NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Berbisik

Ketika Cinta Berbisik

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:24.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

"Aku tidak mau menikah dengannya, Bu!"

Ibram tidak mampu menolak keinginan ibunya untuk menikahi gadis pilihannya. Padahal Ibram sudah punya gadis impian yang ia dambakan. Ibu menolak alasannya, terpaksa Ibram menerima pernikahan itu meskipun sang istri berusaha mencintainya namun hatinya masih enggan terbuka.

Bagaimana kelanjutannya? Tetap ikutin cerita baru Mami AL. Jangan lupa like, poin, komentar dan vote. Mohon untuk memberikan komentar yang bijak.

Selamat membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 - Belajar Hijrah

Hari-hari yang dilalui Robi kini begitu hampa, kemarin sangat semangat karena ada incarannya. Sekarang, dia sudah mengetahuinya bahwa Annisa menolak cintanya.

Robi duduk termenung sembari memandang kota dari jendela kaca di ruang kantornya. "Apes sekali nasib percintaanku, apa begitu buruknya aku?" gumamnya.

Ibram dan Bagas telah menikah, Syahrul bakal menyusul sedangkan dirinya yang ekonominya dari ketiganya temannya malah ketinggalan jauh. Padahal, dia mampu membelikan apapun buat wanitanya namun belum saja memulai sudah sakit.

Annisa bukan orang pertama yang menolak cintanya Robi, ketika masa sekolah atas ada juga seorang temannya melakukan hal sama. Dia gadis berkerudung dengan lesung pipi indah, alasannya karena ingin fokus melanjutkan sekolah dan Robi bukan pria idamannya.

Ponsel Robi berdering, pria itu menoleh dan hanya menatapnya dengan malas. Ia enggan menjawabnya karena lagi patah hati.

Deringan kedua kembali terdengar, Robi akhirnya membalikkan posisi duduknya dan meraih benda tersebut lalu kemudian menjawabnya, "Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam, Rob. Kamu di mana?"

"Di kantor."

"Kumpul yuk, makan siang bersama!"

"Di mana?"

"Tempat biasa."

"Sebentar lagi aku ke sana!"

Robi mengakhiri panggilan teleponnya lalu berdiri. Meraih kunci mobil dan melangkah keluar ruangan.

Robi melajukan kendaraannya ke sebuah restoran kecil tempat langganan dirinya dan ketiga temannya. Begitu sampai ia duduk di antara mereka.

"Lesu banget!" sindir Ibram.

"Seminggu ini sulit sekali dihubungi!" sambung Bagas.

"Lagi galau, ya?" tebak Syahrul.

"Ya begitulah," kata Robi dengan wajah malas.

"Gadis incarannya menolaknya, tuh!" celetuk Ibram.

"Aku 'kan sudah bilang lebih baik dengan Nadira saja!" Syahrul menatap Robi.

"Iya, Rob. Nadira sudah tak ada yang mengganggu, lebih baik dengannya saja!" Bagas memberikan saran.

"Apa tidak ada wanita lain? Kenapa harus dia? Kalian tahu 'kan rekam jejaknya, semua buruk!" kata Robi menceritakan sosok gadis yang sempat di sukai Ibram.

"Eits.. jangan salah. Semua orang bisa berubah, meskipun dia dulu suka pergi dugem. Tapi, sekarang rajin ke masjid!" ujar Syahrul.

"Benar, Rob. Nadira sering datang ke rumah," kata Ibram.

"Memangnya Nadira tahu alamat rumah kamu?" tanya Robi heran karena hanya teman dekatnya yang mengetahuinya.

"Dia 'kan sekarang dekat dengan Malik," jawab Ibram.

"Kenapa tidak kalian jodohkan saja Malik dengan Nadira?" saran Robi daripada dia terus yang selalu disodorkan.

"Nadira suka sama kamu, lagian juga Malik sudah dijodohkan," ucap Ibram berbohong.

"Tapi, aku tidak suka dengannya!" tolak Robi.

"Nanti menyesal kalau menolaknya!" singgung Bagas.

