NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Pertama yang Hampa

Safira tersentak kaget mendengar pertanyaan putrinya yang tiba-tiba sudah duduk di samping Safira.

"Memangnya, siapa yang menikah, Mom?" Lara kembali bertanya.

"Eh, i-itu, Dek. Itu ... teman Mommy yang menikah," jawab Safira, gugup. Maafkan aku, Fina. Aku terpaksa mengakui kamu hanya sebagai teman, batin Safira sembari menatap kembali layar kaca di hadapannya.

"Teman Mommy? Apa yang sedang menikah itu teman Mommy? Lalu, kenapa Mommy tidak menghadiri pernikahan temen Mommy?" celoteh Lara.

"Eh, emh ... Mommy ... emh, se-sepertinya temen Mommy lupa ngundang," jawab Safira, asal.

"Benarkah? Tapi bagaimana bisa?" lanjut Lara.

"Tentu saja bisa, Dek. Lagi pula, Mommy sudah lama tidak bertemu mereka. Mungkin saja mereka lupa sama Mommy," sahut Safira mencari alasan.

"Kenapa teman Mommy bisa melupakan Mommy? Apa Mommy sedang marahan sama teman Mommy itu?"

Sepertinya Lara tidak pernah puas mendengar jawaban Safira. Dia terus mencecar Safira dengan berbagai pertanyaan yang semakin menyudutkan Safira.

"Tentu saja Mommy tidak marahan dengan teman Mommy itu, Dek. Hanya saja ... selain sudah lama tidak bertemu, jarak yang memisahkan juga terlampau jauh. Mungkin karena itu juga dia lupa mengundang Mommy," tutur Safira.

"Memangnya, teman Mommy tinggal di mana?" Lara kembali bertanya.

"Indonesia," jawab singkat Safira.

"Apa dulu Mommy tinggal di Indonesia?" tanya Lara lagi. Sepertinya, rasa ingin tahu Lara tentang ibunya, semakin sangat besar.

"Ya, Mommy dulu tinggal di sana, Nak."

"Lalu, kenapa Mommy pindah ke Malaysia?"

Deg!

Pertanyaan Lara sontak membuat jantung Safira seolah berhenti berdetak. Sekelumit kenangan kembali melintas dalam benaknya. Namun, safira langsung mengusir kenangan buruk itu. Dia tidak ingin, masa lalu kembali membuat lemah langkahnya menata masa depan.

"Sudah siang, Dek. Ayo, Mommy antar ke sanggar!" pungkas Safira, mengalihkan perhatian anaknya dari negara kelahirannya sendiri.

🌷🌷🌷

Di lain tempat.

"Ken, bisa kita bicara sebentar?" pinta Mommy Clara.

Kenzo yang sedang menandatangani berkas-berkas penting, sontak mendongak. Dahinya mengernyit tatkala melihat ibunda tercinta sudah berdiri di depan meja kerjanya.

"Mommy? Kapan Mommy datang?" tanya Kenzo.

"Hmm, mangkanya jangan kerjaan terus yang ada dipikiran kamu, Ken. Sampai-sampai, Mommy datang pun, kamu enggak nyadar," tegur Mommy Clara.

"Hee, maaf Mi," jawab Kenzo seraya menaruh balpoinnya.

Sesaat kemudian, Kenzo beranjak dari kursi kebesarannya. Dia menghampiri Mommy Clara dan mengajaknya duduk.

"Kok tumben Mommy datang ke kantor, enggak biasanya. Mommy kenapa? Apa ada masalah?" tanya Kenzo.

Pria bermata biru itu sangat mengenal watak ibu kandungnya. Jika sedang dirundung keinginan, wanita paruh baya itu pasti akan mengunjunginya.

"Ken, kapan kamu akan membawa calon mantu Mommy?" tanya lirih sang bunda.

Kenzo hanya bisa tersenyum tipis menanggapi pertanyaan ibunya.

"Ada apa lagi, Mom? Apa teman-teman sosialita Mommy kembali bercerita tentang para menantunya?" Selidik Kenzo.

