This Is Cliche!?

“Benar juga aku belum melihat pesan dari para demigod itu, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan juga”

[Objektif]

[Ikuti protagonis!]

"Yang benar saja? Ini sudah mulai larut, besok juga masih sekolah aku hanya ingin lulus dengan baik.."

Baru ku ingin mengecek pesan dari para Demigod yang masuk tapi tiba-tiba misi dari sistem menghampiriku di waktu yang tidak terduga. 

[Sesuatu yang besar sedang terjadi]

"Sesuatu yang besar?.. Apa ini semua berkaitan dengan jalan cerita? Entahlah ikuti saja"

Aku langsung pergi menuju tempat yang Noah juga tuju. Aku melihat Noah sudah ada di tempat dan tengah bersembunyi mengamati sesuatu dari kejauhan. Saat ku coba melihat tempat yang dia amati, aku melihat sosok yang nampak familiar. 

"Bukankah itu pendeta yang tadi? Kalau tidak salah.. " Masih ku berpikir Noah sudah menyambungkan apa yang aku akan pikirkan

"Pendeta Yana? Dan siapa orang orang itu? Terlihat sangat mencurigakan.. Dan portal itu?..." Pikirannya dan pikiranku kurang lebih sama sembari mengamati apa yang kami lihat

"Apa semua alat dan benda itu? ini yang dia maksud saat bilang bisa membuat portal sendiri?"

"Aku juga berpikir seperti itu" Timpa batinku

"Padahal aku baru kembali hanya ingin menggunakan jalan pintas saat kembali dari rumah sakit.. Tapi malah bertemu yang seperti ini"

Terlihat kalau Noah baru saja kembali dari menjenguk ibunya, tapi kurasa dia tidak akan tinggal diam setelah melihat kejadian ini. Karena hal yang kita lihat sangatlah aneh apa yang sedang dilakukan seorang pendeta bersama orang-orang yang ditutupi, terlebih sikap pendeta itu yang terlihat semena-mena. Meski begitu, jika kita pergi dan memberitahukannya begitu saja apa yang dilihat orang-orang sudah jelas tidak akan percaya. Terlebih pria itu yang memiliki kedudukan sebagai seorang pendeta dan berada di serikat yang besar dan terkenal dengan nama yang baik. 

"Hey hati-hati bawa barangnya! Atau kamu bayar dengan nyawamu!"

"Barang? Barang apa itu?" Noah bertanya tanya tentang suatu barang yang terdengar sangat berharga

"Baik tuan!"

"Tuan! Kami sudah siap berangkat!"

"Bagus, portalnya juga sudah terbuka dengan baik kita akan masuk sekarang juga"

"Aku ingin menghentikan mereka sekarang karena sangat terlihat mereka akan melakukan sesuatu yang buruk. Tapi jika aku menemui mereka sekarang aku tidak akan tau maksud dan tujuan mereka"

Pendeta Yana dan para pesuruh itu masuk ke dalam portal buatan itu. Dan dibelakang Noah juga aku diam diam menyusul mereka masuk ke dalam. 

"Tempat ini? Sama seperti portal pada umumnya. Jadi mereka tidak membuat tempat tapi membuka dimensi paksa?" Tebakan Noah sangat benar adanya tempat yang dimasuki sekarang bertempatkan seperti di dalam reruntuhan yang masih kokoh

"Tapi jika mereka benar-benar baik maka sudah pasti hal semacam ini sudah menyebar luas di berita"

"Sepertinya ke arah sini tuan, saya bisa merasakan alirannya"

"Aliran? Aliran apa?"

"Kalau begitu cepat tunjukan jalannya"

Tak lama setelah berjalan, ditemukannya sebuah tempat seperti sebuah altar kecil yang terlihat tua namun masih kokoh. 

"Cepat taruh barangnya di tempat itu"

"Ya tuan!"

"Sekarang atau terlambat!"

"Berhenti kalian!" Suara cegatan Noah mengagetkan semua orang kecuali diriku

"A-apa! Kenapa ada anak orang mengikuti kita!? Apa kalian benar-benar sudah memeriksanya dengan baik!?" Geram pendeta Yana pada para pesuruh

"Su-sudah Tuan! Kami bahkan sudah memasang ilusi agar orang biasa tidak bisa masuk dengan sembarangan!"

"Benar tuan!"

"Hah! Lalu apa ini? Buktinya apa!?" Geramnya lagi tak percaya

“Ke-kemungkinan dia bukan orang biasa tuan” mendengar dari salah seorang pesuruh itu Yana terlihat tertawa geram rak merasa lucu dengan apa yang sedang dihadapinya

“Kamu b***ngan kecil, dari kelompok mana kamu?”

“Aku sendiri” jawab Noah blak blakkan

“Hei, aku sedang berbicara baik-baik darimana kamu si*lan!?”

“Aku sudah mengatakan yang sebenarnya”

“Kamu cukup berani sebagai anak kecil” 

“...”

“Hey kalian tunggu apalagi? habisi anak itu!” Pendeta Yana mulai menyuruh para pesuruh itu untuk menghabisi Noah

Ternyata dari kebanyakan pesuruh itu hanya satu orang yang memiliki skill combat karenanya dia maju menemui Noah lebih dulu disaat support memberikan buff dan penyihir menyalakan mantra. Tapi karena kemampuan Noah yang kini lebih hebat dari pesuruh itu, dia dapat menghindari semua serangan yang diberikan dengan mudah meski pesuruh itu juga sudah menggunakan skill miliknya di tambah dengan buff dari suporter. 

Tak hanya itu Noah juga dapat menghindari rapalan sang penyihir yang menyerangnya beruntun bersama orang yang menyerangku dengan combat. Karenanya tanpa basa basi di tengah sang penyihir merapalkan mantranya lagi, Noah langsung mengakhiri orang dengan skill combat itu dengan skill blasting miliknya. Tak berlangsung lama setelah mengalahkan orang dengan skill combat dia langsung menyerang penyihir baru setelahnya dia langsung mengalahkan support. Yana yang memperhatikan semua itu kini ia tambah geram. 

"B***ngan si*lan! Mengurus satu anak saja tidak becus" 

"Kamu! Berlagak sekali kamu! Kemari.. Akan kuberi dirimu pengertian"

Sekarang tinggal Yana yang maju untuk menyerang Noah. Dan seperti biasa Noah langsung bersiap dengan belatinya itu. 

"Jangan diam saja! Majulah!"

Karena Yana yang memintanya untuk menyerangnya,  dengan senang hati Noah maju untuk menyerangnya. 

Klang! 

Belati Noah terdorong keras karena suatu hal saat mencoba menyerang Yana secara langsung. Saat diperhatikan ternyata itu adalah sebuah pelindung. 

"Hati-hati bawahmu" Dengan terang terangan Yana memberitahu mana yang akan dia serang merasa percaya diri dia akan menang

"-sial!"

Dengan sigap Noah menghindar serangannya dan berhasil, itulah yang dipikirkannya sampai dia merasakan perih di bagian pinggangnya. 

"Pinggangku tergores.. Tapi apa itu"

"Hahahaha! Kau lihat itu? Apa kamu menyukainya? Perisaiku~"

"Perisai? Jadi begitu"

Ini, merupakan kali pertama Noah melihat kemampuan perisai. Karena para monster yang dilawannya selama ini tidak ada yang pernah menggunakan sebuah perisai, sudah dipastikan juga Noah akan kesulitan dengan yang satu ini.