"Aku tidak mau dengannya, jodohkan saja pada orang lain," tegas Robi.

"Kalau begitu, Nadira berikan saja kepada tetanggaku, Rul!" ucap Bagas.

"Tetangga kamu yang polisi itu?" tanya Syahrul.

"Iya, Rul. Siapa tahu mereka cocok, 'kan," jawab Bagas.

"Nah, jodohkan saja mereka!" sahut Robi dengan wajah kesal tapi hatinya senang.

-

Sementara itu, Arumi dan Nadira tentunya ditemani Malik beserta Annisa mengunjungi sebuah mall. Nadira memang ingin mengajak istrinya Ibram itu jalan-jalan karena selama ini sudah menerimanya sebagai muridnya dengan baik.

Ya, Nadira mengungkapkan keinginannya berubah ketika berbicara dan mengobrol dengan Malik beberapa waktu lalu. Sejak itu dia pun serius belajar agama mulai dari nol. Meskipun dia belum menutup seluruh tubuhnya secara sempurna.

"Mba Arumi, Malik, pilih pakaian yang kalian mau," kata Nadira ketika memasuki sebuah toko busana muslimah.

"Saya tidak usah, biar buat Mba Arumi saja!" tolak Malik dengan sopan.

"Loh kenapa? Kamu boleh memilih, jangan sungkan!" ucap Nadira tersenyum yang membuat Annisa sedikit cemburu.

"Maaf, aku tidak dapat menerimanya!" kata Malik lagi.

"Kamu takut kalau merasa berhutang budi denganku?" terka Nadira.

Malik tak menjawab.

"Aku merasa berhutang budi kepadamu, Lik. Karena kamu sudah menyadarkan diriku," ucap Nadira lagi-lagi memberikan senyuman membuat Annisa terbakar cemburu.

"Mba juga tidak usah ambil, Dira!" sahut Arumi.

"Ya Allah, kalian ini kenapa, sih? Aku tuh ikhlas membelanjakan Mba Arumi dan Malik," jelas Nadira.

"Tapi---" ucap Arumi terjeda, ia melirik ke arah Annisa.

"Aku juga ikut berbelanja," kata Nadira maju selangkah. "Annisa, kamu juga boleh!" lanjutnya mengajak gadis yang berada di belakang Malik.

Ketiganya belum beranjak, masih berdiri.

Nadira membalikkan badannya, "Hei, kenapa diam saja? Ayo!"

Ketiganya pun melangkah mengikuti Nadira, masing-masing mulai memilih pakaian yang diinginkan.

Kenapa Annisa dapat ikut dengan Arumi dan Malik? Karena gadis itu sering berkunjung ke rumah Arumi ketika libur sekolah atau terkadang siang harinya sepulang dari mengajar. Tanpa sengaja Annisa pernah menemui Nadira sedang belajar Alquran bersama Arumi ketika Ibram lagi bekerja.

Makanya ketika Nadira mengajak Arumi dan Malik berjalan-jalan, Annisa juga turut ikut serta.

Hampir 40 menit, memilah dan memilih pakaian yang cocok. Keempatnya keluar dari toko dengan membawa kantong belanjaan masing-masing. Nadira juga mengajak ketiganya menikmati makan siang bersama di sebuah restoran dalam mall.

Seraya menunggu pesanan datang, Arumi yang ingin buang air kecil meminta Malik untuk menemaninya. Annisa sudah menawarkan dirinya namun ditolak Arumi. Ya, karena Arumi tak mungkin membiarkan Malik berduaan dengan Nadira meskipun mereka berada di tempat umum. Jadi, Arumi memilih sang adik mengantarkan dirinya ke toilet.

Arumi dan Malik telah berjalan sedikit jauh, Annisa melihat ke arah Nadira yang sedang memainkan ponselnya. Annisa akhirnya memberanikan diri bertanya kepada gadis cantik itu. "Mba Dira.."

"Hem!" Nadira mendongakkan wajahnya. "Ya, ada apa Nisa?"

Annisa tampak ragu bertanya, tapi jiwa penasarannya begitu tinggi.

