Terjebak Cinta CEO Dingin

‘’Kenapa wajahnya gitu? Nggak suka dengan kedatangan mommy dan daddy?’’ Mommynya pura-pura kesal.

Nic terus memperhatikan orang tuanya yang celingak celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Ia menghela nafas setelah sadar maksud kedatangan keduanya, pasti kakaknya sudah mengatakan perihal Chloe yang tinggal bersama mereka.

‘’Nic kata kakakmu kau membawa seseorang ke mansion, benarkah?’’ Mommy terlihat senang. Nic pun memanggil kepala pelayan dan meminta segelas air minum untuknya dan juga meminta segelas air minum untuk diantarkan pada Chloe yang tadi ditinggalnya masih dalam keadaan terlelap.

‘’Nic jawab dong pertanyaan mommy, itu benar nggak yang kakakmu bilang.’’

‘’Kalau benar kenapa kalau nggak kenapa?’’ Sejujurnya ia malas dengan pembicaraan seperti ini, karena pasti ujung-ujungnya kedua orang tuanya akan membahas tentang pernikahan padahal sudah dengan jelas ia mengatakan kalau tidak ingin menikah.

‘’Nic mommy mu sedang bertanya kenapa kau malah bertanya balik?’’ Kali ini daddynya lah yang membuka suara.

‘’Aku hanya tidak suka dengan pembahasan yang akan kalian katakan. Sudah berapa kali kukatakan kalau aku tidak mau menikah.’’Nic akan berdiri tapi matanya tertuju pada wanita cantik yang kini berdiri diam tidak jauh darinya.

‘’Cia,’’ ucapnya spontan dan kedua orang tuanya pun langsung memalingkan wajah mereka kearah yang kini dilihat Nic.

‘’Chloe?’’ ucap kedua paruh baya itu kompak. Mommynya bahkan segera berdiri dan menghampiri Chloe yang masih belum memberikan reaksi apapun.

‘’Chloe, jadi wanita itu kamu?" Mommynya begitu senang. Jujur sedari dulu ia begitu menyukai Chloe, sejak wanita cantik itu masih menjadi sekretaris suaminya ia selalu berharap kalau Chloe akan menjadi menantunya tapi harapannya sirna saat mengetahui Chloe memiliki seorang kekasih.

‘’Ah nyonya, maaf saya nggak fokus, mungkin pengaruh baru bangun tidur, maaf sekali lagi nyonya.’’ Ia baru sadar Dari lamunannya.

‘’Oh ya Tuhan Chloe sudah hampir 2 bulan saya tidak bertemu tapi kau semakin cantik saja.’’ Chloe tersenyum.

Setelahnya mommynya Nic menarik Chloe untuk duduk bersama mereka. Sungguh ia merasa senang dengan apa yang dilihatnya sekarang.

‘’Tuan,’’ sapa Chloe dengan sopan pada tuan Orlando yang kini tersenyum melihatnya. Sama seperti istrinya, tuan Orlando juga sangat senang kalau wanita yang dimaksud Grace adalah Chloe, sekretaris kebanggaannya.

‘’Chloe duduk sini,’’ pinta mommy. Baru saja Chloe akan duduk tapi Nic sudah menyuruhnya kembali ke kamar.

‘’No, Cia kembalilah ke kamar ada yang ingin kubicarakan dengan orang tuaku.’’

‘’Nic kamu ini apa-apaan sih, biarkan saja dia disini, memangnya apa yang mau kau bicarakan, rahasia?’’ Mommynya rada kesal.

‘’Nggak pa-pa nyonya, mungkin memang ada hal penting yang mau tuan Nic bicarakan. Saya pamit ke kamar dulu ya, tuan, nyonya.’’ Lalu elangkah pergi dari keluarga itu dengan Nic yang sama sekali tidak melihatnya.

‘’Mom sudah berapa kali kukatakan bahwa aku tidak akan menikah jadi berhentilah berharap. Aku tidak akan menikah dengan siapapun termasuk Cia dan ini adalah keputusanku.’’

‘’Kau tidak mau menikah dengannya tapi kau membawanya dan mengurungnya disini?’’ Daddynya tidak suka dengan ucapan Nic.

‘’Aku membawanya karena aku menyukainya tapi bukan berarti aku ingin menikah dengannya. Aku menyukai tubuhnya bukan orangnya.’’

