Oh My Lord Mr.Mafia
HARI PERTAMA BEKERJA
Los Angeles — USA
“Tuan sudah datang, ayo cepat semuanya berkumpul!” suara tepukan tangan tiga kali hingga menggema di seisi ruangan.
Seketika suara gadung dari banyaknya langkah kaki para maid segera berbaris bak pagar yang berjajar dari pintu masuk sampai ke tangga. Para maid yang mengenakan pakaian dress hitam putih di atas lutut dengan rambut tergelung rapi beserta bandana putih, semuanya tertunduk dengan kedua tangan mereka menyatu di depan paha masing-masing.
Tidak ada maid tua di sana, semuanya masih segar mulai dari usia 20-30 tahun. Namun hanya ada satu maid tua yang menjadi kepala pelayan, yaitu Maida— wanita tua yang sudah berusia 59 tahun, berjiwa tegas dan tidak suka basa-basi seperti apa yang sudah tuan mereka perintahkan.
Setelah memperhatikan semua para maid dengan barisan rapi serta kepala tertunduk. Maida kembali ke barisan kedua, tepatnya di sebelah seorang wanita muda berkulit putih dengan mata indah warna cokelat yang malah mendongak penasaran. Biasa, maid baru.
“Tundukan kepalamu jika tidak ingin dipenggal.” Tegas Maida menatap tajam ke wanita itu hingga mereka langsung tertunduk.
Grace! Nama yang cocok untuk si maid baru itu.
“Kenapa kita harus menundukkan kepala?” tanya Grace Kennedy (28th) berbisik.
“Jangan banyak tanya, akan aku jelaskan nanti. Dasar anak baru.” Cerca Maida sangat malas jika harus menanggapi maid-maid baru. Apalagi anak-anak muda jaman sekarang sangat susah diatur.
Tak berselang lama, sepasang kaki berbalut sepatu mahal warna hitam baru saja melangkah masuk bersama beberapa anak buahnya juga asisten setianya yang selalu mengikuti disetiap langkah bosnya.
Grace merasakan aura yang sangat mencengangkan saat tuan pemilik Mansion tiba. Hanya ada hening dan suara langkah kaki saja di sana. Saat dia ingin mengintip, Maida malah menekan kepalanya untuk tetap tertunduk. -‘Dasar wanita tua menyebalkan.’ Caci Grace dalam hati.
Setelah tuan mereka sudah naik ke atas lantai dua, barulah para maid dipersilahkan bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing.
Kini, Maida menatap marah dengan kedua tangannya terlipat di depan perut serta kepala yang sedikit mendongak. “Ikut aku anak baru.” Pinta wanita tua itu kepada Grace.
.
.
.
“Dengarkan aku. Kau sudah menjadi seorang maid di sini, jadi kau perlu tahu peraturan-peraturan nya.” Ujar Maida berjalan menyusuri taman depan yang sungguh luas bak lapangan sepak bola. Namun sayangnya tidak terlalu banyak tanaman di sana, hanya ada pohon dan paving jalanan untuk mobil.
Grace mengikuti langkah Maida sambil mendengar dengan saksama.
“Saat tuan datang, maka kita harus berbaris rapi dan menundukkan pandangan. Jika kau melakukan kesalahan sekecil biji sawit, maka kau akan diseret dihadapan tuan kita.
Grace mengangguk ngeri mendengarnya, menjadi ART di Indonesia saja tidak seperti itu. Tapi setidaknya di sini gajinya lebih besar.
“Bangun di saat semua orang masih tidur.”
“Ma-maksudnya?” tanya Grace masih tak faham dengan aturan barusan hingga dia menelengkan kepalanya.
Maida menoleh dengan tatapan tegasnya serta senyuman miring. “Lebih tepatnya di jam 3 pagi semua maid sudah bekerja tanpa membuat suara gaduh agar tuan kita tidak terganggu.”
“Lalu jam istirahat bagaimana?”
“Para maid boleh istirahat jika tugas mereka selesai. Tapi satu hal yang tidak boleh ditolak oleh para maid.” Langkah Maida berhenti dengan memperlihatkan jari telunjuknya.
“Apa?”
“Saat tuan memanggilmu untuk ritual hariannya, maka kau tidak boleh menolak. Kau akan mendapatkan bonus besar setelah melakukan itu.” Jelas Maida.
Mendengar bonus besar kedua mata Grace terbelalak hingga berpikir berapakah bonus tersebut?
Wanita polos itu tersenyum lebar tak sabar mendapatkan panggilan ritual yang Maida maksud tadi. Dia bahkan tidak memperdulikan ritual apa itu.
“Aku tidak sabar mendapat panggilan itu!” ucap Grace tanpa dosa.
Mendengar hal itu, Maida tersenyum miring melihat kepolosan maid baru yang nampak sedikit konyol dan ceroboh pastinya.
