NovelToon NovelToon
Fanatic Obsession

Fanatic Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / Karir / Dendam Kesumat / Menyembunyikan Identitas / Office Romance
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Janice SN

Stella adalah seorang aktris terkenal, baginya hidup ini terasa mudah saat begitu banyak penggemar yang mencintainya. Tetapi lama-lama salah satu penggemar membuat Stella tak merasa nyaman, dia selalu mengatakan bahwa Stella harus bersikap baik dan mematuhinya, jika tidak, kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Lalu Stella mulai mencurigai seseorang, apakah orang itu akan tertangkap? Atau Stella malah terperangkap jauh dalam genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Janice SN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serena

Grace terlihat senang, perempuan itu berdiri dari duduknya. "Mari, saya tahu hotel yang tidak jauh dari sini, sebaiknya kita pergi secepatnya." Grace tidak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang masuk ke dalam kriterianya dan seumur hidupnya, tidak ada pria yang akan menolak ajakan darinya.

Austin mengangguk pelan, lelaki itu juga ikut berdiri dan mengikuti Grace dari belakang.

Mereka keluar dari ruangan itu, berjalan pelan melewati orang-orang yang sedang asik dengan dunia mereka sendiri. Lain dengan seseorang, sedari awal dia memperhatikan semuanya, dia ingin memastikan seberapa gilanya Austin.

"Apakah, dia menemukan ikan baru?" katanya yang keheranan. Dia mengikuti mereka hingga keluar, bahkan saat mereka masuk ke dalam mobil yang sama, matanya masih menatap dengan teliti. "Austin memang tidak bisa memiliki satu wanita saja, menyedihkan," ujar William yang geleng-geleng kepala, seharusnya waktu itu, dirinya mencuri Stella saja, pria itu menjadi sedikit menyesal.

***

"Kemana bos kalian itu?! Aku sungguh bosan!" seru Stella yang mengamuk. Perempuan itu memandang sinis pada semua penjaga. "Ah, percuma aku bertanya pada kalian, tidak akan ada yang menjawab."

Para penjaga yang sedang bertugas di dalam rumah itu kompak menundukkan kepala, mereka tidak bisa menjawab sesuatu yang belum disetujui bos mereka.

Stella menyalakan televisi karena bosan, walaupun jam sudah pukul tengah malah, perempuan ini tidak bisa tidur, tubuhnya juga sudah lelah, tapi otaknya ini masih aktif, entah kenapa, dirinya ingin melihat Austin terlebih dahulu.

"Masih dalam bulan berduka, keluarga beliau---"

Stella langsung mematikan televisi, bahkan ketika sudah berhari-hari, televisi masih ramai dengan tayangan mantan perdana menteri, hal itu membuat Stella berdecak sebal. "Aku bahkan tidak berani untuk membuka media sosial."

"Hei lihat, seseorang membagikan foto pelakunya."

Seruan dari salah satu penjaga membuat Stella menoleh, tangannya dengan cepat membuka ponsel dan melihat apa yang sedang terjadi.

"Ini pelaku yang telah membunuh perdana mentari, dia pikir, hidupnya akan tenang."

"Bukankah pelaku itu sangat kurang ajar? Dia menghajar anggota keluarga dari korban! Dia sungguh tidak bermoral"

"Bukankah pelaku pemenuhan itu harus dihukum, dia tidak boleh berkeliaran di kota ini. Ayo, kita cari pelaku itu dan memberikan ganjaran atas apa yang dilakukannya."

Stella yang membaca seluruh komentar itu langsung mematikan ponselnya. Bahkan postingan itu hanya menampilkan foto saat dirinya yang menjambak rambut seseorang, tak yang tahu apa yang terjadi. Kemudian Stella melihat para penjaga itu mulai membicarakan kejadian yang sedang ramai itu. Stella tanpa sadar langsung pergi ke kamar.

"Tapi aku masih baik-baik saja, fotoku diburamkan," ujar Stella, kemudian dia membuka ponselnya lagi untuk melihat akun mana yang memposting foto itu. "Lodie Company?" tanyanya yang melihat akun itu, kemudian Stella menggulir ke bawah, matanya langsung membulat ketika melihat sebagian besar postingan akun itu.

"Kenapa kebanyakan berita buruk tentangku? Siapa CEO perusahaan ini?!" serunya yang kesal sendiri, Stella mencoba mencari di internet tentang perusahaan berita itu, saat menemukan sebuah foto, Stella memperbesar foto perempuan itu, sepertinya wajahnya terlihat familiar.

"Bukankah, wanita itu yang marah-marah saat aku membuat Morgan jatuh? Dia yang bilang Morgan miliknya, bukan? Dan siapa namanya?" Stella mencoba memeriksa lebih detail.

"Elodie Rista?" Stella mencoba mengingat nama yang pernah ia dengar di suatu tempat, tapi ia lupa, kemudian ia langsung membulatkan matanya. Bukankah Elodie adalah teman Morgan? Lelaki itu yang tidak sengaja membocorkan rahasianya, dan apa yang terjadi sekarang? Dia CEO dari perusahaan yang selalu memberitakan kejadian buruk tentangnya? Ini sungguh membuat Stella tak habis pikir, otaknya tanpa sadar mengingat kejadian itu.

"Kalian mau makan apa?" tanya Merry kepada Stella dan Bela. Mereka bertiga malah pergi untuk jajan saat orang-orang sibuk pemotretan kelulusan. Ketiga gadis itu bahkan sudah berganti pakaian, mereka sepertinya tidak terlalu menikmati hari kelulusan, bahkan merasa kabur di hari indah yang dinantikan para murid sekolah.

