NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Happy Reading 🤗

...🌹🌹🌹...

Kegembiraan Erika dan Rita sepulang dari kediaman Ismalia. Dimana Ismalia sudah menerima perjodohan dengan Mandala. Mereka cukup lega karena satu beban yang menjadi buah pikiran sudah lepas. Namun kini muncul lagi dimana Erika dan Rita yang baru pulang mendapati seorang wanita duduk di sofa ruang tamu. Dilihatnya mobil Mandala terparkir di halaman rumah.

Kini menjadi tanda tanya bagi Erika dan Rita siapakah wanita tersebut. Apakah itu kekasih Mandala pikirnya masing-masing. Mereka tidak menegur lantas langsung masuk ke dalam kamar masing-masing di lantai atas. Dari penampilannya saja itu yang membuat Erika dan Rita tidak suka apalagi sikapnya.

Wanita itu telah mengetahui Erika dan Rita baru saja datang. Namun ia tidak menegur sapa terhadap mereka bahkan hanya sekedar menoleh sebentar lalu kembali melihat ponselnya. Itu lah yang membuat Erika dan Rita tidak menyukainya tidak ada sama sekali sopan santunnya.

Ya wanita itu adalah sekretaris rekan bisnisnya Rico si pria bule yang bernama Sofia. Dahulu saat mengadakan pertemuan diluar Sofia sempat melirik dan kagum sama Mandala. Bahkan pernah mencari perhatian Mandala. Namun Mandala tidak memperdulikannya dengan tidak meliriknya bahkan bersikap dingin, datar, dan cuek.

Tapi Sofia tetap saja mencari perhatian Mandala. Hingga Ridwan pun merasakannya ada sesuatu yang aneh pada Sofia karena sedari datang ke Cafe Fortune Sofia terus menatapnya. Tatapan yang ditampilkan Sofia sangat berbeda seperti tatapan ketertarikan ke lawan jenis.

Dan sekarang Sofia datang kediaman Mandala karena ia mengambil dan menyerahkan beberapa berkas dari Rico bosnya. Sebelumnya Sofia datang ke kantor Mandala tetapi salah satu staf mengatakan bahwa Mandala sudah pulang. Sofia pun meminta alamat rumah Mandala dan sekaligus ingin tahu.

Flashback On

Sekitar pukul 10 pagi Mandala yang tengah sibuk memeriksa berkas dari Rico untuk di tandatangani. Mandala melirik arlojinya lantas mengemasi berkas  yang terdampar di atas meja kerjanya. Mandala menyambar kunci mobil dan membawa beberapa berkas untuk dibawa pulang.

Mandala hari ini pulang lebih awal karena ia akan menemui putrinya dirumah. Sebelumnya ia mampir sebentar ke tempat rumah makan membeli sate kambing untuk Erika. Erika sangat menyukai sate kambing dan makannya begitu lahap.

Berkisar dua puluh lima menit, Sofia datang ke kantor dibekali senyum yang manis, pakaian seksi, ketat, dan kacamata hitam nya. Sofia memasuki kantor lantas bertanya ke salah satu staf bagian administrasi menanyakan keberadaan Mandala di ruangannya. Karena sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Mandala.

Setelah ia mendapat tugas dari Rico mengantar sekaligus mengambil berkas pada Mandala. Senyum di bibir Sofia merekah bak tanah sawah yang sudah kelamaan mengalami kekeringan di musim kemarau. Dihati begitu senang rasanya ingin melompat-lompat seperti biji jagung melompat ketika menjadi popcorn.

Ia langsung menerimanya menenteng berkas ditangannya. Tidak lupa juga ia memoles wajahnya dengan make-up ditambah gincu berwarna merah menggoda tapi sayangnya Mandala tidak pernah tergoda hahaha.

"Emmm, Mbak. Pak Mandalanya ada gak?" tanya Sofia ke salah satu staf kantor Mandala.

"Maaf, Mbak. Pak Mandala baru saja keluar. jawab staf wanita dengan sopan.

"Keluar...keluar kemana?"

"Pulang, Mbak. Mungkin ada yang bisa saya bantu, Mbak."

"Saya cuma mau ngasih berkas ini ke Pak Mandala." ucap Sofia sambil menunjukkan berkas di tangannya.

"Ohh...kalau begitu biar saya letak saja di atas meja beliau saja, Mbak."

"Gak usah. Biar saya saja, kamu bisa menunjukkan ruangannya dimana." pinta Sofia.

"Maaf, Mbak. Mbak gak bisa sembarang masuk ke ruangan beliau apalagi tidak ada orangnya."

"Ya sudah aku minta alamat rumahnya saja."

"Maaf, Mbak. Itu hal privasi juga, mbak."

"Kamu bagaimana sih. Ini berkas penting dan harus ditandatangani segera oleh Pak Mandala karena ini menyangkut kerjasama. Kalau sampai gak ada tanda tangan kamu bisa dipecat." alasan Sofia.

"Baiklah, Mbak. Tunggu sebentar ya." ujar staf wanita mengambil secarik kertas menulis alamat Mandala.

