NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:256.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Menuntut Hak Asuh Baby Kenzo

Julian tidak bereaksi. Matanya hanya menatap lurus, penuh perhitungan.

Mama Rissa melanjutkan, “Julian, saya kecewa padamu. Kamu tega mengusir Aulia dari rumah sakit hanya karena tuduhan yang tidak terbukti terhadap Rumi. Kamu lebih membela orang luar dibanding adik iparmu sendiri. Itu menyakitkan.”

Aulia menunduk, seakan ingin menampilkan wajah paling tersakiti.

Julian mengangkat dagunya sedikit. “Kalau memang tidak terbukti, kenapa sampai hari ini aku masih melihat Aulia berkeliaran membawa masalah? Kalau dia tak salah, semestinya dia bisa membersihkan namanya dengan cara yang lebih terhormat, bukan dengan drama. Tapi kenyataannya, Aulia memang telah melakukan kesalahan pada Rumi, dan itu ada buktinya dari rumah sakit!”

“Cukup, Kak Julian!” Aulia meledak, namun segera ditepuk lagi tangannya oleh Mama Rissa agar diam.

Heru akhirnya angkat suara. “Izinkan saya menjelaskan, Tuan Julian. Berdasarkan hukum keluarga, hak asuh bayi yang masih berusia di bawah lima tahun, apalagi jika ibunya masih hidup—meski dalam keadaan koma—lebih sah berada di tangan keluarga pihak ibu. Artinya, keluarga Bu Tisya yang berhak merawat Baby Kenzo untuk sementara waktu. Sedangkan pihak ayah, Anda, tetap memiliki kewajiban penuh memberikan nafkah.”

Julian mengangkat alis. “Lanjutkan.”

Heru membuka map, mengeluarkan beberapa lembar dokumen. “Kami sudah menyiapkan draftnya. Sesuai yang diajukan oleh pihak keluarga ibu, jumlah nafkah yang dianggap pantas adalah sebesar dua ratus juta rupiah per bulan. Itu untuk biaya hidup, kesehatan, dan kebutuhan perkembangan Baby Kenzo.”

Mama Liora spontan tertawa kecil, suaranya seperti ejekan halus. “Dua ratus juta? Untuk bayi? Dia minum susu emas apa sampai segitu mahalnya? Lucu sekali.”

“Dan yang paling cucunya, anak saya dengan istrinya itu belum berpisah, belum bercerai. Kenapa Anda jadi menggugat hak asuh cucu saya. Oh ... lucu sekali!” lanjut kata Mama Liora berseloroh.

Aulia menggertakkan gigi, sementara wajah Mama Rissa tetap tegas. “Ini bukan perkara lucu. Ini hak cucu saya. Dan kami serius, Julian.”

Julian diam, hanya menatap dokumen itu tanpa niat meraihnya. Jemari tangannya mengetuk lebih cepat di sandaran kursi.

Heru kembali menegaskan, “Kami berharap pagi ini juga, Baby Kenzo diserahkan kepada keluarga ibunya. Semua sudah jelas, secara hukum posisi kami kuat.”

Itu kalimat yang memantik bara. Julian mendongak, sorot matanya dingin menusuk ke arah Heru. Aura murka terpancar meski wajahnya tetap tenang. “Kalian datang ke rumahku, pagi-pagi, hanya untuk memberitahu aku harus menyerahkan anakku? Kalian kira Kenzo itu barang titipan yang bisa dipindahkan seenaknya?”

“Aku sebagai papanya masih hidup! Dan, masih sanggup mengurus Kenzo!”

Suara Julian tidak meninggi, tapi justru ketenangan itulah yang membuat semua orang di ruangan itu bergidik.

Rumi di sudut ruangan menahan napas, tubuhnya menegang. Ia tahu betapa besar kasih sayang Julian pada Kenzo. Tidak ada yang bisa memisahkan ayah itu dari putranya—kecuali maut. Ia pun juga ada rasa tidak rela jika harus berjauhan dengan baby Kenzo.

