Duda Meresahkan

Quin saat tau kalau Anisa tidak bisa datang ke acara ulang tahunya merasa sedih. Besoknya Quin pulang sekolah langsung minta pergi ke kantor Papahnya untuk bertemu Anisa pada susternya.

Susur telfon Pak Ben dulu untuk bilang kalau Quin ingin bertemu Anisa. Pak Ben tadinya melarang, tapi Quin matanya merah dan ingin menangis. Suster bilang Quin nya menangis jadi Pak Ben tidak tega akhirnya mengizinkan.

Quin tersenyum langsung saat dengar Papahnya kasih izin. Quin sama Suster pergi ke kantor Pak Ben di antar Supir.

Anisa tidak tau kalau Quin akan datang. Anisa sibuk dengan kerjaan nya yang cukup banyak. Quin datang bersama Sus langsung lari ke arah Anisa.

"Tante," Quin langsung memeluk Anisa yang sedang duduk.

Anisa kaget lalu berhenti mengetik. Quin tidak hanya memeluk Anisa tapi Quin juga menangis.

"Sayang, kok nangis. Ada apa?"

"Kenapa Tante ngga bisa datang di ulang tahun Quin?"

Anisa langsung paham. Lalu Anisa melepaskan pelukan Quin dan memangku Quin.

"Maaf ya Sayang. Tante ngga bisa datang karena Tante sudah janji mau pergi sama orang tua Tante. besok kalau hari libur gimana kalau Quin sama Tante pergi jalan jalan."

Quin langsung senang saat Anisa janji akan mengajaknya jalan jalan.

"Tante janji ya."

"Iya sayang, Tante janji."

Pak Ben melihat ke Anisa dan Quin. Pak Ben melihat Anisa yang begitu sayang sama Quin merasa senang.

Anisa lalu menurunkan Quin dari pangkuannya. Quin tidak mau jauh dari Anisa membuat Anisa susah bekerja karena Quin terus menempel padanya.

Suster melihat Anisa kesusahan lalu mengambilkan bangku untuk Quin duduk.

"Makasih ya Sus," kata Anisa.

"Iya Mba sama sama. Quin duduk sini ya. Tante nya susah kalau Quin di situ."

Quin menurut dan bergeser. saat Suster meletakan kursi di samping kursi Anisa, Quin langsung duduk.

Pak Ben hanya melihat dan diam karena tidak mau Quin sedih.

Quin lama lama mengantuk. Anisa yang kasihan lalu mengajak Quin ke sofa.

Quin sama sekali tidak mau sama Susternya. Quin tidur di sofa dengan kepala di pangkuan Anisa.

Quin pun tertidur. Lalu Anisa dengan pelan meletakan kepala Quin di bantal sofa.

Anisa lanjut kerja lagi. Pak Ben lalu bangun dari duduknya dan mendekati Anisa.

"Yang ini jangan di kerjakan sekarang. Besok pagi aja ngga papa."

Pak Ben sambil menunjuk dua Map. Pak Ben tau kalau Anisa pasti tidak akan keburu mengerjakannya karena dari tadi Quin terus mengganggunya.

"Apa ngga papa Pak? Takutnya nanti bagian keuangan membutuhkan map ini hari ini juga."

"Ngga papa. nanti kalau mereka tanya biar saya yang bilang."

"Baik Pak."

"Nanti sebelum pulang makan malam dulu. Kamu mau kan?"

"Em... Boleh deh Pak."

"Ya sudah lanjut kerja lagi."

Anisa mengangguk dan Pak Ben balik ke meja kerjanya.

Suster menemani Quin di sofa. Jam pun berlalu dan sekarang sudah pukul 5 sore. Pak Ben menyuruh Anisa beres beres.

"Baik Pak."

Anisa membereskan meja nya. Sedang Suster membangunkan Quin agar bangun.

Anisa mendekati Quin yang baru bangun. "Cuci muka dulu yuk biar seger," Quin mengangguk kan kepalanya.

Anisa mengajak Quin ke kamar mandi. Lalu Anisa membantu Quin cuci muka.

"Tante, Quin mau pipis."

"Ya sudah sini Tante bantu buka celananya."

Setelah pipis Quin dan Anisa keluar dari kamar mandi.

"Sudah yuk kita berangkat," ajak Pak Ben.

"Memangnya kita mau kemana Pah?"

"Kita mau makan malam dulu sayang."

"Tante ikut ngga?"

"Ikut. Tante ikut kita makan," Pak Ben yang langsung kasih keputusan.

"Ye... Tante ikut makan."

Quin merasa senang. mereka semua berangkat menuju restoran.

Anisa naik mobil sendiri. Quin ikut Anisa bersama susternya. Jadi Pak Ben di mobil sendirian.

Sampai di restoran Pak Ben menyuruh semuanya memilih makanan. Suster juga ikut duduk bersama dan pesan makanan.

Mereka berempat makan malam bersama sambil mengobrol.

Selesai makan, mereka mau pulang.

"Tante janji ya besok hari libur kita pergi jalan jalan."

"Iya sayang. Tante janji."

Anisa mengantar Quin sampai mobil. Setelah Quin masuk mobil, Anisa akan masuk mobilnya.

"Kamu hati hati di jalan ya. pulang langsung istirahat. jangan begadang."

"Iya Pak. Bapak juga hati hati di jalan."

"Iya."

Pak Ben membukakan pintu mobil untuk Anisa. Anisa masuk mobil dan pintu juga di tutupkan oleh Pak Ben.

Anisa membawa mobilnya jalan duluan. sampai rumah, Anisa langsung masuk ke kamarnya. Mamah dan Papah sepertinya sudah di kamar.

Saat Anisa mau tidur, hpnya berbunyi tanda pesan masuk. Ternyata dari Pak Ben.

"Sudah sampai rumah?"

"Sudah Pak."

"Ya sudah kamu tidur. Selamat malam."

"Iya Pak. Bapak juga tidur. Jangan begadang dan semoga mimpi yang indah."

"Iya. kamu juga semoga mimpi indah."

Anisa merasa senang karena Pak Ben perhatian.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...