Mommy Clara tersenyum kecut. "Hari ini, teman-teman Mommy mengeluhkan menantu-menantunya itu. Ada yang bilang menantu-menantunya tidak pandai memasak. Ada yang bilang, menantunya hanya memikirkan pekerjaan saja. Ada lagi yang bilang jika menantunya hampir setiap hari arisan. Sampai-sampai anaknya lebih dekat dengan baby sitter dibandingkan dengan ibunya sendiri. Mommy sedih, Ken. Mommy tidak punya seseorang untuk Mommy keluhkan kepada mereka," keluh Mommy Clara kepada anaknya.

Kenzo merangkul pundak ibunya. "Jadi, Mommy menginginkan seorang menantu, hanya untuk dikeluhkan kepada teman-teman sosialita Mommy?" tanya Kenzo, tersenyum tipis.

"Ish, bukan seperti itu, Ken," sanggah Mommy Clara.

"Lantas?" Kenzo kembali bertanya.

"Ken, usia Mommy semakin hari semakin bertambah. Mommy hanya ingin, di waktu senja Mommy, akan Mommy habiskan bersama cucu-cucu Mommy. Kita tidak tahu sampai kapan kita hidup, Ken. Mommy takut jika Mommy pergi tanpa pernah bisa merasakan bagaimana menjadi seorang nenek," papar Mommy Clara terlihat sedih.

"Ish, kok ngomongnya jadi ngelantur gitu sih, Mom," sahut Kenzo. "Mommy tenang saja, Kenzo juga sedang mencari perempuan itu, Mi," gumamnya.

"Maksud kamu?" tanya Mommy Clara, bingung.

"Kenzo ... ah sudahlah, Mi. Sebaiknya Mommy pulang dan beristirahat. Biar Kenzo suruh Tomi untuk mengantarkan Mommy pulang."

Kenzo hendak beranjak dari atas sofa. Namun, sentuhan tangan ibunya menghentikan gerakan Kenzo.

"Malam ini, maukah kamu menemani Mommy makan malam di luar?" pinta Mommy Clara.

"Makan malam di luar?" ulang Kenzo, "memangnya Mommy ada janji makan malam sama seseorang?" terkanya.

Mommy Clara mengangguk. "Iya, Nak. Teman masa kecil Mommy sewaktu Mommy tinggal di Jerman, sekarang sedang berkunjung ke rumah sanak saudaranya. Malam ini, beliau sengaja meluangkan waktu untuk bertemu dengan Mommy. Kamu mau, 'kan, meluangkan waktu untuk mengantar Mommy menemuinya?" tutur Mommy Clara panjang lebar.

"Jam berapa ketemuannya, Mom?" tanya Kenzo.

"Sekitar jam 7 malam," jawab Mommy Clara.

"Baiklah, akan Ken usahakan."

Mommy Clara tersenyum gembira. Ternyata, permintaannya kali ini tidak sia-sia. Ah, entah apa yang sedang merasuki pikiran pemuda tampan blasteran Jawa-Amerika itu. Satu yang pasti, saat ini hatinya merasa senang karena telah berhasil membujuk anaknya.

🌷🌷🌷

Safina duduk di tepi ranjang. Rona kebahagiaan terpancar jelas di raut wajahnya. Ini adalah malam pertamanya. Sesekali, Safina tersenyum lebar ketika membayangkan adegan yang akan dia lakukan di malam ini bersama sang suami.

Sudah sangat lama dia menantikan malam ini. Hampir sembilan tahun Safina menyimpan rasa untuk pria yang kini telah menjadi imamnya. Meskipun di tiga tahun pertama, ada banyak perih yang dia rasakan atas pertunangan Adam dengan sepupunya.

"Dan sekarang ... akulah pemenangnya, Fira!" Safina bergumam sembari mengusap-usap sprei berwarna putih yang dipenuhi taburan kelopak mawar berwarna merah.

Sesaat, dia mengenang kembali pertemuan pertamanya dengan Adam.

"Hapus air matamu! Tidak baik seorang perempuan menangis hanya demi laki-laki brengsek itu!" ucap Adam seraya menyerahkan sapu tangan kepadanya.

