NovelToon NovelToon
Villainess Raising The Flower

Villainess Raising The Flower

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:43.3k
Nilai: 5
Nama Author: Laigtomea

Dorothy Perkins, wanita jahat paling terkenal di desanya yang suka melakukan tindakan kekerasan kepada keponakannya, Hyacinth Perkins. Namun suatu hari tiba-tiba ia berubah. Dia baik kepada Hyacinth dan merawat Hyacinth sebagaimana mestinya. Perubahan Dorothy tidak tanpa alasan karena Dorothy dirasuki oleh seseorang perempuan dari dunia lain. Perempuan itu mendapatkan ingatan Dorothy dan mengetahui kenapa Dorothy bertindak kejam kepada Hyacint. Dia memutuskan untuk menjadi Dorothy Perkins lalu menebus dosa-dosa Dorothy dengan membesarkan Hyacinth menjadi gadis dewasa yang cantik di masa depan.

Ini adalah kisah seorang Villainess yang merawat bunga-bunga cantik dalam hidupnya.

[UPDATE 2 CHAPTER SEHARI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laigtomea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Turning Point

[PERINGATAN: CHAPTER INI MENGANDUNG CHILD ABUSE. PEMBACA DIHARAP BIJAK DALAM MENANGGAPINYA]

Benar-benar tidak terduga. Bocah kampung yang selalu bersikap kasar kepadaku dan selama ini menjadi satu-satunya teman Hyacinth sedang berdiri di depanku menjadi seseorang yang berbeda. Dia menatapku dengan tatapan kosong, seolah dia menduga akan bertemu dengan ku disini. Muncul banyak pertanyaan dikepalaku. Yang paling ingin aku tahu adalah, apakah dia selama ini sudah berhubungan dengan pihak gereja dan mengawasi Hyacinth?

Jika aku ingat kembali dan melihat ingatan Dorothy Perkins, asal usul Miliana tidaklah jelas. Orang tuanya jarang terlihat di lingkungan sekitar rumahku. Bahkan Dorothy Perkins dahulu hanya menemui ibunya yang sakit-sakitan sekali saja. Ayahnya adalah tukang kayu dna terlihat jarang bekerja. Karena itu sebelum aku pergi, kuberi salah satu perhiasan yang aku miliki untuknya agar jika terjadi sesuatu dia bisa menjual perhiasan itu.

"Jika nona Saintess tidak keberatan maka saya persilahkan untuk menemui putri saya," ucap Duke Kalister.

Aku meraih lengan baju Duke Kalister. Dia menoleh ke arahku dan aku berusaha dia menangkap sinyal peringatan kepadanya. Anak ini berbahaya!

Terlihat Duke Kalister menyadari ada yang aneh dariku. Dia membalikkan badannya dan menghadap ku. Aku berusaha berbicara dengan suara sekecil mungkin, "Jangan!".

Duke Kalister menunduk sedikit untuk menghadap wajahku. "Kenapa?".

"Pokoknya jangan—".

"Yang mulia? Ada apa?," tanya pendeta Terry.

Sepertinya aku ketahuan. Dia memotong pembicaraannya denganku dan Duke Kalister. Segera Duke Kalister menghadap kembali ke pendeta Terry dan Miliana. "Mohon maaf tuan Terry, sepertinya putriku sedang tidak enak badan. Nanny nya harus membawa putriku pergi ke kamarnya untuk istirahat," ucap Duke Kalister.

Pendeta Terry melirikku lalu tersenyum. Itu senyuman yang tidak mengenakan.

"Begitu ya..." Dia kemudian melirik Miliana.

Miliana mengangguk dan memasang tudung kepalanya lagi. Namun, tiba-tiba dia berjalan mendatangiku. "Bolehkah saya memberi berkah kepada Nanny nona muda Kalister, yang mulia duke?".

Sialan.

"Ya. Tidak masalah."

Terlihat jelas dari sisi tudung yang menutupinya jika Miliana tersenyum licik. Apa yang dia rencanakan?!

Setelah mendapatkan izin dari Duke Kalister, dia menarik gaunku seperti meminta untukku menundukkan badanku sedikit. Aku mengikuti keinginannya dan menunduk. Wajah kami bertemu. Sialnya saat aku melihat wajahnya, terlihat senyuman yang sangat licik dan bahagia tanpa sebab.

"Temui aku di rumah kaca istana ini," bisiknya.

...

Setelahnya dia pergi kembali ke sisi pendeta Terry lalu undur diri dari hadapan kami berdua. Aku masih menunduk. Perasaan ini muncul lagi. Perasaan ini seperti mendorongku untuk melakukan hal yang diluar kepalaku. Amarah.

