NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / Trauma masa lalu
Popularitas:115.1k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 13

Bukannya hazel tidak ingin menghampiri tasya, hazel akan menghampiri tasya jika tidak ada yang menenangkannya. Di sisi tasya ada rana dan siswa lainnya yang menenangkan. Kini hazel menghampiri clara, lalu menamparnya. Clara memegang pipinya yang terasa sakit.

"MAKSUD LO APA SIH" teriak clara tidak terima.

Hazel tertawa. "HARUSNYA LO NANYA SAMA DIRI LO SENDIRI" celetuk hazel.

Clara ingin menampar balik hazel. Namun, dengan cepat hazel menepis tangan clara yang ingin menamparnya. Hazel menghempas tangan clara dengan kasar.

"lo pikir lo siapa?" ucap hazel.

"BERANI YA LO" ancam clara.

"EMANG LO PUNYA APA? UANG JAJAN LO RATUSAN JUTA? MILYARAN? GUE JUGA MAMPU. MOBIL LO MEWAH? GUE JUGA BISA BELI MOBIL MEWAH LEBIH DARI MOBIL LO" teriak hazel penuh emosi.

Semua guru keluar dari tendanya, saat mendapat laporan dari salah satu murid. Semua guru melerai hazel dan clara yang tengah berkelahi.

Kini tasya menghampiri keduanya, dia berdiri di antara hazel dan clara. Berdiri menghadap ke arah clara.

"gua diam bukan berarti takut, tapi kalau lo udah kelewatan, gue ga akan terus-terusan diam" tasya memberi peringatan kepada clara.

☆☆☆☆☆

Semua siswa sudah berada di tendanya masing-masing. Karena besok pagi akan ada kegiatan ke permukiman warga.

Pagi telah tiba. Beberapa siswa yang mungkin sudah bangun dari subuh tadi, sudah di sibukkan dengan kegiatannya mengemasi makanan dan minuman yang akan di bagikan ke warga kampung.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Tasya baru keluar dari tendanya, sebenarnya tadi malam tasya tidak bisa tidur. Tetapi, dia sangat malas sekali untuk keluar tenda. Tasya memutuskan untuk menunggu hazel dan rana bangun. Kini rana dan hazel sudah bangun, ketiganya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa untuk bersih-bersih di toilet umum permukiman warga.

Tasya bersama teman-teman kelasnya mulai mengemasi makanan dan minuman yang akan di bagikan kepada warga.

Saat tasya ingin mengangkat sebuah kardus berisi botol minum, kevin menghampiri tasya, dan langsung mengambil alih kardus tersebut.

"biar aku aja kak" tasya mencoba menolak bantuan dari kevin. Namun, kevin kekeh ingin membantunya.

☆☆☆☆☆

Semua siswa mulai mengantri untuk bersih-bersih dan berganti pakaian di toilet umum milik warga kampung.

Setelah cukup lama saling menunggu satu sama lain. Semua siswa dan guru telah siap untuk menjalankan kegiatan hari ini. Yaitu membagikan sarapan kepada warga kampung yang tak jauh dari perkemahan mereka.

Kegiatan bagi-bagi sarapan kepada warga sudah selesai. Semua siswa dan guru kembali ke perkemahan dan mulai sarapan bersama.

Kegiatan pagi itu sudah selesai. Semua siswa di beri kebebasan untuk melakukan apa yang mereka suka, asal masih di batas wajar, sampai siang nanti.

Tasya berjalan menuju sungai yang jaraknya lumayan sangat jauh dari perkemahan. Saat tasya tiba di sungai itu. Tasya merasa sangat tenang, hanya ada suara air di sana.

Tasya memejamkan matanya, menikmati ketenangan yang tercipta di sana. Dia sedikit lega karena tidak mendapat luka saat dirinya tidak berada di rumah. Kini tasya membuka perlahan matanya. Tasya memperhatikan air sungai di hadapannya, air itu seolah-olah memanggil tasya untuk mendekat kepadanya. Tasya melangkah pelan, semakin dekat ke arah sungai.

Tinggal menghitung beberapa langkah lagi untuk menyatu dengan air sungai. Namun, seseorang menggagalkan niat tasya. Dia langsung menarik tasya menjauh dari sungai itu. Dan langsung memeluk tubuh tasya, dengan detak jantung yang berdetak tak karuan.

"lo gila ya?"

Tasya masih mencerna apa yang terjadi.

"harusnya lo berterimakasih sama bunda, berkat bunda lo masih hidup sampe detik ini"

Kini tasya menatap sang kakak.

"gara-gara lo. Gua, kak bryan, kak robert, jadi kehilangan sosok bunda"

Mata tasya mulai berkaca-kaca mendengar apa yang sang kakak ucapkan.

"bukan cuma kalian yang kehilangan sosok bunda, gua juga kak. GUE JUGA KEHILANGAN BUNDA!" jelas tasya. Air matanya mulai turun membasahi pipinya.

William hanya menatap tasya tanpa mengucapkan apa pun.

"KALIAN HANCUR, GUE JUGA HANCUR KAK!"

"tapi lo penyebab bunda MENINGGAL!" ucap william

"lo kira gue yang minta? LO KIRA GUE YANG MAU?!!" tasya lelah dengan orang-orang yang terus menyalahkan dirinya, menjadi penyebab bunda meninggal.

