NovelToon NovelToon
My Fantasy Came True

My Fantasy Came True

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.

apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?

🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Ivander menyentuh belakang kepalaku lalu mendekatkan kearahnya. Dia mencium bibirku dengan memburu. Aku merasakan perbedaan di antara ciuman yang biasa ia lakukan. “Mmph..” ciumannya terasa kasar dan memburu. Ivander mencium ku dengan intens hingga melumatnya lebih dalam hingga aku kesulitan bernafas. Dia melakukannya seolah ingin membungkam mulutku untuk tidak mengatakan hal yang menyakiti hatinya.

“Haa.. “ hela nafasku setelah Ivander melepaskan ciumannya. Tatapan yang sedih dengan bibir yang sedikit bengkak karena ciuman yang tak terkendali. Tangannya menyentuh pipiku lalu membelainya dengan lembut. Dia mengernyitkan keningnya dan memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas.

Aku tidak bisa mengatakan apapun lagi padanya karena aku tidak punya keberanian dan hal yang patut di banggakan setelah merasa harga diriku jatuh karena memeluk pria lain dan di lihat olehnya dan ajudan putra mahkota.

Meski aku sangat yakin kejadian ini tidak akan tersebar karena sebagai ajudan pasti dia tidak akan menyebarkan hal yang akan menyulitkan orang yang paling ia segani. Namun hal yang ku khawatirkan adalah Ivander yang saat ini lebih memilih diam dengan segala kemarahan yang terpendam.

Dia berjalan dengan menggandeng tanganku dan masih bungkam sembari berjalan mengantarku ke kereta kuda. Dia tidak berbicara namun ia membiarkanku pulang sendirian karena dia masih memiliki urusan di istana. Akhirnya hari itu aku tidak berhasil memberikan kesaksianku untuk mengungkap kasus itu namun yang kudapatkan saat ini justru kemarahan Ivander.

Meskipun aku menangis di depannya. Semua itu tidak akan kembali seperti sedia kala. Aku sangat khawatir dia akan melakukan hal buruk kepada putra mahkota.

“Hah! Aku benar-benar bersalah” gumamku merasa frustasi.

Aku pun akhirnya pulang dengan perasaan yang tidak tenang dan berharap Ivander baik-baik saja sampai dia pulang ke mansion. Aku tidak tahu apa yang terjadi di istana namun aku hanya bisa diam tanpa bisa melakukan apapun.

Pelukan perpisahan yang aneh itu seharusnya tidak pernah ku lakukan. Hanya penyesalan yang tersisa dariku. Rasa khawatir dan kegelisahan itu masih terus di rasakan hingga aku tidak menyadari sudah berada di depan mansion Duke Lance, kediamanku yang hangat namun aku sangat takut jika suasana yang hangat di dalamnya akan berubah menjadi dingin seperti perubahan suasana hatinya saat ini.

Aku menatap mansion yang mewah itu tanpa berharap apapun kemudian aku pun dari kereta kuda dan masuk di sambut oleh para pelayan terutama Rose yang terlihat cemas.

“Nyonya?” ucapnya tampak terkejut melihat ekspresi sedih di wajahku. Dia tidak menanyakan keberadaan Tuannya yang tidak terlihat bersama denganku. Dia benar-benar tahu cara menghargai perasaanku. Dia hanya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan melayaniku dengan baik.

Dia membantuku untuk mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang nyaman dan memberikan secangkir teh hangat untuk membuatku lebih tenang. Terkadang dia menatapku seolah ingin mengutarakan apa yang ada di kepalanya namun ia mengurungkan niatnya dan hanya terdiam dan terus melakukan tugasnya.

“Nyonya, saya pamit keluar. Jika ada yang di butuhkan, silahkan panggil saya” katanya dengan sopan. Dia beranjak dari kamarku setelah aku mengangguk dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya.

Tatapanku kosong dan tak bersemangat. Aku membaringkan tubuhku ke ranjang yang besar dan menutupi tubuhku dengan selimut. Aku memiringkan tubuhku dan melihat ke sampingku. Tempat yang kosong dimana sebelumnya tempat itu terisi oleh Ivander yang selalu menatapku hangat dan mendekap ku.

