NovelToon NovelToon
Misi Jantung Berdebar

Misi Jantung Berdebar

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Bad Boy / Sistem / Cintapertama
Popularitas:104
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

​Di sudut sebuah toserba 24 jam yang sepi, seorang pemuda berdiri di balik kasir. Namanya Jin Ray.

​Ray bukan pemuda biasa. Di balik seragam toserba berwarna oranye norak yang ia kenakan, tubuhnya dipenuhi bekas luka. Ada luka sayatan tipis di alis kirinya dan bekas jahitan lama di punggung tangannya. Tatapannya tajam, waspada, seperti seekor serigala yang dipaksa memakai kalung anjing rumahan.

​“Tiga ribu lima ratus won,” ucap Ray datar. Suaranya serak, berat, jenis suara yang dulu membuat orang gemetar ketakutan saat ia menagih utang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anjing Data dan Masalah Buang Air Pixel

​Pukul 03.00 Dini Hari – Depan Toserba New World

​Krisis telah berakhir. Aplikasi Love War sudah dihapus dari server, dan warga Seoul kembali tidur nyenyak (meskipun besok pagi banyak yang akan bingung kenapa mereka bangun di jalanan dengan memegang sapu atau panci).

​Ray, Hana, dan Ujang duduk di kursi plastik depan toserba, menyantap mi instan kemenangan.

​"Jadi," kata Ujang sambil menyeruput kuah ramennya dengan suara keras. "Min-Ho hanyalah pion? Dan ada 'Arsitek' lain di luar sana?"

​"Sepertinya begitu," jawab Ray, mengunyah sosis. Dia terlihat lelah, jas tuksedonya sudah dilepas, menyisakan kemeja putih yang lengan bajunya digulung. "Tapi aku tidak peduli untuk malam ini. Malam ini, aku cuma mau tidur selama 12 jam."

​Hana mengangguk setuju, kepalanya bersandar di bahu Ray. "Aku setuju. Tidak ada lagi petualangan untuk minggu ini."

​Tiba-tiba, terdengar suara aneh dari balik tumpukan kardus sampah di samping toserba.

​Kreeek... Bzzzt... Guk?

​Ray langsung waspada. Dia meletakkan sumpitnya dan mengambil payung hitamnya. "Kalian dengar itu?"

​"Mungkin tikus," kata Ujang acuh tak acuh. "Tikus Gangnam ukurannya sebesar kucing."

​"Bukan. Suaranya... digital," kata Hana.

​Mereka bertiga mendekati tumpukan kardus itu dengan hati-hati. Ray menyingkirkan kardus paling atas dengan ujung payungnya.

​Di balik kardus, meringkuk sesosok makhluk kecil.

​Ukurannya sebesar anak anjing Golden Retriever. Tapi dia tidak berbulu. Tubuhnya terdiri dari kubus-kubus data bercahaya biru neon yang berkedip-kedip. Dia memiliki dua telinga besar yang melayang sedikit di atas kepalanya (tidak menempel), dan ekornya adalah sinyal Wi-Fi yang bergoyang-goyang.

​Makhluk itu menatap mereka dengan mata piksel bulat yang besar.

​Guk! (Suara itu terdengar seperti notifikasi chat yang lucu).

​"Apa... benda apa ini?" tanya Ray, mengangkat payungnya siap memukul. "Monster Level 1?"

​"Jangan!" seru Hana, menahan tangan Ray. "Lihat dia! Dia gemetar! Dia ketakutan!"

​Hana berlutut. Makhluk itu mundur sedikit, mengeluarkan suara whimper statis.

​"Halo, kecil..." sapa Hana lembut. "Kau tersesat? Kau keluar dari server tadi?"

​Makhluk itu mengendus tangan Hana (meski tidak punya hidung fisik). Lalu, dia menjilat tangan Hana. Lidahnya terasa geli, seperti sentuhan layar ponsel yang hangat.

​TING!

​Sebuah panel status kecil muncul di atas kepala makhluk itu.

​[UNIDENTIFIED DATA ORGANISM]

[Tipe: Pet / Companion]

[Level: 1]

[Status: Lapar akan Data.]

​"Dia lapar," kata Hana, matanya berbinar. "Ray, dia lucu sekali!"

​"Lucu apanya? Dia bug berjalan," protes Ray. "Dia bisa saja bom waktu. Ujang, ambil karung. Kita buang dia ke daur ulang elektronik."

​Ujang mengamati makhluk itu dengan mata kapitalisnya. "Tunggu dulu. Hewan peliharaan digital? Ini bisa dijual mahal di pasar gelap. Atau kita bisa jadikan maskot toko."

​Makhluk itu tiba-tiba melompat ke arah Ray. Ray mundur kaget, tapi makhluk itu hanya menggesekkan kepalanya ke kaki celana Ray, meninggalkan jejak cahaya biru.

​"Lihat! Dia menyukaimu, Ray-ssi!" seru Hana senang. "Kita tidak bisa membuangnya. Kita harus merawatnya."

​Ray menatap makhluk itu. Makhluk itu menatap balik, lalu memiringkan kepalanya.

