Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.
"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.
Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mafia 14
Beberapa mobil mewah telah berjejer di sepanjang jalan utama. Ada sekitar delapan mobil dengan jenis, warna serta plat nomor yang sama.
"A–apa ini, Mas?"
"Kamuflase." Mendengar jawaban singkat dari, Max, Arumi langsung menoleh dengan alis bertaut.
"Kita sebaiknya berpisah di sini. Aku akan naik di salah satu kendaraan itu. Sampai ketemu nanti." ucap Max, seraya menatap kedua mata Arumi demi meyakinkan wanita yang telah menjadi istrinya itu.
"Kok gitu? Kenapa kita harus beda mobil?" cecar Arumi dengan sorot mata bingung sekaligus khawatir.
"Kau tenanglah. Lagipula ini semua demi keamanan saja," jawab Max. Pria itu hendak menjauh dari Limousine, akan tetapi Arumi dengan gerakan cepat dan posesif mencekal lengan Max begitu erat.
"Apa kita tidak bisa semobil saja?" pinta Arumi. Dia tidak mungkin terima begitu saja satu mobil dengan pria asing yang berada di belakang kemudi. Max adalah suaminya. Dia harus terus berada di sisi pria itu.
"Apakah ini sebuah tanda karena perasaanku tidak enak sejak semalam? Siapa suamiku sebenarnya?" batin Arumi. Menerka-nerka akan asal-usul Max.
"Ini adalah strategi mengecoh lawan, percayalah padaku. Kamu akan baik-baik saja, aku berjanji padamu." Max kembali berkata untuk meyakinkan Arumi.
"Arum, takut. Perasaanku tidak enak sejak semalam. Mas, malah ingin kita berpisah ketika menuju kediamanmu. Bagaimana, Arumi bisa tenang?" rengeknya, berusaha untuk tidak menjatuhkan air mata. Namun, apa dayanya, kristal bening itu meluncur bebas tanpa portal sekarang. Karena Arumi benar-benar tidak rela jika jauh dari, Max.
"Kau harus percaya padaku, semua akan baik-baik saja. Ini hanyalah tingkat kewaspadaan. Aku sama sekali tidak berniat untuk bertindak jahat padamu. Walaupun aku bukanlah orang baik, tetapi aku bukan seorang pria yang suka menyalahi janji," tutur Max, tegas.
"Berangkat sekarang, Dave!" titahnya pada sang pengemudi yang merupakan orang terbaik, Max.
"Dengar Arumi. Dua jam kemudian kita pasti bertemu lagi di kediamanku. Aku janji!" Max, mengangkat dua jarinya seraya melengkungkan kedua sudut bibirnya ke atas. Membuat wajah itu semakin tampan mempesona.
"Masyaallah. Dia semakin tampan ketika tersenyum, sering-seringlah seperti ini, Mas" batin Arumi yang selalu berdebar jika mendapati tatapan, Max padanya. Sepertinya, Arumi telah jatuh cinta pada suami dadakannya ini. Belum sempat Arumi menjawab. Dave telah membawanya meluncur lebih dulu.
Max membiarkan Limousine yang membawa Arumi menjauh. Lalu dia melangkah, ke arah salah satu Ducati yang telah siap di sisinya. Warnanya gelap bagaikan Batmobile milik salah satu super Hero yang bagaikan kelelawar.
Anne keluar, lalu membukakan pintu untuk Max. Di saat yang sama, Arumi menoleh kebelakang dan ia sempat melihat dengan jelas bahwa wanita cantik itu memeluk Max kemudian tersenyum penuh kekhawatiran.
Arumi langsung berpikiran macam-macam. Saat ini dia mengira kalau, Max sebenarnya sudah memiliki pasangan. Dan dia akan menjadi istri yang merana dan tersakiti seperti sinetron yang pernah ia tonton di channel ikan terbang.
"Welcome back, Ketua. Aku lega melihatmu baik-baik saja." Anne meraih tubuh tegap Max kemudian memeluknya. "Aku juga sudah menempatkan anak buah terhebat, kita akan aman sampai ke mansion," ucap Anne, seraya berbisik lembut di telinga Max. Sementara, Max hanya diam tak bergeming.