"Dorothy?".

"Duke Kalister, mungkin saya akan membunuh seseorang malam ini," ucapku.

Duke Kalister menanggapi ucapanku dengan santai. "Apa kamu mengenal bocah yang mengaku sebagai Saintess itu?," tanya Duke Kalister.

Aku berjalan ke samping badanya. Entah kenapa aku memegang erat pergelangan tangannya. "Tentu saja aku mengenal wajah yang kurang ajar itu. Sangat mengenalnya. Hyacinth apalagi."

Duke Kalister menghela nafasnya. "Jika kamu membunuh seseorang yang berstatus Saintess, aku bahkan kaisar sudah tidak bisa menolong mu lagi," ucap Duke Kalister.

Aku terkekeh pelan mendengar ucapan Duke Kalister. Sialan, benar-benar sialan. Aku hendak meremukkan muka sombong dan licik bocah itu secepat yang aku bisa. "Apa anda pernah mendengar pepatah yang mengatakan iblis tidak ada apa-apanya dengan anak kecil yang memegang pisau dibelakangnya?".

"Sering. Itu adalah pepatah peringatan untuk para kesatria yang sedang ada di medan perang agar tidak mempercayai atau meremehkan siapapun di medan perang," balas Duke.

"Jika anda mengatakan itu berarti selama ini saya ada di medan perang dan sudah bodoh karena meremehkan lalat yang berterbangan di sekitar saya," ucapku.

***

Pesta telah usai. Semua bangsawan telah pulang ke rumah mereka masing-masing. Hyacinth dibawa oleh Arina dan Mina ke kamarnya untuk beristirahat. Aku sudah memberi pesan kepada mereka berdua jangan biarkan Hyacinth keluar dari kamarnya walaupun dia bersikeras untuk keluar.

Aku sedang dalam perjalanan ke rumah kaca. Duke Kalister mengetahui pertemuanku dengan Saintess palsu itu di rumah kaca. Dia mengirimkan beberapa orang terpercaya nya untuk mengawasi pertemuanku dengan Saintess. Dia tidak takut aku akan dilukai oleh Saintess, tapi dia takut aku akan membunuh Saintess. Ketakutannya itu berdasar karena kepalaku sangat panas sekarang dan bisa saja membunuh bocah itu saat melihat wajahnya lagi tanpa pikir panjang.

Belum aku masuk ke rumah kaca, Miliana sudah berdiri di depan pintu rumah kaca. Aku berhenti berjalan. Dia berjalan mendekatiku dan berkata, "Loh, Cint tidak dibawa?".

Aku tidak membalas pertanyaannya. Aku tidak ingin membuang waktu untuk basa basi dengannya. Jadi langsung aku tanya dia, "Apa tujuanmu?".

Miliana terkejut karena aku langsung bertanya. Kemudian dia tertawa kencang tanpa sebab. "Bibi tidak bisa diajak basa-basi ya? Hahahaha."

Tawanya menyakitkan telingaku. Walaupun aliran darahku belum stabil sepenuhnya tapi persetan. Aku menggunakan sihir dan menciptakan Flame Spear yang mengarah ke leher Miliana.

Tak terlihat dia terkejut atau takut. Wajahnya yang tenang sekali malah membuatku sedikit bergidik. Dia mengangkat kedua tangannya dan berkata, "Bibi bisa menggunakan sihir ya. Menarik."

"Selama ini... kau mengawasi Hyacinth bukan?," tanyaku.

Dia tersenyum lagi. Senyuman licik yang membuatku tidak bisa menahan kesabaranku. "Kukira bibi hanyalah orang bodoh. Ternyata tidak ya." Dia mengibaskan tangannya dan membuat Flame Spear menghilang dari pandanganku. "Benar. Apa yang dikatakan bibi benar. Aku mengawasi Cint selama ini. Kesehariannya, tindakannya, dan apa yang dia lakukan, semua berada di pengawasanku. Jika bibi terus menyiksa Hyacinth, beberapa tahun kemudian gereja akan datang menjemput dia dan menjadi pahlawan bagi Hyacinth."

Dia berjalan mendekati pohon besar dan duduk di ayunan Hyacinth. "Jika bibi tetaplah menjadi wanita jahat yang menyiksa Hyacinth, maka gereja tidak akan bertindak sejauh ini," ucapnya.

Terlalu banyak perkataannya yang sok misterius. "Langsung ke intinya!!," teriakku.

