Sepupu Perempuanmu Adalah Maut

Dion pun menceritakan semuanya apa yang terjadi. Sedangkan Mama Hani menangis dan memeluk putrinya. Tania hanya terdiam mendengar semuanya hingga kemudian dia menangis histeris. Dia tidak peduli dengan rasa sakit di perutnya. Andai saja ini hanya mimpi buruk. Tapi sayangnya ini kenyataan. Dion dan Mama Hani berusaha menenangkannya. Sesaat kemudian Nia terdiam dan mengingat semua kenangannya dengan Kenzi. Dia tidak menyangka kalau Kenzi akan meninggalkannya secepat ini.

"Kamu harus sabar , kuat dan tabah sayang. Ingat sekarang kamu sudah punya anak dua yang membutuhkan kamu." Ucap Mama Hani. Tania pun menatap anak-anaknya dan mengangguk. Dia harus kuat demi kedua anaknya. Nia ingin pulang dan melihat suaminya untuk terakhir kalinya. Meski begitu sebenarnya Nia belum bisa pulang dari rumah sakit. Tapi dia bersikeras untuk pulang ke rumah. Mama Hani dan Dion pun meminta Nia bisa pulang sekarang.

Sesampainya di rumah. Tania berjalan masuk dan melihat jazad suaminya. Sedangkan kedua anaknya di bawah oleh Bi Tin ke kamar.

"Ken, bangun sayang. Kamu tidak mau melihat anak kita? Kamu tahu anak kita yang cowok mirip sekali denganmu dan yang cewek mirip aku. Kamu pasti akan merasa bahagia setelah melihatnya. Pliase bangun sayang. Jangan tinggalin kami. Aku ngak bisa hidup tanpa kamu Ken. Kamu sudah berjanji untuk selalu ada untuk aku. Sayang bangun hiks...hiks...hiks..." Tania yang terus menangis dan memeluk suaminya. Papa Bian , Mama Hani dan Dion tidak tegah melihat Tania seperti ini. Banyak orang yang hadir, termasuk kerabat, teman dan rekan bisnisnya. Gisel dan Jovanka shock mendengar kematian Kenzi yang cukup tragis. Gisel dan Jovanka akan ke Indonesia bersama dengan orangtua Kenzi.

Seluruh keluarga melakukan proses pemakaman. Kenzi akan di kuburkan di tempat perkuburan terdekat.

"Aku ikut ya. Kita akan pergi sama-sama." Ucap Tania tersenyum dan memeluk suaminya untuk terakhir kalinya sebelum di makamkan. Mama Hani sudah tidak sanggup melihatnya dan langsung di peluk Dion.

"Sayang, istighfar. Kamu harus kuat. Ingat anak-anak kamu. Dan Kenzi akan sedih di sana jika melihatmu seperti ini." Ucap Papa Bian dan memeluk putrinya. Tak terasa air matanya menetes. Rasanya tidak adil melihat putrinya menderita yang kedua kalinya.

"Papa, kenapa Kenzi ninggalin Nia Pah hiks..?Bukannya dulu Kenzi udah janji sama Nia hiks..hiks..hiks.."

"Sabar sayang. Semua udah jadi takdir. Yakin suatu hari nanti akan ada kebahagiaan setelah cobaan yang kamu lalui" Ucap Papa Bian. Tania pun mengangguk dan melihat Kenzi untuk yang terakhir kalinya.

"Selamat jalan sayang. Dan makasih udah pernah hadir dan memberikanku banyak cinta dan kebahagiaan. Aku janji akan menjaga anak-anak kita dengan baik. Kamu yang tenang di sana ya. See you my husband." Ucap Tania dan mencium suaminya.

Dan setelah itu semua orang pun mengangkat Jenazah untuk di makamkan. Dan berlalu pergi. Tania hanya bisa mendoakan dan tidak bisa ikut melihat tempat peristirahatan suaminya. Tapi dia janji setelah dia pulih, dia akan sering ke sana. Mama Hani pun memeluk putrinya. Dion,Papa Bian juga pergi. Mama Hani memilih untuk tidak ikut dan menemani Nia.

"Mah, aku ke kamar dulu." Ucap Tania. Mama Hani pun mengangguk.

"Iya sayang."

Setelah sampai kamar Tania pun menghampiri kedua anaknya. Kiano Alionel Anderson dan Kiara Alezandria Anderson. Nama pilihan Papanya jika anaknya cewe dan cowok.

"Makasih ya Bi." Ucap Tania. Bi Tin pun mengangguk tersenyum dan berlalu pergi.