"Kau juga harus memastikan kalau wanita di dalam sana baik-baik saja, kawal Dave. Tibalah tepat waktu. Karena, aku paling tidak suka menunggu," ucap Max, setelahnya ia masuk kedalam mobil yang baru datang.
"Peganglah janji ku, Ketua." Lalu, Max menutup pintu itu, dengan tatapan yang belum pernah Anne lihat sebelumnya. Namun Anne tidak mau memusingkan hal itu dulu. Anne juga segera masuk ke dalam mobil dan terus memperhatikan sampai, kendaraan yang membawa Max melaju lebih dulu.
"Jalan!" titah Anne pada driver yang duduk di depan kemudi. Mobil pun melaju satu persatu, membelah jalan kota besar. Meliuk di antara kerumunan kendaraan lain. Berpencar hingga musuh takkan tau, di mobil mana Max dan Arumi berada.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dari arah belakang, sebuah mobil sport merah mengkilat melesat kencang. Menyalip beberapa kendaraan di hadapannya dengan lincah. Lalu, tiga buah jeep wrangler mengekor dari arah belakang.
"Pertahankan kecepatan kalian, satu mobil sport hitam berada di depan. Sedangkan empat jeep berada di kanan-kiri serta belakang. Mereka berusaha memblokir, dan memerangkap kita." Lapor Anne, sambil memantau pergerakan dari atas melalui drone miliknya.
"Berpencarlah, biarkan black hawk nomer empat memisahkan diri." titah Max, untuk para anak buahnya yang mengemudikan Ducati hitam metalik melalui earphone yang terpasang pada telinganya.
Mereka pun memecah formasi yang mereka bentuk tadi, para pengawal ini dibentuk khusus oleh Dave.
"Black hawk enam dan tiga berpencarlah! teruslah mengecoh jeep-jeep itu!" Dave terus memberi komando dari balik alat komunikasi ciptaannya.
Ckiiittt!!
Sebuah jeep wrangler itu berhasil memojokkan salah satu black hawk.
Hingga mereka terpaksa banting stir, dan keluar jalur.
" Perubahan jalur, kami terpojok!"
_______
"Aku telah di pilih langsung oleh tuan Evander untuk memimpin, jadi kalian harus mendengarkanku!" teriak seorang pria berbadan besar, dengan tato menyeramkan di lengannya melalui speaker phone.
"Kita harus menculik ketua mafia black hawk lalu membawanya ke villa Mr. O. Apa kalian paham?!" sentaknya, kencang. Sampai-sampai gendang telinga terasa mau pecah. Seluruh anggota kompak untuk langsung melepas earphone di telinga mereka.
"Sejajarkan posisi kalian dengan mobil di depan itu, lalu bawa mereka masuk ke hutan."
Orang-orang suruhan Evander pun menjalankan aksinya. Mereka berupa menjegal jalur.
Draakkk!!
Dave menoleh dengan rahangnya yang mengeras. Ketika ada sebuah mobil Jeep yang menyerempetnya.
"Ada apa? Kenapa kita di kejar-kejar?" cecar Arumi bingung dengan keadaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia merasa seperti tengah berada di dalam scene film Fast to Furious.
"Kita memang sedang di kejar. Tapi anda tenang saja. Mereka takkan bisa menghentikan saya," sahut Dave tegas, dengan mata yang terus awas.
Dave masih bingung, siapa wanita yang dia bawa ini. Kenapa, sang ketua memintanya agar menjaga dengan nyawanya.
Tiba-tiba, di depan mobil yang di kendarai oleh Dave.
Dua black hawk meluncur di hadapannya, lalu terpelanting hingga masuk ke dalam jurang dan satunya lagi menabrak pohon besar.
"Allahuakbar!!" seru Arumi kencang, seraya membekap mulutnya. Ketika kedua matanya menyaksikan secara langsung kecelakaan hebat itu.
Dave menoleh ke belakang. " Apa anda baik-baik saja, Nona?" tanya Dave, dengan raut tegang.
"Ada apa sebenarnya ini? Kenapa mereka ingin mencelakai kita?" cecar Arumi dengan napas yang tercekat. Kedua matanya menatap ke arah Dave lekat. Sedangkan tangannya memegang erat seat belt yang melingkar di tubuhnya. Detak jantungnya saat ini benar-benar tak beraturan.