat karangan bunga.

Memasuki balkon dengan bunga masing-masing di tanganya, Davian membawa anyelir merah dan mawar putih, Adrian membawa Baby blue eyes dan Baby breath dan Ael membawa Peony ungu dan Daisy putih.

Mereka segera menarik kursi dan duduk di meja bundar, di ujung balkon Penelope tengah mengasap daging untuk mereka makan malam nanti.

Adrian dan Ael yang duduk berhadapan di samping kiri kanan Odelia melihat bunga-bunga dan tampak asing Odelia sukai, Adrian melihat sekumpulan bunga Hydrangea berwarna ungu dan biru sedangkan Ael melihat tulip pink di sisi tangan Odelia. Kedua berpikir siapa yang memberikan bunga itu pada Odelia.

......................

Anthony tengah merangkai bunga bersama ibunya tiba-tiba merasa seseorang menatapnya dengan tajam, ia merasa takut untuk sesaat.

“Ada apa sayang?” Istri Tuan Louise mengelus rambut Anthony.

“Aku baik-baik saja, ibu” keduanya segera melanjutkan merangkai bunga bersama.

......................

Odelia telah menyelesaikan rangkaian bunganya dengan perpaduan bunga tulip putih dan sedikit bunga tulip pink dengan daun-daun hijau di sekelilingnya. Bangkit dari kursinya untuk menyimpan rangkaian bunga di kamarnya dan kembali duduk untuk membuat rangkaian bunga lainya.

“Kamu membuat dua rangkaian, Cath?” Penelope bertanya melihat Odelia kembali memilih bunga.

“Ya, satu untuk ibuku dan satu untuk ku” Odelia tersenyum ringan ia sengaja membuat dua rangkaian bunga untuk mengingat ibunya, Catherine serta ibu Catherine yang ia tidak kenal.

Mereka seketika menatap Odelia dengan berbeda kemudian kembali membuat rangkaian bunganya masing-masing.

“Dimana lilin yang telah ku beli?” Penelope mencari lilin kecilnya.

“Mungkin masih di keranjang, aku akan mengambilnya” Odelia meletakan gunting di tanganya.

“Terimakasih, Cath” Penelope tersenyum manis pada Odelia menuju lantai satu dan berjalan menuju meja makan untuk mengambil lilin.

Saat mencari lilin di keranjang, ketukan pintu terdengar. Odelia membuka pintu, terdapat Jamie dengan tampilan yang sedikit berantakan membawa beberapa warna bunga.

“Selamat malam, Cath” dengan terengah-engah Jamie tersenyum pada Odelia.

“Ini untuk mu”

“Aku ingin membersihkan diri” Jamie memberikan seikat bunga mawar merah pada Odelia dan segera berlari menuju kamar mandi.

Odelia menerima bunga mawar, mencium aroma bunga ia tersenyum tipis menutup pintu dan kembali menuju balkon membawa lilin dan mawar merah di tanganya.

“Ini dia” Odelia meletakan sekantong lilin kecil di meja.

“Sentuhan terakhir, darimana asal bunga mawar itu, Cath?” Penelope penasaran melihat Odelia kembali dengan seikat mawar merah di tanganya.

“Jamie” Odelia meletakan mawar di meja dan kembali melanjutkan membuat rangkaian bunga, mendengar pertanyaan Penelope. Adrian dan Ael melirik bunga merah di dekat Odelia kedua seperti melihat wajah bangga Jamie membuat keduanya merasa sedikit kesal di hati mereka.

Beberapa saat kemudian, Jamie muncul di balkon dengan rambut basah dan membawa piring berisikan roti di tanganya.

“Ahh… apakah daging ini sudah matang? Aku sangat lapar” Jamie segera menuju pemanggangan.

“Sudah” Penelope menjawab dan menyelesaikan rangkain bunganya.

“Dimana kau mendapatkan roti ini hah?” Penelope mengentikan jarinya pada dahi Jamie.

“Akh! Aku melihatnya di meja” Jamie menyentuh dahinya.

“Ya sudahlah, kita akan memakanya bersama nanti” Penelope menghela napas, mengambil rangkaian bunga yang telah ia selesaikan menuju kamarnya untuk di simpan.

Menyelesaikan rangkaian bunga, mereka segera merapihkan meja dan makan bersama berbincang mengenai persiapan festival nanti.

Membawa sisa bunga yang masih utuh, Odelia meninggalkan balkon menyimpan bunga-bunga di kamarnya. Memilih beberapa tangkai bunga mawar merah dan tulip putih untuk di simpan dalam vas di kamarnya, Odelia meletakan sisa bunga lainya di meja dekat jendela depan kamarnya.

Membawa vas bunga, ingin mengisinya dengan air membuka pintu kamarnya Adrian muncul dengan teko berisikan air di tanganya.

“Ini untuk bunga mu” Adrian menyerahkan teko pada Odelia, dengan vas di tanganya Odelia meletakan vas terlebih dahulu pada meja dan mengambil teko di tangan Adrian.