Stella tersenyum, lalu ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

["Seseorang meminjamkan aku mobil, kita akan pulang bersama!"]

Stella tersenyum manis melihat pesan itu, Merry dan Bela yang mengetahui itu langsung pergi, makan berdua, mereka tidak bisa mencuri Stella dari Asta. Menurut mereka, Stella dan Asta sudah ditakdirkan, sulit untuk dipisahkan.

Stella melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya yang semakin menjauh, perempuan itu tidak sabar untuk bertemu dengan pacarnya.

"Serena?!"

Stella menoleh saat sebuah nama terdengar dari arah lain, gadis itu beralih menatap seseorang yang tadi menyerukan nama itu. Nama yang sudah lama, tak ia dengar.

Perempuan wanita paruh baya itu menyilangkan kedua tangannya. "Tak ku sangka pembunuh suamiku itu sudah besar!" katanya yang mendekati Stella. "Dan kenapa tidak ada yang mengenalmu, bahkan wajahmu ini selalu menghantui mimpi buruk ku!"

"Stella?"

Stella maupun perempuan itu menoleh pada Asta yang baru saja datang membawa bunga.

"Kau mengganti nama? Pantas saja tidak ada yang mengenalmu, bahkan mertuaku malah meminta media untuk menenggelamkan berita itu, mereka menyingkirkan segala berita dan foto tentangmu. Tapi aku! Tidak bisa melupakan wajah ini!" serunya yang menyentuh wajah Stella.

Asta langsung maju, pria itu dengan berani mendorong wanita paruh baya itu. "Mohon maaf, anda tidak sopan menyentuh wajah pacar saya tanpa izin."

"Stella, kita--"

Merry dan Bela yang datang di waktu tidak tepat itu membuat suasana semakin menegangkan, apalagi di belakang kedua perempuan itu ada seseorang yang tidak lain adalah Morgan.

Stella tanpa sadar mendekati Asta, gadis itu menggenggam tangan Asta dengan erat.

Wanita paruh baya itu tersenyum miring melihat teman-teman Stella yang mulai berkumpul. "Kalian tahu? Dia ini pembunuh yang telah membuat suamiku meninggal, dia adalah Serena yang waktu itu menjadi pelaku kebakaran, sekarang dia sudah besar, mengganti nama, bahkan memiliki banyak teman!"

Merry dan Bela saling menatap satu sama lain.

"Bukankah, dia istri mantan perdana menteri?" tanya Bela yang mendapatkan anggukan dari Merry.

Stella semakin mengeratkan genggamannya, dia dapat melihat wajah mereka yang terkejut, bahkan pandangan mereka juga berubah, hal itu membuat Stella semakin takut, tapi ada satu hal yang perlu ia bereskan, Stella melepaskan genggamannya dan maju mendekati wanita paruh baya itu, dia berbicara pelan tentang sesuatu.

"SIALAN!" Wanita itu langsung menyerang Stella, tapi Stella tak tinggal diam, gadis itu ikut menyerang, menarik rambutnya.

Semua orang begitu terkejut melihat pertengkaran itu, hingga akhirnya Asta melepaskan Stella dan menariknya untuk menjauh dari sana. Wanita paruh baya itu juga ikut pergi saat beberapa orang menjemputnya.

Bela dan Merry saling menatap satu sama lain, mereka terlihat kebingungan, kemudian mereka membalikkan badan, mereka terkejut melihat Morgan datang mengikuti mereka sampai sini.

"Lho, sejak kapan si cupu ada di sini?!" seru Merry yang kaget.

"A-aku kemari untuk mengambil kamera yang kalian ambil," katanya yang menunjuk kamera yang dipegang Bela.

"T-tapi, apa Stella sungguh pembunuh?" ujar Bela yang tergagap, kata-katanya membuat Merry dan Morgan terdiam, mereka juga memikirkan hal yang sama.

Stella menggelengkan kepalanya, kejadian itu tidak boleh terputar lagi di otaknya, perempuan itu memilih untuk berbaring. Dirinya harus membiarkan pikirannya tenang.

"Kenapa ada wanita lain?"

Perkataan itu membuat Stella bangun dari tidurnya, dia menoleh pada pintu yang sedikit terbuka.

1
Iren Nursathi
jangan lama up nya thor
Pena Ungu
Lanjut thor
Iren Nursathi
double up thor
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya bagus maraton up nya
Janice SN: sudah up kak, terimakasih sudah setia membaca 😁🙏
total 1 replies
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan
Thor Gw Merasa Terhina Loh, Gw Juga Yatim!
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan: Gpp Thor
Janice SN: maafinn, tapi sama, colab kita...
total 2 replies
zyila AQILA
Thor lanjut, jgn lama2
Iren Nursathi
lanjut nya jangan lama2 thor
zyila AQILA
sangat menegangkan
Elmon Elmon
Thanks thor 😊

semangat ya 😊
Elmon Elmon
keren
Elmon Elmon
lanjut dong
Janice SN: Sabar ya kak, bab nya masih direview🙏🙏 maaf atas keterlambatannya ya kak 😭🙏🙏
total 1 replies
Elmon Elmon
kapan lanjut thor?
zyila AQILA
lanjut thor
Elmon Elmon
makin seru
Elmon Elmon
lanjut
zyila AQILA
seru banget, beda dri yg lain,
lanjut lagi thor
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
lanjut dong penasaran nih thor
Janice SN: Udah kak🤗🤗
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjuuuuuuut thor
Janice SN: udah kak🤗
total 1 replies
Selfi Selfi
semangat kk...
lanjutkan



kita saling suport yukヾ(^-^)ノ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!