Mama Rissa menghela napas, mencoba tetap tenang. “Julian, saya hanya ingin yang terbaik untuk cucu saya. Jika kamu keberatan, maka ada pilihan lain kok.”

Julian mencondongkan tubuh ke depan, kedua tangannya bertumpu pada lutut. “Pilihan lain? Katakan.”

Mama Rissa tersenyum miring, penuh perhitungan. “Biarkan Aulia tinggal di sini. Di mansion ini. Sampai Tisya sadar dari koma. Anggap saja Aulia yang menggantikan peran kakaknya sementara waktu.”

Julian terdiam. Mama Liora di sampingnya sudah hampir meledak.

“Tunggu dulu, Bu Rissa. Maksud Anda, anak Anda ini mau tinggal di sini, makan di meja kami, tidur di rumah kami, dengan alasan apa? Supaya bisa mengatur rumah tangga orang lain? Atau Bu Rissa berniat ingin Julian menikahi Aulia sebagai pengganti Tisya, begitu?” sindir Mama Liora.

Mama Rissa mengabaikan, lalu melanjutkan, “Dan sebagai gantinya, Julian harus memberikan nafkah sebesar lima puluh juta setiap bulan untuk Aulia. Jangan berani mengusirnya lagi dengan alasan apa pun. Kalau tidak, maka kami akan menuntut hak asuh penuh untuk  Kenzo,” ancamnya penuh percaya diri.

Hening. Udara seakan membeku.

Julian mengangkat wajahnya perlahan, menatap lurus ke arah Mama Rissa. “Jadi sebenarnya bukan Kenzo yang kalian inginkan. Tapi kenyamanan hidup Aulia.”

“Jangan bicara sembarangan, Kak!” Aulia menyela, matanya berkaca-kaca. “Aku hanya ingin menjaga keponakanku saja, Kak Julian!”

Julian mengibaskan tangannya dingin, seolah menepis kata-kata itu. Ia lalu menoleh sekilas ke arah Rumi yang masih berdiri kaku di dekat pilar. “Rum, tolong pastikan Kenzo tidak diganggu siapa pun pagi ini. Saya tidak ingin anak saya mendengar suara-suara yang tidak penting.”

Rumi mengangguk cepat, “Baik, Pak Julian,” lalu melangkah keluar dengan hati berdebar.

Perhatian kecil itu, meski dengan nada dingin, membuat Aulia semakin mendidih. “Kak Julian! Kenapa selalu dia yang kamu dengarkan? Kenapa Rumi selalu jadi orang yang paling Kakak percayai? Aku ini adik iparmu sendiri!”

Julian menoleh pelan, tatapannya menusuk. “Karena Rumi tahu bagaimana menjaga anakku. Sementara kamu? Hanya tahu membuat masalah.”

Aulia tercekat, wajahnya memerah menahan amarah bercampur malu.

Mama Rissa mencoba menahan situasi agar tidak semakin meledak. “Julian, sekali lagi, ini bukan tentang siapa yang salah atau benar. Ini tentang cucu saya. Tentang darah daging Tisya. Kamu harus mempertimbangkan baik-baik. Jangan egois.”

Julian akhirnya bersandar kembali, menghela napas panjang. Untuk pertama kalinya sejak pertemuan itu dimulai, ia menutup mata sejenak, seakan sedang menenangkan badai di dalam dadanya. Ketika ia membuka mata, kilatan tajamnya kembali menusuk.

“Aku akan bertanya sekali lagi, Mama Rissa. Apa sebenarnya yang kau inginkan? Hak asuh penuh atas Kenzo, atau kenyamanan hidup untuk Aulia?”

Mama Rissa tersenyum miring, nyaris puas karena pertanyaannya berhasil dijawab tepat sasaran. “Keduanya bisa berjalan berdampingan, Julian. Tapi pilihan ada di tanganmu. Serahkan Kenzo, atau biarkan Aulia tinggal di sini dengan segala fasilitasnya.”

Julian bangkit berdiri, tubuh tingginya menjulang membuat semua mata otomatis menoleh. Suara hak sepatunya menghantam marmer lagi, namun kali ini langkahnya lebih berat, penuh tekanan. Ia berdiri tegak di hadapan Mama Rissa, menunduk sedikit agar wajah mereka sejajar.