Adrian masih berdiri diam di depan pintu kamar Odelia.

“Terimakasih” Odelia melihat Adrian yang masih berdiri di tempat tanpa bergerak sedikit pun.

“Cath..” Adrian dengan pelan.

“Ada apa?” Odelia meliriknya, menuangkan air pada vas bunganya.

“Tidak ada”

“Selamat malam” Adrian segera pergi menuju balkon, ia tidak dapat mengucapkan apa yang ingin ia sampaikan pada Odelia.

Odelia kembali ke balkon dan duduk seperti tidak terjadi apapun, Ael di sampingnya merasa ada yang aneh di antara Adrian dan Odelia.

“Mereka bertengkar?” Ael melirik keduanya kemudian meminum teh di tanganya.

Setelah menikmati waktu bersama para pria segera berpamitan untuk pulang, Penelope mengantar mereka hingga ke pintu sedangkan Odelia seperti biasa ia akan memasuki kamarnya terlebih dahulu.

......................

Dalam perjalanan pulang Ael pergi terlebih dahulu di susul oleh Jamie yang merasa sangat lelah karena telah menyelesaikan tugas membersihkan kolam dan patung tersisa Davian dan Adrian yang berjalan bersama.

“Kau bertengkar dengan Catherine?” Davian melirik Adrian yang terdiam saat makan malam.

“Ya, mungkin aku telah membuatnya marah” Adrian dengan lesu.

“Segeralah meminta maaf padanya” Davian menepuk pundak Adrian untuk memberikanya semangat, Adrian tersenyum masam mengingat ia jarang bertemu dengan Odelia.

......................

Semua orang di kota tengah mengerjakan persiapan untuk esok hari festival, Odelia serta Penelope bersama para pekerja dan pelayan toko menyelesaikan roti untuk parade esok di alun-alun kota hingga senja.

“Bawalah ini untuk Tuan Laurent, ia harus mencobanya terlebih dahulu sebelum esok” Elio memberikan keranjang pada Odelia.

“Aku dan Penelope akan pergi ke alun-alun kota untuk melihat kios kita nanti”

“Dan sisanya merapihkan tempat ini” Elio memberikan arahan pada semua orang.

“Baiklah, aku akan pergi” memegang keranjang di tanganya, Odelia menutup pintu toko dan berjalan menuju rumah Tuan Laurent.

Sampai di rumah Tuan Laurent, saat ingin mengetuk pintu.

Pintu terbuka seketika, Calix membuka pintu dan terkejut melihat Odelia di hadapanya. Keduanya saling bertatap mata tanpa berkata apapun.

“Aku akan menemui Tuan Laurent, menyingkirlah” Odelia berkata dingin pada Calix.

“Cara bicara mu berubah setelah kita berpisah”

“Selama ini kau berpura-pura” Calix menarik tangan Odelia dengan keras membuat tubuh Odelia terbawa olehnya.

“Siapa yang kau sukai di antara mereka?” Calix menatap Odelia.

“Bukan urusan mu” Odelia tersenyum sinis padanya, Calix mengencangkan cengkraman tanganya.”

"Jawab aku, Catherine!” Calix mengcengkram dagu Odelia.

“Kau menyesalinya Calix?” Odelia tetap tenang, walaupun ia merasakan sakit di tangan dan dagunya.

“Lepaskan ia, Jamie” Adrian menahan tangan Calix dan menatapnya dengan tajam.

“Kau selalu ikut campur dengan urusan ku” Calix melepaskan Odelia, pergi dengan kesal meninggalkan Odelia.

“Ian, kau bersama seseorang?” Tuan Laurent mendengar suara Adrian.

“Ya, Catherine di sini menemui mu” jawab Adrian saat melihat keranjang di tangan Odelia.

Odelia menarik lengan gaunya untuk menutupi memar yang akan muncul dan segera menemui Tuan Laurent di kamarnya, melihat itu Adrian ingin mengatakan sesuatu tetapi Odelia sudah memasuki kamar Tuan Laurent.

...----------------...

1
Jovanka
Apakah sesungguhnya Ael pangeran dari negeri tetangga?? suka gemes dgn interaksi odelia dan Ael 😁
Tilia: /Doge/ hehehe /Chuckle/
total 1 replies
Diane J
✨✨
Tilia: ,,❣️❣️❣️
total 1 replies
Jovanka
semangatt !!!
Tilia: Semangat ✨✨✨
Terimakasih kak ,❣️
total 1 replies
Dayra Malay
Bingung harus ngapain tanpa cerita ini setiap malam 😔
Tilia: Di tunggu ya kak 😊
update secepatnya 🚀
total 1 replies
Bridget
Kisahnya bikin aku lebih semangat menghadapi hidup!❤️
Tilia: Makasih Kak /Heart/
Semangat terus 💪🏻....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!