Kini tasya memukul bahu william berkali-kali sambil terus menangis. Dia kesal, marah, kecewa, rapuh, semuanya menjadi satu.

"harusnya lo biarin gue mati, biar hidup gue tenang kak. Gue capek"

William hanya diam, saat mendengar ucapan adiknya yang merasa lelah dengan semuanya.

Tasya mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang tak jauh dari sana. Ketika melihat tasya sudah mulai tenang, william pergi meninggalkan tasya. Namun, william tidak pergi begitu saja. Dia sempat memberi kabar kepada hazel, untuk menyusul tasya di sungai itu.

"TASYAAA!" teriak hazel sambil berlari ke arah tasya yang sedang terduduk di salah satu kursi.

Hazel langsung memeluk tasya. "william yang minta aku untuk ke sini sya" ucap hazel.

☆☆☆☆☆

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 siang. Semua siswa sedang menunggu makan siang. Beberapa saat kemudian, guru dan beberapa siswa datang sambil membawa plastik berwarna merah berukuran cukup besar, berisi nasi beserta lauknya. Lalu, mereka membagikan ke seluruh siswa dan guru di sana.

Terdapat nasi, sambal, telur dadar, perkedel kentang, dan orek tempe. Itu adalah menu makan siang sederhana tapi sangat nikmat, apalagi di makannya bareng-bareng. Mengetahui lauk nasi tersebut, tasya kepikiran kepada sang kakak. William tidak suka orek tempe, dia juga tidak begitu menyukai perkedel kentang, dia juga lebih menyukai telur mata sapi, di banding telur dadar.

Tasya ingat, saat belanja di minimarket kemarin. Tasya sempat membeli abon daging untuk tambahan lauk dia makan. Tapi, apa william tidak membeli lauk instan di minimarket kemarin? Apa dia hanya membeli snack untuk menemani waktu luangnya.

Tasya mengambil abon tersebut di dalam tasnya yang berada di dalam tenda. Lalu, keluar dengan abon di tangannya.

"bantu aku ya, tolong kasih abon ini ke william" tasya berbisik ke hazel.

Hazel mengambil abon dari tangan tasya. Lalu pergi menghampiri william. Hazel menyodorkan sebuah abon kepada william.

Hazel mendekat ke telinga william dan berbisik. "dari tasya"

William mengambil abon tersebut. Dan mulai memakannya bersama nasi.

Ketika abon itu sudah di terima oleh william, hazel pun langsung kembali ke tempatnya.

☆☆☆☆☆

"perhatian-perhatian, nanti malam kita akan bersenang-senang sejenak. Aku mau mengadakan konser, jadi kalian yang punya bakat nyanyi, main musik, atau sebagainya. bisa banget buat ikut tampil. Ini kita buat seru-seruan aja ya"

Semua siswa kembali di beri kebebasan saat tidak ada kegiatan apa pun yang di adakan oleh pihak sekolah.

Tasya mengisi waktu kosongnya dengan menonton drakor bersama hazel dan rana di dalam tenda, dengan snack-snack ringan yang menemani mereka.

Tidak terasa, waktu sudah pukul 18.40 malam. Semua siswa sudah berkumpul di satu tempat yang sama.

Konser akan segera di mulai, setiap kelas di wajibkan harus ada perwakilan yang akan tampil.

Beberapa perwakilan kelas sudah tampil. Kini giliran kelas tasya. Namun, tidak ada yang maju. Tasya mengingat keributan di grup kelasnya tadi, tidak ada yang ingin menjadi perwakilan kelas untuk tampil.

"TASYA, TASYA, TASYA, TASYA, TASYA"

semua siswa memanggil nama tasya. Tasya terkejut saat mendengar namanya terus-terusan di panggil. Tasya menghela napas panjang. Mau tidak mau tasya harus maju, demi nama baik kelasnya. Entah siapa yang mengusulkan dirinya untuk maju.

1
Wiwik Daryanti
membaca sesak dada dr awal smpai menanggis msh pnsaran kisah tasya
Shinta Dewiana
gini je hmmm.. udah baca menguras airmata sm senam jantung...endingnya begitu...hmmmm
Shinta Dewiana
keluarga setan
Shinta Dewiana
baguslah tasya benar2 pergi...muda2han ada yg benar2 tulus yg mau nolonh tasya
Shinta Dewiana
syukurlah klu tasya pergi dr rmh itu
Shinta Dewiana
dasar biadap
Shinta Dewiana
memang bagusnya kamu pergi dr rmh itu....sya
Shinta Dewiana
greget deh
Shinta Dewiana
huh calon rupanya
Shinta Dewiana
siapa tamu yg mau datang ya..apa bakal ada anak angkat atau ibu baru
Shinta Dewiana
sedih trus kapan bahagia ya
Shinta Dewiana
keluarga biadap
Shinta Dewiana
anjing2
Shinta Dewiana
apa tasya mau di buang di bali ya..biar tdk ada yg tau dia keluarga anggara
Shinta Dewiana
maunya tasya bisa mandiri jg lg pulang ke rmh itu..
Shinta Dewiana
hisss....
Shinta Dewiana
cih...ngapain juga lo nanya emang lo siapa...hiss....tasya enggak perlu takutlah sm.keluarga lo
Shinta Dewiana
kenapa bryan jd aneh...sok cari tasya..
Shinta Dewiana
tu kan tasya jangan terlalu lebai baiknya males banget deh..
Shinta Dewiana
tasya jadi oon trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!