AKU Keturunan Naga

Lo ten rasanya mau menangis dan menjerit tapi dia takut bersuara, dia yakin jika bersuara iblis ini akan membunuhnya, dia tidak mau mati, hidupnya masih berharga dan panjang, dia menyesal bertindak sok tapi malah menendang plat besi yang keras.

" Ampun ampun maafkan saya maafkan saya, saya janji tidak akan mengulangi lagi, saya tidak melihat tingginya gunung " katanya memelas.

Malas meladeni anak manja ini dia kembali ke kursinya, duduk dan memejamkan matanya kembali, tanpa banyak suara, Lo ten memberi isyarat agar pengawalnya membawa dirinya keluar dari dalam pesawat, bahkan penonton pun tidak berani melirik Yeha.

Setelah kejadian itu pesawat mulai take off, mereka tidak mau lagi menuda nunda takutnya iblis ini bagun dan kemudian marah, lebih memilih segera terbang daripada sok sok menjadi pahlawan padahal cupu.

Pesawat mendarat dengan sukses di bandara udara Chingis khan, bandara ini diambil dari nama pahlawan mereka Jengis khan. Tidak ada pembicaraan antara Yeha dangan gadis cantik itu, dia yang menduga bahwa pemuda itu hanya berlagak jual mahal akhirnya paham pemuda ini sama sekali tidak tertarik dengan kecantikanya, berbeda dengan pria lain yang begitu melihatnya berusaha menarik perhatian dan bertindak dengan agresif.

Turun dari pesawat nona cantik itu disambut dengan banyak pengusaha dan pengawal, kelihatan sekali dia sebagai seorang wanita yang terkenal dan sangat penting. Sementara Yeha berjalan dengan santai tanpa tertarik untuk melihat penyambutan tersebut, bagi dia yang penting sekarang mencari hotel untuk tumpangan dan hotel untuk penginapan.

Sementara nona cantik itu sudah masuk ke dalam limousin, mobil segera melaju, dia melihat seorang pemuda tampan dan menarik sedang menungu tumpangan

" Berhenti .." perintahnya kepada sopir, dengan patuh sopir memberhentikan mobilnya demikian juga dengan kendaraan yang berada di belakangnya, nona cantik ini membuka pintu mobil dan sedikit berlari menemui Yeha.

" Maaf apakah tuan membutuhkan tumpangan " katanya dengan ramah, Yeha yang tidak terlalu memperhatikan kaget ketika dia melihat gadis yang duduk disebelahnya datang menyala dan menghampiri.

" Iya saya sedang mencari tumpangan dan juga hotel untuk menginap " katanya dengan pelan dan lembut.

" Mari ikut dengan saya, jangan khawatir masalah tempat menginap, anggap saja sebagai ketulusan dan rasa terima kasih saya karena anda sudah menolong saya tadi " ujarnya sambil membalas senyum Yeha yang ramah, senyum itu begitu indah..pemuda yang sangat menarik.

Tanpa ragu lagi Yeha mengikutinya, dia juga bingung mencari tumpangan dan hotel karena tidak terlalu mengenal daerah tersebut, adanya nona ini sangat membantu sekali dalam menghemat waktunya.

" Terima kasih ya dan maaf telah merepotkan anda " katanya.

" Tidak apa apa tidak merepotkan kok, kalau kamu mau daripada susah dan tidak aman di hotel lebih baik tinggal ditempat saya, jangan ragu rumah sangat besar, nyaman dan aman " katanya menawarkan.

Terdiam sejenak Yeha akhirnya menganguk, dia segan menolak kebaikan dan keramahan yang tulus diberikan oleh seseorang, dia kemudian mengeluarkan kotak beludru dari sakunya dan menyerahkan kepada nona cantik itu.

" Terima kasih, ambilah hadiah dari saya ini, anggap sebagai pertemanan yang tulus, di dalamnya ada sebuah pil yang akan mampu membuka simpul simpul kekuatan manusia sehingga dia menjadi lebih kuat dari manusia normal " katanya menjelaskan.