"Terima kasih karena sudah menolongku," jawab lirih Safina.

Adam hanya tersenyum menanggapi rasa terima kasih wanita yang hampir saja mengalami pelecehan di sebuah taman sepi.

"Oh ya, Namaku Adam," ucap pria itu seraya mengulurkan tangannya.

"Aku, Safina," lanjut Safina menyambut uluran tangan Adam.

"Sudah malam, ayo, aku antar kamu pulang!" lanjut Adam menawarkan diri untuk mengantar Safina hingga ke rumahnya.

Safina mengangguk. Dengan mengendarai motor besar, Adam kemudian mengantarkan Safina pulang sampai ke depan pintu gerbang.

Tanpa berpamitan, Adam kembali memacu kendaraannya untuk pulang. Dan itu adalah kebaikan pertama dan yang terakhir yang Safina terima dari sosok seorang pria.

Hingga 6 bulan kemudian.

"Eh, iya, Fin. Kenalin, dia mas Adam, pacarnya gue!" ucap Safira.

Tanpa sadar, tangan Safina meremas beberapa bagian kelopak bunga yang tersebar di atas sprei.

Aku benci kamu, Fira! Aku sangat membencimu! batin Safina, mencengkeram kuat sprei di atas ranjangnya.

Teng-teng-teng!

Bunyi jam dinding yang berdenting sebanyak sebelas kali, sontak membuyarkan lamunan Safina tentang masa lalu. Safina mendongak untuk melihat jam dinding. Penunjuk waktu tepat berhenti di angka sebelas. Namun, suaminya belum terlihat memasuki kamar hotel.

Ting!

Sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya. Safina meraih ponsel dari atas nakas. Kedua bola matanya membulat sempurna saat membaca pesan masuk tersebut.

Jangan tunggu aku pulang. Aku ada jadwal penerbangan untuk esok hari.

Adam

Gila! Benar-benar gila. Suaminya bahkan tega membiarkan dia seorang diri di malam pertamanya.

Safina sudah tidak mampu berpikir apa-apa lagi. Dia shock, dia bingung. Entah kenapa suaminya pergi dinas di malam pertama mereka.

Tega kamu, Mas! Tega kamu memberikan kehampaan pada malam pertama kita, batin Safina seraya beranjak dari tempat tidurnya.

"Aaargh!"

1
Anonymous
keren
Titiek Bobihoe
hebat abang rana👍🤩
AnaZa O
kasian nom clara, adrian tipe pria kurang ajar
Ely
Luar biasa
Fitria Rumpun
makin seru ceritanya
Mbah Darmo
anak yang lahir diluar pernikahan nasabnya ikut ibunya. kalau pernikahan Lara masih bernasab pada kenzo maka pernikahan itu tidak sah. hubungan selanjutnya adalah zina.
Mbah Darmo
secara hukum syariah, anak diluar nikah tidak mempunyai hak maupun kewajiban apapun dengan ayah biologisnya.
Mbah Darmo
AC pada umum nya suhu terendah adalah 16°, kalau sampai minus artinya dibawah 0° dan itu hanya bisa terjadi jika didalam ruangan freezer
Anonymous
keren
Eemlaspanohan Ohan
kamu yg berengsek
Eemlaspanohan Ohan
waw, hebat su,abang
Eemlaspanohan Ohan
،safara. bego
Eemlaspanohan Ohan
cerita nya. bagus. ni
Kiki
Luar biasa
Towiyah Ahmad
jdi pa hadi itu sbnrnya Ardian bpa nya Kenzo yg meninggal itu Hadi ya Thor..jdi makin penasaran
Fina Safina
nexk kisah Rana dong
Fina Safina
lagu yg pas untuk part ini adl bunga pengantin
Fina Safina
alamat tuan Wicaksono tau semuanya hmm
Fina Safina
merinding aku bacanya mbok🥺
Fina Safina
aku ikut patah hati🥺
lebih setuju Rana sama Mey
karna Mey bukan hanya mau menerima Rana tpi dia juga mau menerima lara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!