Tak berhenti di situ, Maida masih menjelaskan semua aturan dan tugas-tugas maid di sana. Apa yang tidak boleh dan apa yang boleh dilakukan selama di Mansion tersebut.
Namun yang membuat kesal Grace disepanjang penjelasan Maida adalah. Ketika wanita tua itu terus menyebut tuan mereka hanya kata <
Kini, berada di meja makan khusus maid. Grace dan Maida duduk di sana, “Apa aku boleh memakan itu?” tanya Grace menunjuk ke arah buah-buahan yang ada di mangkuk atas meja.
Tanpa menjawabnya dan hanya berwajah datar, Maida mengangguk hingga Grace mengambil buah anggur di sana dan melahapnya sambil mendengarkan penjelasan Maida.
“Dan iya. Satu hal yang tidak akan pernah dimaafkan oleh tuan— yaitu kebohongan.”
Grace menghela napas panjang sambil mengunyah anggur, lalu menatap ke Maida dengan sedikit kesal. “Dari tadi Anda terus menyebut tuan. Apa tuan kita tidak punya nama?” sedikit ketus tapi percayalah, Grace wanita yang baik hanya saja dia terlalu formal dan hanya akan malu jika dia membuat kesalahan atau bertemu orang-orang yang membuatnya terancam.
Para maid yang ada di sana hanya menatap diam ke arah Grace dan Maida.
“Kami biasa memanggilnya Tuan Vin! Namanya Vincent Douglas.”
Deg! Seperti ada yang mendorong anggur di tenggorokan Grace hingga ia tersedak saat mendengar nama tuannya.
Grace terbatuk-batuk hingga memukul-mukul dadanya agar anggur kecil tadi keluar. Saat berhasil keluar, wanita itu kembali menatap ke Maida dengan wajah gelisah.
“Bi-bisa Anda sebutkan lagi namanya.” Pinta Grace sedikit memelas.
Sangat tidak tahu dengan sikap maid baru itu, Maida hanya bisa pasrah akan nasibnya yang bertemu dengan wanita seperti Grace.
“Tuan Vincent Douglas, paham.”
Kedua mata Grace masih terbelalak tak percaya. “Vi-vi-vi-vi-vi-vi-vi Vincent....” Brugg!
Grace pingsan begitu saja dalam posisi duduk dan kepala lemas yang kini menempel meja makan. Mereka yang ada di sana tentu saja terkejut.
“HEY! Ayo bantu dia.” Pinta Maida kepada para maid yang ada disana untuk segera membawa Grace pergi dari hadapannya.
“Cih, gadis payah.” Gumam Maida sangat malas sekali menghadapi wanita tadi. Entah bagaimana surat lamaran wanita itu bisa keterima.
Maida sudah memiliki firasat buruk akan kedatangan Grace di Mansion VincentDo.
Jujur saja, di semua banyak maid yang sudah pernah dia berikan penjelasan hingga bekerja di sana, hanya Grace lah yang paling berbeda.
...***...
Grace yang masih tak sadarkan diri, dia mulai bergerak-gerak tanpa membuka matanya.
“Oh.. Mr.Vin— ” lirih Grace dengan kening mengernyit dan kepala bergerak ke kanan dan kiri seperti orang kesurupan padahal di dalam mimpinya.
Seorang pria berkemeja hitam dengan dua kancing terbuka sedang menjamah tubuhnya yang berbalut dress merah merona dengan belahan dada yang terekspos jelas. Napas Grace memburu panas saat melihat wajah tampan bak dewa Yunani yang kini menatapnya penuh kehausan.
“Welcome!” bisik pria itu bernada sensual bersuara dingin dan berat serta seringaian kecil di bibirnya. Hingga tangan berurat milik pria tampan bermata biru itu tiba-tiba menekan area sensitifnya di bawah.
Deg! “Hooh... ” Grace langsung terbangun dari pingsannya dengan peluh di dahinya.
Itu bukan sekedar mimpi, melainkan ingatannya. Apa itu benar ingatannya waktu itu???
...°°°...
Hai guyss!!!!!!!! Saya kembali dengan cerita dark romance sesuai yg saya ucapkan. Akhir-akhir ini aku suka dark romance jadi aku akan mengajak kalian berimajinasi dengan tema wanita indo yang pergi ke luar negeri lalu bertemu dengan mafia uyyyyyyy (≧▽≦)
Semoga kalian suka dan mohon berikan dukungan kalian yaaaa!!! jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya.
Like ☑️
Coment ☑️
Vote ☑️
Favorit ☑️
Rate 🌟 ☑️
Thanks and See Ya ^•^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
aku mampir dan sepertinya seruuu
2024-11-21
1
Seyla Agustina
kayaknya seru nih ceritanya /Smile/
2024-11-13
1
Surya Hermawan
pengikut baru !!/Angry//Angry/
2024-11-05
1