Bukan main kesalnya orangtuanya mendengar ucapan tidak bertanggung jawab itu.

‘’Nic!"

‘’Pokoknya apapun itu, baik mommy-daddy setuju atau tidak aku tetap pada pendirianku. Aku tidak akan menikah dengan siapapun itu. Kalian tau sendiri aku seperti apa, aku tidak akan betah hanya dengan satu wanita dan pernikahan itu sangat mengekang kebebasanku.’’ Ingin melangkah pergi tapi ucapan mommynya menghentikan langkahnya.

‘’Kalau kau tidak berniat menikahinya maka lepaskanlah. Dia wanita baik yang tidak layak kau perlakukan seperti ini, dia tidak berhak mendapatkan pria sepertimu. Lepaskanlah dia dan jangan menyakitinya terlalu dalam, biarkan dia memiliki kebahagiannya yang tidak bisa kau berikan padanya itu.’’

Nic kembali membalik tubuhnya, melihat mommynya dengan tatapan tidak suka, lebih tepatnya ia tidak suka dengan apa yang baru di katakan mommynya itu.

‘’Cia akan tetap disini disisiku sampai aku sendiri yang ingin melepaskannya.’’ Penuh penekanan.

‘’Benar kata mommymu kalau kau tidak akan menikahinya lebih baik kau melepaskannya kasihan dia.’’

‘’Tidak, tidak akan pernah, dia akan tetap disini bersamaku.’’

‘’Maka nikahilah dia kalau kau benar-benar ingin dia terus disisimu. Kau tau Nic tidak ada wanita yang selamanya ingin bertahan tanpa status yang jelas apalagi wanita baik-baik seperti Chloe, kau akan menyesal nanti kalau kau tidak segera menikahinya, kau akan menyesal saat kau sadar akan perasaanmu tapi wanita baik itu sudah pergi meninggalkanmu,’’ ucap mommy nya lagi yang tidak dipedulikan Nic. Pria itu membawa langkahnya pergi dan menemui Chloe dikamar.

Tidak langsung mendekat, ia terlebih dulu memperhatikan Chloe yang sedang asyik dengan ponselnya.

‘’Sedang apa hhmm?’’ Memeluk dari belakang, menghirup wangi tubuh Chloe dan beberapa kali mencium leher sebelah kanan wanita cantik itu.

‘’Tolong bibirnya dikendalikan.’’ Tangannya mendorong pelan kepala Nic.

‘’Masih pagi juga.’’ Lalu sedikit menjauhkan tubuhnya.

‘’Tanggung jawab loh, dianya udah bangun.’’ Nic menarik Chloe untuk menyentuh sesuatu yang ada dibawah celananya.

‘’Ih baperan banget sih, baru juga nempel dikit udah bangun aja.’’

‘’Itu karena nempelnya sama kamu, kalau orang lain nggak mungkin bangun secepat ini.’’

‘’Hala alasan aja. Tau nggak kamu tuh jangankan orang, kucing aja nempel asal perempuan aku yakin bakalan bangun juga tuh cacing. Upszz ...’’ Langsung mengatup rapat bibirnya karena keceplosan apalagi kini Nic sudah melihatnya dengan tatapan mematikan milik pria itu.

‘’Maaf maaf keceplosan. Apa yang kukatakan tadi itu bukan untukmu tapi ...’’

‘’Tapi apa? Untuk siapa?’’

‘’Untuk temanku. Iya ... iya untuk temanku jadi kau tidak perlu marah.’’

‘’Dan kau pikir aku percaya?’Nic semakin mendekatkan dirinya, mendorong Chloe hingga jatuh dan terbaring di sofa dengan tubuh Nic yang jatuh tepat berada diatasnya.

‘’Tadi kau menolak dan sekarang malah menarik tubuhku.’’ Berbisik dengan nada sensual. Chloe bungkam, bukan bungkam karena tidak ingin bicara tapi bungkam karena memang tidak bisa bicara. Bagaimana mungkin ia bicara sedang tuan Nic sudah membungkam bibirnya dengan ciuman yang penuh gairah. Ciuman yang begitu menuntut, ciuman yang meminta kepuasan untuk satu sama lain, ciuman yang ikut membuatnya bergairah