Mendengar teriakkan ku dia terlihat kesal. Dia mulai berayun pelan di bawah pohon besar. "Kekuatan Hyacinth... Sudah bangkit kan?".

Aku segera mendatanginya, mencekiknya hingga ia terangkat. "Kalau iya apa yang ingin kau lakukan?".

Tiba-tiba aku merasakan rasa panas yang luar biasa di seluruh tubuhku. Aku melepaskan tanganku dari lehernya dan terduduk di tanah. Dia berdiri di depanku. Aku merasakan kakinya yang kurang ajar di kepalaku.

"Jika bibi masih menjadi wanita jahat maka aku tidak akan mengambil posisi Saintess. Lagian, Cint tidak pantas menjadi Saintess."

Aku segera menangkap kakinya yang kurang ajar dan menariknya dengan kuat hingga ia terjatuh di tanah. Aku menahan rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhku. Aku berdiri dan bersiap memecahkan kepalanya dengan kakiku.

Siapapun yang congkak kepadaku, akan merasakan akibatnya.

Siapapun yang congkak kepadaku, akan merasakan akibatnya.

Baru saja hendak melayangkan tendangan ke kepala Miliana, aku diserang oleh kekuatan sucinya. Aku terpental sedikit jauh darinya. Suara dari semak-semak terdengar, sepertinya orang suruhan Duke Kalister akan bergerak.

"Jangan!," teriakku untuk menghentikan mereka yang ada di semak-semak.

Aku melihat Miliana dengan wajahnya yang marah sambil mengangkat tangannya dan berjalan perlahan mendatangiku. "Apa ini? Sihir bayangan? Pekat sekali. Bibi kamu manusia kan?".

Aku mengangkat kepalaku, berusaha untuk bangun namun aku diserang oleh Miliana dengan kekuatan sucinya. Aku tidak bisa melawan, kekuatan sucinya seperti menyerap jiwaku.

"Nona Perkins!".

Aku mendengar suara Sir Marfield. Penglihatan ku tidak jelas akibat diserang Miliana.

"Lepaskan! Apa kalian hendak melawan kehendak dewi?!," teriak Miliana.

"Nona Saintess apa yang anda katakan?! Anda berusaha membunuh seseorang!," ucap suara yang sepertinya adalah Dame Emma.

"Orang? Dia iblis! Lihat, bayangan pekat mengelilingi dirinya!".

Penglihatan ku telah kembali. Kulihat jika Sir Marfield sedang sekuat tenaga menahan Miliana. Dame Emma yang melihatku terkapar membantuku untuk berdiri.

"Lepaskan!!".

"Nona Perkins, anda baik-baik saja?".

Aku mengangguk. "Sir Marfield lepaskan dia! Bocah itu berbahaya!".

"Tapi—".

Tiba-tiba terjadi ledakan cahaya. Dengan Cekatan, Dame Emma menggunakan sihir barrier untuk melindungi ku. Sir Marfield terjatuh dan tak sadarkan diri karena terkena ledakan cahaya.

"Sudah kubilang, lepaskan aku. Orang tua bau tanah seperti dia harusnya diam dan mati dalam kesendirian."

Miliana berjalan mendekatiku. Dame Emma langsung bersiaga untuk berjaga-jaga atas serangan Miliana.

"Wanita jahat tetaplah wanita jahat. Bibi tidak berubah. Bibi hanya ingin mengubah jalan ceritanya saja! Apapun yang bibi lakukan, Hyacinth akan jatuh di tangan gereja dan aku akan mengambil kekuatannya! Takdir tidak bisa diubah!".

Tiba-tiba ada akar yang mengikat kaki dan tangan Miliana. Aku menengok ke arah samping dan melihat Duke Kalister yang menggunakan sihirnya.

"Anak kecil harusnya tidur di jam seperti ini," ucap Duke Kalister.

Dari belakang Duke Kalister, muncul sosok Hyacinth dengan wajah yang khawatir. Dia melihatku dan langsung berlari ke arahku.

"Bibi! Ada apa? Apa bibi terluka?".

Hyacinth menoleh ke arah depan dan dia melihat Miliana yang sedang tersenyum lebar. "Eh... Mili?".

Tidak, jangan kesini! "Duke Kalister, bawa Hyacinth pergi!".

Miliana melepaskan sihir Duke hanya dengan mengibaskan tangannya. Dia langsung menggunakan kekuatan suci dan diarahkan langsung ke Hyacinth. Rasa panas menjalar lagi ke seluruh tubuhku. Aku melihat Hyacinth merintih kesakitan diserang Miliana.

"Hyacinth!," teriak Duke Kalister.