"Bibi ke belakang sebentar ya Non. Panggil bibi kalau non Nia butuh sesuatu." Ucap Bi Tin.

"Iya Bi."

Tania pun mencium putra dan putrinya yang tertidur pulas.

Tidak lama kemudian proses pemakaman sudah selesai. Dion, Papa Bian dan semua orang sudah pulang.

"Mah, Nia dimana?" Tanya Dion.

"Dia lagi di kamar sayang. Biarkan dia istirahat dulu." Ucap Mama Hani. Dion pun mengangguk.

KeEsokan harinya Papi Gani Mami Tia, Gisel dan Jovanka datang.

Mama Hani langsung memeluk besannya dan saling menguatkan. Meski sulit untuk di terimah tapi bagaimanapun ini sudah takdir.

"Nia dimana?" Tanya Mami Tia.

"Di kamar." Ucap Mama Hani. Dan mengantar orangtuanya Kenzi dan juga Gisel Jovanka ke kamar. Sesampainya di sana Tania langsung memeluk mertuanya dan menangis. Mertuanya berusaha menguatkan Nia begitupun sebaliknya. Setelah itu Orangtua Kenzi menggendong cucunya.

"Hey sayang ,ini Oma dan Opa." Ucapnya Mami. Sangat mirip dengan putranya saat masih bayi dulu.

"Nama kamu siapa sayang?" Tanya Mami.

"Kiano Alionel Anderson dan Kiara Alezandria Anderson." Ucap Tania.

"Wah nama yang indah." Ucap Papi Gani.

"Nama yang sudah di siapkan Kenzi Pih." Ucap Tania.

"Oiya sayang. Maaf ya, Mami dan Papi tidak bisa lama-lama. Karena sebentar Mami dan Papi akan berangkat lagi." Ucap Mami. Setelah ke makam anaknya dia akan kembali ke Australia.

"Kenapa ngak nginep dulu di sini Mi, Pi?" Tanya Tania.

"Mami, Papi maunya seperti itu sayang, tapi kasian nenek kamu di sana." Ucap Mami. Mama dari Papinya Kenzi. Dia masih hidup tapi dia sudah sangat tua dan tidak bisa kemana-mana lagi. Mama Hani dan semuanya mengangguk mengerti.

"Oiya sayang. Setelah 4 bulan Kenzi di sana. Dia menitipkan ini ke Mami dan Papi." Ucap Mami dan memberikan map ke Tania.

"Apa ini Mih?" Tanya Tania.

"Itu surat-surat harta warisan yang sudah di pindahkan atas nama kamu sayang." Ucap Mami dan Papinya tersenyum. Apalagi sekarang umur mereka juga sudah tua. Tidak ada yang berhak mengambil semuanya selain menantu dan cucunya. Dia sudah ingin istirahat dan tidak ingin bekerja. Harta yang di simpan sangat cukup untuk masa tua mereka.

"Tapi Mih," sebelum Tania melanjutkan ucapannya Mami memotongnya.

"Jangan di tolak sayang. Kami sudah memikirkan semuanya. Dan Mami Papi yakin kamu bisa mengelolahnya dengan baik." Ucap Mami Papi. Tania pun mengangguk dan berjanji akan menjaga dengan baik. Dan mengelolah perusaahan suaminya.

Setelah itu, Orangtua Kenzi berpamitan. Dan soal Gisel dan Jovanka, untuk sementara waktu dia ingin tinggal dulu di Indonesia untuk menemani sahabatnya. Untuk sekarang Nia sangat membutuhkan mereka.

"Thanks. Kalian selalu ada untuk aku." Ucap Nia dan memeluk kedua sahabatnya.

"Anything for you baby. Dan kita akan selalu ada untuk kamu." Ucap Gisel dan Jovanka

Sedangkan di tempat lain Ansel sudah mengetahui kalau Kenzi meninggal dari orang suruhannya yang selalu memata-matai Nia. Sudah 7 bulan berlalu Dian tidak pernah muncul lagi. Entah kemana. Dan keluarganya juga sudah tidak peduli. Soal Tiara, dia di bawah oleh neneknya Rita dan Om nya Tio ke USA. Karena setelah kematian Papa Tian. Ansel melakukan tes DNA. Dan ternyata Tiara bukanlah anak kandungnya. Mama Rita merasa malu dan membawa cucunya. Bagaimanapun anak itu tidak berdosa.

"Aku akan mendapatkanmu kembali dengan cara apapun." Ucapnya dengan tersenyum.