Tanganku menyentuh tempat yang kosong itu dan meneteskan air mataku. Perasaanku bercampur aduk. Sebelumnya aku dan dia merasakan kebahagiaan yang hangat namun kali ini semuanya menjadi dingin. Aku menangis hingga aku tidak sadar tertidur menunggu gerangannya akan datang.

*

*

*

Hingga keesokan harinya saat aku membuka mataku. Ivander tak kunjung pulang dan tak ada di sampingku. Tanganku masih berada di samping dan tidak ada jejaknya meski hanya sekilas. Perasaanku menjadi kacau dan menangis kembali.

Rupanya Ivander tidak mendatangiku dan masih marah terhadap diriku. Hanya dengan diabaikan seperti ini saja kau sudah sangat sedih dan sakit apalagi jika semua ini akan pergi dan hilang dari hidupku. Bagaimana jika aku kembali ke dunia asalku. Aku sungguh tidak bisa membayangkan hidup tanpanya.

Rose mendatangiku setelah mendengar tangisku dan khawatir terjadi sesuatu padaku. “Nyonya? Anda kenapa?” tanya Rose mendekat ke arahku dan merangkulku.

“Haa.. Rose. Dimana Ivander?” tanyaku padanya. Aku menarik lengan bajunya dan bersandar padanya. Rose mengusap-usap bahuku berusaha menenangkan ku. “Tuan? … Tuan belum pulang Nyonya” jawabnya merasa bingung. Aku menangis semakin menjadi-jadi mendengar bahwa Ivander bahkan belum pulang ke rumah.

Aku semakin takut bahwa dia tidak ingin melihatku lagi dengan segala kekecewaan yang ia rasakan.

Rose berusaha membuatku tenang dengan segala caranya. Dia bersikap seperti sahabat yang memahami kesedihanku namun aku tidak bisa mengatakan apa yang telah terjadi di istana karena akan menurunkan martabatku sebagai Duchess di mansion ini.

Hari itu aku hanya mengurung diri di kamar hingga membuat semua yang berada di mansion khawatir mendengar tentangku. Mereka bertanya-tanya namun mereka sepertinya menduga bahwa ada perselisihan di antara aku dan Ivander karena dia belum pulang setelah pergi ke istana bersamaku.

“Nyonya, silahkan makanannya” ucapnya sambil membawakan makanan di meja kamarku. Aku hanya melihatnya sibuk menata makanan itu namun aku tidak berselera sama sekali dan hanya membiarkannya.

Pelayan itu keluar dan hanya melirikku tanpa menanyakan apapun lalu sudah keluar dari kamarku. Pelayan yang baru ku lihat karena hari itu Rose sedang melakukan tugas dariku untuk mencari informasi mengenai keberadaan Ivander karena aku sangat khawatir dan takut jika ada hal yang terjadi padanya.

Di mansion sama sekali tidak dapat kabar apapun darinya bahkan kepala pelayan di mansion juga tidak mendapatkan kabar apapun darinya.

Aku hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun dan hanya menunggu kabar yang akan datang mengenai keberadaan dan keadaannya. Ruangan di kamarku terasa dingin tanpanya. Kehangatan yang baru kurasakan kini sirna.

“Kemana dan sedang apa Ivander? Kenapa belum ada kabar darinya” dalam benakku.

Dari pagi hingga sore hari Rose belum datang menemui ku untuk memberikan informasi mengenai keberadaan Ivander. Aku berusaha bersikap dan berfikir positif namun rasa khawatir dan cemas semakin masuk dalam pikiranku dan menjadikannya sangat kacau.

Tak ada satu pun yang bisa di tanyakan. Meski aku sudah meminta kepala pelayan untuk ikut mencari dan menanyakannya ke istana namun tak ada kabar apapun seolah Ivander sengaja menghindar dariku dan tak ingin di ketahui olehku. Aku berfikir bahwa kini dia sengaja melakukannya dan tak ingin bertemu denganku.

1
Riss Si Author
semangat ya
Riss Si Author
ini keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!