Mandala sebenarnya melarang memberitahukan alamat rumahnya. Kalau untuk urusan kantor atau segala macam bisa di titipkan salah satu staf wanita bagian administrasi. Karena Mandala begitu menjaga privasi kehidupannya termasuk alamat rumahnya terkecuali kalau ada acara penting atau darurat.

"Ini, Mbak. Alamat rumah Pak Mandala." ucap staf wanita menyerahkan kertas tadi ke Sofia.

Sofia tersenyum miring sambil menatap tulisan mengenai alamat Mandala di atas kertas putih tersebut.

"Ok. Makasih." ucap Sofia langsung melesat keluar menuju kediaman Mandala.

Sofia yang diantar sopir Rico menjalankan mobil menelusuri jalan yang begitu cukup ramai karena sudah siang hari. Senyum Sofia belum luntur sambil menatap kertas putih tersebut. Setiba di rumah besar bak istana dengan pagar tinggi menjulang. Sofia turun bertanya ke satpam penjaga rumah Mandala.

"Pak, permisi. Apa benar ini rumahnya Pak Mandala Bramantio?" tanya Sofia ke satpam tanpa keluar dari mobil.

"Ya betul. Ada perlu apa ya, Mbak." tanyak balik satpam.

"Saya mau menyerahkan berkas sekaligus minta tandatangan beliau. Apa Pak Mandala ada?"

"Oh ya. Ada mbak, Pak Mandala baru saja pulang. Mari...silahkan masuk, Mbak." ucap satpam sambil membukakan pintu mempersilahkan mobil masuk ke halaman rumah Mandala.

Sofia tercengang melihat rumah Mandala dengan halaman yang begitu luas.

"Wahhh....besar sekali. Dari luar saja tampak besar dan halaman yang luas. Apa lagi dalam rumahnya ya?" batinnya.

Sofia pun keluar dari mobil tidak lupa mengambil tas dan berkas. Ia berjalan menuju pintu utama dan mengetuknya. Muncullah Bik Inah membuka pintu.

"Ya mencari siapa ya?" tanya Bik Inah sambil melirik Sofia dari atas sampai bawah yang tampak seksi baginya.

"Pak Mandala nya ada?" tanya balik Sofia.

"Ada. Tuan sedang berada di kamarnya. Ada perlu apa ya?"

"Aduh ni pembantu banyak nanya mulu kapan disuroh masuknya ni." gerutu Sofia tanpa diucapkannya.

"Saya ke sini ingin bertemu Pak Mandala ingin menyerahkan berkas sekaligus meminta tandatangan beliau."

"Oh ya. Mari silahkan masuk. Silahkan duduk Mbak. Biar saya panggilkan Tuan dulu di kamarnya."

"Baiklah."

Bik Inah hendak menuju tangga tiba-tiba Sofia memanggil kembali. Bik Inah lantas berbalik badan.

"Oh ya bilang sama Pak Mandala kalau sekretaris Pak Rico dari Perusahaan B yang datang."

"Baiklah."

Bik Inah pun naik ke lantai atas. Setiba di depan kamar Mandala ia mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Tuan...tuan Mandala. Ada tamu didepan sedang mencari tuan." ucap Bik Inah dibalik pintu.

Krek suara pintu terbuka.

"Ya, Bik. Siapa?" tanya Mandala.

"Katanya ia sekretaris Pak Rico dari Perusahaan B ingin meminta tandatangan tuan."

"Baiklah. Suruh ia untuk menunggu. Saya akan segera turun ke bawah. Dan tolong buat minuman dan cemilannya."

"Baik, Tuan."

Bik Inah turun kembali menuju ruang tamu. Tanpa sengaja Bik Inah melihat Sofia sedang berjalan melihat-lihat beberapa benda di ruang tamu. Ketika suara kaki Bik Inah mendekat Sofia terkejut dan kembali tempat duduknya. Bik Inah mendelik tidak suka tampak tidak sopan baginya.

"Kata tuan ia akan sebentar lagi turun. Mbak bisa tunggu sebentar. Saya mau ke dapur membuat minuman. Permisi." ucap Bik Inah.

Sofia hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Kini kembali matanya melirik ke sana kemari melihat seisi rumah Mandala yang nak istana. Sofia mulai tersenyum getir lantas tidak lama Bik Inah datang membawa nampan berisi minuman dan cemilan untuk Sofia.

"Silahkan, Mbak."

Sofia hanya berdehem sebagai jawaban. Semakin bertambah dan kecurigaan Bik Inah terhadap Sofia. Baginya Sofia sedikit aneh, tidak sopan sama sekali. Bahkan penampilannya yang seksi sedikit terbuka baju kemeja bagian atas. Serta rok span yang terlalu pendek juga make-up yang terlalu menonjol.

Bik Inah meninggalkan Sofia menuju ke dapur menyelesaikan aktivitas masaknya bersama yang lain. Pembantu lainnya juga berbisik-bisik tetangga dengan pandangan mengarah ke Sofia yang duduk di sofa ruang tamu juga penampakkan ketidaksukaannya.