​"Hah..." Ray menghela napas panjang, tahu dia sudah kalah. "Baiklah. Tapi kalau dia memakan otakku saat tidur, aku akan menghantuimu, Hana."

​"Kita beri nama siapa?" tanya Hana antusias. "Glitchy? Sparky?"

​Makhluk itu bersin. Pik-syou! Keluar serpihan piksel dari hidungnya.

​"Pixel," kata Ray. "Namanya Pixel."

​Apartemen Ray & Hana (Unit 705) – Pagi Hari

​Membawa Pixel pulang ternyata adalah kesalahan taktis.

​Ray baru saja bangun tidur dan menemukan ruang tamunya berantakan. Bukan berantakan fisik, tapi berantakan digital.

​Pixel sedang berlarian di langit-langit (dia bisa memanipulasi gravitasi sendiri), mengejar kursor mouse imajiner.

​"Pixel! Turun!" teriak Ray.

​Pixel melompat turun, mendarat di atas router Wi-Fi milik Ray.

​Kres. Kres.

​Pixel mulai menggigit antena router itu seperti tulang mainan. Dalam hitungan detik, router itu kehilangan sinyal, lalu terserap masuk ke dalam mulut Pixel.

​"Hei! Itu internetku!" Ray berlari menangkap Pixel.

​Pixel menelan router itu, lalu bersendawa. Burp! Sinyal Wi-Fi di apartemen Ray tiba-tiba menjadi super kencang, penuh bar.

​[Pixel Kenyang.]

[Efek: Menyediakan Hotspot 5G Gratis untuk Pemilik.]

​"Oh," Ray berhenti marah. "Berguna juga."

​Pintu apartemen diketuk. Hana masuk (dia sekarang punya kunci cadangan unit Ray, dan sebaliknya).

​"Selamat pagi! Bagaimana malam pertama dengan Pixel?" tanya Hana ceria, membawa makanan anjing kalengan (yang jelas salah sasaran).

​"Dia memakan routerku, tapi sekarang internetku lebih cepat dari NASA," lapor Ray.

​"Guk!" Pixel berlari menyambut Hana, ekor Wi-Fi-nya bergoyang maksimal.

​"Anak pintar!" Hana mengelus kepala Pixel. "Ray-ssi, aku berpikir. Pixel ini keluar dari server Kang Min-Ho, kan? Mungkin dia punya data penting."

​"Aku sudah mencoba memindainya dengan ponselku, tapi ponselku malah hang," kata Ray.

​Tiba-tiba, Pixel bertingkah aneh. Dia berputar-putar di tempat, lalu berjongkok seperti anjing yang mau buang air.

​"Awas! Dia mau kencing!" teriak Ray panik. "Jangan di karpet!"

​Tapi Pixel tidak mengeluarkan air seni. Dari "belakangnya", keluar sebuah proyektor hologram cahaya kuning.

​ZING!

​Sebuah peta 3D kota Seoul terpancar di tengah ruang tamu Ray. Peta itu sangat detail, menunjukkan aliran data di bawah tanah kota.

​Di peta itu, ada tiga titik merah yang berkedip di lokasi yang berbeda.

​Museum Nasional Korea

​Taman Hiburan Lotte World (Tutup)

​Sungai Han (Bawah Air)

​Sebuah pesan teks muncul melayang di atas peta.

​[PESAN DARI: THE ARCHITECT]

[Untuk: Para Beta Tester (Ray & Hana)]

​"Selamat. Kalian menemukan Anjing Penuntun. Tiga lokasi ini adalah 'Node' (Titik Simpul) yang menahan realitas kalian agar tetap stabil. Jika kalian tidak ingin dunia ini di-reset lagi menjadi genre yang lebih buruk (seperti Horor atau Musikal Tragis), kalian harus mengamankan ketiga Node ini sebelum 'Para Moderator' datang."

​"P.S. Beri makan anjing itu dengan USB bekas. Dia suka yang 32GB."

​Hologram itu mati. Pixel kembali berdiri tegak dan menggoyangkan ekornya, meminta dipuji.

​Ray dan Hana saling pandang. Wajah mereka serius kembali.

​"Moderator?" tanya Ray. "Kedengarannya lebih buruk daripada Admin."

​"Dan tiga lokasi..." Hana melihat peta yang perlahan memudar di ingatannya. "Museum, Taman Hiburan, Sungai. Itu tempat-tempat umum yang ramai."

​"Arsitek ini menjadikan kita pesuruhnya," gerutu Ray. Dia mengambil sebuah Flashdisk rusak dari laci mejanya dan melemparkannya ke Pixel.

​Pixel melompat dan menangkapnya di udara. Hap! Kriuk-kriuk.

​"Jadi," kata Hana, tersenyum menantang. "Kencan kita selanjutnya di Museum?"

​Ray menyeringai, mengusap kepala Pixel yang sekarang bersinar lebih terang karena kenyang.

​"Museum kedengarannya bagus. Aku dengar mereka punya koleksi pedang kuno. Mungkin ada yang bisa kupinjam."

​Ray mengambil jaketnya.

​"Ayo, Pixel. Kita jalan-jalan."

​Guk!

1
FANS No 1
💪🔥🔥
Ray void
selamat membaca😁😁🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!