Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
AppleKnox 30
Pagi menjelang dan Apple mengirimi pesan pada Knox bahwa hari ini dia tak masuk magang.
Dan Knox mengizinkannya. Apple kembali menutup kepalanya dengan bantal ketika berisik mendengar ponselnya berbunyi tiada henti.
Knox meneleponnya sejak tadi dan dia malas mengangkatnya.
Hingga akhirnya Apple terpaksa mengangkatnya.
"Halo," ucap Apple.
"Kutunggu kau di ruang makan satu jam lagi," kata Knox dan langsung menutup sambungan teleponnya.
Lalu Apple menaruh kembali ponselnya di atas ranjang.
Apple beranjak duduk dan seperti biasa, dia hanya memakai pakaian dalamnya ketika berada di dalam kamar.
"Huuufftt ..." ucap Apple.
Apple mengirim pesan pada Lea bahwa dirinya sementara akan tinggal di mansion Knox dan kini dirinya sudah baik - baik saja.
Setelah itu, Apple menuju ke kamar mandi sempit itu.
"Sempit sekali kamar mandi ini. Tapi aku nyaman di sini dari pada di kamar besar itu," gumam Apple.
Apple mengikat rambutnya dan menggulungnya ke atas.
Lalu wanita itu memulai ritual mandinya yang singkat itu.
Setelah mandi, Apple mengirim pesan pada Knox untuk meminjamkan bajunya untuk sementara.
Apple juga mengirim pesan pada Lea agar mengirim baju - bajunya ke mansion Knox.
TOK TOK TOK
Suara ketukan terdengar di pintu kamarnya dan Apple membukanya sedikit.
Knox terlihat membwa sebuah baju wanita di tangannya.
"Ini," ucap Knox.
"Terima kasih," sahut Apple dan menutup kembali pintunya.
"Kutebak kau tak memakai apa pun," ucap Knox dari balik pintu.
Apple tak menyahut dan cepat memakai baju beserta pakaiaan dalaam bersih yang dibawakan oleh Knox.
"Pakaian siapa ini?" gumam Apple.
Setelah selesai berpakaian, Apple pun keluar dari kamar dan hampir melompat kaget ketika Knox masih berdiri di depan kamarnya.
"Kau menungguku?" tanya Apple.
"Tentu saja. Kau tunanganku," jawab Knox.
Apple kemudian berjalan melewati Knox dan Knox menahan tangannya.
"Ingin tour mansion ini?" tanya Knox.
"Oke, sepertinya itu menarik. Kita makan pagi dulu," ucap Apple.
"Kau sudah baik -baik saja?" tanya Knox.
"Hmm," sahut Apple.
"Kau mau mengusirku?" tanya Apple.
"Tidak, aku justru senang jika kau tinggal di sini," jawab Knox.
"Thank you," sahut Apple dan mencium pipi Knox.
Knox sampai berhenti berjalan dan menurutnya ini adalah pertanda bahwa Apple sudah mulai menerimanya.
"Aku menunggu tahap selanjutnya," ucap Knox tersenyum.
Apple tak menjawab dan mereka berjalan lagi menuju ruang makan.
Apple makan pagi bersama Knox dan sikapnya kembali seperi biasa lagi. Knox lega melihat hal itu.
"Ada yang ingin kau katakan?" tanya Knox ketika melihat gelagat Apple yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu pada Knox.
"Kau mau menikahiku, Knox?" tanya Apple dengan suara dan sikap yang tenang.
Knox terdiam dan jujur dia tak bisa menjawab pertanyaan itu untuk saat ini.
Apple menunggu jawaban Knox dan pria itu masih diam serta tak menjawab.
"Baiklah," ucap Apple yang seakan tahu jawaban Knox.
Apple beranjak dari kursinya dan pergi dari hadapan Knox.
Knox bukannya tak ingin menikahi Apple. Tapi hubungan mereka baru terjalin beberapa hari dan tak mungkin mereka langsung menikah dalam waktu perkenalan yang cukup singkat ini.
Knox masih duduk di kursinya. Sedangkan Apple kembali ke kamarnya.
Apple menyandar di balik pintu kamarnya dan pandangan matanya menerawang.
"Dia belum mau menikahiku," gumam Apple pelan.