Miliana menggunakan kekuatan sucinya lagi untuk membuat tembok cahaya yang mengelilingi aku dan Hyacinth. Tubuhku semakin terasa sangat panas hingga aku tidak bisa berdiri lagi. Aku melihat Hyacinth yang seperti diserap kekuatannya oleh Miliana.

"Bi..Bibi..."

Sial, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sama sekali tidak bisa bergerak karena rasa panas ini seperti menyerap jiwaku.

"Hentikan."

Tembok cahaya pecah berkeping-keping. Miliana menghentikan serangannya. Dari kegelapan, muncul pendeta Terry. Dia melirikku dan Hyacinth yang terjatuh di tanah.

"Liana, kemari."

Miliana langsung pergi ke arah pendeta Terry. Tembok cahaya pecah membuat Duke Kalister bisa menghampiri kami berdua. Dia mengangkat Hyacinth terlebih dahulu lalu menyerahkannya kepada Dame Emma. Dia mendatangiku dan menggendongku baknya tuan putri.

"... Ini salam hangat dari kami, yang mulia Duke."

Duke Kalister terlihat sangat marah. Dia menggunakan sihir akarnya yang siap menyerang pendeta Terry kapan saja.

"Jangan terbawa emosi seperti itu, yang mulia. Saya tidak akan membiarkan nona Saintess saya menyerang putri dan orang kesayangan anda lagi." Pendeta Terry tersenyum mengerikan kepada kami berdua. "Untuk saat ini, ya."

Lingkaran cahaya muncul dari bawah kaki Pendeta Terry dan Miliana. Pilar cahaya bersinar terang di antara mereka dan menghilang bersamaan dengan mereka berdua.

Rasa panas yang menjalar di seluruh tubuhku hilang. Aku dapat bergerak dengan bebas lagi. Duke Kalister melepaskan aku, segera aku mendatangi Dame Emma yang menggendong Hyacinth.

Hyacinth tidak pingsan, dia sesak nafas. Segera aku mendekatkan telinga ku ke hidungnya. Aku mengambil Hyacinth dari tangan Dame Emma. "Hyacinth, bernafas lewat mulut. Perlahan saja."

Hyacinth mendengarkan perkataanku. Dia bernafas lewat mulut secara perlahan dan tidak berlangsung lama, dia sudah bisa bernafas secara normal lagi.

Aku lega. Untungnya dia tidak apa-apa. Aku terduduk di tanah karena merasa sangat lega.

"Duke Kalister, panggil Kaisar sekarang," ucapku.

1
CaH KangKung,
👣👣
Bluue
ga nyangka bakal ada ch spesial lagi
Bluue
masa kecil ya 🤔
Bluue
sudah kuduga ada Dewi afikuna.
Titik terang kah kenapa doroti bisa punya kekuatan bayangan?
Bluue
pertanyaanku kenapa Dewi nya lemah apa ada eksistensi dewa lainnya atau setiap dewa punya dunianya masing-masing?
ku tunggu thor
Bluue
Thor, Anda anak se kah?
(penasaran aja)
Laigtomea: Bukan
saya anak sastra (abal-abal)🗿
total 1 replies
Bluue
ga da rencana kah si doroti buka nasi Padang
Bluue
hmmm 🤔
Playmaker
semangat thorr, ditunggu kelanjutannya👍👍
Bluue: jir salah naro nya
bodo ah
Bluue: Thanks Thor sejauh ini menurutku ceritamu bagus menghibur banget👍 komedinya berasa marahnya berasa jadi kalau baca ceritamu suka senyum senyum sendiri. menurutku pribadi sih yg kurang cuma ada kata 'gaul' yg kerasa kurang pas gitu sama ceritanya. overall ceritamu bagus aku aja maraton. Ini sepenuhnya pandangan pribadiku aja sih, Aku juga bukan penilai profesional lagi pula selera tiap org beda beda. Semangat lanjutinya Thor kutunggu karya mu 😊
total 2 replies
Raine
semangatt thor , semoga segera up lagiii 😁
Raine
wah anaknya kaden itu 😁
Revan
udah kayak sekte pemujaan aja🤣🤣
Playmaker
Anak sekecil itu sudah membaca novel smut🤣
Playmaker
Dewi transparan🤣🤣
Ai Maswah
Luar biasa
Revan
kapak pengubah gender 🤣
Revan
entah kenapa, novel-novel yang aku baca belakangan ini selalu berhubungan dengan chef😅
Bintang Juing
Luar biasa
Andira Rany
/Good/
Andira Rany
up🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!