“Aku tidak pernah menawar anakku, Mama Rissa. Jangan pernah berpikir bisa menukarnya dengan apa pun.” Suaranya rendah, tapi mengandung bara yang siap meledak.

Mama Liora berdiri ikut menopang putranya. “Kalau memang mau perang, ayo perang. Tapi jangan pernah coba-coba ambil cucu saya dari rumah ini.”

Heru menelan ludah, merasakan ketegangan yang sudah hampir tak terkendali. Sementara Aulia duduk kaku, jantungnya berdegup kencang, separuh takut, separuh tak rela.

Julian menoleh sekali lagi ke arah lantai dua, memastikan Rumi sudah benar-benar membawa Kenzo menjauh dari ketegangan ini. Ada rasa lega terselip, meski wajahnya tetap dingin.

“Pilih kata-katamu dengan hati-hati, Mama Rissa. Karena sekali kamu mencoba menyentuh anakku, maka aku akan menunjukkan padamu siapa sebenarnya Julian Aryasatya.”

Suasana ruang tamu itu kian membeku, dan belum ada yang tahu ke arah mana badai ini akan meledak.

Bersambung .... ✍️

1
Oktaviani Agustina
Wah mkn seruuuu
Rida Arinda
nungguin Derry ngomong 😳😳😳
Yam Mato
semakin dag dig dug mom nunggu part selanjutnya
Engkar Sukarsih
ayo...dar der dor keluar kasi tau sama ci juli rahasia yang kamu sembunyikan.biar juli tau kelakuan berengsek ci tiysu 🤪🤪🤪
Kimo Miko
aku ikutan panik karena pagi itu julian akan membahas yang sangat penting dengan derri.? julian setelah tahu siapa mamaknya baby kenzo apa reaksinya ya. semakin penasaran
juwita
pada g sabar mom nunggu Dery cerita sm pak jul. tkt tisya keburu sadar
juwita
mom bongkar dl kebusukannya tisya. Julian hrs tau smuanya jgn smpe tisya plg ke rmh Julian msh blm tau kebusukannya tisya tktnya malah rumi yg di serang sm tisya dn keluarganya
Naufal Affiq
Alasan rumi,dia gak mau jauh darimu,maka nya pak julian,cepetan datang ke kantor,tanya derry masalah rumi,pasti bapak tetkejut
nonoyy
emang yaa pak julian ni susah bgt ditebak wkwk 😅
nonoyy
yaa baguslah kalau tisya sadar biar semua cepat terungkap, 😌
Ooh derry dimana k engkau...
Kimo Miko
semua akan terkuak satu persatu. siapa rumi, baby kenzo darah daging siapa, bahkan ada apa dengan tysa. semakin penasaran pemirsa.
Mulaini
Nggak sabar lihat Julian bertanya ke Derry dan Derry mengungkapkan kebenarannya.
Mulaini
Julian pernah hilang ingatan atau benar² lupa tentang masa lalu?
Farani Masykur
ibarat amplop dan prangko maunya nempel terus
Farani Masykur
dilema mendera jika julian tau tisya sdh sadar rasa antara tetap setia atau memilih pada siapa hati berlabuh
.
tolong ya der ntar lu harus ngomong jujur sejujur jujurnya
Rosvita Sari Sari
derry where are u 🤣
❀∂я ♍𝐦𝐨𝐨𝐧 three
deri kenapa belum juga cerita kejadian yang sebenarnya, keburu sadar tisya, nanti barang bukti bisa dilenyapkqn klo sampai tidak tahu
❀∂я ♍𝐦𝐨𝐨𝐧 three: aiss jadi typo maksudnya kalau sampai tisya tahu
total 1 replies
Bunda Aish
Derry where are you?! ayolah cepat muncul membawa berita heboh yg sudah ditunggu-tunggu
Bunda Aish
waduhhh jangan sampai karena Tisya sadar Jul jadi lupa tanya ke Derry ttg rahasia yg selama ini tersembunyi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!