"Kamu memanggil aku tadi 'kan?" tanya Nadira.

"Iya, Mba." Jawab Annisa sembari mengangguk.

"Ada yang kamu butuhkan?" tanya Nadira lagi.

"Tidak, Mba. Saya hanya ingin bertanya sesuatu kepada Mba Dira," jawab Annisa memberanikan diri.

"Kamu mau tanya apa?" Nadira memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Apa Mba Nadira memiliki perasaan kepada Kak Malik?" tanya Annisa dengan ragu.

Nadira menarik kedua ujung bibirnya lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Annisa belum percaya dengan gerakan kepala Nadira yang merupakan jawaban.

"Aku tidak menyukai Malik meskipun dia begitu baik kepadaku," jelas Nadira. Ia yakin jika Annisa memiliki rasa dengan adiknya Arumi itu.

Annisa tersenyum tipis, batinnya sedikit terasa lega mendengar pernyataan Nadira tapi belum tentu dengan Malik.

"Apa kamu menyukai Malik?" tebak Nadira menatap gadis yang wajahnya begitu teduh.

Annisa tersenyum malu-malu menganggukkan kepalanya.

Nadira balas senyum lalu berkata, "Kamu jangan khawatir, aku tidak akan jatuh cinta kepada Malik. Dia pernah bilang kalau dirinya menyukai seseorang."

"Siapa dia, Mba?" Annisa begitu ingin tahu.

Nadira menaikkan kedua bahunya.

"Dia pelit bersuara, Nisa!" ucap Nadira.

Annisa menghela napas kecewa karena belum mengetahui sosok gadis yang disukai Malik.

1
Siti Muntamah
q suka sifat ibram masih belum suka dia nggak kasar sama istri
Ma Em
Ibunya Nadira ini bagaimana yah bukannya menuntun anaknya kejalan yg baik dan benar malah mengajarkan yg tidak baik sama anaknya apakah Nana itu bkn ibu kandungnya Nadira.
Ma Em
Nana ini mungkin bkn ibunya Nadira kali masa ada orang tua mau menjodohkan sama orang yg sering memukuli anaknya meskipun itu orang kaya.
Ma Em
Luar biasa
Bundanya Nanda AL
wa'alaikum salam mami
Rani Ri
lanjut up thourrr 💪💪💪👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
jujur thourrr sebenarnya aku Kurang serkk nadira sama robby ,,aku ingin robby sama anisa di awall cerita bkn nadira
Rani Ri
Aishhh baru membaca lg niy thourrr ,,tadi aku pikir nadira sama malik,,trss anisa sama robby..ternyata aku salah ,,tapi tadi aku berharap begitu,,Hmmm gpp kan authorrr yg buat cerita
Kasma Aisya
ada ya orang tua begitu🤦😏
ida martinah
Hafuch orang luar aja nolongnya ikhlas.....eh simboknya minta diganti...🤦🤦🤦
Kasma Aisya
jangan salahkan tanggapan orang tentang tentang dirimu, karena dirimu sendiri yg membuat orang berfikir jelek tentang dirimu.
Rani Ri
Wahh seruu niy,,malik sama nadira,,robby sama Anisa gituu yea thourrr 👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
Nahhh kan ibram salah paham
Mami AL: Iya, Kak. Terlalu cemburu dia😅
total 1 replies
Rani Ri
Waduhhhh ibram salah paham sama roby...gpp rob yg penting kamu gk nyentuh Arumi,,memang jln menuju kebaikan itu byk cabaan yea robb
SayangEmak
lanjut
Nafisyah Bunda Raihan
Nadira sm Malik aza Thor
Robi sm Anissa
biar sm² bs memperbaiki diri
Kasma Aisya
bajumu terlalu seksi neng, tubuhmu terlalu murah kamu perlihatkan SM org
Welas Trianingsih
arumi lg hamil tuh kayaknya 😊😊😊
Asma Nurfadilah
next kak
Welas Trianingsih
semangat 💪💪💪
Mami AL: terima kasih, kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!