Tidak lama suara mobil memasuki halaman rumah. Kemudian muncullah Erika dan Rita yang baru pulang dari kediaman Ismalia. Dengan barang-barang dibantu Pak Rahmad membawakannya ke dalam lantai atas. Erika dan Rita begitu terkejut tampak seorang wanita duduk di sofa ruang tamu sendiri.

Penampilan yang kurang enak dilihat bagi Erika dan Rita. Bahkan saat memasuki rumah Sofia tidak sama sekali menyapa Erika dan Rita. Mereka akhirnya langsung menuju ke lantai atas ke kamar masing-masing. Sofia hanya menoleh sekilas ketika Erika dan Rita menaiki tangga kemudian kembali memainkan ponselnya.

Flashback Off

...🌹🌹🌹...

Erika yang sedikit gelisah lantas keluar dari kamar menemui sang ayah di kamarnya. Erika membuka pintu kamar Mandala namun kosong. Lalu ia menuju ke ruang kerja Mandala dan ternyata benar. Mandala sedang memilah berkas untuk diberikan ke Sofia. Mandala terperanjat ketika Erika sudah berada di belakangnya tepat Mandala ingin berbalik badan.

"Astaghfirullah...Erika. Kamu bikin kaget ayah saja. Ada apa hemm..." tanya Mandala sambil mengusap kepala Erika.

"Yah. Erika boleh nanya gak?" tanya Erika menatap lekat mata Mandala.

"Mau nanya apa, sayang?" tanya Mandala berdiri tegak dihadapan Erika.

"Apa ayah beneran nerima Ismalia?"

"Waktu itu apakah kamu kurang jelas dengan ucapan ayah hemm. Ayah bener-bener menyetujui perjodohan itu asal kamu bahagia." jawab Mandala mengusap sayang kepala Erika.

"Baiklah. Oh ya, Yah. Tadi di bawah siapa? Apa itu teman ayah?" tanya Erika penasaran.

"Itu sekretaris rekan kerja ayah namanya Sofia. Dia mau minta tandatangan ayah sekaligus ayah mau nyerahin berkas ke dia." ucap Mandala mengambil berkas diatas mejanya.

"Ohhh...baiklah. Kalau gitu Erika temenin ya?"

"Baiklah, Ayo." ajak Mandala turun ke bawah bersama Erika.

Mandala dan Erika pun turun ke bawah bersama. Sesampainya di bawah, Sofia tersenyum ke Mandala dan berdiri menyodorkan tangannya namun tidak disambut oleh Mandala. Sofia langsung menarik tangannya dan duduk kembali. Erika yang melihat Sofia hanya bisa menahan ketawa.

Erika sedari tadi memang banyak terdiam hanya mengamati sikap dan penampilan Sofia dari atas sampai bawah. Cukup menggelikan bagi Erika dan tidak suka terhadap Sofia. Bahkan nyata sekali Erika melihat kalau Sofia ingin mencari perhatian dari sang ayah Mandala.

Sofia merasa kesal dalam hatinya tangannya tidak disambut sekaligus diketawain oleh Erika. Mandala langsung masuk ke intinya tidak ingin berlama-lama. Sofia menyerahkan berkas yang harus Mandala tandatangani. Sedangkan Mandala juga menyerahkan berkasnya ke Sofia.

"Apa ada lagi? Kalau tidak ada saya rasa cukup sampai sini." ucap Mandala dingin dan datar.

Sofia merasa digituin dan dicuekin sama Mandala merasa kesal dan menggerutu dalam hatinya.

"Iy-iya. Memang tidak ada lagi. Kalau gitu saya mohon pamit. Terima kasih Pak Mandala. Saya permisi." ucap Sofia gagap sambil berdiri.

Sofia berdiri dihadapan Mandala namun masih dibatasi oleh meja. Tapi masih terlihat nyata bahwa Mandala yang duduk bisa melihat jelas paha Sofia yang putih dengan rok yang pendek. Mandala tidak menoleh Malahan ia masih memainkan tabletnya. Saat Sofia pamit, Mandala hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Erika yang sedari tadi melihat tingkah Sofia yang dicuekin sang ayah hanya mengulum menahan ketawa. Sofia kembali kesal lalu berbalik berjalan menuju keluar. Hendak mendekati pintu, tiba-tiba Mandala memanggilnya. Sofia kembali berbalik badan menatap dengan senyum ke Mandala berharap Mandala akan menahannya atau mengantarkan ia pulang.

"Sofia." panggil Mandala.

"Iya, Pak Mandala." jawab Sofia berbalik badan dengan senyum.

"Kalau boleh berkunjunglah dengan penampilan dengan sedikit sopan." ucap Mandala datar dan dingin dengan tatapan masih ke tablet.

Sofia semakin-semakin bertambah kesal. Langsung melanjutkan langkahnya keluar dan memasuki mobil. Mobil Sofia pun langsung melaju menelusuri jalan.

"Ahhhh....Awas saja kamu Mandala. Berani sekali kamu mempermalukan aku dihadapan putrimu. Lihat saja nanti, aku akan mendapatkanmu." monolog batinnya dengan kesal dan marah.

...Bersambung .......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers🤗

Semaian Dua Arah Cinta ✅

Takdir Tak Sejalan ✅

1
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!