Nona cantik ini mengambil dan membuka kotak beludru itu, terlihat pil berwarna putih susu yang berkilau, semula dia tidak yakin, tapi demi menghormati pemuda ini, dia kemudian menyimpan di dalam tasnya.

" Saya Jena ..." katanya sambil mengulurkan tanganya yang lentik dan indah.

'" Saya Yeha.. " dia juga menjabat tangan gadis itu dan kemudian melepaskannya, ada satu hal yang menarik dari pemuda tampan ini yaitu aroma nya yang khas, maskulin dan mengelitik, membuat jantung berdebat debar.

Mereka bercerita dan tertawa di dalam mobil nampak begitu akrab tanpa merasa baru kali pertama bertemu satu sama lain.

Mobil memasuki kawasan perumahan yang besar seperti puri yang sangat luas, bahkan Yeha sekalipun takjub melihat keindahan puri yang sangat mewah, beberapa penjaga yang kuat mengitari mobil dan segera membuka pintu mobil, mempersilahkan nona muda ini keluar, mereka membungkuk hormat.

Jena keluar dari mobil dengan kepala tegak dia mengajak Yeha masuk, dia akan memperkenalkan kepada kakeknya, selama ini kakek nyalah yang merawat dia dari kecil hingga dewasa, kakek sangat memanjakan dirinya, tidak pernah dia menolak kehendak cucu kesayangannya, sejak kematian kedua orangtua Janet dia berjanji pada dirinya sendiri akan menjadikannya sebagai putri yang paling bahagia di dunia.

Seorang kakek berambut putih walaupun umurnya sudah tua tapi kelihatan wajahnya segar dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Dia memeluk cucunya, sudah sebulan lebih Janet berada di China mengurus perusahaan, padahal dia sudah mewanti wanti serahkan kepada orang lain biar mereka yang mengurus, tapi Janet beralasan bahwa sebagai pewaris dia harus banyak belajar dan mencari pengalaman.

Dia melihat seorang pemuda yang sangat tampan dan seluruh tubuhnya memiliki daya tarik yang sempurna, tapi yang sebenarnya dia perhatikan di balik wajah tampan dan tenang itu terdapat hal yang sangat ganas, dia percaya seribu persen bahwa pria ini bukan sembarang orang.

Yeha dengan santun mendekat dan memperkenalkan dirinya, walau santun tapi tidak merendahkan diri dan kepalanya, wibawa itu terlihat sangat kental tanpa bisa dibuat buat, kakek menjabat tangannya dan menguji dengan menyalurkan tenaga dalamnya, merasa ada arus tenaga yang besar datang dari jabatan tangan, Yeha segera memblokir dengan melepaskan kekuatan sisik naga pertama.

Duarrrrr

Terdengar bunyi ledakan keras di antara keduanya, walau demikian raut wajah mereka tidak berubah satu sama lain dan tangan mereka tetap terjabat dengan rapat, tak puas kakek mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi Yeha juga melepaskan kekuatan sisik tubuh naga kedua.

Duarrr...duar...

Kali ini kakek terdorong selangkah tapi dia menahan malu jika jatuh tersungkur, apalagi ada cucu perempuan dia, sumpah mati selama ini dia mengangap dirinya tidak terkalahkan, tapi sekarang di depan mata dia tidak kelihatan tak berdaya di hadapan pemuda ini.

" Anak muda sekarang penuh dengan potensi " dia sengaja memaksakan senyuman kepada Yeha, pemuda tampan itu menganguk ramah, melihat kejadian seperti itu Janet segera menyeret pemuda tampan itu masuk ke dalam rumah, sementara kakek tidak mengikuti mereka, bukannya tidak mau tapi memang tidak bisa.

Adu kekuatan tadi membuat sirkulasi darahnya tidak normal, berdiri saja dia sudah bersukur, tanpa disadari dia muntah darah karena tidak bisa ditahan lagi " anak muda yang luar biasa semoga dia berjodoh dengan cucuku Janet " harapnya dengan penuh semangat.

Pelayan mengantarkan Yeha ke kamar tidurnya, kamar yang sangat luas, aromanya wangi dan sangat bersih sekali, dia mengeluarkan pakaian dan memasukan dan menyimpan pakaiannya ke dalam lemari.